Anda di halaman 1dari 8

Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk

Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut Pada Manusia



Nurzaman
1
,
Dini Destiani
2
, Dhami Johar Dhamiri
3

Jurnal Algoritma
Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STT-Garut)
Jl. Mayor Syamsu No 2 Garut 44151
Email : jurnal@sttgarut.ac.id

1
just.azie46@gmail.com
2
ddsitifatimah@yahoo.co.id
3
djdhamiri@gmail.com


Abstrak Penyakit gigi dan mulut pada manusia menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar
penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia. Persepsi dan perilaku masyarakat
Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih buruk. Ini terlihat dari masih besarnya angka
karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang cenderung meningkat. Sehingga berdasarkan
permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu perangkat lunak yang dapat membantu menyediakan
informasi yang diperlukan untuk staf/ pegawai di bidang kesehatan serta meningkatkan
pengetahuan/ pemahaman pasien dalam mengetahui dengan benar gejala penyakit gigi dan mulut
pada manusia Aplikasi sietem pakar ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
diagnosis penyakit gigi dan mulut pada manusia serta cara pengobatannya, serta dapat
menghasilkan suatu alternatif solusi yang tepat dan cepat dalam menentukan penyakt gigi dan mulut
dengan melihat dari gejala yang timbul tanpa harus berkonsultasi dengan seorang pakar.

Kata Kunci Sistem pakar, Penyakit gigi dan mulut, forward chaining.


I. PENDAHULUAN

Ilmu kedokteran yang ada saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Banyak obat-obat baru yang ditemukan untuk mengatasi berbagai penyakit yang bermunculan di
dunia. Demikian juga dengan salah satu bidang spesialisasi ilmu kedokteran, yaitu bidang
kedokteran gigi. Gigi dan mulut adalah organ-organ tubuh yang sangat penting karena berawal dari
penyakit yang ada pada kedua organ inilah akan timbul penyakit-penyakit membahayakan yang
mungkin akan menyerang organ-organ tubuh yang lainnya. Penyakit gigi dan mulut pada manusia
menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat
Indonesia. Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih
buruk. Ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang
cenderung meningkat. Meskipun seorang dokter gigi dan mulut adalah orang yang ahli dibidangnya,
namun sebagai manusia biasa seorang dokter gigi dan mulut mempunyai keterbatasan daya ingat
dan stamina kerja. Sehingga seorang dokter gigi dan mulut pada suatu ketika bisa saja melakukan
kesalahan yang mungkin salah satunya melakukan kesalahan pada hasil diagnosa yang bias
berlanjut pada kesalahan solusi yang diambil. Melihat kekurangan yang manusiawi tersebut,
menjadi tantangan bagi ilmu teknik informatika untuk merancang sistem berpengetahuan pakar
akan tetapi dengan kapasitas dan daya tahan yang lebih kuat. Sistem ini adalah sistem pakar
diagnosisi penyakit gigi dan mulut pada manusia
Ditinjau secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha
ISSN : 2302-7339 Vol. 09 No. 12 2012
http://jurnal.sttgarut.ac.id 2
mengadopsi pengetahuan manusia kedalam komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah
seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Seorang pakar adalah orang yang mempunyai
knowledge atau kemampuan yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang
dimilikinya. Pengetahuan ini diambil seorang pakar dan pengalamannya selama bertahun tahun
pada sebuah bidang keahlian tertentu. Pengetahuan adalah sebuah kekuatan yang dapat
memecahkan suatu masalah yang kita temui sehari-hari. Sistem pakara dalah salah satu jalan untuk
memecahkan suatu permasalahan, secara lebih cepat dan mudah.
Dalam kasus ini permasalahan yang ada merupakan keterbatasan pengetahuan untuk
identifikasi keterbatasan pengetahuan yang tidak terlepas dari peran pakar atau ahli dibidangnya
terutama dari seorang dokter gigi dan mulut. Pakar utama dalam hal ini adalah seorang dokter gigi
dan mulut yang memiliki pengalaman yang cukup banyak, informasi besar kemungkinan penyakit-
penyakit pada pasien merupakan informasi yang dapat membantu seorang dokter, terutama
informasi yang sangat diperlukan oleh seorang dokter gigi dan mulut untuk memantau
perkembangan penyakit yang timbul pada pasien. Tujuan penelitian ini merancang sebuah sistem
pakar untuk memberikan informasi mengenai diagnosis penyakit gigi dan mulut pada manusia serta
cara pengobatannya dan menghasilkan suatua lternatif solusi yang tepat dan cepat dalam
menentukan penyakit gigi dan mulut dengan melihat dari gejala yang timbul tanpa harus
berkonsultasi dengan seorang pakar.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pakar
Sistem pakar dibuat hanya pada domain pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran
tertentu yang mendekati kemampuan manusia disalah satu bidang saja. Sistem pakar mencoba
mencari penyelesaian yang memuaskan, yaitu sebuah penyelesaian yang cukup bagus agar
pekerjaan dapat berjalan walaupun itu bukan penyelesaian yang optimal.
Sistem pakar sebagai sebuah program yang difungsikan untuk menirukan pakar manusia
harus bisa melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh seorang pakar. Untuk membangun sistem
yang seperti itu maka komponen-komponen yang harus dimiliki adalah sebagai berikut (Giarratano
dan riley,2005):
a) Antarmuka Pengguna (User Interface)
b) Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
c) Mekanisme Inferensi (Inference machine)
d) Memori kerja (Working Memory)
Sedangkan untuk menjadikan sistem pakar menjadi lebih menyerupai seorang pakar yang
berinteraksi dengan pemakai, maka dilengkapi dengan fasilitas berikut:
a) Fasilitas Penjelasan (Explanation Facility)
b) Fasilitas Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition Facility)

B. Penyakit Gigi dan Mulut
Sebagian besar gigi berasal dari mesoderm dan sisanya berasal dari ectoderm.Gigi tertanam
di dalam tulang rahang bawah dan atas serta tersusun dalam dua lengkung.Lengkung rahang atas
lebih besar daripada lengkung rahang bawah, sehingga kedudukan gigi bawah agak dilampaui gigi
atas. Bentuk gigi berbeda-beda sesuai dengan fungsinya.Gigi seri (tengah, lateral) untuk memotong,
gigi taring yang runcing untuk menahan dan merobek makanan dan geraham (molar) untuk
menghaluskan makanan, sehingga permukaannya mempunyai beberapa tonjolan.Gigi seri dan
taring mempunyai 2 akar dan molar atas mempunyai 3 akar.
Walaupun bentuknya berbeda-beda, semua mempunyai susunan yang sama. Gigi terdiri atas:
a) Mahkota gigi ( mahkota klinis) yaitu bagian yang menonjol diatas gusi (gingiva), sedangkan
mahkota anatomis adalah bagian gigi yang dilpisi email.
Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut
3 2012 Jurnal STT-Garut All Right Reserved
b) Akar gigi yaitu bagian yang terpendam dalam alveolus pada tulang maksila atau mandibula.
c) Leher gigi (serviks) yaitu tempat bertemunya mahkota (anatomis) dan akar gigi.


III. METODE PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data terdiri dari pengumpulan data primer dan sekunder
a) Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada seorang ahli
atau pakar dalam hal ini dokter gigi dan mulut
b) Pengumpulan Data Sekunder
Mengumpulkan data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, makalah-makalah,
artikel-artikel dan bahan-bahan dari internet yang sesuai dengan topik yang sedang dibahas.

B. Metode Pengembangan Sistem
Adapun metode pengembangan sistem pakar yang akandigunakan adalah metode
pengembangan sistem pakar. Metode ini merupakan salah satu model yang menggambarkan tahap-
tahap pengembangan perangkat lunak sistem pakar. Tahapan pengembangan sistem pakar (Durkin,
1994), dapat dilihat pada gambar 1.






















Gambar 1 : Tahap Pengembangan Sistem Pakar [1]

a) Penilaian.
Yaitu proses untuk menentukan kelayakan dan justifikasi atas permasalahan yang akan diambil.
Setelah proyek pengembangan dianggap layak dan sesuai dengan tujuan, maka selanjutnya
ditentukan fitur-fitur penting dan ruang lingkup proyek serta sumberdaya yang dibutuhkan.
Sumber pengetahuan yang diperlukan diidentifikasi dan ditentukan persyaratan-persyaratan
proyek.

Pengumpulanpengetahuantentan
gpenyakitgigidanmulutpadaman
usia
Penilaian
Wawancara Studi Pustaka
Implementasi
Desain User Interface
Compile
AkuisisiPengetahuan
SistemPakar
KegiatanPengumpulan Data
KegiatanPengembangansistem
Desainsistempakarpenyakitgig
idanmulutpadamanusia
Pengujian
ISSN : 2302-7339 Vol. 09 No. 12 2012
http://jurnal.sttgarut.ac.id 4
b) Akuisisi Pengetahuan.
Merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan tentang permasalahan yang akan dibahas
dan digunakan sebagai panduan dalam pengembangan. Pengetahuan ini digunakan untuk
memberikan informasi tentang permasalahan yang menjadi bahan acuan dalam mendesain
system pakar.
c) Desain
Berdasarkan pengetahuan yang telah didapatkan dalam proses akuisisi pengetahuan, maka
desain antarmuka maupun teknik penyelesaian masalah dapat diimplementasikan kedalam
system pakar. Dalam tahap desain ini, seluruh struktur dan organisasi dari pengetahuan harus
ditetapkan dan dapat direpresentasikan kedalam sistem.
d) Pengujian
Tahap ini dimaksudkan untuk menguji apakah system pakar yang dibangun telah sesuai dengan
tujuan pengembangan maupun kesesuaian kinerja sistem dengan metode penyelesaian masalah
yang bersumber dari pengetahuan yang sudah didapatkan. Apabila dalam tahap ini terdapat
bagian yang harus dievaluasi maupun dimodifikasi maka hal tersebut harus segera dilakukan
agar sistem pakar dapat berfungsi sebagaimana tujuan pengembangannya.
e) Implementasi
Tahap implementasi sistem pakar mencakup pemrograman pengetahuan kedalam komputer,
perbaikan struktur dan penambahan pengetahuan baru. Hasil tahap ini berupa prototype basis
pengetahuan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Alur Sistem
Dalam mendeskripsikan alur program, penulis menggunakan dua pendekatan yaitu :
flowmap dan DFD. Flowmap digunakan untuk medeskripsikan mekanisme kerja aplikasi sistem
pakar yang dirancang. Flowmap untuk sistem pakar diagnosis gigi dan mulut dapat dilihat pada
gambar 2.

User SP. Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut Pada Manusia Admin/ Pakar



























Gambar 2. Flowmap Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut

Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut
5 2012 Jurnal STT-Garut All Right Reserved
B. Kelemahan Current system
a) Sistem pakar yang dibangun berbentuk desktop sehingga aplikasi sistem pakar ini tidak bisa
diakses dimana saja
b) Perlunya suatu pengembangan sistem pakaryang lebih lanjut kedalam bahasa pemrograman
yang memiliki fasilitas grafik atau gambar yang lebih menarik untuk user
C. Kelebihan Current system
a) Sistem pakar diagnosis penyakit gigi dan mulut sangat diperlukan dan dapat dijadikan
sebagai asisten yang cukup cerdas untuk membantu pekerjaan staf/ pegawai di Puskesmas
serta dapat meningkatkan pemahaman pasien dalam mengetahui dengan benar gejala
penyakit gigi dan mulut.

DFD digunakan untuk mendeskripsikan proses aliran data yang ada dalam aplikasi sistem pakar
yang penulis rancang. DFD untuk sistem pakar diagnosis penyakit gigi dan mulut dapat dilihat pada
gambar 3


Gambar 3 : DFD Level 0 Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut

D. Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram(ERD) sistem pakar untuk diagnosis penyakit gigi dan mulut
dapat dilihat pada gambar 4.









Gambar 4 : ERD Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut

E. Struktur Menu
a) Struktur menu admin apliksai sistem pakar untuk diagnosis penyakit gigi dan mulutdapat
Gejala Penyakit
Aturan
Diagnosis
Kode_Gejala
Nama_Gejala
Kode_Gejala
Kode_Penyakit
Kode_Penyakit
Nama_Penyakit
Solusi
M N
ISSN : 2302-7339 Vol. 09 No. 12 2012
http://jurnal.sttgarut.ac.id 6
dilihat pada pada gambar 5.





















Gambar 5 : Desain struktur menu admin

b) Struktur menu userapliksai sistem pakar untuk diagnosis penyakit gigi dan mulut dapat
dilihat pada pada gambar 6.









Gambar 6 : Desain Struktur Menu user

F. Tampilan Utama Sistem
Tampilan utama sistem yang dihasilkanaplikasi sistem pakar untuk diagnosis penyakit
tanaman padi dapat dilihat pada gambar 7.

Log in admin
Basis
pengetahuan
Menu admin
Bantuan Tentang Selesai Ganti
password
Diagnosis Keluar
Konsultasi
Hasil Diagnosis
Daftar Data Gejala
Tambah Data Gejala
Kelola Data Gejala
Kelola Data Penyakit
Tambah Data Penyakit
Daftar Data Penyakit
Aplikasi Sistem Pakar Gigi dan Mulut
Pada Manusia
Konsultasi Bantuan Tentang
Konsultasi
Pengguna
Keluar
Hasil Diagnosis
Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut
7 2012 Jurnal STT-Garut All Right Reserved

Gambar 7 : Tampilan Utama Sistem
G. Tampilan Menu Utama User
Tampilan menu utama user yang dihasilkan aplikasi sistem pakar untuk diagnosis penyakit
tanaman padi dapat dilihat pada gambar 8.



Gambar 8. TampilanMmenu Utama User

H. Tampilan Menu Utama Admin
Tampilan menu utama admin yang dihasilkanaplikasi sistem pakar untuk diagnosis penyakit
tanaman padi dapat dilihat pada gambar 9.



Gambar 9 : Tampilan Menu Utama Admin
I. Hasil Pengujian
Hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode pengujian Black Box,
dapat dilihat pada tabel 1.

ISSN : 2302-7339 Vol. 09 No. 12 2012
http://jurnal.sttgarut.ac.id 8
Tabel 1 : Tabel Hasil Pengujian Sistem Pakar dengan pengujian Black Box,

Pengujian Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut Pada Manusia
Item Pengujian Deskripsi Jenis Pengujian Kesimpulan
Konsultasi user Memeriksa proses konsultasi Black box Diterima
Login admin Memeriksa proses Login admin Black box Diterima
Tambah data gejala Memeriksa proses tambah data gejala Black box Diterima
Ubah data gejala Memeriksa proses ubah data gejala Black box Diterima
Hapus data gejala Memeriksa proses hapus data gejala Black box Diterima
Tambah data penyakit Memeriksa proses tambah data penyakit Black box Diterima
Ubah data penyakit Memeriksa proses ubah data penyakit Black box Diterima
Hapus data penyakit Memeriksa proses hapus data penyakit Black box Diterima
Ganti password Memeriksa proses ganti password Black box Diterima

V. KESIMPULAN

Setelah mempelajari, membahas dan menganalisis pengetahuan sistem pakar untuk
diagnosis penyakit gigi dan mulut pada manusia, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
a. Sistem pakar diagnosis penyakit gigi dan mulut sangat diperlukan dan dapat dijadikan sebagai
asisten yang cukup cerdas untuk membantu pekerjaan staf/ pegawai di Puskesmas serta dapat
meningkatkan pemahaman pasien dalam mengetahui dengan benar gejala penyakit gigi dan
mulut.
b. Dengan menggunakan forward chaining sebagai metode inferensinya, aplikasi sistem pakar ini
memudahkan user dalam melakukan proses konsultasi, dimana hasil diagnosis berupa nama
penyakit serta solusi pengobatannya yang sesuai dengan data gejala yang di inputkan oleh user.
c. Hasil pengujian dengan menggunakan metode Black box bahwa pada aplikasi sistem pakar bisa
berjalan dengan baik dan bisa menghasilkan output yang diharapkan serta bisa dipakai pada
tahap konsultasi.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Durkin, J.(1994). Expert System Design and Development. Prentice-Hall InternationaL Inc.
[2] Fakultas Kedokteran UI. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta.
[3] Fathansyah. (1999). Basis Data. Informatika Bandung.
[4] Hartati, Sri dan Iswanti, Sari. (2008). Sistem Pakar dan Pengembangannya. Hak cipta Graha
ilmu. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai