Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)



GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

















OLEH:
APRILIANI YULIANTI W, S.Kep







KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO

2011
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya (Kozier, 1995).
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan
yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler
adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu:
cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler,
cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan
cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,
cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna (Saxton, 1999).
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan
individu dan tergantung beberapa hal antara lain: umur, kondisi lemak
tubuh, sex.
a. Bayi (baru lahir) 75 %
b. Dewasa : Pria (20-40 tahun) 60 %, Wanita (20-40 tahun) 50 %
c. Usia Lanjut 45-50 %

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Pada orang dewasa kira-kira 40 % berat badannya berada di
dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 20 % dari berat
badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yang terbagi dalam 15 %
cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler
(Anderson, 1995).
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam
larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa,
oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit
tubuh mencakup natrium (Na
+
), kalium (K
+
), Kalsium (Ca
++
), magnesium
(Mg
++
), Klorida (Cl
-
), bikarbonat (HCO
3
-
), fosfat (HPO
4
2-
), sulfat (SO
4
2-
).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian
dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-
tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah
muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif
(Anderson, 1995).
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase
yaitu:
a. Fase I: Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem
sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus
gastrointestinal.
b. Fase II: Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah
kapiler dan sel
c. Fase III: Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari
cairan interstitial masuk ke dalam sel (Haris, 2008).

2. Tujuan
a. Mengetahui dan memahami tentang gangguan cairan dan elektrolit
b. Memberikan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan
cairan dan elektrolit
c. Mampu mengaplikasikan intervensi keperawatan tentang gangguan
cairan dan elektrolit.
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


B. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Cairan dan elektrolit merupakan komponen yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah yang seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berfungsi untuk mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur
tubuh, transport nutrien ke sel, transport hasil sisa metabolism, transport
hormone, pelumas antar organ, dan mempertahankan tekanan hidrostatik
dalam sistem kardiovaskuler.
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan
dan pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan
makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar
1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan
pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200 1.500
ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml dan kulit 600-800 ml.
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada
intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 %
dari BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20 % dari BB. Cairan ekstraseluler
ini terdiri dari 15% cairan intravaskuler/plasma (cairan dalam sistem
vaskuler) dan 5% cairan interstitial (cairan yang ada di sela-sela sel atau di
jaringan sel). Cairan tubuh bergerak melalui 3 proses yaitu:
a. Difusi : proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit didifusikan sampai menembus
membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul,
konsenrasi larutan, dan temperatur.
b. Osmosis : bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke
konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
c. Transpor aktif : partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa
jantung.
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit:
a. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme
yang diperlukan dan berat badan.
b. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan dapat menyebabakan berkeringat. Seseorang
dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
c. Diet
Saat tubuh kekurangan nutisi, tubuh akan memecah cadangan energi.
Proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari nterstisial ke
intraseluler.
d. Stres
Stres dapat meneyababkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otoy. Mekanisme ini menimbulkan retensi
sodium dan air serta akan meningkaktkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urin.
e. Sakit
Pengaturan keseimbangan cairan di dalam tubuh, dikompensasi
dengan pengaturan:
a. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga: Penurunan fungsi ginjal merangsang
pelepasan renin, yang pada akhirnya menimbulkan produksi
angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk
melepaskan substrat neural yang bertangguang jawab terhadap
sensasi haus. Osmoreseptor di hipotalamus, mendeteksi peningkatan
tekanan osmotik dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat
mengakibatkan sensai rasa dahaga.
b. Anti Diuretik Hormon (ADH)
ADH di bentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis
dari hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah
peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan
demikian dapat menghemat air.
c. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada
tubulus ginjal untuk meningkatkan absopsi natrium. Pelepasan
aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium
serum dan sistem angiotensin renin serta sangat efektif dalam
mengendalikan hiperkalemia.
Pengeluaran cairan di dalam tubuh sebagai mekanisme
homeostasis terjadi melalui organ-organ seperti :
a. Ginjal
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima
170 liter darah untuk disaring setiap hari. Produksi urine untuk
semua usia 1 ml/kg/jam. Pada orang dewasa produksi urine sekitar
1,5 lt/hari. Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh
ADH dan aldosteron.
b. Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar
keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur lingkungan
yang meningkat, dan demam. Disebut juga Insesible Water Loss
(IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.
c. Paru-paru
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatnya cairan yang
hilang sebagai respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman
napas akibat pergerakan atau demam.
d. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap
hari sekitar 100-200 ml. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah
10-15 cc/kgBB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap
kenaikan suhu 1 derajat celcius.

