Anda di halaman 1dari 19

A.

Susunan Elektron Dalam Atom


Elektron yang selalu bergerak mengelilingi inti atom ternyata berada pada tingkat-tingkat
energi tertentu yang disebut sebagai kulit-kulit atom.
1. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron ialah penyusunan atau pengaturan elektron berdasarkan tingkat
energinya dalam suatu atom. Tingkat energi paling dekat dengan inti atau tingkat energi pertama
(n=1) diberi lambang K atau disebut kulit K. Tingkat energi kedua diberi lambang L, ketiga M dan
seterusnya.
Jumlah elektron maksimum yang dapat menempati setiap tingkat energi sesuai dengan
2n
2
(akan diterangkan lebih rinci di kelas 3), sehingga jumlah elektron dalam tiap-tiap tingkat energi
utama dapat anda lihat pada tabel di bawah ini.
TABEL: KULIT DAN JUMLAH ELEKTRON MAKSIMUM
Tingkat Energi
electron
Lambang Kulit Jumlah elektron Maksimum
1 K 2 elektron
2 L 8 elektron
3 M 18 elektron
4 N 32 elektron
Dst Dst dst

Jumlah elektron maksimum perkulit = 2n
2

Kulit K (n = 1), elektron maksimum = 2(1)
2
= 2
Kulit L (n = 2), elektron maksimum = 2(2)
2
= 8
Kulit M (n = 3), elektron maksimum = 2(3)
2
= 18 dst.
Pengisian konfigurasi elektron didasarkan pada Prinsip Aufbau, Kaidah Hund, dan Larangan
Pauli.
Prinsip Aufbau
Prinsip Aufbau menyatakan bahwa elektron-elektron dalam suatu atom berusaha untuk
menempati subkulit subkulit yang berenergi rendah, kemudian baru ke tingkat energi yang lebih
tinggi.Orbital yang memenuhi tingkat energi yang paling rendah adalah 1s dilanjutkan dengan 2s,
2p, 3s, 3p, dan seterusnya.
Benar

Diagram urutan tingkat energi orbital

Kaidah Hund
Cara pengisian elektron dalam orbital pada suatu sub kulit ialah bahwa elektron-elektron tidak
membentuk pasangan elektron sebelum masing-masing orbital terisi dengan sebuah elektron.



Larangan Pauli
Dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimut, dan magnetik yang sama
dalam satu orbital, harus mempunyai spin yang berbeda. Kedua elektron tersebut berpasangan.






Setiap orbital mampu menampung maksimum dua elektron. Untuk mengimbangi gaya tolak-
menolak di antara elektron-elektron tersebut, dua elektron dalam satu orbital selalu berotasi dalam
arah yang berlawanan.

2. Diagram Orbital
Untuk alasan praktis dan agar mudah dipahami, diagram orbital digambarkan berupa kotak.
Diagram orbital subkulit s digambarkan dengan 1 kotak, subkulit p sebanyak 3 kotak, subkulit d
mempunyai 5 kotak dan subkulit f memiliki 7 kotak

Salah

1s
2
2s
2
2p
2
1s
2
2s
2
2p
2

Benar Salah
s :
p :
d :
f :
3. Elektron valensi
Elektron valensi adalah elektron yang berada pada kulit terluar. Sedangkan elektron terakhir
adalah elektron yang berada pada subkulit terakhir sesuai aturan Aufbau

4. Penentuan letak unsur dalam tabel sistem periodik
Letak unsur (golongan, periode dan blok) ditentukan dari konfigurasi elektron dan elektron
valensi unsur tersebut. Pembagian blok unsur adalah sebagai berikut :
Blok s ditempati oleh unsur-unsur golongan I A, II A dan unsur He dari golongan VIII A
Ciri-ciri dari unsur yang menempati blok s adalah :
- Elektron terakhir terletak pada subkulit s
- Nomor golongan = jumlah elektron pada subkulit s terakhir
- Periode = harga n terbesar dalam konfigurasi elektron

Blok p ditempati oleh unsur-unsur golongan III A - VIII A
Ciri-ciri dari unsur yang menempati blok p adalah :
- Elektron terakhir terletak pada subkulit p
- Nomor golongan = (jumlah elektron pada subkulit p terakhir) + 2
- Periode = harga n terbesar dalam konfigurasi elektron

Blok d ditempati oleh unsur-unsur golongan transisi ( III B II B)
Ciri-ciri dari unsur yang menempati blok d adalah :
- Elektron terakhir terletak pada subkulit d
- Nomor golongan = (jumlah elektron pada subkulit d terakhir) + (jumlah elektron
pada subkulit s terdekat) sehingga :
Nomor golongan = (d + s)
Penentuan golongan dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
Jika (d + s) < 8 , maka nomor golongan = (d + s) B
Jika (d + s) = 8, 9, 10 , maka nomor golongan = VIII B
Jika (d + s) > 10 , maka nomor golongan = (d + s) 10) B

Blok f ditempati oleh unsur-unsur transisi dalam (golongan lantanida dan aktinida)
Ciri-ciri dari unsur yang menempati blok f adalah :
- Elektron terakhir terletak pada subkulit f
- Penulisan golongannya dibagi menjadi 2 golongan sebagai berikut :
Golongan lantanida (ditulis : golongan III B) , periode 6
Golongan aktinida (ditulis : golongan III B) , periode 7

5. Penulisan konfigurasi elektron dengan singkatan gas mulia
Konfigurasi elektron dapat disingkat dengan konfigurasi elektron gas mulia yang sesuai, yang
berakhir pada subkulit s
2
atau p
6









A. Perkembangan Sistem Periodik Unsur
Tabel periodik pada mulanya diciptakan tanpa mengetahui struktur dalam atom: jika unsur-
unsur diurutkan berdasarkan massa atom lalu dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara
beberapa sifat tertentu dan massa atom unsur-unsur tersebut, akan terlihat suatu perulangan atau
periodisitas sifat-sifat tadi sebagai fungsi dari massa atom. Orang pertama yang mengenali
keteraturan tersebut adalah ahli kimia Jerman, yaitu Johann Wolfgang Dbereiner, yang pada tahun
1829 memperhatikan adanya beberapa triade unsur-unsur yang hampir sama. Penyusunan sistem
periodik unsur telah mengalami banyak penyempurnaan. Mulai dari Antoine Lavosier, J.
Newslands, O. Mendeleev hingga Henry Moseley.

1. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier
Pada 1789, Antoine Lavoisier mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan unsur
tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok. Yaitu gas,
tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam
kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda.
Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote
(nitrogen), dan hidrogen. Unsur-unsur yang tergolong non-logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam
klorida, asam flourida, dan asam borak. Adapun unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik,
bismuth. Kobalt, tembaga, timah, besi, mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, timbel,
tungsten, dan seng. Adapun yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium
oksida, aluminium oksida, dan silikon oksida.
Kelemahan dari teori Lavoisier : Penglompokan masih terlalu umum
Kelebihan dari teori Lavoisier : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarka sifat
kimia sehingga bisa di jadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan
setelahnya.

2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner
Pada tahun 1829, J.W. Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman mengelompokan
unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya. Ia mengemukakan bahwa massa atom relatif
strontium sangat dekat dengan masa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan strantium, yaitu
kalsiium dan barium. Dobereiner juga mengemukakan beberapa kelompok unsur lain seperti itu.
Unsur pembentuk garam dan massa atomnya, yaitu c1 = 35,5 Br = 80, dsn I = 127. unsur pembentuk
alkali dan massa atomnya. Yaitu Li = 7, Na = 23dan K = 39.

Dari pengelompokan unsur-unsur tersebut, terdapat suatu keteraturan. Setiap tiga unsur yang
sifatnya mirip massa atom ( A r ) unsur yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata dari
massa atom unsur pertama dan ketiga. Oleh karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa
unsur-unsur dapat di kelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang di sebut triade.

Triade A
r

Rata-Rata A r unsur
pertama dan ketiga
Kalsium
Stronsium
Bariuim
40
88
137




Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan adanya
beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur
dalam kelompok triefd tersebut.
Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsure yang sifatnya mirip massa
Atom (Ar) unsure yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsure
pertama dan ketiga.

3. Hukum Oktaf Newlands
J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di sebut hukum oktaf. Ia
menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.. Unsur pertama mirip dengan unsur
kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang disusun
oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf diberikan pada tabel 1.1
Di sebut hokum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada
setiap unsure ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyurapi oktaf music.

Tabel 1.1 Daftar oktaf Newlands
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10.
M
G
11.
A
l
12.
S
i
13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18.
T
i
19.
C
r
20. Mn 21. Fe
22.
Co&
Nl
23. Cu 24. Zn 25.
Y
26.
l
n
27. As 28. Se
29. Br 30. Cu 31. Sr 32.
S
r
33.
Z
r
34. Bi &
Mo
35. Po
&


Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan,
teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup berbeda dengan
Al maupun B.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf yang
isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa
atomnya sangat besar.



4. Sistem periodik Mendeleev
Pada tahun 1869 seorang sarjana asal rusia bernama Dmitri I vanovich mendeleev,
berdasarkan pengamata terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa
sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya, jika unsur-unsur
disusunmenurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal
yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa
atom relatifnya, disebut priode daftar periodik Mendeleev yang dipublikasikan tahun 1872.
Mendeleev mengkosongkan beberapa tempat. Hal itu dilakukan untuk menetapkan
kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh, Mendelev menempatkan Ti (Ar = 48 ) pada
golongan IV dan membiarkan golongan III kosong karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada
dengan B dan Al. Mendeleev meramalkan dari sifat unsur yang belum di kenal itu. Perkiraan
tersebut didasarkan pada sifat unsurlain yang sudah dikenal, yang letaknya berdampingan baik
secara mendatar maupun secara tegak. Ketika unsur yang diramalkan itu ditemukan, teryata sifatnya
sangat sesuai dengan ramalan mendeleev. Salah satu contoh adalah germanium ( Ge ) yang
ditemukan pada tahun 1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon.
Kelemahan dari teori ini adalah masih terdapat unsur-unsur yang massanya lebih besar
letaknya di depan unsur yang massanya lebih kecil. Co : Telurium (te) = 128 di kiriIodin (I)= 127.
hal ini dikarenakan unsur yang mempunyai kemirpan sifat diletakkan dalam satu golongan.
Kelemahan dari teori ini adalah pemebetulan massa atom. Sebelumnya massa atom. Sebelumnya
massa atom In = 76 menjadi 113. selain itu Be, dari 13,5 menjadi 9. U dari 120 menjadi 240 . selain
itu kelebihannya adalah peramalan unsur baru yakni meramalkan unsur beseerta sifat-sifatnya.

5. Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley
Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat
mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan
terdiri dari partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom
di yakini terdiri atas tiga jenis partikeldasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton
merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang
berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. pada 1913,
seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang
gelombang unsur menggunakan sinar-X.
Berdasarkan hasil eksperimenya tersebut, diperolehkesimpulan bahwasifat dasar atom bukan
didasari oleh massa atom relative, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Ha tersebut
diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton
sama atau disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut.
Pengelompokan unsur-unsur sisitem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik
Mendeleev, yang di sebut juga sistem periodik bentuk panjang.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan nomor atom dan kemiripan sifat.
Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan
lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik
modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A(
IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB VIIIB).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan
transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara
berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai
golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur
transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk
golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada
periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah
untuk alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang.

