Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL TUGAS AKHIR

APLIKASI REKAYASA NILAI PADA STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA


RINGAN







Oleh :
PUTRI SULISTIYANINGSIH
H1D010062





JURUSAN TEKNIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
1

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 2
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 2
B. PERUMUSAN MASALAH ............................................................................. 3
C. BATASAN MASALAH .................................................................................. 4
D. TUJUAN .......................................................................................................... 4
E. MANFAAT ...................................................................................................... 4
G. STUDI TERDAHULU ..................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 14
A. KONSTRUKSI RANGKA ATAP BAJA RINGAN ...................................... 14
B. PENGERTIAN REKAYASA NILAI ............................................................ 16
C. PRINSIP DASAR REKAYASA NILAI ........................................................ 18
D. RENCANA REKAYASA NILAI .................................................................. 19
E. TAHAPAN REKAYASA NILAI .................................................................. 20
F. RENCANA ANGGARAN BIAYA ............................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 24
A. DEFINISI ....................................................................................................... 24
B. PROSES PENELITIAN ................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 32


2

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu atau untuk
keperluan perlindungan. Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan
terhadap tekanan maupun tiupan angin.
Perencanaan struktur rangka atap penting diperhatikan dalam perencanaan suatu
bangunan. Struktur bangunan teratas ini akan menyalurkan gaya ke struktur di bawahnya
dan akan diteruskan sampai ke tanah. Untuk itu keamanan, kenyamanan, durability, dan
efisiensi merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan jenis
struktur rangka atap.
Struktur rangka atap baja ringan saat ini sudah semakin populer dan banyak
digunakan di Indonesia sebagai material alternatif selain kayu dan baja konvensional.
Hal itu dikarenakan rangka atap jenis ini dianggap lebih ekonomis dan cepat dari segi
perakitan. Sifat mekanis baja yang mempunyai kekuatan tinggi dikembangkan
pemakaiannya pada struktur rangka atap. Baja ringan adalah baja canai dingin yang keras
yang diproses kembali komposisi atom dan molekulnya, sehingga menjadi baja yang
lebih fleksibel (Persada,2011).
Pada pembangunan sebuah gedung, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dihitung
setelah perhitungan konstruksi bangunan. Hal tersebut terkait dalam pemilihan desain
dan bahan yang digunakan dalam perencanaan konstruksi bangunan tersebut. Rencana
Anggaran Biaya proyek bangunan gedung disusun seoptimal dan seefisien mungkin
dengan mutu dan kwalitas yang tetap terjamin. Pada beberapa bagian bangunan gedung
ada yang memiliki biaya yang besar, namun bagian tersebut masih dapat dioptimalisasi
dengan cara pengefisienan kembali (Pontoh,2013).
Aspek pembiayaan yang besar menjadi pusat perhatian untuk dilakukan analisa
kembali dengan tujuan untuk mencari penghematan. Hal tersebut memunculkan banyak
alternatif-alternatif yang dijadikan dasar untuk melakukan kajian yang sifatnya tidak
mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dibuat perencana maupun mengoreksi
perhitungannya namun lebih mengarah kepenghematan biaya. Oleh karena itu diperlukan
3

adanya suatu metode agar biaya-biaya dan usaha-usaha yang tidak diperlukan dapat
dihilangkan sehingga nilai atau biaya proyek tersebut dapat berkurang.
Salah satu metode alternatif dalam upaya untuk penghematan biaya anggaran
adalah dengan menerapkan Rekayasa Nilai ( Value Engineering ) dalam perencanaan
proyek konstruksi. Yang dimaksud dengan Rekayasa Nilai ini menurut Dr Ir. S. Chandra
(1986) adalah Suatu usaha yang terorganisir untuk menganalisisa suatu permasalahan
yang bertujuan untuk mencapai fungsi-fungsi yang dikehendaki dengan biaya total dan
hasil akhir yang optimal.
Rekayasa Nilai (Value Engineering) adalah suatu cara pendekatan yang kreatif
dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya
yang tidak perlu. Rekayasa Nilai (Value Engineering) digunakan untuk mencari suatu
alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih
baik atau lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan
fungsional dan mutu pekerjaan (Pontoh,2013).
Metode Analisa Rekayasa Nilai memiliki kelebihan, yaitu adanya upaya
pendekatan yang sistmatis, rapi dan terorganisir dalam menganalisa nilai (value) dari
pokok permasalahan terhadap fungsi atau kegunaannya namun tetap konsisten terhadap
kebutuhan akan penampilan, realibitas, kualitas dan pemeliharaan dari proyek. Hal ini
dapat menjamin adanya hasil akhir pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh
karena itu, Rekayasa Nilai adalah altrenatif pilihan atau cara yang tepat dalam
melakukan penghematan anggaran, maka Rekayasa Nilai (VE) perlu diterapkan untuk
mendapatkan struktur atap pada gedung E Fakultas Sains dan Teknik Universitas
Jenderal Soedirman. Sehingga dapat dicari beberapa altematif struktur atap yang dapat
diterapkan. Struktur ini akan dimodelkan dalam beberapa tipe kuda kuda yang tetap
memenuhi kriteria kuat.

B. PERUMUSAN MASALAH
Untuk mendapatkan struktur rangka atap baja ringan yang optimum, efisien dan
ekonomis, maka perlu dicari beberapa alternative dari model rangka atap baja ringan
yang umum digunakan.

