Nama Kelompok : PUTRI APRIDESVITA KIKI RIZKI AMAELIA MENOLA STRIGIONA ADILLAH ARDA TRI UTAMI N MIFTAHUL RAHMA RAVENSKA MUTIA J. WARA RHIZKI CAHYANI INTAN DERRY SELVIA MARDIANI PUTRI KIKI ZAYUFA TRINANDA AKASUMA MIRA NOVTA IRAWAN. BULAN PURNAMASARI M.TAWAKAL USWATUN NISA Z. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH T.A 2012-2013
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Agama Islam II tentang akhlak kepada dokter. Salawat beriring salam penulis sampaikan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia dengan tujuan agar pembaca dapat memahami tentang akhlak kepada dokter. Dalam menyusun makalah ini, penulis tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu, penulis mohon kritik dan saran kepada pembaca jika terdapat kekurangan dalam makalah ini, demi kesempurnaan makalah ini. Dan pembahasan dalam makalah ini disesuaikan dengan Kurikulum Pembelajaran Program Kedokteran Gigi. Penulis sangat berharap agar makalah ini dapat digunakan oleh pembaca dengan sebaik- baiknya dan juga dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca tentang tema yang di angkat dalam makalah ini. Atas kritik dan saran yang pembaca berikan, penulis mengucapkan terima kasih.
Padang, 16 Januari 2013 Hormat kami,
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah Ilmu kedokteran yang deawasa ini berkembang umumya bersifat universal atau digunakan secara umum. Karena itu, bagi kaum Muslimin perlu menyeleksinya,dipilih hanya sesuai dengan norma dan kaidah Islam. Sejak dulu kaum Muslimin,dengan disemangati oleh gerakan islamisasi maka seluruh sendi kehidupan muslim dijadikan sebagi bagian pengalaman agama, untuk itu maka dicarilah pijakan-pijakan islamis, juga dalam praktek pengobatan, atau lebih spesifik dokter. Meski dalam prakteknya dan dikaitkan dengan asal system atau metode pengobatan yang bersifat universal, namun dalm islam terdapat nilai nilai yang mesti dijunjung tinggi, khususnya dikaitkan dengan praktek kedokteran, sehungga dikenal dengan kedokteran islami. bahwa seorang dokter muslim disamping sebagia seorang yang bertakwa juga harus berakhlak mulia, seperti harus bijaksana, ramah, baik hati, pemaaf, pelindung, sabar dapat dipercaya, bersikap baik tanpa membedkan tingkat social pasien, bersikap tenang, dan menghormati pasien. 2.2 Rumusan masalah A. Bagaimana ide dokter muslim ? B. Bagaimana karakteristik dokter muslim ? C. Bagaimana akhlak dokter muslim ? D. Bagaimana adab dalam menjalankan profesi dokter ?
2.3 Tujuan Masalah Agar pembaca mengetahui tentang ide dokter muslim , karakteristik dokter muslim , akhlak dokter muslim , dan adab dalam menjalankan profesi dokter.
