Anda di halaman 1dari 5

Judul : Ayah Mengapa Aku Berbeda??

Pengarang : Agnes Davonar


Sinopsis :
Tidak ada seorangpun yang menginginkan terlahir ke dunia ini dengan keterbatasan fisik.
Angel, seorang anak tunarungu yang kehilangan ibunya saat ibunya memperjuangkan
kelahirannya hingga harus mengorbankan nyawanya. Hanya ayah dan neneknya yang akhirnya
merawat dan membesarkan Angel hingga akhirnya pada umur 3 tahun, Angel divonis oleh dokter
menjadi seorang tunarungu. Hal ini disebabkan saat berada dalam kandungan, ia terserang
eritroblastosis. Selanjutnya Angel harus berjuang mempelajari bahasa tangan dari ayah dan
neneknya.
Seiring berjalannya waktu, Angel pun tumbuh semakin besar. Ia pun harus belajar
bersosialisasi dengan orang lain dan harus mendapatkan pendidikan. Ia pun masuk ke Sekolah
Luar Biasa. Di tengah-tengah kebahagiaan masa kecilnya, Neneknya pergi meninggalkan Angel
untuk selama-lamanya. Itulah cobaan pertama yang dialami Angel. Setelah kepergian neneknya,
Angel hanya memiliki ayahnya sebagai teman bicara.
Di sekolah, Angel adalah anak yang cerdas dan pintar. Karena itulah, guru-guru sekolah
luar biasa menyarankaan Angel untuk bersekolah di sekolah umum. Awalnya, ayahnya merasa
ragu untuk menyekolahkan Angel di sekolah umum. Namun akhirnya, ayahnya memutuskan
untuk pindah ke Jakarta meninggalkan kota Semarang, kampung halamannya demi kelanjutan
pendidikan Angel. Ayahnya berharap kelak dengan ini Angel bisa tumbuh lebih baik.
Di Jakarta, Ayahnya sulit sekali mencari sekolah yang dapat menerima Angel. Mereka
berdua hampir putus asa karena mendapat penolakan dari beberapa sekolah yang merasa tidak
bisa menerima Angel karena keterbatasan fisiknya. Sampai akhirnya, ayahnya berhasil
mendapatkan sekolah yang dapat menerima Angel sebagai murid di sana. Dari sinilah Angel
mulai berinteraksi dengan orang-orang normal. Meskipun ia diterima di sekolah itu, sebagian
temannya tidak bisa menerima kehadiran Angel karena keterbataan fisiknya. Ia pun sering
dikerjai oleh teman-temannya, diantaranya Agnes, Fifi, dan Maria. Angel hanya memiliki
seorang sahabat yaitu Hendra, yang setia menemaninya dan dapat menerima Angel apa adanya.
Suatu ketika, Angel mulai menyadari dan menemukan bakatnya di bidang musik setelah
melihat kelompok musik sekolahnya berlatih. Ia pun tertarik akan piano. Ia sering menyelinap ke
ruang musik untuk mencoba bermain piano. Dari situlah, ia menemukan sesuatu yang baru
dalam hidupnya yang dapat membuat hatinya merasa tenang dan damai. Bersama Hendra, Angel
mencoba untuk menawarkan diri menjadi anggota kelompok musik. Sampai akhirnya, mereka
berdua diterima menjadi anggota tim musik. Tetapi, lagi-lagi Agnes, Fifi, dan Maria. tidak bisa
menerima kehadiran mereka berdua. Mereka bertiga berusaha menyingirkan Angel dengan
berbagai cara. Penderitaan, hinaan, dan cercaan itulah yang Angel rasakan selama ia berada
dalam kelompok musik. Penderitaan Angel pun bertambah setelah ayahnya terkena serangan
jantung ringan dan harus terbaring di rumah sakit. Begitu pun dengan Hendra yang harus dirawat
di rumah sakit karena terjangkit demam berdarah. Akhirnya, Angel harus berjuang menghadapi
berbagai hinaan seorang diri.
Suatu saat sekolah akan mengadakan acara ulang tahun sekolah, dan Angel bersama
timnya terpilih untuk tampil dalam acara tersebut. Namun, Agnes dan 2 temannya tidak bisa
menerima. Mereka berusaha menyingkirkan Agnes dengan berbagai cara. Sampai akhirnya,
Angel nyaris putus asa karena tekanan-tekanan yang diberikan oleh Agnes. Namun, harapan
ayahnya yang akhirnya dapat membuat Angel bangkit kembali. Harapan ayahnya untuk bisa
melihat Angel tampil bermain piano yang membuat Angel memutuskan kembali dalam
kelompok musik. Walau harus menderita, Angel tidak putus asa dan akhirnya ia berhasil tampil
di konser walau harus dikerjai oleh Agnes dan temannya.
Dengan riasan wajah seperti badut, Angel tampil di panggung dan mempersembahkan
alunan nada piano untuk ayahnya. Semua ia lakukan hanya demi kesembuhan ayahnya. Angel
sadar bahwa segala penderitaan dan hinaan yang ia dapat, telah membuat ia kuat menjalani
hidup. Segala yang telah terjadi padanya membuktikan keterbatasan fisik bukan menjadi suatu
halangan dalam melakukan sesuatu.
Nilai-nilai :
Nilai sosial
1. Kepada sesama, kita harus saling tolong menolong
Bukti :
Ketika ada tugas, Angel selalu membantu Hendra dalam menyelesaikan
tugas (hal 77,Aku kadang membantu Hendra dalam mengerjakan soal.)
Ketika Angel membantu ayahnya membersihkan sisa-sisa pembuatan kue
di dapur (hal)

