Anda di halaman 1dari 15

AGAMA ISLAM II

AKHLAK KEPADA DOKTER



Nama Kelompok :
PUTRI APRIDESVITA KIKI RIZKI AMAELIA
MENOLA STRIGIONA ADILLAH ARDA
TRI UTAMI N MIFTAHUL RAHMA
RAVENSKA MUTIA J. WARA RHIZKI CAHYANI
INTAN DERRY SELVIA MARDIANI PUTRI
KIKI ZAYUFA TRINANDA AKASUMA
MIRA NOVTA IRAWAN. BULAN PURNAMASARI
M.TAWAKAL USWATUN NISA Z.
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
T.A 2012-2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Agama Islam II
tentang akhlak kepada dokter.
Salawat beriring salam penulis sampaikan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW, yang membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu
pengetahuan seperti saat ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia dengan
tujuan agar pembaca dapat memahami tentang akhlak kepada dokter. Dalam menyusun makalah
ini, penulis tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu, penulis mohon kritik dan saran kepada
pembaca jika terdapat kekurangan dalam makalah ini, demi kesempurnaan makalah ini. Dan
pembahasan dalam makalah ini disesuaikan dengan Kurikulum Pembelajaran Program
Kedokteran Gigi.
Penulis sangat berharap agar makalah ini dapat digunakan oleh pembaca dengan sebaik-
baiknya dan juga dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca tentang tema yang di angkat
dalam makalah ini.
Atas kritik dan saran yang pembaca berikan, penulis mengucapkan terima kasih.

Padang, 16 Januari 2013
Hormat kami,

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah
Ilmu kedokteran yang deawasa ini berkembang umumya bersifat universal atau digunakan secara
umum. Karena itu, bagi kaum Muslimin perlu menyeleksinya,dipilih hanya sesuai dengan norma dan
kaidah Islam. Sejak dulu kaum Muslimin,dengan disemangati oleh gerakan islamisasi maka seluruh sendi
kehidupan muslim dijadikan sebagi bagian pengalaman agama, untuk itu maka dicarilah pijakan-pijakan
islamis, juga dalam praktek pengobatan, atau lebih spesifik dokter.
Meski dalam prakteknya dan dikaitkan dengan asal system atau metode pengobatan yang bersifat
universal, namun dalm islam terdapat nilai nilai yang mesti dijunjung tinggi, khususnya dikaitkan dengan
praktek kedokteran, sehungga dikenal dengan kedokteran islami.
bahwa seorang dokter muslim disamping sebagia seorang yang bertakwa juga harus
berakhlak mulia, seperti harus bijaksana, ramah, baik hati, pemaaf, pelindung, sabar dapat
dipercaya, bersikap baik tanpa membedkan tingkat social pasien, bersikap tenang, dan menghormati
pasien.
2.2 Rumusan masalah
A. Bagaimana ide dokter muslim ?
B. Bagaimana karakteristik dokter muslim ?
C. Bagaimana akhlak dokter muslim ?
D. Bagaimana adab dalam menjalankan profesi dokter ?

2.3 Tujuan Masalah
Agar pembaca mengetahui tentang ide dokter muslim , karakteristik dokter muslim , akhlak
dokter muslim , dan adab dalam menjalankan profesi dokter.






BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DOKTER MUSLIM
2.1 Ide Dokter Muslim
Ilmu kedokteran yang deawasa ini berkembang umumya bersifat universal atau digunakan secara
umum. Karena itu, bagi kaum Muslimin perlu menyeleksinya,dipilih hanya sesuai dengan norma dan
kaidah Islam. Sejak dulu kaum Muslimin,dengan disemangati oleh gerakan islamisasi maka seluruh sendi
kehidupan muslim dijadikan sebagi bagian pengalaman agama, untuk itu maka dicarilah pijakan-pijakan
islamis, juga dalam praktek pengobatan, atau lebih spesifik dokter.
Meski dalam prakteknya dan dikaitkan dengan asal system atau metode pengobatan yang bersifat
universal, namun dalm islam terdapat nilai nilai yang mesti dijunjung tinggi, khususnya dikaitkan dengan
praktek kedokteran, sehungga dikenal dengan kedokteran islami.
Jika merujuk padakarya klasik, sperti yang terdapat pada buku Al-Qunun Al-thibb karya Ibnu Sina,
karena sekali tidak menyinggung soal kedokteran islami ini. Menurut analisis Abdul Hamid, karena pada
masa lalu etika kedokteran tidak mungkin terpisah dari ajaran umum Al-Quran dan Sunnah Nabi.
Dengan kata lain, kedua sumber itu senantiasa berlaku sebagai pembimbing dalam segala aspek
kehidupan umumat islam termasuk bagi dokter dan pasiennya.
Konsep tentang dokter muslim ini terkait pula dengan etika kedoketeran, menurut Dr.Ahmad
Elkandi, salah seorang pendiri penghimpunan kedokteran islam Amerika Serikat dan Kanada, bahwa
etika dianggap sebagai persyaratan penting untuk menjadi dokter. Sumpah hipocrates yang terkenal
telah menekankan fakta ini dan sumpah ini masih berlaku sebgai basis bagi undang undang yang dibuat
untuk kode etik professional.









2.2 Karakeristik Dokter Muslim
Banya perumusan tentang dookter muslim telah dikemukakan oleh berbagai kalanga. Menurut
Jafar Khadim Yamani, ilmu kedoketeran dapat dikatakna islami, mempersyarakanya dengan Sembilan
karakteristik yaitu:
1. Dokter harus mengobati pasient dengan ihsan dan tidak melakukan hal hal yang
bertentangangan dengan Al-Quran
2. Tidak menggunakan bahan Haram atau dicampur dengan unsure haram
3. Dalam pengobatan tidak boleh berakibat mencaccattkan tubuh pasien kecuali sudah tidak
ada alterntif lain
4. Pengbatanya tidak berbau takhayul, khurafat atau bidaah.
5. Hanya dilakukan oleh tenaga medis yang menguasai dibidang medic
6. Dokter memiliki sifat sifat terpuji, tidak pemilik rasa iri, riya takabur, senang merendah
dirii orang lain serta sikap hina lainnya.
7. Harus berpenampilan rapid an bersih
8. Lembaga lembaga pelayan kesehatan mesti bersifat simpatik
9. Menjauhkan dan menjaga diri dari pengaruh atau lambang lambang non islamis
Dalam kode etik kedokteran, yang merupakan hasil dari First Internasional conference on Islamic
Medicine yang diselengarakan pada 6-10 Rabi ul Awal 1401 H. di Kuawait dan selanjutnya disepakati
sebagai kode etik kedokteran islam, dirumuskan beberaopa karakteristik yang harus dimiliki dokter
muslim. Isi kode etik kedokteran islam tersebut terdiri atas 12 pasal yaitu:
1. Defenisi profesi kedokteran islam
2. Ciri ciri para dokter
3. Hubungan dokter dengan dokter
4. Hubungan dokter dengan pasien
5. Rahasia profesi
6. Peranan doker pada masa perang
7. Tanggung jawab dan pertanggung jawaban
8. Kesucian jiwa manusia
9. Dokter dan masyarakat
10. Dokter dan kemajuan biomedis modern
11. Pendidikan kedokteran
12. Sumpah dokter