BAB II PEMBAHASAN KONSEP DOKTER MUSLIM 2.1 Ide Dokter Muslim Ilmu kedokteran yang deawasa ini berkembang umumya bersifat universal atau digunakan secara umum. Karena itu, bagi kaum Muslimin perlu menyeleksinya,dipilih hanya sesuai dengan norma dan kaidah Islam. Sejak dulu kaum Muslimin,dengan disemangati oleh gerakan islamisasi maka seluruh sendi kehidupan muslim dijadikan sebagi bagian pengalaman agama, untuk itu maka dicarilah pijakan-pijakan islamis, juga dalam praktek pengobatan, atau lebih spesifik dokter. Meski dalam prakteknya dan dikaitkan dengan asal system atau metode pengobatan yang bersifat universal, namun dalm islam terdapat nilai nilai yang mesti dijunjung tinggi, khususnya dikaitkan dengan praktek kedokteran, sehungga dikenal dengan kedokteran islami. Jika merujuk padakarya klasik, sperti yang terdapat pada buku Al-Qunun Al-thibb karya Ibnu Sina, karena sekali tidak menyinggung soal kedokteran islami ini. Menurut analisis Abdul Hamid, karena pada masa lalu etika kedokteran tidak mungkin terpisah dari ajaran umum Al-Quran dan Sunnah Nabi. Dengan kata lain, kedua sumber itu senantiasa berlaku sebagai pembimbing dalam segala aspek kehidupan umumat islam termasuk bagi dokter dan pasiennya. Konsep tentang dokter muslim ini terkait pula dengan etika kedoketeran, menurut Dr.Ahmad Elkandi, salah seorang pendiri penghimpunan kedokteran islam Amerika Serikat dan Kanada, bahwa etika dianggap sebagai persyaratan penting untuk menjadi dokter. Sumpah hipocrates yang terkenal telah menekankan fakta ini dan sumpah ini masih berlaku sebgai basis bagi undang undang yang dibuat untuk kode etik professional.
2.2 Karakeristik Dokter Muslim Banya perumusan tentang dookter muslim telah dikemukakan oleh berbagai kalanga. Menurut Jafar Khadim Yamani, ilmu kedoketeran dapat dikatakna islami, mempersyarakanya dengan Sembilan karakteristik yaitu: 1. Dokter harus mengobati pasient dengan ihsan dan tidak melakukan hal hal yang bertentangangan dengan Al-Quran 2. Tidak menggunakan bahan Haram atau dicampur dengan unsure haram 3. Dalam pengobatan tidak boleh berakibat mencaccattkan tubuh pasien kecuali sudah tidak ada alterntif lain 4. Pengbatanya tidak berbau takhayul, khurafat atau bidaah. 5. Hanya dilakukan oleh tenaga medis yang menguasai dibidang medic 6. Dokter memiliki sifat sifat terpuji, tidak pemilik rasa iri, riya takabur, senang merendah dirii orang lain serta sikap hina lainnya. 7. Harus berpenampilan rapid an bersih 8. Lembaga lembaga pelayan kesehatan mesti bersifat simpatik 9. Menjauhkan dan menjaga diri dari pengaruh atau lambang lambang non islamis Dalam kode etik kedokteran, yang merupakan hasil dari First Internasional conference on Islamic Medicine yang diselengarakan pada 6-10 Rabi ul Awal 1401 H. di Kuawait dan selanjutnya disepakati sebagai kode etik kedokteran islam, dirumuskan beberaopa karakteristik yang harus dimiliki dokter muslim. Isi kode etik kedokteran islam tersebut terdiri atas 12 pasal yaitu: 1. Defenisi profesi kedokteran islam 2. Ciri ciri para dokter 3. Hubungan dokter dengan dokter 4. Hubungan dokter dengan pasien 5. Rahasia profesi 6. Peranan doker pada masa perang 7. Tanggung jawab dan pertanggung jawaban 8. Kesucian jiwa manusia 9. Dokter dan masyarakat 10. Dokter dan kemajuan biomedis modern 11. Pendidikan kedokteran 12. Sumpah dokter
Semua butir diatas, khususnya terhadap diri snediri juga terhadap pasient, antara lain disebutkan bahwa seorang dokter muslim disamping sebagia seorang yang bertakwa juga harus berakhlak mulia, seperti harus bijaksana, ramah, baik hati, pemaaf, pelindung, sabar dapat dipercaya, bersikap baik tanpa membedkan tingkat social pasien, bersikap tenang, dan menghormati pasien. Secara teologis dokter muslim harus menyadari bahwa soal kematian berda sepenuhnya di tanggan Tuhan dan fungsi dokter hanya sebagai penyelamat kehidupan, berfungsi menpertahannkan dan memelihara sebaik dan semampu mungkin. Disamping itu dokter muslim harus dapat menjadi suri tauladan yang baik dan juga harus professional, dengan tetap pada prinsip ilmiah dan jujur. Lebih dari iti semua, doktet muslim juga memilki [pengetahuan tentang undang undang, cara cara beribadah dan pokok pokok fiqih sehingga dapat menuntun pasient untuk dapat melaksanakan kewajiban agamanya. Ditekankan pula, dalma keadaan bagaimana pun, dokter muslim harus berusaha menjauhi diri dri praktek praktek yang bertenntangan dengan ajaran islam. Hal lain yang disarankan, dokter muslim harus rendah hati, tidak sombong serta bersikap terpuji lainnya. Dalam bidang pengetahuan, dokter muslim diharuskan tetap mengali dan mencari pengetahuan agar tidak ketinggalan dalam bidang kemajuan ilmiah dan upaya itu harus diyakini sebagai bentuk ibadah.
Abu AL-Fadl merinci karakteristik dokter islma atas tiga hal yaitu: 1. Percaya akan adanya kematian yang tidk terelakkan seperti banyak ditegaskan dalam AlQuran dan Hadist Nabi untuk mendukung prinsip ini ia mengutip pernyataan Ibnu Sina yang menyatakan, yang harus diingat bahwa pengetahuan mengenai pemeliharaan kesehatan itu tidak bias membantu untuk menghindari kematian maupun membebaskan diri dari penderitaan lahir. Ia juga tidak memberikan cara cara untuk memperpanjang usia untuk dapat hidup selamanya. Dengan pemahaman demikian, tidak berarti dikter muslim menentang teknologi biomedis bila berarti upaya mempertahankan kehidupan dengan memberikan pasient suatu pernapasan atau alat lain yang sejenis. Sebab, berupaya menyelamatkan hidup adlah tugas mulia, siapa yang menyelamatkan hidup seorang manusia, seolah di a menyelamatkan hidup seluruh manusia. Ini sejalan dengan penegasan ayat AlQuran: Artinya: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu ( membunuh ) orang lain, atau bbukan k karena atau membuat keruskan dimuka bumi, maka seakan akan dia telah membunuh manausia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memilhara kehidupan seorang manusia seluruhnya, maka seolah olah dia telah memilihara kehidupan seorang maunisia semuanya. (Qs. Al Maidah 5:32)
2. Menghormati pasien, diantaranya berbicara dengan baik kepada pasient tidak membocorkan rahasia dan persaan pasien, dan tidak melakukan pelecehan seksual, itu lah sebab nya disarankan pasient dudapmingi orang ketiga. Dokter tidak memberati pasient dll. 3. Pasrah kepada Allah sebagai Dzat penyembuh. Ini tidak berarti membebaskan dokter dari segala upaya diagnostic dan pengobatan. Dengan kepasrahan demikian, maka akan menghindarkan perasaan bersalah jika segal upaya yang dilakukanya mendapat kegagalan.
Sifat dan sikap dokter muslim. Etika atau adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim meurut DR.Zuhair Ahmad Al-Sibay dan Dr. Muhammad Ali Al-bar dalam karya nya Al-Tabib, Adabu Wa Fiquh ( dokter etika dan fikih kedokteran ) antara lain dikemukakan bahwa dokter muslim harus berkeyakinan profesi menjernihkan nafsu, lebih mendalami ilmu yang dikuasainya, mengunakan metode ilmiah dalm berfikir, kasih syang, benar dan jujur, rendah hati, bersahaja dan mawas diri.
2.3 Akhlak Dokter Muslim 1. Terhadap AllahSebagai Pencipta a. Beriman sebab tanpa iman segala amal shaleh sebagai dokter dan tenaga para medis akan hilang sia sia dimata Allah. Dalilnya surat Al-Ashri:
Artinya: Demi masa sesungguhnya manusia selalu dalam kerugian, selain mereka yang beriman dan berbuat amal shaleh, dan nasehat nasehati dengan kebenaran, dan nasehat nasehati dengan kesabaran. (Qs Al-ashri 1-3)
b.Tulus Ikhlas Karena Allah
Artinya: mereka hanya diperintahkan untuk mengabdikan diri kepada Allah dengan ikhlas, lurus mengerjakan agama, karena DIA. ( QS Al Bayyinah: 5)
2. Adab Terhadap Diri Sendiri a. berkeyakinan atas kehormatan profesi. Bahwa profesi kedokteran adalah salah satu profesi yang sangat mulia tetapi tergantung dengan dua syarat yaitu: 1. Dilkaukan dengan sungguh sungguh dengan penuh keikhlasan dan menjaga akhlak mulia dalam prilaku dan tindakanya sebagi dokter 2. Dokter selalu menjadi tumpuan pasient, keluarga, masyarakat, bahkan bangsa
b. Berusaha Menjernihkan Jiwa
Kejernihan siswa akan menentukan kualitas perbuatan manusia secara keseluruhan, jika sesesorang dokter hatinya jjernih maka perbuatannya selalu positif. Hal ini sejalan dengan penegasan Rasullah yang artinya: ingatlah bahwa tubuh manusia ada segumpal darah yang apabila baik maka seluruh tubuh menjadi baik dan apabila buruk maka seluruh tubuh menjadi buruk, ingatlah atau adalah hati. (H.R Al Bukhari Muslim, Ahmad Aldarimi dan Ibnu Majah)
c. Lebih mendalam Ilmu yang Dikuasainya Dalam hadis nasbi disebutkan bahwa mencari ilmu merupakan kewajiban sepanjang hidup. Sebagi mana diketahui bahwa ilmu pengetahuan itu dari hari kehari selalu mengalami perkembangan karena itu, agar setiap dokter tidak ketingalan informasi dan lebih mendalami bidang profesinya, maka dituntut untuk selalu belajar dalam ajaran islam sangat ditekankan dalam mengamalkan segala sesuatu agar dilkaukuan secara professional dan penuh ketelitian. Nabi bersabda:
artinya: sesungguhnya Allah menyukai bila seseorang diantara kalian mengerjakna pekerjaannya dengan teliti . ( H.R Al-Baihaqi)
d. Menggunakan Metode Ilmiah dalam Berfikir bagi dokter muslim diharuskan dalam berikir menggunakan metode ilmiah sesuai dengan kaidah logika ilmiah sebagaimana terjabar dalam disiplin ilmu kedokteran modern. Ajaran islam sangat menekankan agar berfikir atau merenungkan terhadap berbagai sebab, tujuannya agar mendapatkan keyakinan yang benar. Diantara anjuran berfikir dengan metode ilmiah, antara lain tersurat dalam firman Allah :
Artinya : sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan darri langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati ( kering ) nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh ( terdapat ) tanda tanda ( keesaan dan kebesaran Allah ) bagi kaum yang memikirkan. ( QS.Al- baqarah : 164 )
Juga berfirman Allah :
Artinya : Katakanlah : Perrhatikanlah apa yang adda dilangit dan di bumi ( QS.Yunus : 101)
e. Mawas Diri
Mengingat tugas dokter melayani masyarakat dan tanggung jawab menyangkut nyawa dan kedelamatan seseorang. Mereka sering menjadi sasaran tuduhan, itu disebabkan adanya anggapan masyarakat yang menganggap mereka adalah orang yang paling mengetahui rahasia kehidupan dan kematian. Dengan senantiasa mawas diri, seorang dokter muslim akan sadar atas segala kekurangannya sehingga dimasa mendatang akan sadar atas segala kekurangannya sehingga dimasa mendatang akan memperbaikinya, juga akan terhindar dari berbagai sifat tercela lain seperti sombong, riya, angkuh, dan lainnya. Disamping sifat-sifat diatas, sesuai dengan tuntutan dalam akhalak islami, khususnya yang berhubungan dengan profesi kedokteran, dokter muslim harus tulus ikhlas karena Allah SWT, penyantun,peramah,sabar,teliti,tegas,patuh pada peraturan, penyimpan rahasia, dan bertanggung jawab , lain-lain.
f. Ikhalas, Penyantun, Ramah, Sabar dan Tenang.
