Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2 Dosen Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya e-mail : 1three_enviro@yahoo.co.id
ABSTRAK Sumber air baku di PDAM kota Lumajang yang mengambil dari air tanah dalam/sumur bor secara berflultuatif memiliki kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) melebihi standar maksimum yang diperbolehkan (Fe = 0,3217 mg/l; Mn = 0,3548 mg/l). Adapun standar maksimum Fe dan Mn yang diperbolehkan pada air minum, yaitu untuk Fe harus kurang dari 0,3 mg/l dan Mn harus kurang dari 0,4 mg/l (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010). Salah satu alternatif untuk menurunkan kadar Fe dan Mn dalam air tanah adalah dengan proses aerasi menggunakan Multiple Tray Aerator. Sebelum dilakukan perencanaan bangunan Multiple Tray Aerator, dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas dan kuantitas air baku PDAM Kota Lumajang. Sebagai variabel dalam penelitian ini adalah peningkatan pH dan jumlah tray. Parameter yang digunakan yaitu kandungan Fe, Mn, kekeruhan, pH dan suhu. Berdasarkan hasil penelitian skala laboratorium dengan menggunakan reaktor, didapatkan efisiensi removal Fe dan Mn tertinggi dan sesuai untuk diterapkan di PDAM Kota Lumajang adalah variabel tanpa peningkatan pH; 3 tray. Dengan efisiensi removal Fe sebesar 46,57% dan Mn sebesar 72,49%. Oksigen total yang harus ditransfer ke air untuk meremoval Fe dan Mn tersebut sebesar 3,059 mg/l. Pada perencanaan Multiple Tray Aerator di PDAM Kota Lumajang direncanakan berjumlah 5 tray. Dimensi Multiple Tray Aerator: panjang (L) = 3 m; lebar (B)= 3 m; dan tinggi (H) = 6,05 m (sesuai dengan kriteria desain). Adapun total rencana anggaran biaya (RAB) sebesar Rp.144.550.000,-.
Kata Kunci: PDAM Kota Lumajang, Fe, Mn, kekeruhan, pH, suhu, Multiple Tray Aerator, BOQ, RAB
1. Pendahuluan PDAM Kota Lumajang mengambil air baku dari air tanah dalam/sumur bor. Setelah dari sumur bor, air langsung dipompa ke reservoir dan didistribusikan ke konsumen tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Berdasarkan analisis laboratorium, air baku tersebut mengandung Fe dan Mn yang berlebih, yakni Fe = 0,3217 mg/l dan Mn = 0,3548 mg/l. Adapun standar maksimum Fe dan Mn yang diperbolehkan pada air minum, yaitu untuk Fe harus kurang dari 0,3 mg/l dan untuk Mn harus kurang dari 0,4 mg/l (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010). Guna mengatasi permasalahan yang ada, perlu dipikirkan upaya pengendalian kualitas air dengan prinsip biaya serendah mungkin dengan hasil yang optimum. Salah satu alternatif untuk menurunkan kandungan Fe dan Mn dalam air tanah adalah dengan proses aerasi menggunakan Multiple Tray Aerator.
Perencanaan ini diharapkan dapat mengetahui keefektifan metode penurunan Fe dan Mn dengan menggunakan Multiple Tray Aerator dan Mendesain Multiple Tray Aerator di PDAM Kota Lumajang.
Terdapat metode penurunan besi dan mangan, diantaranya metode oksidasi dengan cara aerasi (oksigen) (Kawamura, 2000). Aerasi memiliki empat tujuan yaitu untuk menghilangkan rasa dan bau (yang disebabkan oleh hidrogen sulfida dan komponen organik) dengan oksidasi atau volatilisasi, mengoksidasi besi dan mangan, transfer
1
Aerator Penyisihan Spesifikasi Aerator Gravitasi: Cascade 20-45% CO2 Tinggi: 1-3 m 2 2 Luas: 85-105 m /m .det
oksigen ke dalam air, dan membebaskan volatil gas dari dalam air. Tipe aerator ada empat, yaitu gravity aerator, spray aerator, diffuser, dan mechanical aerator. Gravity aerator ada tiga macam yaitu cascade, packing tower, dan tray aerator (Qasim, 2000).