2. Jangan menyimpan rasa benci pada orang lain
Bukti :
Ketika Angel membantu Agnes mengerjakan soal, Agnes merasa tidak
suka dan terlecehkan karena dibantu oleh seorang yang cacat. Sehingga
semakin membuat Agnes benci pada Angel. (hal 81, Agnes melihatku
dengan tajam dan pergi ke tempat.)

3. Dengan sesama harus saling memaafkan
Bukti :
Ketika Fifi dan Maria meminta maaf pada Angel atas segala yang pernah
mereka perbuat pada Angel. Angel pun juga memaafkan mereka. (hal 228)
4. Jangan berperilaku kasar terhadap sesame
Bukti :
Setelah pelajaran olahraga, saat berada di kamar ganti, tiba-tiba Agnes
mendorong Angel dengan kasar, mencoret bajunya dengan spidol, dan
menariknya hingga jatuh. (hal 127, ia menarikku hingga terjatuh,
rambutku terurai jatuh)
Ketika Angel bertemu Agnes untuk memohon bisa kembali dalam tim
musik. Namun, yang terjadi Agnes berusaha mengusir Angel dengan
kasarnya. (hal 195, Agnes datang menarik Angel keluar dan langsung
mendorong pintu hingga tangannya terjepit.)

Nilai Agama
1. Semua manusia pasti akan mengalami kematian dan kembali pada Sang Pencipta
Bukti :
Saat Ibu dan nenek Angel meninggal dunia. Mereka dikremasi, kemudian
abunya dibuang ke laut. (hal 13 dan 54)

2. Pasrah dan selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala yang telah Ia berikan
Bukti :
Angel yang pasrah dan menerima akan kondisi fisiknya. Bagaimanapun
dan apapun keadaannya, Angel selalu bersyukur atas kondisinya. (hal 20)

Nilai moral
1. Jangan bertindak tidak sopan terhadap yang lebih tua
Bukti :
Ketika Agnes berbicara tak sopan pada pembantunya yang berumur lebih
tua. (hal 116,Tolol ya, beli di pasar!! Jangan bikin aku marah deh. Kata
Agnes)
Ketika Agnes berbicara dengan nada marah pada ibunya. (hal 118,....Ibu
harus bilang pada Bu Katrina... kata Agnes dengan nada marah)
Saat Ibu Katrina akan pulang, Angel, Angnes, Fifi, dan Maria mencium
tangan Ibu Katrina untuk menunjukkan rasa hormatnya. (hal 145)

2. Begitu besar kasih sayang orang tua pada anaknya
Bukti :
Ibunda dari Angel sangat menyayangi dan merawat kandungannya
meskipun dokter sudah memperingatkan untuk menggugurkannya.
Sampai-sampai rela menukarkan nyawanya demi kelahiran putrinya,
Angel. (hal 32-33)
Ayah Angel yang selalu merawat Angel mulai dari mengajarkan Angel
bahasa tangan, mengantarkan Angel ke sekolah, dan membuatkan
makanan untuknya. (hal 32, 60, dan 68)

3. Jangan mudah percaya terhadap manis mulut perkataan seseorang
Bukti :
Ketika Agnes dan kawan-kawannya pergi jalan-jalan bersama Angel.
Angel berpikir sikap Agnes terhadap angel telah berubah, namun saat itu
Angel justur dijebak. (hal 169-170)
Saat tinggal beberapa hari sebelum pertunjukan, Agnes dan kawannya
bersikap sangat baik kepada Angel hingga dapat membuat Angel percaya
bahawa Agnes sudah benar-benar berubah. Tetapi, pada akhirnya Angel
dijebak. (hal 215-216, Aku terdiam,hatiku terluka dengan sandiwara
mereka selama ini.)

4. Jika engkau telah berjanji, maka tepatilah.
Bukti :
Saat Ayah Angel, Martin menepati janjinya untuk datang melihat
penampilan Ibu Angel yang bernama Angel di konser musik. (hal 25)
Saat pertemuan kembali antara Martin dan Angel 5 tahun kemudian,
Martin berhasil menepati janjinya untuk selalu menanti kepulangan Angel
dari Amerika. (hal 28,. Keduanya semakin dekat hingga ayah menepati
janjinya pada ibu..)

Nilai pendidikan
1. Selalu berusaha dan giat dalam belajar
Bukti :
Ketika Angel mulai belajar bahasa tangan dari ayahnya. Ia selalu berusaha
meskipun itu sulit karena hanya dengan bahasa itulah ia bisa
berkomunikasi. (hal 37)

Anda mungkin juga menyukai