Dokter muslim juga harus ikhlas dalam menjalankan pekerrjaannya, semua dilakukan sebagai ibadah untuk mencari ridha Allah SWT. Berbuat ikhlas sangat dituntut dlam islam sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran, antara dalam ayat.
Artinya : padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah SWT dengan memurnikan ketaatan kepada Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (QS.Al Bayyinat ; 5)
Dokter muslim juga dituntut penyantun,ikut meraskan penderitaan orang lain sehingga berkeinginan menolongnya. Dokter muslim juga di tuntut ramah, bergaul dengan luwes dan menyenangkan. Juga dituntut bersikap sabar, tidak emosional dan lekas marah, tenang, penyantun, ramah, sebagaimana dianjurkan dalam ayat Al-Quran :
Artinya : Maka disebabkan ramhamt dari Allah SWT lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranaya kamu berrsikap keras lagi berhati kassar, tentulah merreka menjaukan diri dari sekelilingmu. ( QS.Aliimran :159)
Dokter muslim dituntut memiliki kesabaran dlam menghadapi seegala masalah, tidak emosional dan tidak cepat marah. Siakp sabar sangat dituntut dalam islam, antara lain disebutkan dalam Al-Quran :
Artinya : Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamkan. (QS.Al-Syura:43) Dokter muslim juga dituntut bersiakp tenang, tidak gugup dlam menghadapi segawat apapun. Nabi bersabda yang artinya Bersikap tenang kamu sekalian ( HR al-Thabrani da al-Baihaqi). Dalam menjalankan profesinya, dokter muslim juga dituntut melakukannya dengan teliti, bersifat hati-hati, cermat dan rapi. Nabi bersabda :
Artinya :
Sesungguhnya Allah SWT menyukai bila seseorang diantara kalian mengerjakan pekerjannya dengan teliti.(HR.al-Baihaqi)
Sikap tegas, tidak ragu-ragu dalam menentukan sikap juga dituntut kepada dokter muslim. Nabi bersabda yang artinya jika ada keraguan dalam hatimu, tinggalkanlah itu. (HR.Ahmad). Banyak peraturan yang mesti ditegakkan oleh dokter muslim, baik yang berhubungan dengan profesi kedokteran, berbangsa dan bernegarra, lebih-lebih dalam beragama. Tunduk patuh pada peraturan sangat dianjurkan dalam islam, sebagaimana anjuran Nabi dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW bersabda : Dengarkanlah dan patuhilah walaupun dijadikan kepada atasmu seornag Habasy..(HR.Bukhari) Dalam menjalaankan pekerjaannya, jika seorang dokter muslim mendapatkan sesuatu yang tidak baik pada pasiennya maka dituntut agar merahasiakanya. Nabi bersabda:
Artinya: Barang siapa menutupi aurat seorang muslim di dunia maka Allah SWT akan metupi auratnya didunia dan akhirat ( HR. Ahmad ). Dokter muslim juga mesti berrtanggung jawab atas segala resiko dan konsekwensi dari profesinya. Allah SWT berfirman :
Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya. (QS.al-isra:36)
2.4 KEPENTINGAN ADAB DALAM MENJALANKAN PROFESI DOKTER Adab amat penting dalam kehidupan manusia. Islam amat menuntut umatnya agar senantiasa mempunya adab-adab yang baik. Islam sebagai agama yang lengkap menggariskan berbagai adab dalam pelbagai kegiatan harian. Dalam perkembangan berkaitan, Dr. Haji Abdullah Siddik (1980) telah mengaitkan adab sebagai satu dasar Ahkam al-Syariati yaitu salah satu garis panduan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Menurut beliau Ahkam al-Syariati ialah tata tertib yang mesti dilakukan oleh umat manusia selama hidup didunia,satu undang-undang Allah untuk umat manusia, yang sempurna, yang praktis, yang dapat dipakai untuk segala zaman dan yang dapat dilakukan oleh manusia sesuai dengan kemampuan dan keperluannya dalam masalah hidup. Pada dasarnya, manusia yang dilahirkan ke dunia ini adalah ibarat kain putih yang belum dipolakan. Adab-adab yang telah digariskan dengan terperinci oleh islam akan menjadi panduan kepada ibu bapa, guru, pemimpin, masyarakat dan individu itu sendiri, termasuk seeorang dokter dalam mempolakan warna hidup seseorang insan. Adab memainkan peranan penting dalam menilai buruk dan baik budi seseorang. Sebagai seorang muslim, kita dituntut supaya menuruti adab-adab yang mulia yang telah dianjurkan oleh ajaran islam. Semua ini adalah bertujuan agar kita menjadi insan yang akan mendapat ganjaran baik di dunia dan di akhirar.
Adab-adab yang digariskan oleh islam termasuklah yang meliputi kehidupan harian, seperti adab berpakaian, adab ke mesjid, adab ketika makan, dan sebagainya, maupun adab dalam menjalankan pekerjaan/profesinya, misal abad dokter terhadap pasien dan lingkunagannya. Pendek kata adab-adab yang digariskan adalah lengkap dan meliputi keseluruhan aktivitas dan kegiatan harian seseorang individu muslim. Dalam hal ini, daari segi konsepnya termasuklah adab-adab yang bersangkutan dengan kegiatan profesi seorang dokter (dan) muslim. Dokter muslim yang diinginkan islam adalah dokter yang mampu memberikan keteladanan, unik dan berbeda dari yang lain, tercemin di dalamnya moral, akhlak maupun adab yang islam. Dokter yang mampu mencapai pada tingkatan tinggi dari akhlak yang mulia dan mampu menerjemahkan ke dalam kehidupan riil dalam bentuk adab dokter adalah merupakan prestasi peradaban yang terbesar.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Etika atau adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim meurut DR.Zuhair Ahmad Al-Sibay dan Dr. Muhammad Ali Al-bar dalam karya nya Al-Tabib, Adabu Wa Fiquh ( dokter etika dan fikih kedokteran ) antara lain dikemukakan bahwa dokter muslim harus berkeyakinan profesi menjernihkan nafsu, lebih mendalami ilmu yang dikuasainya, mengunakan metode ilmiah dalm berfikir, kasih syang, benar dan jujur, rendah hati, bersahaja dan mawas diri.
3.2 Saran Dalam menambah ilmu pengetahuan tentang akhlak kepada dokter disarankan sebaiknya lebih dilengkapi dalam pembuatan makalah ini .
DAFTAR PUSTAKA
Majid Ramadhan, 2004, karakteristik Dokter Muslim , pustaka Al-kautsar , Jakarta
Shahid athar, 2001 , islam dan etika kedokteran , fakultas kedokteran universitas muhammadiyah Yogyakarta.
Ali akbar , 1988, etika kedokteran dalam islam , pustaka antara , Jakarta
Departemen agama RI . 1984 . Al-Quran dan terjemahnya. Jakarta : departemen agama RI
Tharmizi taher , 2003 , medical ethics , manual praktis etika kedokteran untuk mahasiswa , dokter dan tenaga kesehatan , PT. Gramedia pustaka utama , Jakarta
Tim redaksi kamus besar bahasa Indonesia . 2001 . kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : balai pustaka . gt . pertama edisi III
Zuhair ahmad assi baI , 1996 , dokter dokter bagaimana akhlak, gema insane press . Jakarta
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang masalah 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan masalah BAB II PEMBAHASAN 2.1 ide dokter muslim 2.2 karakteristik dokter muslim 2.3 akhlah dokter muslim 2.4 kepentingan adab dalam menjalankan profesi dokter