Anda di halaman 1dari 17

Oleh:

Yogia G.A

Mahasiswi Psikologi UMM 2013
Kekuatan Pikiran
Kekuatan Pikiran
Kekuatan pikiran sangat penting
untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia. Kualitas disini terbentuk
dalam kualitas dari segala bentuk
pikiran baik.

Dan kekuatan pikiran ini, adalah
salah satu pembentuk kehidupan
yang bahagia atau sebaliknya.
Semua ini, individunya lah yang
menentukan sendiri.

Dari inilah satu jalan kunci
utama pembentukan pemikiran
kita, akan menjadi pembangkit
atau malah sebaliknya.
Seorang yang sukses harus memiliki
kekuatan pikiran yang baik, baik dalam
pengartian membangun sebuah
kegagalan menjadi pembelajaran
dalam hidupnya.

Begitu juga seseorang yang ingin
bahagia.

Jika anda ingin bahagia, anda
terlebih dahulu harus belajar
menumbuhkan pemikiran baik dalam
diri anda.

Apakah Manusia Bisa Bahagia?
Salah satu keinginan manusia adalah ingin bahagia.

Disini, saya pernah bertanya pada diri saya sendiri.

- Apakah saya bisa bahagia tanpa merasa sedih atau marah?

Awalnya saya menjawab ini tidak mungkin, secara logika manusia pasti kita
akan merasakan bahagia dan kecewa.

Namun, setelah saya bertanya hal yang sama secara ber ulang-ulang. Saya
memiliki jawaban yang baru.Bahwa manusia, bisa merasakan bahagia tanpa
lagi merasakan sedih, kecewa, atau pun marah.

Bagaimana caranya?




Bagaimana cara agar saya bisa
bahagia?
Belajarlah cara ini dengan perlahan:

- Berdamailah dengan diri anda.

Dengan cara, berbicara jujur dengan diri
anda sendiri, bongkar lagi semua memori
yang masih tersusun rapi. Dan baca satu
persatu memori-memori ini. Memori baik
maupun buruk. Pahami, dan cerna
semua kejujuran itu. Dan ambil makna
di dalamnya, makna yang akan
membentuk kekuatan pemikiran yang baik
dan membangun.

Disini, adalah salah satu
masalah yang cukup rumit,
yang dimana kebanyakan
manusia gengsi untuk jujur
dengan dirinya sendiri.

- Bersahabatlah dengan emosi.
Masalah penanganan emosi ini, banyak yang memilih jalan perlawanan. Mereka yang
tidak ingin dikuasai emosi, memilih jalan melawan. Emosi di lawan dengan emosi, tidak akan
menyelesaikan masalah. Karena disini, emosi malah akan berlipat ganda. Dan anda bukan akan
terhindar dari emosi, tapi malah akan semakin dikuasai

Lalu, bagaimana caranya?

Bersahabatlah dengan emosi anda.
Bersahabat disini, kita artikan sama halnya bersahabat dengan manusia. Yang dengan lama
kelamaan kita akan memahami bagaimana sahabat kita tersebut. Begitupun dengan emosi kita,
disaat kita bisa bersahabat dengan emosi kita, kita akan tau bagaimana emosi kita, di saat seperti
apa emosi kita ini muncul. Dan jika sudah memasuki pemahaman akan bentuk dan cara emosi
kita bekerja, disini kita akan mulai bisa mengajak emosi kita untuk berdamai, kita tidak akan lagi
melawan atau memaksa emosi kita untuk berhenti. Melainkan mengajak emosi untuk berdamai
dengan cara yang tanpa paksaan.

Selain kita harus memahami emosi, kita juga harus memahami apa yang kita pikirkan. Disini, tak
jarang kita melakukan hal yang mungkin kurang baik, tanpa kita sadari.
Seperti halnya:

Pikiran ini, saya fokuskan pada persepsi. Apa yang anda lihat, anda dengar, anda ucapkan. Semua
terbentuk dari sebuah persepsi yang anda cerna dari aktifitas indra anda, seperti indra penglihat, pendengaran.
Yang membentuk sebuah hal yang belum tentu benar dan menjadikan anda selalu menduga-duga, lalu
membentuk pemikiran-pemikiran baru. Disinilah, satu hal yang juga membentuk sebuah kemarahan, kesedihan,
kebencian, dll. Jika kita membentuk sebuah persepsi yang kurang baik. Beda lagi jika kita membentuk persepsi ini
tidak meluap-luap. Tetapi tetap tertuju pada mendamaikan fikiran, seperti halnya pembahasan sebelumnya, saat
bagaimana cara kita untuk mendamaikan emosi kita. Kita akan mampu untuk tetap bahagia dalam keadaan
apapun, dalam bahasa jawa hal ini biasa di sebut dengan " NRIMO" atau menerima apa yang terjadi, dan
menjadikan semua sebagai pembelajaran untuk menjadi seorang yang lebih baik, tanpa beranggapan menjadi
seorang yang sudah baik. Manusia mampu untuk bahagia utuh, jika manusia ini tidak lagi meluapkan nafsunya,
nafsu yang tertuju pada hal yang senang saja, namun tidak ingin merasakan menerima cobaan, dan lain
sebagainya. Fikiran kita sudah terlebih dulu berfikiran buruk dengan hal yang tidak diharapkan manusia ini
"Cobaan" sehingga manusia hanya meluapkan kemarahan dan kebencian pada cobaan tersebut, tanpa
mempelajari cobaan yang datang dan mencari solusinya. Inilah mengapa manusia sangat merasa sakit saat
cobaan hidup datang, karena fikiran sudah membentuk persepsi bahwa cobaan hidup itu seperti
sebuah hal yang sangat kejam dan menyiksa dirinya.
Dan jika kita sudah mulai mampu untuk:
- Berdamai dengan diri kita;
- Berdamai dengan emosi;
- Membentuk persepsi yang baik.
Kita akan mulai merasakan kedamaian yang lebih, bagaimanapun keadaan kita saat itu.
Dan lanjut kita mulai belajar memahami hal yang bersumber di luar diri kita.
Seperti:
- Keluarga;
- Sahabat;
- Masyarakat;
-Tempat kerja;
- Dosen;
- Dll.
Yang dimana, beberapa hal yang saya sebutkan diatas, tidak jarang juga menjadi sebuah problem hidup
kita, kita sering hidup dalam konflik disini. Karena tidak adanya sebuah penerimaan atau pemahaman yang
baik. Sehingga memunculkan sebuah kemarahan, kebencian, kekesalan, dll. Yang beberapa orang, akan
memilih menghindar dari dunia luar dan terhanyut pada kesendirian karena lelah dengan konflik yang
sangat sering terjadi di lingkungannya.

Lalu bagaimana cara kita terhindar dari
konflik ini?
Kita tidak akan pernah terhindar dari konflik, namun yang saya dapatkan dari hal ini adalah seperti:
- Susahnya manusia menerima kenyataan. Sehingga ia tidak bisa
berdamai dengan lingkungannya.

Bagaimana cara agar kita mampu untuk berdamai dengan lingkungan?
- Belajarlah untuk ramah dengan orang lain;
- Pahami terlebih dahulu sebelum membentuk sebuah persepsi;
- Belajarlah untuk memafkan dan mengambil pelajaran dari hal yang terjadi
di lingkungan anda;
- Biasakan untuk tersenyum, karena tersenyum akan memberi efek kedamaian dalam hati anda;
- Tentang keegoisan dalam lingkungan, disini juga harus anda pahami terlebih dahulu. Karena
keegoisan ini juga menjadi sumber konflik dalam lingkungan.



Inti dari semua ini adalah:
- apa ada gunanya anda memaksa lingkungan anda untuk mengikuti
apa yang anda mau?
- apa gunanya anda hidup dalam dendam?
- apa yang anda dapatkan dari memendam amarah, memendam
kebencian, terus menerus menantang kenyataan?
Coba tanyakan ini pada diri anda sekarang, apa yang anda dapatkan dari semua
itu?

Kita hanya akan menyiksa diri kita sendiri, kita tidak akan mendapat solusi jika
hal di atas masih terjadi di dalam kehidupan kita, kita akan seolah-olah hidup dalam
lingkungan yang keras. Padahal kekerasan itu kekuatan pikiran kita yang
membentuk, bukan lingkungan. Cobalah membuka mata, apa salahnya kita mulai
untuk mereda, dan mendamaikan kehidupan ini. Kita pelajari cara kerja lingkungan
dan dengan mempelajari itulah kita bisa untuk memperbaiki kehidupan yang sudah
kita bentuk menjadi sekeras besi ini.

Bagaimana jika kita terpeleset dalam emosi kembali?
Cobalah cara ini:
- Tarik napas sekuatnya, tahan sekuatnya, dan keluarkan
secara perlahan. Cara ini, biasa akan memberi efek panas di dada,
panas itu adalah emosi kita, semakin kita mencoba mengendalikan akan
semakin panas, dan jika sudah berhasil, lama kelamaan panas itu akan
berubah menjadi hawa yang sejuk, dan emosi kita akan kembali stabil.

Percayalah, bahwa manusia sesungguhnya adalah seorang yang sangat baik,
ramah, pemaaf, dan ribuan kebaikan yang masih ada di dalam dirinya. Namun
fikiran yang sudah terlebih dahulu terhanyut dalam sebuah persepsi bahwa
manusia memiliki dua sisi, yaitu baik dan buruk.
Mulai dari sekarang, cobalah untuk merubah persepsi ini menjadi, manusia
itu memiliki banyak kebaikan yang tertanam di dalam dirinya masing-masing.
Bahkan bukan hanya manusia yang memiliki kebaikan berlebih, binatang,
tumbuhan, angin, dll. Pun memiliki kebaikan masing-masing, namun karena
manusia berakal lebih luas, inilah mengapa saya menyebutkan bahwa manusia
memiliki banyak kebaikan di dalam dirinya.
Baik atau tidaknya kita tergantung kebiasaan dan persepsi kita masing-masing.
Jika kita berpikir baik, maka persepsi dan kebiasaan kita juga akan membentuk
sebuah pelajaran hidup yang baik, bagaimanapun keadaan yang terjadi saat itu.
Efek dari semuanya akan memunculkan sebuah kedamaian dan pembelajaran
bagi diri kita masing-masing.





Dan di saat kedamaian itu sudah membaik, kita tidak akan lagi membentuk
sebuah penilaian dalam persepsi, karena jalan yang kita tempuh adalah
sebuah kedamaian, dan menjadikan semua sebagai pelajaran tanpa
menilai apapun.

Semua ini, juga bekerja untuk alam dan binatang. Jika kedamaian itu
muncul, kita tidak hanya terbentuk sebagai seorang yang menghargai
tubuh kita, sahabat, keluarga, masyarakat. Namun, kita juga akan
terbentuk menjadi manusia yang juga menghargai binatang juga
tumbuhan.

Dan dari kekuatan pikiran yang
berfokus pada berdamai inilah kita juga
mampu untuk menuju jalan kesuksesan
dalam pekerjaan, yang dimana kita akan
selalu menjadikan kegagalan menjadi
sebuah pelajaran.
Seorang yang takut gagal, dia tidak akan
berani untuk mencoba dan kesempatan
untuk sukses pun akan sirna saat itu juga.
Inilah pentingnya kita untuk belajar dari
kegagalan, yang dimana kegagalan ini akan
membentuk sebuah kekuatan batin dan
menghidupkan banyak pelajaran yang kita
terima di dalamnya.

Manusia mampu untuk sukses mampu untuk bahagia, semua takdir baik akan hadir jika anda
mampu untuk mengambil makna yang hadir di dalam nasip anda.


Anda mampu dan bisa untuk bahagia, bahagia yang bukan hanya bahagia sesaat, dengan
cara anda menerima semua bentuk kebahagiaan.
Kebahagiaan, bukan hanya berbentuk sebuah hal yang menguntungkan atau menggembirakan,
namun juga bisa dalam bentuk lain, cobaan misalnya. Jika anda bisa menerima kedatangan
cobaan itu, anda tidak akan mengalami yang namanya luka batin. Karena disini anda akan
mendapat pelajaran berharga dalam kehidupan anda. Karena sesungguhnya hal yang sering kita
sebut cobaan hidup ini, adalah guru yang berharga, guru yang selalu dinanti manusia untuk
mendapat pelajaran yang unik darinya.
Dan dalam perjalanan anda untuk menuju sukses, anda memiliki satu kunci untuk menuju
kesuksesan anda. Yaitu dengan cara mencoba mencoba dan mencoba, seseorang yang tidak
takut gagal, dan mempelajari sebuah kegagalan untuk membangun semangat kembali, itu adalah
satu ciri calon orang sukses. Tanamkan pada diri anda untuk kesuksesan anda sendiri, dan
bahkan kesuksesan anda juga bisa menumbuhkan kesuksesan orang disekitar anda. karena
sebuah kesuksesan seseorang, tergantung bagaimana orang ini menghadapi kegagalannya.
Mulailah untuk memperbaiki kekuatan
pikiran kita menjadi kekuatan yang
membangun diri kita menuju ke jalan
yang baik, menuju kebahagiaan yang
utuh dan tumbuh dalam lingkungan
yang sukses. Karena sukses atau
tidaknya kita tergantung bagaimana
kita menanggapi sebuah kegagalan.
Dan bahagianya kita bagaimana kita
menanggapi dan menerima cobaan
yang ada, dan menjadikan semua itu
menjadi sebuah pelajaran untuk
membangun diri menjadi lebih baik
lagi.

Assalamu'alaikum
Terimakasih bagi kawan yang sudah bersedia
untuk membaca tulisan sederhana ini. Maaf apa
bila tulisan ini masih banyak kesalahan. Karena
memang penulis tetap dalam tahap belajar tanpa
tertinggal dari sebuah kesalaan untuk agar
penulis bisa selalu memperbaiki tulisannya ini.
Tulisan ini ada sesuai dengan apa yang penulis
pahami dan dapatkan dari perjalanan hidupnya
dan pemahaman yang penulis dapatkan dari
melihat dan memperlajari kehidupan di luar
penulis, semoga tulisan ini memberi manfaat
untuk saya dan pembaca. Terimakasih :)

Anda mungkin juga menyukai