Reaksi oksidasi besi dan mangan dengan oksigen dapat ditulis dengan persamaan:
Sedangkan reaksi alami biasanya dengan menggunakan oksigen yang dimasukkan ke dalam air dengan menggunakan alat yang disebut aerator. Dengan adanya oksigen, maka besi (II) dan mangan akan teroksidasi. Proses yang terjadi dapat dilihat pada persamaan berikut (Benefield, 1983). 4Fe2+(aq)+O2(g)+10H2O(l)
Secara stokiometri, (2 x 16) / (4 x 55,8) = 0,14 mg/l oksigen akan mengoksidasi 1 mg/l besi (II) dan (2 x 16) / (2 x 54,94) = 0,29 mg/l oksigen akan mengoksidasi 1 mg/l mangan; dan (8 x 1) / (4 x 55,8) = 0.036 mg/L ion hidrogen akan dihasilkan untuk setiap 1 mg/l besi (II) yang teroksidasi. Oksidasi besi dan mangan akan berjalan dengan baik pada pH 7,5 hingga 9,5 dalam waktu 15 menit. Reaksi oksidasi besi akan menghasilkan endapan besi (Fe(OH)3). Berdasarkan reaksi oksidasi akan didapatkan bahwa tiap 1 mg/l Fe2+ menghasilkan 1,9 mg/l endapan besi (AWWA & ASCA, 1990).
Multiple Tray Aerator terdiri dari suatu rangkaian baki yang disusun seperti rak (tray) dan dilubangi pada bagian dasarnya. Air dialirkan dari puncak berupa air terjun kecil yang kemudian didistribusikan secara merata pada masing-masing rak (tray) dan kemudian dikumpulkan pada suatu bak di bagian dasarnya (collecting pons). Pemerataan distribusi air di atas tray sangat penting untuk memperoleh efisiensi perpindahan gas secara maksimum. Media kasar seperti arang, batu, atau bola keramik yang ukurannya berkisar antara 2-6 inch (5-15 cm) adalah sangat penting untuk digunakan, karena dapat meningkatkan efisiensi pertukaran gas, sebagai efek katalisa dari mangan oksida. Multiple Tray Aerator harus dilengkapi dengan sistem ventilasi yang cukup. Jika unit ini ditempatkan dalam suatu bangunan dimana terdapat pencemaran udara, maka efektifitas dan efisiensi dari unit akan berkurang, karena terjadi kontaminasi dari udara yang masuk dengan kandungan atau unsur-unsur tertentu yang ingin dihilangkan.
Secara garis besar, desain dan karakteristik operasional aerator dapat digolongkan menjadi beberapa macam (Qasim, 2000) yaitu berdasarkan tabel 1.1.
Tabel 1.1 Desain dan Karakteristik Operasional Aerator
2
Packing Tower Tray > 95% VOC > 90% CO2 > 90% CO2 Kecepatan aliran: 0,3 m/det Diameter kolom maksimum: 3 m 3 2 Beban hidrolik: 2000 m /m .hari 3 2 Kecepatan: 0,8-1,5 m /m .menit 3 3 Kebutuhan udara: 7,5 m /m air Jarak rak (tray): 30-75 cm 2 3 Luas: 50-160 m /m .det Spray Aerator 70-90% CO2 25-40 H2S Tinggi: 1,2-9 m Diameter nozzle: 2,5-4 cm Jarak nozzle: 0,6-3,6 m Debit nozzle: 5-10 l/det Luas bak: 2 3 105-320 m /m .det Tekanan semprotan: 70 kPa Aerator Terdifusi 80% VOCs Waktu detensi: 10-30 menit 3 3 Udara: 0,7-1,1 m /m air Tangki - Kedalaman: 2,7-4,5 m - Lebar: 3-9 m - Lebar/kedalaman < 2 3 Volume maksimum: 150 m Diameter lubang diffuser: 2-5 mm Aerator Mekanik 50-80% CO2 Waktu detensi: 10-30 menit Kedalaman tangki: 2-4 m
Sumber: Qasim, 2000
Rumus perhitungan untuk merencanakan Multiple Tray Aerator adalah:
1. Jumlah tray yang dibutuhkan (n) n = Cs ((Cs-Cn) x e-Kla x t).........................................................(1.5)
= jarak antar tray (meter) = percepatan gravitasi (m/det2)
Cn = konsentrasi oksigen pada tray ke-n (mg/l)
Cs = konsentrasi oksigen jenuh pada suhu T Kla = koefisien transfer gas (det-1)
(Sumber: AWWA, 1990)
2. Luas lubang total tiap tray A = Luas x Q...........................................(1.7)
Dimana:
Q
A
Luas = debit (m3/det) = luas lubang total (m2) = 50-160 m2/m3.det
(Sumber: AWWA, 1990)
3. Jumlah lubang tiap tray Jumlah lubang =
Jumlah lubang pada sisi lebar tray (nB) ..(1.8) nB = ..(1.9)
Jumlah lubang pada sisi panjang tray (nL) nL = ...................................................(1.10)
(Sumber: AWWA, 1990)
4. Dimensi luas tiap tray Panjang (Lt) = (nL x d) + ((nL + 1)x y)......................................................(1.11) Lebar (Bt) = (nb x d) + ((nb + 1)x y).............................................(1.12) Luas tray (A) = P x L(1.13) (Sumber: AWWA, 1990)
2. Gambaran Umum Wilayah Studi Air baku PDAM Kota Lumajang mengambil air tanah dalam/sumur bor. Suplai sumur bor menggunakan pompa kapasitas 22 liter/detik dengan lama pemompaan 6 jam/hari. Air baku yang berasal dari sumur bor ini langsung dipompa menuju reservoir, selanjutnya didistribusikan kepada konsumen. Unit-unit bangunan PDAM Kota Lumajang yaitu:
1. Kantor PDAM Kota Lumajang Kantor pusat PDAM Kota Lumajang bertempat di Jl. A. Yani No.21, Lumajang. Kantor yang bertempat di Jl. A. yani ini melayani distribusi air minum untuk wilayah Kota Lumajang.
4
2. Sumur Bor Sumur bor ini kedalamannya 120 meter. Suplai sumur bor dalam ke reservoir menggunakan pompa berkapasitas 22 liter/detik dengan lama pemompaan 6 jam/hari. 3. Reservoir dan Sistem Pemompaan Reservoir ini terletak di bawah tanah dengan volume 1.500 m3 dan kedalaman 4 m. Pada tahun 1980-an air dari reservoir ini dikirim langsung ke jaringan distribusi dan ke menara air di selatan kota (Seruji). Tetapi kondisi saat ini, air tidak dikirim ke menara air selatan kota (Seruji). Jenis pompa yang digunakan adalah pompa submersible dengan debit 22 liter/detik, head = 40 m, dan daya motor = 11 kW. 4. Bangunan Desinfeksi Bangunan desinfeksi ini pada mulanya dibangun dengan tujuan proses desinfeksi (pemberian kaporit) untuk membunuh mikroba pembawa penyakit yang masih ada pada air minum. Tetapi karena masyarakat Lumajang banyak yang mengeluhkan terhadap bau kaporit air minum PDAM Kota Lumajang, maka kebijakan PDAM Kota Lumajang tidak membubuhkan kaporit pada air minum. Sehingga bangunan untuk desinfeksi ini sudah lama tidak dipakai. Masyarakat Lumajang biasanya untuk air minum, mendidihkan air tersebut pada suhu 100oC sehingga air yang dikonsumsi aman untuk diminum.
3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan penelitian skala laboratorium dengan menggunakan parameter kandungan besi (Fe), mangan (Mn), kekeruhan, pH, dan suhu didapatkan hasil sebagai berikut. Pengaruh Variabel Penelitian terhadap Kandungan Besi (Fe)
Pengaruh variabel penelitian terhadap kandungan besi (Fe) dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Grafik Kandungan Besi (Fe) dengan Beberapa Variabel Penelitian
Pengaruh Variabel Penelitian terhadap Kandungan Mangan (Mn)
Pengaruh variabel penelitian terhadap kandungan mangan (Mn) dapat dilihat gambar 3.2 berikut.
5
pada
Gambar 3.2 Grafik Kandungan Mangan (Mn) dengan Beberapa Variabel Penelitian
Pengaruh Variabel Penelitian terhadap Kekeruhan
Pengaruh variabel penelitian terhadap kekeruhan dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut.
Gambar 3.3 Grafik Besarnya Kekeruhan dengan Beberapa Variabel Penelitian
Pengaruh Variabel Penelitian terhadap pH
Pengaruh variabel penelitian terhadap pH dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut.
6
Gambar 3.4 Grafik Besarnya pH dengan Beberapa Variabel Penelitian
Pengaruh Variabel Penelitian terhadap Suhu
Pengaruh variabel penelitian terhadap suhu dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut.
Gambar 3.5 Grafik Besarnya Suhu dengan Beberapa Variabel Penelitian
Reaksi oksidasi besi dan mangan adalah sebagai berikut: 4Fe2+(aq) + O2(g) + 10H2O(l) 4Mn2+(aq) + O2(g) + 10H2O(l) 4Fe(OH)3(s) + 8H+(aq) (3.1) 4Mn(OH)3(s) + 8H+(aq) (3.2)
Secara stokiometri, (2 x 16) / (4 x 55,85) = 0,143 mg/l oksigen akan mengoksidasi 1 mg/l besi (II); (2 x 16) / (4 x 54,94) = 0,146 mg/l oksigen akan mengoksidasi 1 mg/l mangan (II); dan (8 x 1) / (4 x 55,85) = 0.036 mg/l ion hidrogen akan dihasilkan untuk setiap 1 mg/l besi (II) yang teroksidasi. Berdasarkan reaksi oksidasi akan didapatkan bahwa tiap 1 mg/l Fe2+ menghasilkan (4 x 106,85) / (4 x 55,85) = 1,913 mg/l endapan besi. Berdasarkan reaksi oksidasi akan didapatkan bahwa tiap 1 mg/l Mn2+ menghasilkan (4 x 105,94) / (4 x 54,94) = 1,928 mg/l endapan mangan.