Semua butir diatas, khususnya terhadap diri snediri juga terhadap pasient, antara lain disebutkan
bahwa seorang dokter muslim disamping sebagia seorang yang bertakwa juga harus berakhlak mulia,
seperti harus bijaksana, ramah, baik hati, pemaaf, pelindung, sabar dapat dipercaya, bersikap baik tanpa
membedkan tingkat social pasien, bersikap tenang, dan menghormati pasien. Secara teologis dokter
muslim harus menyadari bahwa soal kematian berda sepenuhnya di tanggan Tuhan dan fungsi dokter
hanya sebagai penyelamat kehidupan, berfungsi menpertahannkan dan memelihara sebaik dan
semampu mungkin. Disamping itu dokter muslim harus dapat menjadi suri tauladan yang baik dan juga
harus professional, dengan tetap pada prinsip ilmiah dan jujur. Lebih dari iti semua, doktet muslim juga
memilki [pengetahuan tentang undang undang, cara cara beribadah dan pokok pokok fiqih sehingga
dapat menuntun pasient untuk dapat melaksanakan kewajiban agamanya. Ditekankan pula, dalma
keadaan bagaimana pun, dokter muslim harus berusaha menjauhi diri dri praktek praktek yang
bertenntangan dengan ajaran islam. Hal lain yang disarankan, dokter muslim harus rendah hati, tidak
sombong serta bersikap terpuji lainnya. Dalam bidang pengetahuan, dokter muslim diharuskan tetap
mengali dan mencari pengetahuan agar tidak ketinggalan dalam bidang kemajuan ilmiah dan upaya itu
harus diyakini sebagai bentuk ibadah.



Abu AL-Fadl merinci karakteristik dokter islma atas tiga hal yaitu:
1. Percaya akan adanya kematian yang tidk terelakkan seperti banyak ditegaskan dalam
AlQuran dan Hadist Nabi untuk mendukung prinsip ini ia mengutip pernyataan Ibnu Sina
yang menyatakan, yang harus diingat bahwa pengetahuan mengenai pemeliharaan
kesehatan itu tidak bias membantu untuk menghindari kematian maupun membebaskan
diri dari penderitaan lahir. Ia juga tidak memberikan cara cara untuk memperpanjang usia
untuk dapat hidup selamanya. Dengan pemahaman demikian, tidak berarti dikter muslim
menentang teknologi biomedis bila berarti upaya mempertahankan kehidupan dengan
memberikan pasient suatu pernapasan atau alat lain yang sejenis. Sebab, berupaya
menyelamatkan hidup adlah tugas mulia, siapa yang menyelamatkan hidup seorang
manusia, seolah di a menyelamatkan hidup seluruh manusia. Ini sejalan dengan
penegasan ayat AlQuran:
Artinya: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (
membunuh ) orang lain, atau bbukan k karena atau membuat keruskan dimuka bumi,
maka seakan akan dia telah membunuh manausia seluruhnya. Dan barangsiapa yang
memilhara kehidupan seorang manusia seluruhnya, maka seolah olah dia telah
memilihara kehidupan seorang maunisia semuanya. (Qs. Al Maidah 5:32)

2. Menghormati pasien, diantaranya berbicara dengan baik kepada pasient tidak
membocorkan rahasia dan persaan pasien, dan tidak melakukan pelecehan seksual, itu
lah sebab nya disarankan pasient dudapmingi orang ketiga. Dokter tidak memberati
pasient dll.
3. Pasrah kepada Allah sebagai Dzat penyembuh. Ini tidak berarti membebaskan dokter dari
segala upaya diagnostic dan pengobatan. Dengan kepasrahan demikian, maka akan
menghindarkan perasaan bersalah jika segal upaya yang dilakukanya mendapat
kegagalan.


Sifat dan sikap dokter muslim.
Etika atau adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim meurut DR.Zuhair Ahmad Al-Sibay dan Dr.
Muhammad Ali Al-bar dalam karya nya Al-Tabib, Adabu Wa Fiquh ( dokter etika dan fikih kedokteran )
antara lain dikemukakan bahwa dokter muslim harus berkeyakinan profesi menjernihkan nafsu, lebih
mendalami ilmu yang dikuasainya, mengunakan metode ilmiah dalm berfikir, kasih syang, benar dan
jujur, rendah hati, bersahaja dan mawas diri.