B. Penjelasan struktur tabel periodik
Jumlah kulit elektron yang dimiliki sebuah atom menentukan periode atom tersebut. Setiap
kulit memiliki beberapa subkulit, yang terisi menurut urutan berikut ini, seiring dengan
bertambahnya nomor atom:
1s
2s 2p
3s 3p
4s 3d 4p
5s 4d 5p
6s 4f 5d 6p
7s 5f 6d 7p
8s 5g 6f 7d 8p
...
Berdasarkan hal inilah struktur tabel disusun. Karena elektron terluar menentukan sifat kimia
suatu unsur, unsur-unsur yang segolongan umumnya mempunyai sifat kimia yang mirip. Unsur-
unsur segolongan yang berdekatan mempunyai sifat fisika yang mirip, meskipun massa mereka jauh
berbeda. Unsur-unsur seperiode yang berdekatan mempunyai massa yang hampir sama, tetapi sifat
yang berbeda.
Sebagai contoh, dalam periode kedua, yang berdekatan dengan Nitrogen (N) adalah Karbon
(C) dan Oksigen (O). Meskipun massa unsur-unsur tersebut hampir sama (massanya hanya selisih
beberapa satuan massa atom), mereka mempunyai sifat yang jauh berbeda, sebagaimana bisa dilihat
dengan melihat alotrop mereka: oksigen diatomik adalah gas yang dapat terbakar, nitrogen diatomik
adalah gas yang tak dapat terbakar, dan karbon adalah zat padat yang dapat terbakar (ya, berlian pun
dapat terbakar!).
Sebaliknya, yang berdekatan dengan unsur Klorin (Cl) di tabel periodik, dalam golongan
Halogen, adalah Fluorin (F) dan Bromin (Br). Meskipun massa unsur-unsur tersebut jauh berbeda,
alotropnya mempunyai sifat yang sangat mirip: Semuanya bersifat sangat korosif (yakni mudah
bercampur dengan logam membentuk garam logam halida); klorin dan fluorin adalah gas, sementara
bromin adalah cairan bertitik didih yang rendah; sedikitnya, klorin dan bromin sangat berwarna.
Klasifikasi

1. Golongan
Kolom dalam tabel periodik disebut golongan. Ada 18 golongan dalam tabel periodik baku.
Unsur-unsur yang segolongan mempunyai konfigurasi elektron valensi yang mirip, sehingga
mempunyai sifat yang mirip pula. Ada tiga sistem pemberian nomor golongan. Sistem pertama
memakai angka Arab dan dua sistem lainnya memakai angka Romawi. Nama dengan angka
Romawi adalah nama golongan yang asli tradisional. Nama dengan angka Arab adalah sistem
tatanama baru yang disarankan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).
Sistem penamaan tersebut dikembangkan untuk menggantikan kedua sistem lama yang
menggunakan angka Romawi karena kedua sistem tersebut membingungkan, menggunakan satu
nama untuk beberapa hal yang berbeda.
Golongan bisa dianggap sebagai cara yang paling penting dari mengklasifikasi unsur. Pada
beberapa golongan, unsur-unsurnya ada yang sangat mirip sifatnya dan memiliki kecenderungan
sifat yang jelas jika ditelusuri menurun di dalam kolom. Golongan-golongan ini sering diberi nama
umum (tak sistematis) sebagai contoh: logam alkali, logam alkali tanah, halogen, khalkogen, dan gas
mulia. Beberapa golongan lainnya dalam tabel tidak menampilkan sebanyak persamaan maupun
kecenderungan sifat secara vertikal (sebagai contoh Kelompok 14 dan 15), golongan ini tidak
memiliki nama umum.

2. Periode
Baris dalam tabel periodik disebut periode. Walaupun golongan adalah cara yang paling
umum untuk mengklasifikasi unsur, ada beberapa bagian di tabel unsur yang kecenderungan
sifatnya secara horisontal dan kesamaan sifatnya lebih penting dan mencolok daripada
kecenderungan vertikal. Fenomena ini terjadi di blok-d (atau "logam transisi"), dan terutama blok-f,
dimana lantinida dan aktinida menunjukan sifat berurutan yang sangat mencolok.
a) Periodisitas Sifat Kimia
Nilai utama dari tabel periodik adalah kemampuan untuk memprediksi sifat kimia dari
sebuah unsur berdasarkan lokasi di tabel. Perlu dicatat bahwa sifat kimia berubah banyak jika
bergerak secara vertikal di sepanjang kolom di dalam tabel dibandingkan secara horizontal
sepanjang baris.

1) Kecenderungan Periodisitas dalam Golongan


Kecenderungan periodisas dari energi ionisasi

Teori struktur atom mekanika kuantum modern menjelaskan kecenderungan golongan
dengan memproposisikan bahwa unsur dalam golongan yang sama memiliki konfigurasi elektron
yang sama dalam kulit terluarnya, yang merupakan faktor terpenting penyebab sifat kimia yang
mirip. Unsur-unsur dalam golongan yang sama juga menunjukkan pola jari-jari atom, energi
ionisasi, dan elektronegativitas. Dari urutan atas ke bawah dalam golongan, jari-jari atom unsur
bertambah besar. Karena lebih banyak susunan energi yang terisi, elektron valensi terletak lebih
jauh dari inti. Dari urutan atas, setiap unsur memiliki energi ionisasi yang lebih rendah dari unsur
sebelumnya karena lebih mudahnya sebuah elektron terlepas karena elektron terluarnya yang
semakin jauh dari inti. Demikian pula, suatu golongan juga menampilkan penurunan
elektronegativitas dari urutan atas ke bawah karena peningkatan jarak antara elektron valensi dan
inti.

2) Kecenderungan Periodisasi Periode
Unsur-unsur dalam periode yang sama memiliki kecenderungan dalam jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron dan elektronegativitas. Dari kiri ke kanan, jari-jari atom biasanya
menurun. Hal ini terjadi karena setiap unsur mendapat tambahan proton dan elektron yang
menyebabkan elektron tertarik lebih dekat ke inti. Penurunan jari-jari atom ini juga menyebabkan
meningkatnya energi ionisasi jika bergerak dari urutan kiri ke kanan. Semakin rapat terikatnya
suatu unsur, semakin banyak energi yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron.
Demikian juga elektronegativitas, yang meningkat bersamaan dengan energi ionisasi karena
tarikan oleh inti pada elektron. Afinitas elektron juga mempunyai kecenderungan, walau tidak
semenyolok pada sebuah periode. Logam (bagian kiri dari perioda) pada umumnya memiliki
afinitas elektron yang lebih rendah dibandingkan dengan unsur nonmetal (periode sebelah
kanan), dengan pengecualian gas mulia.

C. Sifat Periodik Unsur
Sifat yang berubah secara beraturan menurut kenaikan nomor atom dari kiri ke kanan dalam
satu periode dan dari atas ke bawah dalam satu golongan disebut sifat periodik. Sifat periodik
meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas electron dan keelektronegatifan.

1. J ari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak elektron di kulit terluar dari inti atom. Jari-jari atom sulit untuk
ditentukan apabila unsur berdiri sendiri tanpa bersenyawa dengan unsur lain. Jari-jari atom secara
lazim ditentukan dengan mengukur jarak dua inti atom yang identik yang terikat secara kovalen.
Pada penentuan jari-jari atom ini, jari- jari kovalen adalah setengah jarak antara inti dua atom
identik yang terikat secara kovalen.






Kurva hubungan jari-jari atom dengan nomor atom memperlihatkan bahwa jari-jari atom
dalam satu golongan akan semakin besar dari atas ke bawah. Hal ini terjadi karena dari atas ke
bawah jumlah kulit bertambah sehingga jari-jari atom juga bertambah.

Jari-jari atom unsur

Unsur-unsur dalam satu periode (dari kiri ke kanan) berjumlah kulit sama tetapi jumlah proton
bertambah sehingga jari-jari atom juga berubah. Karena jumlah proton bertambah maka muatan inti
Penentuan jari-jari atom

Hubungan jari-jari atom dengan
nomor atom
Penentuan jari-jari atom

juga bertambah yang mengakibatkan gaya tarik menarik antara inti dengan elektron pada kulit
terluar semakin kuat. Kekuatan gaya tarik yang semakin meningkat menyebabkan jari-jari atom
semakin kecil. Sehingga untuk unsur dalam satu periode, jari-jari atom semakin kecil dari kiri ke
kanan. Jari-jari ion digambarkan sebagai berikut:

Perbandingan jari-jari atom dengan jari-jari ion

2. Energi I onisasi
Energi minimum yang dibutuhkan untuk melepas elektron atom netral dalam wujud gas pada
kulit terluar dan terikat paling lemah disebut energi ionisasi. Nomor atom dan jari-jari atom
mempengaruhi besarnya energi ionisasi. Semakin besar jari-jari atom maka gaya tarik antara inti
dengan elektron pada kulit terluar semakin lemah. Hal ini berarti elektron pada kulit terluar semakin
mudah lepas dan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron tersebut semakin kecil.
Akibatnya, dalam satu golongan, energi ionisasi semakin kecil dari atas ke bawah. Sedagkan dalam
satu periode, energi ionisasi semakin besar dari kiri ke kanan. Hal ini disebabkan dari kiri ke kanan
muatan iti semakin besar yang mengakibatkan gaya tarik antara inti dengan elektron terluar semakin
besar sehingga dibutuhkan energi yang besar pula untuk melepaskan elektron pada kulit terluar.




Kurva tersebut menunjukkan unsur golongan 8A berada di puncak grafik yang
mengindikasikan bahwa energi ionisasinya besar. Hal sebaliknya terjadi untuk unsur golongan 1A
yang berada di dasar kurva yang menunjukkan bahwa energi ionisasinya kecil. Atom suatu unsur
Energi ionisasi
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom

dapat melepaskan elektronnya lebih dari satu buah. Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan
elektron keua disebut energi ionisasi kedua dan tentu saja diperlukan energi yang lebih besar. Energi
ionisasi semakin besar apabila makin banyak elektron yang dilepaskan oleh suatu atom.
Energi ionisasi pertama merupakan energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar
(paling mudah lepas) dari satu mol atom dalam wujud gas untuk menghasilkan satu mol ion gas
dengan muatan 1+. Hal ini lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.



Pada penggambaran di atas, energi ionisasi pertama diartikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk
menghasilkan perubahan per mol X. Yang perlu diperhatikan pada persamaan di atas adalah
Simbol wujud zat (g) penting. Pada saat anda membahas energi ionisasi, unsurnya harus
dalam wujud gas. Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ mol
-1
(kilojoules per mole). Nilainya
bervariasi dari 381 (yang sangat rendah) hingga 2370 (yang sangat tinggi).
Semua unsur memiliki energi ionisasi pertama bahkan atom yang tidak membentuk ion
positif pada tabung reaksi. Helium (E.I pertama = 2370 kJ mol
-1
) secara normal tidak membentuk
ion positif karena besarnya energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron.

Faktor yang mempengaruhi energi ionisasi
Energi ionisasi merupakan ukuran energi yang diperlukan untuk menarik elektron tertentu dari
tarikan inti. Energi ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan antara elektron dan inti yang kuat.
Besarnya tarikan dipengaruhi oleh:
a. Muatan inti
Makin banyak proton dalam inti, makin positif muatan inti, dan makin kuat tarikannya terhadap
elektron.
b. J arak elektron dari inti
Jarak dapat mengurangi tarikan inti dengan cepat. Elektron yang dekat dengan inti akan ditarik
lebih kuat daripada yang lebih jauh.
c. J umlah elektron yang berada diantara elektron terluar dan inti
Perhatikan atom natrium, dengan struktur elektron 2, 8, 1 (tak ada alasan mengapa anda tak dapat
menggunakan notasi ini jika ini sangat membantu!)
ika elektron terluar mengarah ke inti, tidak akan terlihat oleh inti dengan jelas. Antara elektron
terluar dan inti ada dua lapis elektron pada tingkat pertama dan kedua. Pengaruh 11 proton pada
inti natrium berkurang oleh adanya 10 elektron yang lebih dalam. Oleh karena itu elektron terluar
hanya merasakan tarikan bersih kira-kira 1+ dari pusat. Pengurangan tarikan inti terhadap
elektron yang lebih dalam disebut dengan penyaringan (screening) atau perlindunga
(shielding).
d. Apakah elektron berdiri sendiri dalam suatu orbital atau berpasangan dengan elektron lain
Dua elektron pada orbital yang sama mengalami sedikit tolakan satu sama lain. Hal ini
mengurangi tarikan inti, sehingga el ektron yang berpasangan dapat dilepaskan dengan lebih
mudah dari yang anda perkirakan.









a) Pola energi ionisasi pertama pada tabel periodik 20 unsur pertama

Energi ionisasi pertama menunjukkan periodicity. Itu artinya bahwa energi ionisasi bervarisi
dalam suatu pengulangan jika anda bergerak sepanjang tabel periodik. Sebagai contoh, lihatlah pola
dari Li ke Ne, dan kemudian bandingkan dengan pola yang sama dari Na ke Ar.
Variasi pada energi ionisasi pertama ini dapat dijelaskan melalui struktur dari atom yang terlibat.

Menjelaskan pola pada sebagian unsur-unsur pertama
a. Hidrogen memiliki struktur elektron 1s
1
. Merupakan atom yang sangat kecil, dan elektron
tunggalnya dekat dengan inti sehingga dapat tertarik dengan kuat. Tidak ada elektron yang
menyaring tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya tinggi (1310 kJ mol
-1
).
b. Heliummemiliki struktur 1s
2
. Elektron dilepaskan dari orbital yang sama seperti pada contoh
hidrogen. Elektronnya dekat dengan inti dan tidak tersaring. Energi ionisasinya (2370 kJ mol
-1
)
lebih besar dari hidrogen, karena elektronnya ditarik oleh dua proton pada inti, bukan satu seperti
pada hidrogen.
c. Litiummemiliki struktur 1s
2
2s
1
. Elektron terluarnya berada pada tingkat energi kedua, lebih jauh
dari inti. Anda mungkin berpendapat akan lebih dekat dengan adanya tambahan proton pada inti,
tetapi elektron tidak mengalami tarikan yang penuh dari inti tersaring oleh elektron 1s
2
.

Anda dapat membayangkan elektron seperti merasakan tarikan bersih +1 dari pusat (3 proton
dikurangi oleh dua elektron 1s
2
elektron).
Jika anda membandingkan litium dengan hidrogen (bukan dengan helium), elektron hidrogen
juga mengalami tarikan 1+ dari inti, tetapi pada litium jaraknya lebih jauh. Energi ionisasi pertama
litium turun menjadi 519 kJ mol
-1
sedangkan hidrogen 1310 kJ mol
-1
.


b) Pola pada periode 2 dan 3
Membahas 17 atom pada saat bersamaan akan memakan waktu. Kita dapat melakukannya
dengan lebih terarah dengan menjelaskan kecenderungan utama pada dua periode ini, dan kemudian
menjelaskan pengecualian yang ada. Secara umum pola pada kedua periode sama perbedaannya
energi ionisasi periode ketiga lebih rendah daripada periode kedua.

Menjelaskan kecenderungan umum pada periode 2 dan 3
Kecenderungan yang umum adalah energi ionisasi meningkat dalam satu periode dari kiri ke
kanan. Pada semua unsur periode 2, elektron terluar berada pada orbital tingkat 2 2s atau 2p.
Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti, dan tersaring oleh elektron 1s
2
.
Perbedaan pentingnya adalah terjadi kenaikan jumlah proton pada inti dari litium sampai neon.
Hal itu menyebabkan makin kuatnya tarikan inti terhadap elektron sehingga menaikkan energi
ionisasi. Pada kenyataannya kenaikan muatan inti menyebabkan elektron terluar lebih dekat ke inti.
Kenaikan energi ionisasi itu berada dalam satu periode.
Pada periode 3, kecenderungannya sama. Semua elektron yang dilepaskan berada pada tingkat
ketiga dan tersaring oleh elektron 1s
2
2s
2
2p
6
. Semuanya memiliki lingkungan yang sama, tetapi
muatan intinya makin meningkat.

Mengapa terjadi penurunan antara golongan 2 dan 3 (Be-B dan Mg-Al)?
Penjelasannya didasarkan pada struktur boron dan aluminium. Elektron terluar kedua atom ini
lebih mudah dilepaskan dibandingkan dengan kecenderungan umum pada atom-atom periode 2 dan
3 lainnya.
Be

1s
2
2s
2


E. I. pertama = 900 kJ mol
-1

B

1s
2
2s
2
2p
x
1


E. I. pertama = 799 kJ mol
-1

Anda mungkin mengharapkan energi ionisasi boron lebih besar dari berilium karena adanya
tambahan proton. Pada kenyataannya elektron terluar boron berada pada orbital 2p bukan pada 2s.
Orbital 2p memiliki energi yang sedikit lebih tinggi daripada orbital 2s, dan elektronnya, rata-rata,
berada lebih jauh dari inti. Hal ini memberikan dua pengaruh.
Bertambahnya jarak menghasilkan berkurangnya tarikan inti sehingga mengurangi energi ionisasi
Orbital 2p tidak hanya disaring oleh elektron 1s
2
tetapi, sedikit, juga oleh elektron 2s
2
. Hal itu
juga mengurangi tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya lebih rendah.

Penjelasan terhadap turunnya energi ionisasi antara magnesium dan aluminium sama, hanya
saja terjadi pada tingkat ke-3 bukan tingkat ke-2.
Mg

1s
2
2s
2
2p
6
3s
2


E. I. pertama = 736 kJ mol
-1

Al

1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
x
1


E. I. pertama = 577 kJ mol
-1

Elektron 3p pada aluminium sedikit lebih jauh dari inti dibandingkan 3s, dan sebagian
tersaring oleh elektron 3s
2
sebagai elektron yang lebih dalam. Kedua faktor ini mengurangi
pengaruh bertambahnya proton.

Mengapa terjadi penurunan diantara golongan 5 dan 6 (N-O dan P-S)?
Sekali lagi, anda mungkin mengharapkan energi ionisasi unsur golongan 6 akan lebih tinggi
daripada golongan 5 karena adanya tambahan proton. Apa yang terjadi?

N

1s
2
2s
2
2p
x
1
2p
y
1
2p
z
1


E. I. pertama = 1400 kJ mol
-1

O

1s
2
2s
2
2p
x
2
2p
y
1
2p
z
1


E. I. Pertama = 1310 kJ mol
-1


Penyaringannya sama (oleh 1s
2
dan, sedikit, oleh elektron 2s
2
), dan elektron dilepaskan dari
orbital yang sama. Perbedaannya adalah pada oksigen elektron dilepaskan dari salah satu pasangan
2p
x
2
. Adanya tolakan antara dua elektron pada orbital yang sama menyebabkan elektron tersebut
lebih mudah dilepaskan dibandingkan yang lain.
Penurunan energi ionisasi pada sulfur dijelaskan dengan cara yang sama.

c) Kecenderungan turunnya energi ionisasi dalam satu golongan
Jika anda bergerak ke bawah dalam satu golongan pada tabel period ik, energi ionisasi secara
umum akan menurun. Anda telah melihat bukti untuk hal ini bahwa energi ionisasi pada periode 3
lebih rendah dari periode 2.

Sebagai contoh pada golongan 1:

Mengapa energi ionisasi natrium lebih rendah dari litium?
Pada atom natrium terdapat 11 proton, tetapi pada atom litium hanya 3. Jadi muatan inti
natrium lebih besar. Anda mungkin memperkirakan energi ionisasi natrium lebih besar, tetapi
kenaikan muatan inti tidak dapat mengimbangi jarak elektron dari inti yang makin jauh dan lebih
tersaring.
Li

1s
2
2s
1


E. I. pertama = 519 kJ mol
-1

Na

1s
2
2s
2
2p
6
3s
1


E. I. pertama = 494 kJ mol
-1

Elektron terluar litium berada pada tingkat kedua, dan hanya memiliki elektron 1s
2
yang
menyaringnya. Elektron 2s
1
mengalami tarikan dari 3 proton dan disaring oleh 2 elektron tarikan
bersih dari pusat adalah +1.
Elektron terluar natrium berada pada tingkat 3, dan terhalangi dari 11 proton pada inti oleh 10
elektron yang berada lebih dalam. Elektron 3s
1
juga mengalami tarikan bersih 1+ dari pusat atom.
Faktor yang tersisa hanyalah jarak tambahan antara elektron terluar dan inti pada natrium. Sehingga
energi ionisasi natrium lebih rendah.
Penjelasan yang sama berlaku jika anda bergerak ke bawah pada unsur lain pada golongan
tersebut, atau, pada golongan yang lain.

d) Kecenderungan energi ionisasi pada golongan transisi

Selain seng pada bagian akhir, energi ionisasi semua unsur relatif sama. Semua unsur
memiliki struktur elektron [Ar]3d
n
4s
2
(or 4s
1
pada kromium dan tembaga). Elektron yang terlepas
selalu dari orbital 4s.
Jika anda bergerak dari kiri ke kanan, dari satu atom ke atom lainnya dalam deretan golongan
transisi, jumlah proton pada inti meningkat, elektron pada 3d juga bertambah. Elektron 3d
mengalami beberapa pengaruh penyaringan, proton tambahan dan elektron 3d tambahan dapat
menambah atau mengurangi pengaruh tarikan dari pusat atom yang diamati.
Kenaikan pada seng mudah untuk dijelaskan.

Cu

[Ar]3d
10
4s
1


E. I. pertama = 745 kJ mol
-1

Zn

[Ar]3d
10
4s
2


E. I. pertama = 908 kJ mol
-1


Pada contoh di atas, elektron yang dilepaskan berasal dari orbital yang sama, dengan
penyaringan yang sama, tetapi seng memiliki satu tambahan proton pada inti sehingga daya tariknya
lebih besar. Pada seng terdapat tolakan antar pasangan elektron orbital 4s, tetapi pada kasus ini
tolakannya tidak cukup untuk mengimbangi pengaruh bertambahnya proton.

Energi ionisasi dan reaktivitas
Pada energi ionisasi yang lebih rendah, perubahan ini lebih mudah terjadi:


Anda dapat menjelaskan kenaikan reaktivitas logam golongan 1(Li, Na, K, Rb, Cs) dari atas
ke bawah dalam satu golongan karena turunnya energi ionisasi. Bereaksi dengan apapun, logam-
logam tersebut akan membentuk ion positif, dengan energi ionisasi yang lebih rendah, ion lebih
mudah terbentuk.
Bahaya dari pendekatan ini adalah pembentukan ion positif terjadi hanya satu tahap dalam
beberapa langkah proses. Sebagai contoh, anda tidak mungkin memulai dengan atom gas; tidak juga
mengakhirinya dengan gas ion positif anda akan mengakhiri dengan ion dalam padatan atau
larutan. Perubahan energi pada proses ini juga bervariasi dari satu unsur ke unsur lainnya. Secara
ideal anda perlu mempertimbangkan semua hal dan tidak hanya mengambil sebagian saja.
Namun demikian, energi ionisasi unsur merupakan faktor utama yang berperan dalam energi
aktivasi suatu reaksi. Ingat bahwa energi aktivasi merupakan energi minimum yang diperlukan
sebelum reaksi berlangsung. Dengan energi aktivasi yang lebih rendah, reaksi akan lebih cepat
tanpa mengabaikan seluruh energi yang berubah pada reaksi tersebut.
Penurunan energi ionisasi dari atas ke bawah dalam satu golongan akan menyebabkan energi
aktivasi lebih rendah dan reaksi menjadi lebih cepat.


3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron merupakan energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam
bentuk gas apabila terjadi penangkapan satu elektron yang ditempatkan pada kulit terluarnya dan
atom menjadi ion negatif. Afinitas elektron dapat berharga positif dan negatif. Afinitas elektron
berharga negatif apabila dalam proses penangkapan satu elektron, energi dilepaskan. Ion negatif
yang terbentuk akibat proses tersebut bersifat stabil. Hal sebaliknya terjadi apabila dalam proses
penangkapan satu elektron, energi diserap. Penyerapan energi menyebabkan ion yang terbentuk
bersifat tidak stabil. Semakin negatif harga afinitas lektron suatu atom unsur maka ion yang ter
bentuk semakin stabil.

Afinitas elektron golongan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7

Gambar menunjukkan bahwa atom unsur golongan 2A dan 8A mempunyai afinitas elektron
yang berharga positif. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur golongan 2A dan 8A sulit menerima
elektron. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh unsur golongan halogen karena unsur golongan ini
paling mudah menangkap elektron. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa afinitas elektron,
dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin negatif dan dalam satu golongan dari atas ke bawah,
semakin positif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya afinitas elektron. Anda dianggap telah memahami
tentang orbital atom sederhana, dan dapat menuliskan struktur elektronik untuk atom-atom
sederhana.
a) Afinitas elektron pertama
Energi ionisasi selalu ditekankan pada pembentukan ion positif. Afinitas elektron ditekankan
pada ion negatif, dan keduanya banyak dipakai untuk unsur-unsur pada golongan 6 dan 7 pada tabel
periodik.
1) Mendefinisikan afinitas elektron pertama
Afinitas elektron pertama adalah energi yang dilepaskan ketika 1 mol atom gas
mendapatkan satu elektron untuk membentuk 1 mol ion gas 1-. Lebih mudah dipahami dalam
bentuk simbol.


Pada penggambaran di atas, afinitas elektron pertama diartikan sebagai energi yang
dilepaskan (per mol X) pada saat perubahan ini terjadi.
Afinitas elektron pertama memiliki harga negatif. Sebagai contoh, afinitas elektron pertama
klor adalah -349 kJ mol
-1
. Berdasarkan perjanjian, tanda negatif menunjukkan pelepasan energi.

a. Afinitas elektron pertama dari unsur-unsur golongan 7
F

-328 kJ mol
-1

Cl

-349 kJ mol
-1

Br

-324 kJ mol
-1

I

-295 kJ mol
-1

Apakah ada polanya?
Ya jika anda bergerak dari atas ke bawah dalam satu golongan, afinitas elektron pertama
makin berkurang (artinya energi yang dilepaskan makin berkurang ketika ion negatif terbentuk).
Fluor tidak mengikuti aturan itu, dan akan dijelaskan secara terpisah.
Afinitas elektron dihitung dari tarikan antara elektron yang datang dengan inti tarikan
yang lebih kuat, energi yang dilepaskan makin besar. Faktor yang mempengaruhi tarikan ini sama
dengan faktor yang berpengaruh pada energi ionisasi muatan inti, jarak dan penyaringan
(screening).
Bertambahnya muatan inti dari atas ke bawah dalam satu golongan terkurangi oleh
tambahan penyaringan elektron. Masing-masing elektron terluar mengalami tarikan 7+ dari pusat
atom, untuk semua atom golongan 7.
Sebagai contoh, atom fluor memiliki struktur elektron 1s
2
2s
2
2p
x
2
2p
y
2
2p
z
1
. Terdapat 9
proton dalam inti. Elektron yang datang masuk ke tingkat-2, dan mengalami penyaringan dari inti
oleh 2 elektron 1s
2
electrons. Oleh karena itu tarikan bersih dari inti adalah 7+ (9 proton
dikurangi 2 oleh penyaringan elektron). Berbeda dengan klor yang memiliki struktur elektron 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
x
2
3p
y
2
3p
z
1
. Klor memiliki 17 proton pada inti. Tetapi sekali lagi elektron yang
masuk merasakan tarikan bersih dari inti 7+ (17 proton dikurangi 10 oleh penyaringan elektron
pada tingkat pertama dan kedua).
Faktor yang menentuka n adalah bertambahnya jarak antara elektron yang datang dengan
inti dari atas ke bawah dalam satu golongan. Makin besar jarak, tarikan berkurang dan energi
yang dilepaskan sebagai afinitas elektron juga berkurang.

Mengapa fluor tidak mengikuti kecenderungan yang ada?
Elektron yang datang, pada fluor akan lebih dekat dengan inti dibandingkan unsur lain,
sehingga anda akan mendapatkan nilai afinitas elektron yang tinggi. Namun demikian, karena
fluor merupakan atom kecil, anda memasukkan elektron baru pada tempat yang sudah penuh
sesak oleh elektron dan ada banyak tolakan. Tolakan ini mengurangi tarikan yang dirasakan
elektron yang datang dan mengurangi afinitas elektron.
Perubahan yang sama dari kecenderungan yang diharapkan terjadi antara oksigen dan
sulfur pada golongan 6. Afinitas elektron pertama oksigen (-142 kJ mol
-1
) lebih kecil dari sulfur
(-200 kJ mol
-1
) untuk alasan yang sama bahwa fluor lebih kecil dari klor.

b. Membandingkan afinitas elektron golongan 6 dan 7
Seperti yang anda perhatikan, afinitas elektron pertama oksigen (-142 kJ mol
-1
) lebih
rendah dari fluor (-328 kJ mol
-1
). Sama dengan sulfur (-200 kJ mol
-1
) yang lebih rendah dari klor
(-349 kJ mol
-1
). Mengapa?
Sederhana saja, unsur golongan 6 memiliki 1 proton pada inti yang lebih sedikit daripada
tetangganya, golongan 7. Banyaknya penyaringan pada keduanya sama. Itu artinya bahwa tarikan
bersih dari inti pada golongan 6 lebih sedikit daripada golongan 7, sehingga afinitas elektron
lebih rendah.



c. Afinitas elektron pertama dan reaktivitas
Reaktivitas unsur golongan 7 turun dari atas ke bawah dalam satu golongan fluor
merupakan unsur yang paling reaktif dan iod paling tak reaktif.
Seringkali pada reaksinya unsur-unsur ini membentuk ion negatif. Pada GCSE kadang-
kadang ditunjukkan penurunan reaktivitas karena tarikan terhadap elektron yang datang
berkurang kekuatannya dari atas ke bawah dalam satu golongan, sehingga pembentukan ion
negatif kurang disukai. Penjelasan itu masih dapat diterima kecuali untuk fluor!
Reaksi keseluruhan terdiri dari banyak tahapan yang berbeda yang semuanya melibatkan
perubahan energi, dan untuk menjelaskan kecenderungan yang ada tidak cukup hanya dengan
mengamati salah satu tahap saja. Fluor lebih reaktif daripada klor (walaupun afinitas elektronnya
lebih rendah) karena energi yang dilepaskan pada salah satu langkah reaksinya mengurangi
energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron.

2) Afinitas elektron kedua
Anda hanya akan ditunjukkan pada unsur golongan 6, oksigen dan sulfur yang keduanya
membentuk ion 2-.

a) Mendefinisikan afinitas elektron kedua
Afinitas elektron kedua adalah energi yang diperlukan untuk menambah satu elektron pada
masing-masing ion dari 1 mol ion gas 1- untuk menghasilkan 1 mol ion gas 2-. Lebih mudah
dipahami dalam bentuk simbol.



Pada penggambaran di atas, afinitas elektron kedua diartikan sebagai energi yang
dibutuhkan untuk membawa perubahan per mol X
-
.

Mengapa untuk melakukannya diperlukan energi?
Anda mendorong elektron ke dalam ion negatif. Hal ini tidak terjadi dengan serta-merta!



EA ke-1 = -142 kJ mol
-1



EA ke-2 = +844 kJ mol
-1

Tanda positif menunjukkan bahwa anda memerlukan energi untuk terjadinya perubahan ini.
Afinitas elektron kedua oksigen tinggi, karena elektron dipaksa masuk ke dalam ion yang kecil,
elektronnya sangat rapat.

4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan ada-lah skala yang dapat menjelaskan kecenderungan atom suatu unsur
untuk menarik elektron menuju kepadanya dalam suastu ikatan. Keelektronegatifan secara umum,
dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin bertambah dan dalam satu golongan, dari atas ke
bawah keelekrnegatifan semakin berkurang. Hal ini dapat dimengerti karena dalam satu periode,
dari kiri ke kanan, muatan inti atom semakin bertambah yang mengakibatkan gaya tarik antara inti
atom dengan elektron terluar juga semakin bertambah. Fenomena ini menyebabkan jari-jari atom
semakin kecil, energi ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar dan makin negatif dan
akibatnya kecenderungan untuk menarik elektron semakin besar.




Terlihat dari gambar bahwa untuk unsur gas mulia tidak mempunyai harga keelektronegatifan
karena konfigurasi elektronnya yang stabil. Stabilitas gas mulia menyebabkan gas mulia sukar untuk
menarik dan melepas elektron. Keelektronegatifan skala pauling memberikan nilai
keelektronegatifan untuk gas mulia sebesar nol.

Sifat periodik unsur


Elektronegatifitas
Keelektronegatifan skala Pauling

Keelektronegatifas pada SPU

Anda mungkin juga menyukai