Kebutuhan oksigen Oksigen total yang harus ditransfer ke air
7
= oksigen sisa + kebutuhan oksigen untuk penurunan besi (Fe) + Kebutuhan oksigen untuk penurunan mangan (Mn)
= 3 mg/l + 0,0214 mg/l + 0,0376 mg/l
= 3,059 mg/l
Direncanakan:
Jumlah tray = 5 buah Luas area (As) = 80 m2/m3.det Kla = 1,28 Jarak antar tray (X) = 70 cm = 0,7 m Diameter lubang tray (D) = 1,5 cm = 0,015 m Jarak antar lubang (x) = 1,5 cm = 0,015 m Jumlah lubang sisi panjang (nL) = Jumlah sisi lebar (nB) Freeboard tray (fbt) = 15 cm = 0,15 m Waktu kontak antar tray = 0,38 detik Transfer oksigen tiap tray Tray pertama C1 = Cs ((Cs Co) x e-kla x t) = 8,38 mg/l((8,38 mg/l0 mg/l)x e(-1,29/det x 0,38det)) = 3,247 mg/l Tray kedua C2 = Cs ((Cs Co) x e-kla x t) = 8,38 mg/l((8,38 mg/l3,247 mg/l)x e(-1,29/det x 0,38det)) = 5,236 mg/l Tray ketiga C3 = Cs ((Cs Co) x e-kla x t) = 8,38 mg/l((8,38 mg/l5,236 mg/l)x e(-1,29/det x 0,38det)) = 6,454 mg/l Tray keempat C4 = Cs ((Cs Co) x e-kla x t) = 8,38 mg/l((8,38 mg/l6,454 mg/l)x e(-1,29/det x 0,38det)) = 7,2 mg/l Tray kelima C5 = Cs ((Cs Co) x e-kla x t) = 8,38 mg/l((8,38 mg/l7,2 mg/l)x e(-1,29/det x 0,38det)) = 7,657 mg/l
8
Gambar 3.6 Denah Multiple Tray Aerator dan Filter
Gambar 3.7 Potongan A-A Multiple Tray Aerator dan Filter
4.
Kesimpulan dan Saran
9
Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian skala laboratorium, dengan menggunakan beberapa variabel, didapatkan efisiensi removal Fe dan Mn yang paling tinggi adalah: Variabel peningkatan pH menjadi 9; 3 tray: Efisiensi besi (Fe): 51,45% Efisiensi mangan (Mn): 79,37% Variabel tanpa peningkatan pH; 3 tray: Efisiensi besi (Fe): 46,57% Efisiensi mangan (Mn): 72,49% 2. Direncanakan unit Multiple Tray Aerator di PDAM Kota Lumajang sejumlah 5 tray, tanpa peningkatan pH untuk meremoval Fe dan Mn. sehingga memenuhi standar baku mutu air minum Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. 3. Oksigen total yang harus ditransfer ke air untuk meremoval Fe dan Mn tersebut sebesar 3,059 mg/l. 4. Berdasarkan perhitungan, dimensi Multiple Tray Aerator: panjang (L) = 3 m; lebar (B) = 3 m; dan tinggi (H) = 6,05 m. 5. Total Rencana Anggaran Biaya (RAB) = Rp.144.550.000,-. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut besarnya efisiensi kekeruhan setelah melalui Multiple Tray Aerator jika dilakukan peningkatan pH dengan menggunakan cairan seperti NaOH dan CaOH. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut besarnya Dissolve Oxygen (DO) di tiap tray pada Multiple Tray Aerator.
Daftar Pustaka
Alaerts, G., dan Santika, S.S. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Al-Laila, M. A. 1978. Water Supply Engineering Design. USA: Ann Arbor Science.
APHA, AWWA, AWEF. 1998. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater, 20th Edition. Washington. Arifiani, N.F, dan Hadiwidodo, M. 2007. Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air PDAM Ibu Kota Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Jurnal Presipitasi, Vol.3.no.2 September 2007, ISSN 1907-187X.
AWWA, ASCE, CSSE. 1997. Water Treatment Plant Design, Third Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
Benefield, L.D. 1983. Proses Chemistry for Water and Wastewater Treatment. New York : Prentice Hall Inc.
Droste, R.L. 1997. Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment. USA: John Wiley and Sons, Inc.
Eckenfelder, W. W. 1991. Principles of Water Quality Management. Florida: Krieger Publishing Company.
Fair, Geyer, dan Okun D.A. 1971. Water and Wastewater Engineering, Vol. II. USA: John Wiley and Sons, Inc.