2.3 Akhlak Dokter Muslim
1. Terhadap AllahSebagai Pencipta
a. Beriman
sebab tanpa iman segala amal shaleh sebagai dokter dan tenaga para medis akan hilang sia sia dimata
Allah. Dalilnya surat Al-Ashri:







Artinya: Demi masa sesungguhnya manusia selalu dalam kerugian, selain mereka yang beriman dan
berbuat amal shaleh, dan nasehat nasehati dengan kebenaran, dan nasehat nasehati dengan kesabaran.
(Qs Al-ashri 1-3)

b.Tulus Ikhlas Karena Allah





Artinya: mereka hanya diperintahkan untuk mengabdikan diri kepada Allah dengan ikhlas, lurus
mengerjakan agama, karena DIA. ( QS Al Bayyinah: 5)

2. Adab Terhadap Diri Sendiri
a. berkeyakinan atas kehormatan profesi.
Bahwa profesi kedokteran adalah salah satu profesi yang sangat mulia tetapi tergantung dengan dua
syarat yaitu:
1. Dilkaukan dengan sungguh sungguh dengan penuh keikhlasan dan menjaga akhlak mulia dalam
prilaku dan tindakanya sebagi dokter
2. Dokter selalu menjadi tumpuan pasient, keluarga, masyarakat, bahkan bangsa

b. Berusaha Menjernihkan Jiwa

Kejernihan siswa akan menentukan kualitas perbuatan manusia secara keseluruhan, jika
sesesorang dokter hatinya jjernih maka perbuatannya selalu positif. Hal ini sejalan dengan penegasan
Rasullah yang artinya: ingatlah bahwa tubuh manusia ada segumpal darah yang apabila baik maka
seluruh tubuh menjadi baik dan apabila buruk maka seluruh tubuh menjadi buruk, ingatlah atau adalah
hati. (H.R Al Bukhari Muslim, Ahmad Aldarimi dan Ibnu Majah)

c. Lebih mendalam Ilmu yang Dikuasainya
Dalam hadis nasbi disebutkan bahwa mencari ilmu merupakan kewajiban sepanjang hidup. Sebagi
mana diketahui bahwa ilmu pengetahuan itu dari hari kehari selalu mengalami perkembangan karena
itu, agar setiap dokter tidak ketingalan informasi dan lebih mendalami bidang profesinya, maka dituntut
untuk selalu belajar dalam ajaran islam sangat ditekankan dalam mengamalkan segala sesuatu agar
dilkaukuan secara professional dan penuh ketelitian. Nabi bersabda:




artinya: sesungguhnya Allah menyukai bila seseorang diantara kalian mengerjakna pekerjaannya dengan
teliti . ( H.R Al-Baihaqi)

d. Menggunakan Metode Ilmiah dalam Berfikir
bagi dokter muslim diharuskan dalam berikir menggunakan metode ilmiah sesuai dengan kaidah
logika ilmiah sebagaimana terjabar dalam disiplin ilmu kedokteran modern. Ajaran islam sangat
menekankan agar berfikir atau merenungkan terhadap berbagai sebab, tujuannya agar mendapatkan
keyakinan yang benar. Diantara anjuran berfikir dengan metode ilmiah, antara lain tersurat dalam
firman Allah :



Artinya :
sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan darri langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati ( kering ) nya dan Dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh ( terdapat ) tanda tanda ( keesaan dan kebesaran Allah ) bagi kaum yang memikirkan. ( QS.Al-
baqarah : 164 )

Juga berfirman Allah :

Artinya :
Katakanlah : Perrhatikanlah apa yang adda dilangit dan di bumi ( QS.Yunus : 101)

e. Mawas Diri

Mengingat tugas dokter melayani masyarakat dan tanggung jawab menyangkut nyawa dan kedelamatan
seseorang. Mereka sering menjadi sasaran tuduhan, itu disebabkan adanya anggapan masyarakat yang
menganggap mereka adalah orang yang paling mengetahui rahasia kehidupan dan kematian. Dengan
senantiasa mawas diri, seorang dokter muslim akan sadar atas segala kekurangannya sehingga dimasa
mendatang akan sadar atas segala kekurangannya sehingga dimasa mendatang akan memperbaikinya,
juga akan terhindar dari berbagai sifat tercela lain seperti sombong, riya, angkuh, dan lainnya.
Disamping sifat-sifat diatas, sesuai dengan tuntutan dalam akhalak islami, khususnya yang berhubungan
dengan profesi kedokteran, dokter muslim harus tulus ikhlas karena Allah SWT,
penyantun,peramah,sabar,teliti,tegas,patuh pada peraturan, penyimpan rahasia, dan bertanggung
jawab , lain-lain.

f. Ikhalas, Penyantun, Ramah, Sabar dan Tenang.