4

C. BATASAN MASALAH
1. Material untuk pemodelan struktur ini menggunakan baja ringan
2. Digunakan 4(empat) pemodelan struktur atap.
3. Lokasi yang dijadikan pemodelan struktur adalah gedung E Fakultas Sains dan
Teknik Unsoed.
4. Anggaran biaya dan harga satuan diambil sesuai dengan data yang ada pada
Rencana Anggaran Biaya.

D. TUJUAN
Untuk mendapatkan modelan struktur rangka atap baja ringan yang optimal, efisien dan
ekonomis.

E. MANFAAT
1. Mendapatkan suatu model atau metode pekerjaan atap yang mudah dalam
pelaksanaan optimal dan ekonomis, sehingga akan menurunkan cost pekerjaan
kontruksi secara keseluruhan.
2. Memberi informasi tentang Aplikasi Rekayasa Nilai (Value Engineering) untuk
mendapatkan alternatif material yang dimungkinkan.
3. Memberikan informasi serta menambah pengetahuan kepada masyarakat bahwa
dengan penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) dapat menghemat biaya
tanpa mengurangi mutu atau kualitas produk atau proyek.


6

G. STUDI TERDAHULU
No Nama Penulis Tahun Judul Lokasi Metode Hasil
1 Dyah Retno
dan Hermy
Dyah Hastuti
2002 Penerapan Studi
Rekayasa Nilai
pada
Perencanaan
Srtuktur Atap
Gedung
Serbaguna
Universitas
Muhammadiyah
Malang
Malang Melakukan tahapan:
- Informasi (Kuisioner, peramaian,
analisa pasar)
- Kreatifitas (analisa morfologi,
analisa black Box, analisa fugsi
(FAST), matrik input output)
- Evaluasi (analisis hierarki proses,
matrik evaluasi, matrik kelayakan,
analisis performansi, analisis
biaya)


- Kriteria yang dibutuhkan dalam
perencanaan struktur atap GSG
UMM adalah Jenis material,
penghematan, estetika,
arsitektural, desain/bentuk, daya
tahan, pemeliharaand an waktu
konstrusi.
- Dari perhitungan value maka
altematif desain 1 (atap datar
dengan beton bertulang) memiliki
value tertinggi, diikuti desain 2
(atap kubah dengan beton
bertulang)
- Selanjutnyad esain 1 lebih bark
digunakan sebagai altematif
konstruksi atap untuk Gedung
Serba Guna UMM dari pada
desain awal yaitu dengan
konstruksi space frame.
2 Nadia Devia
Oktarini
2005 Penerapan
Rekayasa Nilai
Pada Priyek
Pembangunan
Kantor Pusat
Surabaya 1. Tahap Informasi
2. Tahap Kreatif
3. Tahap Analisa
4. Tahap Rekomendasi
Berdasarkan hasil breakdown cost
model, terdapat 14 item pekerjaan
berbiaya tinggi yaitu sebanyak 27%
dari item pekerjaan total proyek
yang memiliki biaya tinggi hingga
7

PT.Pelindo
Perak III
Surabaya
mencapai 76% dari nilai total
proyek. Item pekerjaan yang
dilanjutkan untuk dilakukan
rekayasa nilai hanya 3 item
pekerjaan dimana item pekerjaan
tersebut mempunyai nilai
cost/worth > 2 yaitu pekerjaan
brick masonrywall/dinding dengan
nilai c/w = 3,10, pekerjaan parking
roof/atap parkir dengan nilai c/w =
2,62, dan pekerjaan ceilings/plafon
dengan nilai c/w = 2,082.
Berdasarkan analisa LCC dan AHP
didapat desain alternatif antara lain:
dinding bata ringan (602010),
spesi thin bed mortar, PM100,
plesteran ready mix plasterPM-200,
cat mowilex untuk eksterior dan
ruang privat, dan dinding partisi
gypsum, metal stud, list gypsum
profil (5/5) untuk interior ruang
tidak privat untuk pekerjaan
dinding. Penutup atap seng
gelombang BJLS 40 (0,8
1,5),bubungan CMS, gording baja
C, plat landasan/simpul, kopel, dan
lain - lain,ikatan gording, ikatan
kuda-kuda untuk pekerjaan atap
8

parkir. Dan untuk pekerjaan plafon
didapat Shunda plafon PVC t = 8
mm, rangka metal furring.3.
Penghematan yang didapatkan dari
ketiga item diatas adalah sebagai
berikut : Pekerjaan brick masonry
wall/dinding sebesar Rp
80.533.555,57 Pekerjaan parking
roof/atap parkir sebesar Rp 35.
457.963,08 Pekerjaan ceilings/
plafon sebesar Rp 89.132.047,55
Sehingga didapatkan total
penghematan Pembangunan
Gedung Kantor Pusat
PT.PELINDO III Perak - Surabaya
adalah sebesar Rp. 205.123.566,20.
3 Adi Saptono 2007 Analisis
Penentuan
Bangunan Atas
Jembatan
dengan Metode
Rekayasa Nilai
(Studi Kasus
pada Jembatan
Kali Pekacangan
Kecamatan
Kejobong
Purbalingga)
Purbalingga - Menganalisis semua informasi
yang berhubungan dengan
konstruksi bangunan struktur atas
jembatan Kali Pekacangan dan
sistem struktur atas jembatannya.
- Menganalisis fungsi dari masing-
masing komponen sistem
strukturatas jembatan tersebut,
sehingga dapat di identifikasikan
fungsinya.
- Mencari ide dan alternatif dari
komponen tersebut kemudian
- Ada 4 (empat) pilihan struktur
atas jembatan yang dapat
dipertimbangkan untuk
diterapkan pada Jembatan Kali
Pekacangan yaitu jembatan beton
konvensional, jembatan komposit
baja-beton, jembatan beton
prestress dan jembatan rangka
baja.
- Berdasarkan analisis untung rugi
dan analisis kelayakan, terpilih 3
(tiga) struktur atas jembatan yang
9

dianalisis pada tahap penilaian,
setelah itu ide dan alternative
terbaik dikembangkan lagi pada
tahap pengembangan.
- Mengajukan usulan mengenai
alternatif terbaik pada pemilik
proyek.
dapat digunakan di atas Kali
Pekacangan yaitu jembatan beton
konvensional, jembatan beton
prestress dan jembatan komposit
baja-beton, sedangkan jembatan
rangka baja tidak akan digunakan
karena mempunyai hasil nilai
paling rendah dan umumnya
jembatan rangka baja digunakan
untuk bentang lebih besar dari 30
meter.
- Dari analisis biaya inisial dan
biaya siklus hidup selama 50
tahun untuk struktur atas
jembatan diperlukan biaya
sebesar Rp 110.102.746,74 untuk
jembatan komposit baja beton, Rp
113.443.072,14 untuk jembatan
beton konvensional dan Rp
115.184.682,44 jembatan beton
prestress. Penghematan antara
jembatan komposit dengan
jembatan prestress sebesar Rp
5.081.935,70 atau 4,41% dari
biaya jembatan komposit baja
beton. Antara jembatan komposit
baja-beton dengan jembatan
beton konvensional terjadi
10

penghematan sebesar Rp
3.340.325,40 atau 2,94%.
4 Achmad
Nurul
Hidayat
2011 Rekayasa Nilai
Pembangunan
Gedung
RUSUNAWA
Ambarawa

Semarang - Pengumpulan data dan tahapan-
tahapan dalam perhitungan
(informasi, kreatif, analisa,
rekomendasi, dan presentasi)
- Pengolahan data yang ada dengan
modifikasi perhitungan yang akan
dibahas.
- Analisa perencanaan penggunaan
bahan, dimensi, dan biaya yang
diterapkan pada pengoperasian
komputer sebagai alat bantu tanpa
merubah mutu dan penampilan
suatu proyek.
- Analisa Value Engineering untuk
mengetahui berapa biaya
penghematan yang terjadi (cost
saving).
- Value Engineering dapat
diaplikasikan pada setiap saat
sepanjang waktu berlangsungnya
proyek, dari awal hingga
selesainya pelaksanaan
pembangunan proyek.
- Berdasarkan hasil analisa Value
Engineering untuk item rangka
atap danpenutup atap yaitu
dengan mengusulkan alternatif
pengganti, menghasilkan
penghematan nilai/biaya sebesar
Rp. 61.073.171,70,- dari biaya
awal sebesarRp. 253.500.235,00,-
- Berdasarkan hasil analisa Value
Engineering untuk item pelat
lantai yaitudengan cara
mengkonversi tulangan
konvensional menjadi wiremesh,
maka didapatkan penghematan
(saving) sebesar
Rp.60.575.616,40 dari biaya total
pelat sebesar Rp.
1.396.237.221,00
- Hasil analisa Value Engineering
untuk item dinding yaitu dengan
11

mengusulkan material alternatif
sebagai pengganti material
awal,menghasilkan penghematan
biaya sebesar Rp. 80.030.273,60
dari biaya awaluntuk dinding
sebesar 473.380.880,70190
- Setelah dilakukan analisa Value
Enggineering pada ketiga item
pekerjaan baik item rangka atap,
pelat lantai serta dinding kerja
dihasilkan penghematan total
sebesar Rp.201.679.061,70 atau
1,7 % dari RAB semula.
5 Magdalena
Monica
Pontoh
2013 Aplikasi
Rekayasa Nilai
Pada Proyek
Konstruksi
Perumahan
(Studi Kasus
Perumahan
Taman Sari
Metropolitan
Manado PT.
Wika Reality)
Manado Analisa Rekayasa Nilai dilakukan
lima tahap, yaitu :
a. Tahap informasi
b. Tahap kreatif
c. Tahap analisa
d. Tahap rekomendasi
e. Tahap penyajian
- Pada pekerjaan rangka atap
dengan mengusulkan alternatif-
alternatif pengganti dipilih rangka
atap baja ringan giga steel.
Sedangkan untuk penutup atap
dipilih genteng metal.
- Untuk item rangka atap yaitu
dengan mengusulkan alternatif
pengganti, menghasilkan
penghematan biaya sebesar Rp.
4.347.000,00 dari biaya awal
sebesar Rp. 21.627.000.00 atau
20.09%. Dan untuk item penutup
atap dengan mengusulkan
alternatif pengganti menghasilkan
12

penghematan biaya sebesar Rp
5.250.019,00 dari biaya awal
sebesar Rp 18.172.797,00 atau
28.88%.
- Dari kedua item pekerjaan
tersebut dihasilkan penghematan
total untuk 1 unit rumah sebesar
Rp. 9.597.019,00 atau 2.23 % dari
RAB semulah. Pada tahap ini
rumah tipe 155 yang dibangun 33
unit, jadi total penghematan untuk
33 unit tipe rumah tersebut Rp.
316.701.627,00.


14

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSTRUKSI RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Menurut Khairul (2012), konstruksi rangka atap baja ringan adalah
konstruksi atap yang strukturnya tidak jauh berbeda dengan konstruksi rangka
atap kayu, hanya saja bahan pembuatnya dari bahan baja ringan atau sering
disebut truss. Rangka atap (kuda-kuda) baja ringan atau yang biasa disebut Truss
adalah rangka yang terbuat dan baja lapis Zincalume dengan kandungan
Alumunium, Zinc, dan Silikon.
Rangka atap (roof truss) adalah sistem struktur yang berfungsi untuk
menopang atau menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang diri
dari: kuda-kuda (truss), usuk/kasau (rafter), dan reng (roof batten). Truss
merupakan struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai penyangga utama rangka
atap, yang terdiri dan batang utama luar (chords) dan batang dalam (webs), dan
yang berfungsi untuk menahan gaya aksial (tarik dan tekan), maupun momen
lentur. Gambar 3 dibawah ini merupakan struktur kuda-kuda baja ringan secata
utuh (Khairul,2012).

Gambar 1. Rencana Konstruksi Kuda-Kuda Atap Baja Ringan

Gambar 1. Dimensi Profil C
15


Berdasakan bentuk geometriknya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat dibedakan
3 yaitu:
1. Kuda-kuda utuh / standard truss merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga
utuh, kuda-kudajenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian
tengah dan atap limasan.
2. Kuda-kua terpancung (truncated truss), merupakan kuda-kuda berbentuk liga
terpancung.
3. Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang berfungsi
untuk menyatukan dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang
berbentuk Lesser L.
Baja ringan untuk konstruksi atap yang biasa disebut Truss adalah rangka
atap dengan bahan ringan Zinc-Aluminium (Zin Calume) dengan komposisi sbb:
50 % Aluminium, 43,5% Zinc, 1,5 % Silicon. Anti karat yang terkandung di truss
adalah unsur yang menyatukan dengan bahan dasar sebagai lapisan daya tahan 4
kali lipat dan lapisan pelindung seng biasa/Galvanis. Truss terbuat dan Zinc-
Aluminium Hi Tensile (kekuatan tank, lipat, punter) G550 atau truss sanggup
menopang 550 kg / 1 cm2 (Khairul,2012).
Profil baja ringan yang beredar di pasaran Indonesia dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu : Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada
fabrikasi kuda-kuda (truss), dan usuk (rafter). Dan Profil A dengan ketebalan
antara 0,4 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55 mm), yang biasa digunakan sebagai
reng (Khairul,2012).
Dalam perakitan dan pemasangan struktur rangka atap baja ringan, perlu
diperhatikan ketentuan pemilihan dan pemasangan alat sambung agar diperoleh
sistem struktur yang stabil, kuat, dan tidak merusak lapisan anti karat.
Sehubungan pada konstruksi baja ringan tidak dilakukan dengan cara pengelasan
melainkan sambungan dengan menggunakan baut khusus.. Alat sambung yang
digunakan biasanya berupa baut (screw) khusus, yang terbuat dan baja mutu
tinggi, dan telah dilengkapi lapisan anti karat (coating), seperti halnya
16

elemeneleman struktur ringan yang digunakan. Hal ini harus diperhatikan karena
beberapa alasan (Khairul,2012).
Untuk menjamin stabilitas kekuatan dan kekakuan struktur, maka
diperlukan alat sambung dengan kekuatan dan kekakuan yang sama dengan
elemen/komponen utama sistem struktur. Alat sambung harus dilapisi dengan
lapisan anti karat yang sama dengan elemen/komponen struktur, karena jika
terjadi korosi pada baut, maka akan ada resiko penjalaran korosi pada
elemen/komponen struktur baja ringan itu sendiri (Khairul,2012).
Menurut Khairul (2012), spesifikasi baut yang memenuhi persyaratan
untuk digunakan pada struktur rangka atap baja ringan adalah Jenis baut yang
digunakan untuk usuk (rafter) 12 - 1420 HEX dan baut untuk digunakan untuk
menyambung reng 10 - 1626 HEX. Elemen-elemen baja ringan relatif tipis,
maka untuk menghindari kerusakan pada saat pemasangan baut perlu diperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
4. Jarak antara baut yang terletak di ujung sambungan (paling tepi) dengan
ujung batang yang disambung, minimal 2 kali diameter baut yang digunakan.
5. Jarak antara baut satu dengan baut yang lainnya, minimal 3 kali diameter baut
yang digunakan.
6. Pemasangan baut harus menggunakan alat screw-driver, berkecepatan 2000
rpm hingga 2500 rpm, dengan posisi tegak lurus bidang sambungan, dan alat
harus segera dihentikan ketika screw telah cukup kencang.
7. Baut tidak diletakkan segaris dengan garis kerja atau garis berat elemen
batang, melainkan ditempatkan di bagian tepi, dengan posisi yang diusahakan
simetris, dan membagi sama besar pada sudut-sudut pertemuan antar elemen.

B. PENGERTIAN REKAYASA NILAI
Definisi Rekayasa Nilai dari Society of American Value Engineers
diartikan bahwa rekayasa nilai adalah usaha yang terorganisasi secara sistematis
dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengaplikasikan
17

suatu produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan
harga yang terendah (paling ekonomis).
Miles (1972), menjelaskan bahwa rekayasa nilai adalah suatu pendekatan
yang bersifatk eatif dan sistematisd engan tujuan untuk mengurangi atau
rnenghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan. Sedangkan Heller(1971),
mengemukakan bahwa rekayasa nilia merupakan suatu penerapan sistematis dari
sejumlah teknik untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda./jasa
dengan memberi nilai terhadap masing-masing fungsi yang ada serta
mengembangkan sejumlah alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi
tersebut dengan biaya total minimum.
Dari definisi diatas terlihat bahwa teknik rekayasan nilai menggunakan
suatu pendekatan sistematisu untuk mendefinisikan fungsi-fungsi yang diinginkan
dalam mendesain suatu sistem,produk dan jasa, mengukur performasi fungsi-
fungsinya, sehingga performansi akhir yang akan dihasilkan akan sama atau
mendekati performansi yang diinginkan pemakai dengan pertimbangan biaya
yang optimal.
Menurut Dhanardono (2008), rekayasa nilai mempunyai tujuan untuk
mendapatkan nilai yang semaksimal mungkin.Sedangkan nilai atau value dapat
dirumuskan sebagai perbandingan antara performansi yang ditampilkan suatu
fungsi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan fungsi tersebut.
Value = performansi /biaya
dimana :
performansi : keuntungan atau manfaat yang diperolehd ari fungsi-fungssi
suatu produk atau jasa.
biaya : biaya total yang dikeluarkan untuk mendapatkan fungsi yang
diinginkan.
Dengan kata lain, Rekayasa Nilai bermaksud memberikan suatu yang
optimal bagi sejumlah uang yang dikeluarkan, dengan memakai teknik yang
sistematis untuk menganalisis dan mengendalikan total biaya produk. Rekayasa
Nilai akan membantu membedakan dan memisahkan antara yang diperlukan dan
18

tidak diperlukan, dimana dapat dikembangkan alternatif yang memenuhi
keperluan (dan meninggalkan yang tidak perlu) dengan biaya terendah.
Menurut (Mandagi, 2010), pengertian kunci dari definisi Rekayasa Nilai
adalah sebagai berikut:
1. Usaha yang teroganisasi
Rekayasa Nilai menggunakan pendekatan tim yang terorganisir. Tim ini
terdiri dari mereka yang mewakili disiplin ilmu yang diperlukan untuk
memformulasikan persoalan secara tuntas dan mampu membuahkan suatu usulan
penggunaan biaya yang paling efektif.
2. Biaya terendah dengan kinerja yang sama
Ini adalah tujuan utama dari Rekayasa Nilai, karena bila prosesnya
dilakukan dengan tidak benar, misalkan mengurangi harga yang berdampak pada
turunnya kualitas dan reabilitas, maka hal demikian bukan maksud dan tujuan
Rekayasa Nilai. Harus dimengerti sungguh-sungguh bahwa yang diusahakan
diturunkan hanyalah harga dari produk dan bukan mutu atau kinerja yang
bersangkutan.
Rekayasa Nilai melakukan usaha-usaha yang sistematis dametodogis guna
mengidentifikasi fungsi yang dapat memenuhi keinginan. Ini berupa langkah-
langkah yang berurutan dalam menganalisis persoalan dengan cara kreatif dan
berdasarkan efektifitas biaya, namun tetap berpegang pada terpenuhinya fungsi
produk atau sistem.
3. Karakteristik yang penting
Dalam rangka memenuhi fugsi pokok produk, perlu diperhatikan pula
karak-teristik yang penting, seperti reliabilitas dan masalah-masalah pemeliharaan
produk.

C. PRINSIP DASAR REKAYASA NILAI
Menurut Dhanardono (2008), tujuan utama menciptakan suatu produk
pada dasarnya adalah agar produk yang dibuat dapat terjual dengan cepat, dengan
19

keuntungan yang maksimal dan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Dengan demikian para perancang produk (desain produk) seharusnya tidak men-
ciptakan fungsi-fungsi produk maupun penggunaan bahan produksi yang
berlebihan pada akhirnya tidak berguna dan harganya-pun tinggi. Jadi gagasan
harus dikembangkan dengan bertitik tolak dari:
1. Penghematan biaya
Yaitu menggunakan biaya seminimal mungkin tanpa mengurangi fungsi dan
kualitas dari suatu produk.
2. Waktu
Yaitu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, ini dimaksudkan
menggunakan waktu yang minimal dengan mendapatkan hasil yang maksimal
3. Bahan
Yaitu menggunakan bahan yang benar-benar memenuhi fungsi maupun kualitas.

D. RENCANA REKAYASA NILAI
Rencana kerja (Job plan) adalah pendekatan sistematik dari Rekayasa
Nilai. Rencana kerja ini merupakan rencana yang terarah untuk melaksanakan
Rekayasa Nilai termasuk implementasi hasil Rekayasa Nilai tersebut. Rencana
kerja juga menjadi penentu kunci keberhasilan dari studi Rekayasa Nilai
(Dhanardono, 2008).
Melalui pendekatan rencana kerja Rekayasa Nilai inilah seluruh tahapan
dalam penerapan Rekayasa Nilai dilakukan, mulai dari melakukan identifikasi
item kerja dari keseluruhan proyek, menemukan item kerja dengan potensi dengan
biaya yang tidak diperlukan, hingga mencari alternatif-alternatif baru secara
kreatif untuk menampilkan fungsi yang sama diinginkan seperti desain
sebelumnya. Rencana kerja ini juga membantu dalam menentukan bagian-bagian
yang mempunyai biaya yang tinggi dibandingkan dengan fasilitas-fasilitas yang
serupa (Dhanardono, 2008).

20

E. TAHAPAN REKAYASA NILAI
Menurut Saptono (2012), ada empat tahapan rekayasa nilai yaitu:
1. Tahap Informasi
Tahap informasi merupakan tahap awal dalam rencana kerja Rekayasa
Nilai yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan
item-item pekerjaan yang akan dianalisis, untuk memperoleh item kerja yang akan
dilakukan Rekayasa Nilai dengan cara mendefinisikan fungsi item dalam proyek.
2. Tahap Kreatif
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan ide-ide alternatif sebanyak-
banyaknya untuk dapat memenuhi fungsi dasar dari item kerja tersebut. Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan ide serta berfikir secara kreatif oleh seluruh
anggota tim Rekayasa Nilai. Berfikir kreatif adalah suatu hal yang penting pada
tahap ini karena dengan hal itu idea tau gagasan akan berkembang. Pada tahap ini
tidak dilakukan analisa terhadap ide-ide yang dikeluarkan oleh setiap anggota tim
sehingga semua ide akan ditampung untuk memenuhi fungsi dasar tanpa melihat
pertimbangan lebih dahulu.
3. Tahap Analisa
Tujuan dari tahap analisa ini adalah untuk melakukan evaluasi,
pembenahan dan analisa biaya terdapat ide yang dihasilkan dan untuk mendata
alternatif yang layak serta potensi untuk menghasilkan penghematan.
4. Tahap Rekomendasi
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam rencana kerja Rekayasa Nilai yang
tujuannya yaitu menawarkan atau memberikan laporan mengenai seluruh tahap
sebelumnya dalam rencana Rekayasa Nilai kepada pihak manajemen atau pemberi
tugas untuk dapat diputuskan apakah desain yang dipilih mampu dan baik untuk
dilakukan.
Sedangkan menurut Retro (2002), ada lima tahapan rekayasa nilai yaitu:
21

1. Tahap Informasi
Pada tahap ini dikumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan
proyek yang akan direncanakan.
2. Tahap Kreatifitas
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan berbagai alternatif untuk
memenuhi fungsi utama yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik
keatifitas.
3. Tahap Analisa
Tujuan dari tahap ini adalah menganalisa alternatif-alternatif yang
dihasilkan dari tahap keatifitas. Pada tahap ini akan diteliti kelebihan dan
kekurangan ide-ide untuk menghasilkan altematif. Selama tahapan ini, jumlah ide
yang dikembangkan dan diteliti akan berkurang.
4. Tahap Pengembangan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mempersiapkarne komendasaik hir
yang tertulisb agia lternatifa khir yangt erpilih untuk diimplementasikan tremasuk
pertimbangan-pertimbangan factor-faktor teknis dan ekonomis yang secara
lengkap dikembangkan untuk memungkinkan untuk diimplementasikan.
5. Tahap Presentasi
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menyajikan hasil yang telah
dikembangkan secara lengkap dan direkomendasikan pada tahap pengembang.

F. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Secara umum pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek, adalah
nilai estimasi biaya yang harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan
proyek. Namun beberapa praktisi mendefinisikannya secara lebih detail, seperti :
22

1. Menurut Sugeng Djojowirono, 1984.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan perkiraan biaya yang
diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan
diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
2. Menurut Ir. A. Soedradjat Sastraatmadja, 1984, dalam bukunya Analisa
Anggaran Pelaksanaan.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibagi menjadi dua, yaitu rencana
anggaran terperinci dan rencana anggaran biaya kasar.
a. Rencana Anggaran Biaya Kasar
Merupakan rencana anggaran biaya sementara dimana pekerjaan dihitung
tiap ukuran luas. Pengalaman kerja sangat mempengaruhi penafsiran biaya secara
kasar, hasil dari penafsiaran ini apabila dibandingkan dengan rencana anggaran
yang dihitung secara teliti didapat sedikit selisih.
b. Rencana Anggaran Biaya Terperinci
Dilaksanakan dengan menghitung volume dan harga dari seluruh
pekerjaan yang dilaksanakan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara
memuaskan. Cara perhitungan pertama adalah dengan harga satuan, dimana
semua harga satuan dan volume tiap jenis pekerjaan dihitung. Yang kedua adalah
dengan harga seluruhnya, kemudian dikalikan dengan harga serta dijumlahkan
seluruhnya.
3. J. A. Mukomoko, dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya
Bangunan, 1987
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari
suatu kegiatan (proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta
rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan
rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
23

4. John W. Niron dalam bukunya Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan
Rencana Anggaran Biaya Bangunan, 1992.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek mempunyai pengertian sebagai
berikut:
Rencana : Himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan
pembuatan sebuah bangunan.
Angaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek (gambar
rencana) pada suatu bangunan.
Biaya : Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan
borongan yang tercantum dalam persyaratan yang ada.
5. Bachtiar Ibrahim dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost, 1993.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
24

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. DEFINISI
Metode dalam hal ini adalah tatacara atau jalan yang ditempuh
sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah
yang sistematis untuk menyelesaikan masalah yang dibahas dengan
mendayagunakan sumber data dan fasilitas yang ada. Metode juga merupakan
cara kerja untuk dapat memahami hal yang menjadi sasaran penelitian, meliputi
prosedur penelitian dan teknik penelitian (Hasan,2002).
Secara garis besar metode yang diterapkan pada analisis Value Engineering
struktur atap pada gedung E Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal
Soedirman, adalah :
1. Pengumpulan data dan tahapan-tahapan dalam perhitungan (informasi,
kreatif, analisa, rekomendasi, dan presentasi.)
2. Pengolahan data yang ada dengan modifikasi perhitungan yang akan dibahas.
3. Analisa perencanaan model rangka atap, dan biaya yang diterapkan pada
pengoperasian komputer sebagai alat bantu tanpa merubah mutu dan material
proyek.
4. Analisa Value Engineering untuk mengetahui korelasi kekuatan model
struktur dengan biaya.

25

Flowchart



Mulai
Perumusan Masalah
Identifikasi dan Pengumpulan Data
Data Sekunder:
1. Literatur
2. Peraturan
3. Tabel-tabel
4. Desain Atap
5. Beban Atap

Permodelan Rangka Atap dengan Empat Model

Analisa dan Desain Struktur
(Dibantu Program SAP 2000)
Cek Kekuatan Menurut
SK SNI dan Peraturan Lainnya
Gambar Desain
Selesai
Perhitungan Volume, Harga
Satuan, Rencana Anggaran
Biaya, dan Alternatif
Kesimpulan
26

B. PROSES PENELITIAN
Langkah-langkah dan hal-hal perlu dilakukan dalam proses penelitian,
diantaranya:
1. Tahap persiapan
Sebelum melakukan proses penelitian peneliti harus melakukan tahap
persiapan, diantaranya mengumpulkan atau mencari data-data proyek. Setalah
mendapatkan data proyek kemudian peneliti melakukan survey ke lokasi proyek
untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan. Selain itu peneliti juga
melakukan studi pustaka baik melalui buku-buku pustaka, internet, maupun
bahan-bahan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan tambahan
pengetahuan.
2. Data Penelitian Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.
3. Metode Pengumpulan Data Sekunder
Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada
instansiinstansi atau perusahaan-perusahaan yang diangap berkepentingan.
Perusahaan itu dapat meliputi perusahaan bahan/ material bangunan, konsultan,
kontraktor, pemborong tenaga kerja, instansi yang menangani masalah jasa dan
konstruksi bangunan serta perusahaan-perusahaan lainnya yang bias dijadikan
bahan referensi.
4. Analisa Data
Dari data-data yang telah dikumpulkan dilakukan analisis Value
Engineering untuk menghasilkan adanya suatu penghematan biaya atau saving
cost.
Analisis Value Engineering dilakukan lima tahap, yaitu :
27

a. Tahap Informasi
Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan informasi
sebanyak-sebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang akan dievaluasi,
dimana data dan informasi tersebut diolah menurut kebutuhan pada tahap
selanjutnya.
Langkah-langkah penunjang yang biasa diterapkan dalam tahap informasi
adalah sebagai berikut :
1) Pengulangan desain informasi
Adalah pelaksanaan mengumpulkan semua informasi yang menyangkut
segala aspek kepentingan obyek studi. Adapun yang termasuk didalam obyek
studi, yaitu:
- Gambar-gambar perencanaan
- Rencana Anggaran Biaya
- Perkiraan biaya
- Beban atap menurut SNI 03-1727-1989 meliputi:
Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang
bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-
penyelesaian, serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari gedung. Beban mati untuk atap meliputi beban
konstruksi atap sendiri (penutup serta kerangka atap).
Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau
pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal
dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat
diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan
perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap,
beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan. Beban
hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi
bangunan tersebut. Beban hidup untuk atap 100 kg/m2.
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
28

Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan
tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang
ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam
kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-
koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, kecuali
untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai.
Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m2.
Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja
pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan
tanah akibat gempa itu.
- Kombinasi pembebanan sesuai SNI 03-1727-1989
Tabel 1. Faktor Pembebanan
Kombinasi Beban Faktor Pembebanan
D, L
D, L, W
D, W
D, E
1,2 D +1,6 L
0,75 ( 1,2 D + 1,6 L + 1,6 W )
0,9 D + 1,3 W
0,9 ( D E )
Keterangan :D (beban mati) , L (beban hidup), W (beban angina), E (benan gempa)

Dalam proses evaluasi selanjutnya, data informasi tersebut dapat dijadikan
kumpulan data yang dibutuhkan dan disusun dalam suatu deskripsi permasalahan
dan tujuan penghematannya.
2) Penentuan sasaran studi
Untuk mengetahui sasaran studi dan berapa besar perkiraan target
penghematan biaya didapat dengan membuat struktur biaya dari keseluruhan
elemen obyek studi yang memperlihatkan dengan jelas bagian dan elemen yang
ada sebagai sasaran studi tersebut.
3) Pemilihan elemen dengan potensi penghematan optimum
Dari struktur dan perkiraan target penghematan biaya tersebut, maka dapat
dipilih elemen-elemen obyek studi yang mempunyai potensi penghematan
optimum dengan metode perbandingan (rasio) antara biaya asal dan target biaya,
dan perhatian diutamakan kepada rasio yang menyolok. Cara ini dikenal dengan
analisis fungsi yang menguraikan rasio cost dengan worth, presentasi pembagian
pekerjaan (bobot).
29

b. Tahap Kreatif
Didalam Value Engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting
dalam mengembangkan ide-ide untuk memunculkan alternatif-alternatif dari
elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut, kemudian disusun secara
sistematis.
Alternatif-alternatif tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek,
diantaranya :
1) Model dalam perancangan
Digunakan empat model struktur kuda-kuda yang umum digunakan
dalam perancangan atap tipe pelana atau limasan. Model struktur
kuda-kuda tersebut sesuai pada gambar 2.

Gambar 2. Model Struktur Kuda-kuda Baja Ringan

2) Langkah analisis dengan bantuan software
Dalam melakukan perhitungan struktur kami menggunakan
program SAP 2000 versi 10 yang merupakan perangkat lunak yang
30

dikeluarkan oleh CSi (Computer and Structur, Inc) untuk analisis
dan desain struktur yang berorientasi obyek. Data-data yang harus
diinput antara lain data material, data pembebanan meliputi beban
hidup, berat sendiri struktur, beban angin, serta beban gempa.
SAP2000 merupakan program versi terakhir yang paling
lengkap dari seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80
maupun SAP90. Keunggulan program SAP2000 antara lain
ditunjukkan dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik
untuk material baja maupun beton. Disamping itu juga adanya
fasilitas desain baja dengan mengoptimalkan penampang profil,
sehingga pengguna tidak perlu menentukan profil untuk masing-
masing elemen, tetapi cukup memberikan data profil secukupnya
dan program akan memilih sendiri profil yang paling optimal atau
ekonomis.
Langkah-langkah dalam menggunakan SAP2000 adalah sebagai
berikut:













Masuk
program
SAP2000
New Model
(sesuaikan satuan)
Define
Material
Section
Properties
Grid Only
Sesuaikan
Koordinat
- Assign
- Joint Load
- Forces
(masukan beban atap)
- Define
- Load
Case

- Analyze
- Set Analyze option
- XZ Plane

- Analyze
- Run Analysis
- Display
- Show Forces/stress
- Join/Frames
Draw
(Gambar)
31

c. Tahap Analisa
Tujuan tahapan ini adalah:
1) Mengadakan evaluasi, mengajukan kritik dan menguji alternatif yang
muncul selama tahapan spekulatif.
2) Memperkirakan nilai uang untuk setiap alternatif.
3) Menentukan alternatif yang akan memberikan kemampuan yang
paling besar untuk penghematan biaya.
Alternatif yang timbul diformulasikan, kemudian melakukan eliminasi ide-
ide yang kurang praktis dan menilai ide kreatifitas tersebut dari segi keuntungan
dan kelemahannya dengan mencari potensi penghematan biaya untuk setiap ide
yang dievaluasi.
d. Tahap Rekomendasi
Mempersiapkan rekomendasi yang telah dilengkapi informasi dan
perhitungannya secara tertulis dari alternatif yang dipilih dengan
mempertimbangkan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis.
Langkah-langkah tahapan rekomendasi adalah sebagai berikut :
- Membuat konsep/ desain untuk dibandingkan satu sama lain.
- Membandingkan konsep semula dengan desain usulan/ alternatif.
Dalam tahap rekomendasi dapat juga berisi usulan alternatif yang
direkomendasikan beserta dasar pertimbangan.
e. Tahap Penyajian
Jika sebelumnya sudah ada desain awal., maka alternatif desain terpilih di
atas dibandingkan dengan desain awal tersebut. Biasanya dalam hal biaya proyek.

32

DAFTAR PUSTAKA

Retno, Dyah dan Hastuti, Hermy Dyah.2002 .Penerapan Studi Rekayasa Nilai
pada Perencanaan Srtuktur Atap Gedung Serbaguna Universitas
Muhammadiyah Malang. Universitas Muhammadiyah Malang .Malang
Oktarini, Nadia Devia.2005. Penerapan Rekayasa Nilai Pada Priyek
Pembangunan Kantor Pusat PT.Pelindo Perak III Surabaya.Surabaya
Saptono, Adi.2007.Analisis Penentuan Bangunan Atas Jembatan dengan Metode
Rekayasa Nilai (Studi Kasus pada Jembatan Kali Pekacangan Kecamatan
Kejobong Purbalingga).Purbalingga
Hidayat, Achmad Nurul.2011.Rekayasa Nilai Pembangunan Gedung
RUSUNAWA Ambarawa.Semarang
Pontoh, Magdalena Monica.2013.Aplikasi Rekayasa Nilai Pada Proyek
Konstruksi Perumahan (Studi Kasus Perumahan Taman Sari Metropolitan
Manado PT. Wika Reality).Manado

Anda mungkin juga menyukai