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Pengaturan elektrolit sebagai mekanisme homeostasis tubuh dapat
dilakukan dengan cara:
a. Natrium (sodium)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na
+

mempengaruhi keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan
kontraksi otot. Sodium diatur oleh intake garam, aldosteron dan
pengeluaran urine. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
b. Kalium (potassium)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai
excitability neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk
pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan keseimbanagan
asam basa, karena ion K
+
dapat diubah menjadi ion hidrogen (H
+
).
Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
c. Kalsium
Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung,
pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium
dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
Hormon paratiroid mengabsorpsi kalisum melalui gastrointestinal,
sekresi melalui ginjal. Hormon thirocalcitonin menghambat
penyerapan Ca
+
tulang.
d. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat
penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular
excibility. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt.
e. Klorida
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, normalnya sekitar 95-
105 mEq/lt.
f. Bikarbonat
HCO
3
adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada
cairan ekstrasel dan intrasel. Biknat diatur oleh ginjal.


LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


g. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular,
metabolisme karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh
hormon paratiroid.

2. Etiologi
a. Mekanisme pengaturan melemah
b. Kelebihan dan kekurangan intake cairan
c. Kelebihan dan kekurangan intake sodium
d. Meningkat dan Menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya
curah jantung)/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air

3. Faktor Predisposisi
Glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler
(nefrosklerosis), penyakit kolagen (lupus sistemik), agen nefrotik
(aminoglikosida), penyakit endokrin (diabetes) (Doenges, 2000).

4. Patofisiologi
a. Hipovolumik
Suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES)
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok
hipovolumik. Mekanisme kompensasi pada hipovolumik adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi
jantung, dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon ADH
dan aldosteron. Hipovolumik yang berlangsung lama dapat
menimbulkan gagal ginjal akut.
b. Hipervolemi
Penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat :
1) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan
air
3) Kelebihan pemberian cairan
4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma
Adanya perubahan pada membran glumerolus menyebabkan
peningkatan permeabilitas, yang memungkinkan protein (terutama
albumin) keluar melalui urine (albuminuria). Perpindahan protein
keluar sistem vaskular menyebabkan cairan plasma pindah ke ruang
interstitisel, yang menghasilkan oedema dan hipovolemia.
Penurunan volume vaskuler menstimulasi sistem renin angiotensin,
yang memungkinkan sekresi aldosteron dan hormon antidiuretik
(ADH). Aldosteron merangsang peningkatan reabsorbsi tubulus
distal terhadap Natrium dan Air, yang menyebabkan bertambahnya
oedema. Hiperlipidemia dapat terjadi karena lipoprotein memiliki
molekul yang lebih berat dibandingkan albumin sehingga tidak akan
hilang dalam urine.

5. Tanda dan Gejala
Hipervolemia
a. Peningkatan plasma : penurunan konsentrasi protein plasma,
penurunan HCT.
b. Peningkatan tekanan darah, distensi vena jugularis, overload
sirkulasi.
c. Peningkatan cairan interstitial edema, peningkatan bb, peningkatan
turgor kulit, bengkak pada kelopak mata.
d. Peningkatan berat badan cepat
e. Intake lebih banyak dari output
f. Perubahan tekanan darah, tekanan arteri pulmonal, peningkatan
tekanan vena sentral (CVP)
g. Edema, dapat berkembang ke anasarka
h. Distensi vena jugularis
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


i. Perubahan pola respirasi, disnea, napas pendek, ortopnea; suara
abnormal: rales atau crakles, kongesti paru, efusi pleura
j. Penurunan Hb dan Hematokrit, gangguan elektrolit, khususnya berat
jenis
k. Bunyi jantung S3
l. Reflek hepatojugular positif
m. Oliguria, azotemia
n. Perubahan status mental, gelisah, cemas
Hipovolemia
a. Peningkatan tekanan darah dan vaskuler.
b. Penurunan cairan interstitial edema dan turgor kulit.
c. Penurunan berat badan cepat
d. Intake lebih sedikit dari output
e. Perubahan tekanan darah, tekanan arteri pulmonal, peningkatan
tekanan vena sentral (CVP)
f. Perubahan pola respirasi, disnea, napas pendek, ortopnea; suara
abnormal: rales atau crakles, kongesti paru, efusi pleura
g. Penurunan Hb dan Hematokrit, gangguan elektrolit, khususnya berat
jenis
h. Oliguria, azotemia
i. Perubahan status mental, gelisah, cemas

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Urine (urin rutin dan Esbach)
a) Berat jenis urin
b) Albuminuria
c) Eritropsit, leukosit hilang timbul.
2) Darah
a) Konsentrasi total serum protein menurun : albumin menurun (
2 g/dl) plasma lipid meningkat
b) Serum kolesterol
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


c) Hb dan Ht biasanya normal atau meningkat
d) Jumlah platelet
e) Konsentrasi serum sodium
b. USG Abdomen
c. Rontgen, Renogram
d. Biopsi Renal : Memberikan informasi tentang status glomerulus dan
type dari NS, serta respon dari obat.

7. Pathway






















8. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral dan
parenteral)
2) Tanda umum masalah elektrolit
3) Tanda kekurangan cairan seperti rasa dahaga, kulit kering,
membrane mukosa kering, konsentrasi urine dan urine output.
Usia, temperature lingkungan, diet, stress, penyakit tertentu
Volume cairan CES
Melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, perdarahan
Volume cairan CES
Syok Hipovolemik
Defisit volume cairan
Sekresi ADH dan elektrolit
Reabsorbsi Na dan air
Rasa haus
Kekurangan volume cairan
Reabsorbsi Na dan air

Ekresi natrium dan air
Kelebihan pemberian cairan
Perpindahan cairan interstisial ke
plasma
Kelebihan volume cairan
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


4) Tanda kelebihan cairan: seperti kaki bengkak, kesulitan nafas dan
BB meningkat.
5) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu
status cairan
6) Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial
b. Pengukuran klinik
1) Berat badan : kehilangan / bertambahnya berat badan
menunjukkan adanya masalah keseimbangan cairan :
+/- 2 % : ringan
+/- 5 % : sedang
+/- 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu
yang sama.
2) Keadaan umum : pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan
darah, nadi dan pernapasan. Tingkat kesadaran.
3) Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan oral),
cairan parenteral termasuk obat-obatan IV, makanan yang
cenderung mengandung air, irigasi kateter atau NGT.
4) Pengukuran pengeluaran cairan : urine (volume, kejernihan /
kepekatan), feses (jumlah dan konsistensi), muntah, tube
drainase, IWL.
5) Ukur keseimbanagn cairan dengan akurat : normalnya sekitar +/-
200 cc.
c. Pemeriksaan fisik
1) Integumentum : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan,
kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa.
2) Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin, dan bunyi jantung
3) Mata : cekung, air mata kering
4) Neurologi : refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat
kesadaran
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


5) Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-muntah , diare dan bising usus
d. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH,
berat jeins urine dan analisis gas darah. Hct, Hb, BUN, CVP, Darah
vena (sodium, potassium, klorida, kalsium, magnesium, pospat,
osmolalitas serum), Ph Urine.

9. Diagnosis Keperawatan yang Mungkin Muncul
a. Defisit volume cairan b.d. kehilangan volume cairan secara aktif,
kegagalan mekanisme pengaturan.
b. Kelebihan volume cairan b.d. kelebihan intake cairan, kompensasi
mekanisme pengaturan.
c. Risiko defisit volume cairan b.d. muntah



LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2, EGC, Jakarta

Bongard, Frederic, S. Sue, darryl. Y, 1994, Current Critical, Care Diagnosis and
Treatment, first Edition, Paramount Publishing Bussiness and
Group, Los Angeles

IIOWA Outcomes Project, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition, Mosby Year Book, USA.

IIOWA Intervention Project, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC),
Mosby Year Book, USA.

Nanda, 2005, Nursing Diagnosis Deffinition and Classification, Mosby year
Book. USA

McCloskey, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby, USA

Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-
2006, Philadelphia USA

Price, Sylvia A and Willson, Lorraine M, 1996, Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses penyakit, Edisi empat, EGC, Jakarta

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Lampiran 1
Angka Rujukan

Persentase cairan dalam tubuh manusia:
Umur Persentase
Bayi cukup umur, bayi baru
lahir
70 - 80 %
1 tahun 64 %
Usia puber 39 tahun 52 60 %
40 60 tahun 47 55 %
Lebih dari 60 tahun 46 52 %

Komposisi cairan tubuh :
Komposisi cairan masing-masing orang berbeda, Ion yang ada pada cairan
ekstravascular adalah Sodium da Klorida. Pada intravaskuler ionnya adalah
Potasium da Pospate. Cairan elektrolit diukur dengan miliequivalent / liter (
mEq/L) atau milligram/100 mili liler (mg/100mL ).
J enis cairan dan elektrolit
Nilai normal dalam tubuh
- Potasium [K
+
]
- Sodium [Na
+
]
- Kalsium [Ca
2+
]
- Magnesium [Mg
2+
]
- Fosfat [PO
4
2-
]
- Klorida [Cl
-
]
- Bikarbonat [HCO
3
]
3.5 5 mEq/L
135 145 mEq/L
8.5 10.5 mg/dl (4.5 5.8
mEq/L)
1.5 2.5 mEq/L
2.7 4.5 mg/dl
98 106 mEq/L
24 28 mEq/L

Rata-rata cairan tubuh yang diperlukan per hari
Umur Estimasi
berat
badan
mL/24
jam
3 hari 3,0 250
300
1 tahun 9,5 1150
330
0
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


2 tahun 11,8 1350
150
0
6 tahun 20 1800
200
0
10 tahun 28,7 2000
250
0
14 tahun 45 2200
270
0
18 tahun (
dewasa
)
54 2200
270
0
Rata-rata cairan yang keluar per hari
Rute Jumlah (mL)
Urin 1400 1500
Cairan yang tidak terasa
Paru-paru
Kulit

350 400
350 400
Keringat 100
Feces 100 200
Total 2300 - 2600


















10. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi
1 Defisit volume cairan b.d. kehilangan
volume cairan secara aktif, kegagalan
mekanisme pengaturan.

NOC : keseimbangan cairan,
dengan kriteria hasil:
a. Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal
b. Nadi perifer dapat teraba
c. Keseimbangan intake dan output selama 24
jam
d. Tidak terdapat rasa haus yang abnormal
e. Elektrolit serum dan hematokrit dalam batas
normal

NIC : Manajemen cairan
a. Ukur intake dan output cairan serta timbang
berat badan setiap hari.
b. Pasang kateter urin, jika ada.
c. Monitor status hidrasi (misalnya kelembaban
membran mukosa, nadi, dan tekanan darah
ortostatik).
d. Monitor hasil laboratorium yang berhubungan
dengan retensi cairan
e. Monitor TTV
f. Pasang IV line, sesuai dengan yang diresepkan.
g. Berikan cairan
h. Atur kemungkinan tranfusi
i. Persiapan untuk tranfusi
2 Kelebihan volume cairan b.d.
kelebihan intake cairan, kompensasi
mekanisme pengaturan.

NOC : Keseimbangan cairan, dengan kriteria
hasil:
a. Tekanan darah dalam batas normal
b. Berat badan stabil
c. Tidak terdapat asites
d. Tidak terdapat distensi vena jugularis
e. Tidak terdapat edema perifer
f. Elektrolit serum dalam batas normal

NIC : Manajemen cairan
a. Ukur intake dan output cairan serta timbang
berat badan setiap hari.
b. Monitor hasil laboratorium yang berhubungan
dengan kelebihan cairan
c. Kaji lokasi dan luas edema
d. Lakukan pemberian diuretik sesuai resep
e. Monitor TTV
f. Pasang IV line, sesuai dengan yang diresepkan.
g. Batasi masukan cairan pada keadaan
hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130
mEq/l
3 Risiko defisit volume cairan. NOC: keseimbangan cairan, dengan kriteria
hasil:
NIC : Manajemen cairan
a. Ukur intake dan output cairan serta timbang
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA



a. Tekanan darah dalam batas normal
b. Nadi perifer dapat teraba
c. Keseimbangan intake dan output selama 24
jam
d. Tidak terdapat suara nafas tambahan
e. Tidak terdapat rasa haus yang abnormal
f. Hidrasi kulit adekuat
g. Membran mukosa lembab
h. Elektrolit serum dan hematokrit dalam batas
normal
berat badan setiap hari.
b. Pasang kateter urin, jika ada.
c. Monitor status hidrasi (misalnya kelembaban
membran mukosa, nadi, dan tekanan darah
ortostatik).
d. Pasang IV line, sesuai dengan yang diresepkan.
e. Monitor indikasi terjadinya retensi cairan
(bunyi nafas crackles, peningkatan CVP, dan
peningkatan osmolalitas urin)

Anda mungkin juga menyukai