Dokter muslim juga harus ikhlas dalam menjalankan pekerrjaannya, semua dilakukan sebagai ibadah
untuk mencari ridha Allah SWT. Berbuat ikhlas sangat dituntut dlam islam sebagaimana dinyatakan
dalam Al-Quran, antara dalam ayat.


Artinya :
padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah SWT dengan memurnikan ketaatan
kepada Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (QS.Al Bayyinat ; 5)

Dokter muslim juga dituntut penyantun,ikut meraskan penderitaan orang lain sehingga berkeinginan
menolongnya. Dokter muslim juga di tuntut ramah, bergaul dengan luwes dan menyenangkan. Juga
dituntut bersikap sabar, tidak emosional dan lekas marah, tenang, penyantun, ramah, sebagaimana
dianjurkan dalam ayat Al-Quran :


Artinya :
Maka disebabkan ramhamt dari Allah SWT lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranaya kamu berrsikap keras lagi berhati kassar, tentulah merreka menjaukan diri dari
sekelilingmu. ( QS.Aliimran :159)

Dokter muslim dituntut memiliki kesabaran dlam menghadapi seegala masalah, tidak emosional
dan tidak cepat marah. Siakp sabar sangat dituntut dalam islam, antara lain disebutkan dalam Al-Quran
:


Artinya :
Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diutamkan. (QS.Al-Syura:43)
Dokter muslim juga dituntut bersiakp tenang, tidak gugup dlam menghadapi segawat apapun.
Nabi bersabda yang artinya Bersikap tenang kamu sekalian ( HR al-Thabrani da al-Baihaqi).
Dalam menjalankan profesinya, dokter muslim juga dituntut melakukannya dengan teliti,
bersifat hati-hati, cermat dan rapi. Nabi bersabda :

Artinya :

Sesungguhnya Allah SWT menyukai bila seseorang diantara kalian mengerjakan pekerjannya dengan
teliti.(HR.al-Baihaqi)

Sikap tegas, tidak ragu-ragu dalam menentukan sikap juga dituntut kepada dokter muslim. Nabi
bersabda yang artinya jika ada keraguan dalam hatimu, tinggalkanlah itu. (HR.Ahmad).
Banyak peraturan yang mesti ditegakkan oleh dokter muslim, baik yang berhubungan dengan profesi
kedokteran, berbangsa dan bernegarra, lebih-lebih dalam beragama. Tunduk patuh pada peraturan
sangat dianjurkan dalam islam, sebagaimana anjuran Nabi dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW bersabda :
Dengarkanlah dan patuhilah walaupun dijadikan kepada atasmu seornag Habasy..(HR.Bukhari)
Dalam menjalaankan pekerjaannya, jika seorang dokter muslim mendapatkan sesuatu yang tidak baik
pada pasiennya maka dituntut agar merahasiakanya.
Nabi bersabda:


Artinya:
Barang siapa menutupi aurat seorang muslim di dunia maka Allah SWT akan metupi auratnya didunia
dan akhirat ( HR. Ahmad ).
Dokter muslim juga mesti berrtanggung jawab atas segala resiko dan konsekwensi dari
profesinya. Allah SWT berfirman :





Artinya :
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya.
(QS.al-isra:36)

2.4 KEPENTINGAN ADAB DALAM MENJALANKAN PROFESI DOKTER
Adab amat penting dalam kehidupan manusia. Islam amat menuntut umatnya agar senantiasa
mempunya adab-adab yang baik. Islam sebagai agama yang lengkap menggariskan berbagai adab dalam
pelbagai kegiatan harian. Dalam perkembangan berkaitan, Dr. Haji Abdullah Siddik (1980) telah
mengaitkan adab sebagai satu dasar Ahkam al-Syariati yaitu salah satu garis panduan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Menurut beliau Ahkam al-Syariati ialah tata tertib yang mesti
dilakukan oleh umat manusia selama hidup didunia,satu undang-undang Allah untuk umat manusia,
yang sempurna, yang praktis, yang dapat dipakai untuk segala zaman dan yang dapat dilakukan oleh
manusia sesuai dengan kemampuan dan keperluannya dalam masalah hidup.
Pada dasarnya, manusia yang dilahirkan ke dunia ini adalah ibarat kain putih yang belum
dipolakan. Adab-adab yang telah digariskan dengan terperinci oleh islam akan menjadi panduan kepada
ibu bapa, guru, pemimpin, masyarakat dan individu itu sendiri, termasuk seeorang dokter dalam
mempolakan warna hidup seseorang insan. Adab memainkan peranan penting dalam menilai buruk dan
baik budi seseorang. Sebagai seorang muslim, kita dituntut supaya menuruti adab-adab yang mulia yang
telah dianjurkan oleh ajaran islam. Semua ini adalah bertujuan agar kita menjadi insan yang akan
mendapat ganjaran baik di dunia dan di akhirar.

Adab-adab yang digariskan oleh islam termasuklah yang meliputi kehidupan harian, seperti adab
berpakaian, adab ke mesjid, adab ketika makan, dan sebagainya, maupun adab dalam menjalankan
pekerjaan/profesinya, misal abad dokter terhadap pasien dan lingkunagannya.
Pendek kata adab-adab yang digariskan adalah lengkap dan meliputi keseluruhan aktivitas dan
kegiatan harian seseorang individu muslim. Dalam hal ini, daari segi konsepnya termasuklah adab-adab
yang bersangkutan dengan kegiatan profesi seorang dokter (dan) muslim. Dokter muslim yang
diinginkan islam adalah dokter yang mampu memberikan keteladanan, unik dan berbeda dari yang lain,
tercemin di dalamnya moral, akhlak maupun adab yang islam. Dokter yang mampu mencapai pada
tingkatan tinggi dari akhlak yang mulia dan mampu menerjemahkan ke dalam kehidupan riil dalam
bentuk adab dokter adalah merupakan prestasi peradaban yang terbesar.











BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika atau adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim meurut DR.Zuhair Ahmad Al-Sibay dan
Dr. Muhammad Ali Al-bar dalam karya nya Al-Tabib, Adabu Wa Fiquh ( dokter etika dan fikih
kedokteran ) antara lain dikemukakan bahwa dokter muslim harus berkeyakinan profesi
menjernihkan nafsu, lebih mendalami ilmu yang dikuasainya, mengunakan metode ilmiah dalm
berfikir, kasih syang, benar dan jujur, rendah hati, bersahaja dan mawas diri.

3.2 Saran
Dalam menambah ilmu pengetahuan tentang akhlak kepada dokter disarankan sebaiknya lebih
dilengkapi dalam pembuatan makalah ini .























DAFTAR PUSTAKA

Majid Ramadhan, 2004, karakteristik Dokter Muslim , pustaka Al-kautsar , Jakarta

Shahid athar, 2001 , islam dan etika kedokteran , fakultas kedokteran universitas muhammadiyah
Yogyakarta.

Ali akbar , 1988, etika kedokteran dalam islam , pustaka antara , Jakarta

Departemen agama RI . 1984 . Al-Quran dan terjemahnya. Jakarta : departemen agama RI

Tharmizi taher , 2003 , medical ethics , manual praktis etika kedokteran untuk mahasiswa , dokter dan
tenaga kesehatan , PT. Gramedia pustaka utama , Jakarta

Tim redaksi kamus besar bahasa Indonesia . 2001 . kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : balai
pustaka . gt . pertama edisi III

Zuhair ahmad assi baI , 1996 , dokter dokter bagaimana akhlak, gema insane press . Jakarta























DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar belakang masalah
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 ide dokter muslim
2.2 karakteristik dokter muslim
2.3 akhlah dokter muslim
2.4 kepentingan adab dalam menjalankan profesi dokter

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai