Sinopsis : Tidak ada seorangpun yang menginginkan terlahir ke dunia ini dengan keterbatasan fisik. Angel, seorang anak tunarungu yang kehilangan ibunya saat ibunya memperjuangkan kelahirannya hingga harus mengorbankan nyawanya. Hanya ayah dan neneknya yang akhirnya merawat dan membesarkan Angel hingga akhirnya pada umur 3 tahun, Angel divonis oleh dokter menjadi seorang tunarungu. Hal ini disebabkan saat berada dalam kandungan, ia terserang eritroblastosis. Selanjutnya Angel harus berjuang mempelajari bahasa tangan dari ayah dan neneknya. Seiring berjalannya waktu, Angel pun tumbuh semakin besar. Ia pun harus belajar bersosialisasi dengan orang lain dan harus mendapatkan pendidikan. Ia pun masuk ke Sekolah Luar Biasa. Di tengah-tengah kebahagiaan masa kecilnya, Neneknya pergi meninggalkan Angel untuk selama-lamanya. Itulah cobaan pertama yang dialami Angel. Setelah kepergian neneknya, Angel hanya memiliki ayahnya sebagai teman bicara. Di sekolah, Angel adalah anak yang cerdas dan pintar. Karena itulah, guru-guru sekolah luar biasa menyarankaan Angel untuk bersekolah di sekolah umum. Awalnya, ayahnya merasa ragu untuk menyekolahkan Angel di sekolah umum. Namun akhirnya, ayahnya memutuskan untuk pindah ke Jakarta meninggalkan kota Semarang, kampung halamannya demi kelanjutan pendidikan Angel. Ayahnya berharap kelak dengan ini Angel bisa tumbuh lebih baik. Di Jakarta, Ayahnya sulit sekali mencari sekolah yang dapat menerima Angel. Mereka berdua hampir putus asa karena mendapat penolakan dari beberapa sekolah yang merasa tidak bisa menerima Angel karena keterbatasan fisiknya. Sampai akhirnya, ayahnya berhasil mendapatkan sekolah yang dapat menerima Angel sebagai murid di sana. Dari sinilah Angel mulai berinteraksi dengan orang-orang normal. Meskipun ia diterima di sekolah itu, sebagian temannya tidak bisa menerima kehadiran Angel karena keterbataan fisiknya. Ia pun sering dikerjai oleh teman-temannya, diantaranya Agnes, Fifi, dan Maria. Angel hanya memiliki seorang sahabat yaitu Hendra, yang setia menemaninya dan dapat menerima Angel apa adanya. Suatu ketika, Angel mulai menyadari dan menemukan bakatnya di bidang musik setelah melihat kelompok musik sekolahnya berlatih. Ia pun tertarik akan piano. Ia sering menyelinap ke ruang musik untuk mencoba bermain piano. Dari situlah, ia menemukan sesuatu yang baru dalam hidupnya yang dapat membuat hatinya merasa tenang dan damai. Bersama Hendra, Angel mencoba untuk menawarkan diri menjadi anggota kelompok musik. Sampai akhirnya, mereka berdua diterima menjadi anggota tim musik. Tetapi, lagi-lagi Agnes, Fifi, dan Maria. tidak bisa menerima kehadiran mereka berdua. Mereka bertiga berusaha menyingirkan Angel dengan berbagai cara. Penderitaan, hinaan, dan cercaan itulah yang Angel rasakan selama ia berada dalam kelompok musik. Penderitaan Angel pun bertambah setelah ayahnya terkena serangan jantung ringan dan harus terbaring di rumah sakit. Begitu pun dengan Hendra yang harus dirawat di rumah sakit karena terjangkit demam berdarah. Akhirnya, Angel harus berjuang menghadapi berbagai hinaan seorang diri. Suatu saat sekolah akan mengadakan acara ulang tahun sekolah, dan Angel bersama timnya terpilih untuk tampil dalam acara tersebut. Namun, Agnes dan 2 temannya tidak bisa menerima. Mereka berusaha menyingkirkan Agnes dengan berbagai cara. Sampai akhirnya, Angel nyaris putus asa karena tekanan-tekanan yang diberikan oleh Agnes. Namun, harapan ayahnya yang akhirnya dapat membuat Angel bangkit kembali. Harapan ayahnya untuk bisa melihat Angel tampil bermain piano yang membuat Angel memutuskan kembali dalam kelompok musik. Walau harus menderita, Angel tidak putus asa dan akhirnya ia berhasil tampil di konser walau harus dikerjai oleh Agnes dan temannya. Dengan riasan wajah seperti badut, Angel tampil di panggung dan mempersembahkan alunan nada piano untuk ayahnya. Semua ia lakukan hanya demi kesembuhan ayahnya. Angel sadar bahwa segala penderitaan dan hinaan yang ia dapat, telah membuat ia kuat menjalani hidup. Segala yang telah terjadi padanya membuktikan keterbatasan fisik bukan menjadi suatu halangan dalam melakukan sesuatu. Nilai-nilai : Nilai sosial 1. Kepada sesama, kita harus saling tolong menolong Bukti : Ketika ada tugas, Angel selalu membantu Hendra dalam menyelesaikan tugas (hal 77,Aku kadang membantu Hendra dalam mengerjakan soal.) Ketika Angel membantu ayahnya membersihkan sisa-sisa pembuatan kue di dapur (hal)
2. Jangan menyimpan rasa benci pada orang lain Bukti : Ketika Angel membantu Agnes mengerjakan soal, Agnes merasa tidak suka dan terlecehkan karena dibantu oleh seorang yang cacat. Sehingga semakin membuat Agnes benci pada Angel. (hal 81, Agnes melihatku dengan tajam dan pergi ke tempat.)
3. Dengan sesama harus saling memaafkan Bukti : Ketika Fifi dan Maria meminta maaf pada Angel atas segala yang pernah mereka perbuat pada Angel. Angel pun juga memaafkan mereka. (hal 228) 4. Jangan berperilaku kasar terhadap sesame Bukti : Setelah pelajaran olahraga, saat berada di kamar ganti, tiba-tiba Agnes mendorong Angel dengan kasar, mencoret bajunya dengan spidol, dan menariknya hingga jatuh. (hal 127, ia menarikku hingga terjatuh, rambutku terurai jatuh) Ketika Angel bertemu Agnes untuk memohon bisa kembali dalam tim musik. Namun, yang terjadi Agnes berusaha mengusir Angel dengan kasarnya. (hal 195, Agnes datang menarik Angel keluar dan langsung mendorong pintu hingga tangannya terjepit.)
Nilai Agama 1. Semua manusia pasti akan mengalami kematian dan kembali pada Sang Pencipta Bukti : Saat Ibu dan nenek Angel meninggal dunia. Mereka dikremasi, kemudian abunya dibuang ke laut. (hal 13 dan 54)
2. Pasrah dan selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala yang telah Ia berikan Bukti : Angel yang pasrah dan menerima akan kondisi fisiknya. Bagaimanapun dan apapun keadaannya, Angel selalu bersyukur atas kondisinya. (hal 20)
Nilai moral 1. Jangan bertindak tidak sopan terhadap yang lebih tua Bukti : Ketika Agnes berbicara tak sopan pada pembantunya yang berumur lebih tua. (hal 116,Tolol ya, beli di pasar!! Jangan bikin aku marah deh. Kata Agnes) Ketika Agnes berbicara dengan nada marah pada ibunya. (hal 118,....Ibu harus bilang pada Bu Katrina... kata Agnes dengan nada marah) Saat Ibu Katrina akan pulang, Angel, Angnes, Fifi, dan Maria mencium tangan Ibu Katrina untuk menunjukkan rasa hormatnya. (hal 145)
2. Begitu besar kasih sayang orang tua pada anaknya Bukti : Ibunda dari Angel sangat menyayangi dan merawat kandungannya meskipun dokter sudah memperingatkan untuk menggugurkannya. Sampai-sampai rela menukarkan nyawanya demi kelahiran putrinya, Angel. (hal 32-33) Ayah Angel yang selalu merawat Angel mulai dari mengajarkan Angel bahasa tangan, mengantarkan Angel ke sekolah, dan membuatkan makanan untuknya. (hal 32, 60, dan 68)
3. Jangan mudah percaya terhadap manis mulut perkataan seseorang Bukti : Ketika Agnes dan kawan-kawannya pergi jalan-jalan bersama Angel. Angel berpikir sikap Agnes terhadap angel telah berubah, namun saat itu Angel justur dijebak. (hal 169-170) Saat tinggal beberapa hari sebelum pertunjukan, Agnes dan kawannya bersikap sangat baik kepada Angel hingga dapat membuat Angel percaya bahawa Agnes sudah benar-benar berubah. Tetapi, pada akhirnya Angel dijebak. (hal 215-216, Aku terdiam,hatiku terluka dengan sandiwara mereka selama ini.)
4. Jika engkau telah berjanji, maka tepatilah. Bukti : Saat Ayah Angel, Martin menepati janjinya untuk datang melihat penampilan Ibu Angel yang bernama Angel di konser musik. (hal 25) Saat pertemuan kembali antara Martin dan Angel 5 tahun kemudian, Martin berhasil menepati janjinya untuk selalu menanti kepulangan Angel dari Amerika. (hal 28,. Keduanya semakin dekat hingga ayah menepati janjinya pada ibu..)
Nilai pendidikan 1. Selalu berusaha dan giat dalam belajar Bukti : Ketika Angel mulai belajar bahasa tangan dari ayahnya. Ia selalu berusaha meskipun itu sulit karena hanya dengan bahasa itulah ia bisa berkomunikasi. (hal 37)