Anda di halaman 1dari 22

1

Risty Yasmin Bonita 1102010249


MEMAHAMI DAN MENJELASKAN FREKUENSI EPIDEMIOLOGI
ANGKA ABSOLUT
No
l absolut atau nol mutlak adalah angka nol yang berarti atau bermakna "tidak ada". Angka nol
absolut hanya dikenal di skala rasio

RATIO
- DEFINISI : Nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantittif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut
- Dapat dinyatakan dalam a/b.
- Berguna untuk pembandingan
- Contoh ukuran yang menggunakan rasio :
1. Sex ratio
2. Dependency ratio
3. Rasio bidan per penduduk
4. Rasio puskesmas per penduduk

PROPORTIONAL RATE
- Merupakan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
- Menyatakan besar relatif suatu kelompok terhadap total semua kelompok.
- Misal : Proporsi kematian karena DHF adalah jumlah yang mati karena DHF dibagi jumlah
seluruh kematian
- Contoh soal:
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare sebanyak 30 orang di suatu daerah, 10 diantaranya adalah
jenis kelamin pria, tentukan:
a. Rasio pria terhadap wanita
b. Proporsi pria terhadap wanita
Jawab:
Nilai Rasio (R) dan Proporsi (P)
a. R = 10/20 = 1/2
b. P = 10/30 = 1/3

INCIDENCE RATE
- DEFINISI : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
- MANFAAT :
1. Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
2. Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
3. Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu
4. fasilitas pelayanan kesehatan.
2


- RUMUS :


- CONTOH
Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tanggal 1 Juli 2007 sebanyak 100.000 orang
semua rentan terhadap penyakit DHF ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut : bulan
januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90
orang.
IR =

X 100 % = 0,4 %

- PERHITUNGAN PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN :
a. Jika diketahui jumlah penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun yang
sama:

b. Jika diketahui jumlah penduduk pada 1 Maret dan 31 Desember pada tahun yang
sama :

PREVALENSI RATE
- DEFINISI : Gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.
- MANFAAT : Digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang
Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka
Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan.
- Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Periode Prevalen Rate
Yaitu : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu
yang bersangkutan.
Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat
munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
Rumus yang digunakan :
3



CONTOH :
Pada suatu daerah penduduk pada 1 juli 2005 100.000 orang, dilaporkan keadaan penyakit A sbb:
Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru. Maret 75 kasus lama dan 75 kasus baru, Juli 25 kasus
lama dan 75 kasus baru; Sept 50 kasus lama dan 50 kasus baru dan Des. 200 kasus lama dan 200
kasus baru.
Period Prevalens rate :

x 100% = 0,9%
b) Point Prevalen Rate
Adalah : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah
penduduk pada saat itu.
Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Rumus :

Contoh :
Satu sekolah dengan murid 100 orang, kemarin 5 orang menderita penyakit campak, dan hari ini
5 orang lainnya menderita penyakit campak
Prevalence rate :

x 1000 = 100

- HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI :
Prevalensi = Semua. Angka Prevalensi dipengaruhi oleh tingginya Insidensi dan Lamanya
Sakit/Durasi Penyakit. Lamanya Sakit/Durasi Penyakit adalah Periode mulai didiagnosanya
penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh, mati ataupun kronis. Hubungan
ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus :



P = Prevalensi
I = Insidensi
D = Lamanya Sakit
ATTACK RATE
- DEFINISI : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat
yang sama
P = I x D
4

- MANFAAT :
1. Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
2. Makin tinggi nilai AR, makin tinggi pula kemampuan penularan penyakit tersebut

- RUMUS :


- Secondary Attack Rate
DEFI NI SI : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua
dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena
penyakit pada serangan pertama.
MANFAAT : Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang
kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).
RUMUS :


CFR (CASE FATALITY RATE)
- DEFINISI : perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit tertentu
dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama.
- MANFAAT : Digunakan untuk mengetahui penyakit penyakit dengan tingkat kematian yang
tinggi.
- RUMUS :


MORBIDITY RATE
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit.
Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal :
MORBIDITAS.
- MORBIDITAS = Kesakitan : Merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu
populasi.
- MORBIDITAS : Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit.
- MORBIDITAS : Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau
kelompok yang beresiko.
5

Di dalam Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas adalah : Angka Insidensi & Prevalensi dan
berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan
atau kesakitan dapat diukur dengan Angka Insidensi dan Angka Prevalensi.


MORTALITY RATE
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian. Dikalangan
masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :
a) Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
b) Status penyakit,
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan,
Bencana Alam, dsb.)
Macam macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam Epidemiologi antara
lain :
1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
2. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate )
3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate )
4. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortalaity Rate )
5. Angka Kematian Balita ( Under Five Mortalaty Rate )
6. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)
7. Angka Lahir Mati / Angka Kematian Janin(Fetal Death Rate )
8. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate )
9. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)
10. Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )
Angka Kesakitan
(Morbiditas)
Rasio Insidensi
Insidence
Rate
Secondary Attack
Rate
Attack Rate
Proporsi Prevalensi
Period Prevalen
Rate
Point
Prevalen
Rate
6

11. Case Fatality rate ( CFR )


1. CRUDE DEATH RATE
Rumus: CDR (Crude Death Rate) : Jumlah semua kematian
------------------------------------- k
Jumlah semua penduduk

2. SPECI FI C DEATH RATE

Rumus: SDR (Specific Death Rate) : Jumlah kematian penyakit x
----------------------------------------- k
Jumlah semua penduduk

3. CASE FATALI TY RATE adalah presentasi angka kematian oleh sebab penyakit tertentu, untuk
menentukan kegawatan/ keganasan penyakit tersebut

Rumus CFR (Case Fatality Rate): Jumlah kematian penyakit x
----------------------------------------- x 100%
Jumlah kasus penyakit x


4. MATERNAL MORTALI TY RATE
Rumus MMR (Maternal Mortality Rate): Jumlah kematian Ibu
---------------------------------- x 100.000
Jumlah kelahiran hidup

5. I NFANT MORTALI TY RATE
Rumus IMR (Infant Mortality Rate): Jumlah kematian bayi
---------------------------------- x 1000
Jumlah kelahiran hidup




6. NEONATAL MORTALI TY RATE
Rumus NMR (Neonatal Mortality Rate): Jumlah kematian neonatus
-------------------------------------- x 1000
Jumlah kelahiran hidup


7. PERI NATAL MORTALI TY RATE
Rumus PMR (Perinatal Mortality Rate): Jumlah kematian perinatal
7

----------------------------------------- -x 1000
Jumlah kelahiran hidup

AGE SPESIFIC RATE
Manfaat ASMR/ASDR adalah :
a) Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat
kematian tertinggi pada golongan umur.
b) Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.
c) Untuk menghitung rata rata harapan hidup.
Rumus :

Keterangan :

d
X
= Jml. Kematian yg dicatat dalam 1 tahun pd penduduk gol. Umur tertentu(x)
p
X
= Jml. Penduduk pertengahan tahun pada gol. Umur tersebut(x)

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PRILAKU INDIVIDU DAN MASYARAKAT DALAM
MENCAPAI KESEHATAN
EPIDEMI
Epidemi (dari bahasa Yunani epi- pada + demos rakyat) adalah penyakit yang timbul
sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu,
dengan laju yang melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman
mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang
diduga. Contoh : Penyakit kolera.

PANDEMI
Pandemi berasal dari bahasa Yunani yaitu Pan artinya semua, demos artinya rakyat atau epidemi
artinya global atau wabah global merupakan terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam
daerah geografi yang luas. Menurut organisasi kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi dikatakan
terjadi bila syarat berikut terpenuhi :
- Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal yang baru pada populasi bersangkutan
- Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius
- Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia
8

Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu
singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas. Contoh : penyakit
influenza (1957) dan cholera el for (1962).
WABAH
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan mala petaka (UU No 4. Tahun 1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan
penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi). Kejadian atau
peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi
dari jumlah yang diperkirakan.
CONTOH WABAH :
1. Polio
Polio (juga disebut poliomyelitis) adalah penyakit menular yang telah menghancurkan
populasi manusia di belahan bumi Barat di paruh kedua abad ke-20. Walaupun polio telah
menjangkiti manusia sejak zaman kuno, wabah yang paling luas terjadi di paruh pertama 1900-
an sebelum vaksinasi dibuat oleh Jonas Salk, dan telah tersedia secara luas pada tahun 1955.
2. Cacar (variola vera)
Cacar adalah penyakit menular yang serius dan kadang-kadang fatal. Tidak ada obat
khusus untuk penyakit cacar. Yang ada hanya pencegahan melalui vaksinasi. Ada dua bentuk
klinis dari cacar. Variola mayor (besar) adalah bentuk parah dan paling umum, ditandai dengan
ruam kulit yang luas dan demam tinggi. Secara historis, variola besar memiliki tingkat kematian
keseluruhan sekitar 30%, namun, perdarahan yang terjadi bisa berakibat fatal. Variola minor.
merupakan bentuk kurang umum dari cacar. Jenis ini kurang parah, dengan angka kematian
historis dari 1% atau kurang.
3. Kolera
Adalah suatu infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Gejala
utamanya adalah diare dan muntah. Penularan terutama melalui air minum atau mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi. Keparahan diare dan muntah dapat menyebabkan dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit.
KRITERIA KERJA KLB
1. Definisi KLB
KLB sama dengan wabah adalah terjadinya sejumlah kasus penyakit, yang diketahui atau
diduga disebabkan oleh infeksi atau infestasi parasit yang melampau jumlah wajar atau yang
tidak selayaknya ada ditempat atau pada waktu tertentu. Yang membedakan antara KLB dan
wabah yaitu KLB tanpa ada pernyataan dari Menteri Kesehatan.
2. Kriteria Kerja KLB:
a) Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal
b) Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-
turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
c) Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali atau lebih dibanding dengan periode
sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)
9

d) Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih bila
dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
e) Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau
lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari tahun sebelumnya.
f) CFR dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50
% atau lebih dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.
g) Proportional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama dan kurun waktu/tahun
sebelumnya
h) Beberapa penyakit khusus: cholera, DHF/DSS:
- Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)
- Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu
sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
i) Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita:
- Keracunan makanan
- Keracunan Pestisida

Penyebaran masalah kesehatan menurut Waktu, dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1. Penyebaran Satu Saat
Beberapa keadaan khusus yang ditemukan pada penyebaran penyakit pada Satu Saat dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a) Point Source Epidemic
Disebut juga Common Source Epidemic yaitu : Suatu keadaan wabah yang ditandai oleh :
- Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang cepat,
- Masa inkubasi yang pendek
- Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal
- Hilangnya penyakit dalam waktu yang cepat
- Contoh : Peristiwa keracunan makanan. Muncul hanya pada waktu tertentu saja

b) Contagious Diseases Epidemic Disebut juga Propagated Epidemic, adalah : Suatu keadaan
wabah yg ditandai oleh :
- Masa inkubasi yang panjang,
- Episode penyakit merupakan peristiwa majemuk
- Waktu munculnya penyakit tidak jelas,
- Hilangnya penyakit dalam waktu yang lama
- Contoh : Wabah penyakit menular.

2. Penyebaran Satu Kurun Waktu
Yaitu Perhitungan penyebaran masalah kesehatan yg dilakukan pd satu kurun waktu tertentu atau
disebut Clustering Menurut Waktu. Digunakan untuk mencari Penyebab Penyakit.
3. Penyebaran Siklis
Disebut penyebaran secara siklis bila Frekuensi suatu masalah kesehatan naik atau turun menurut suatu
siklus tertentu, misalnya menurut kalender tertentu (minggu, bulan, tahun); menurut keadaan cuaca
tertentu (musim hujan, musim panas); menurut peristiwa tertentu (musim panen, paceklik).
10

4. Penyebaran Sekular
Disebut penyebaran secara sekular apabila perubahan yang terjadi berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, Misalnya lebih dari 10 tahun.

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN IMUNISASI
IMUNISASI DASAR PADA BAYI
DEFINISI :
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi
belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
JENIS-JENIS IMUNISASI :
1. Imunisasi Pasif (Pasive Immunization), imunisasi pasif ini adalah immunoglobulin.
Jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak).
2. Imunisasi Aktif (Active Immunization), imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah
imunisasi tetanus toksoid.
Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang dilahirkan. Imunisasi
tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS
(Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun
pengobatan penyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup
untuk mendapatkan kekebalan penuh. Imunisasi TT yang pertama bisa dilakukan kapan saja,
misalnya sewaktu remaja. Lalu TT2 dilakukan sebulan setelah TT1 (dengan perlindungan tiga
tahun). Tahap berikutnya adalah TT3, dilakukan enam bulan setelah TT2 (perlindungan enam
tahun), kemudian TT4 diberikan satu tahun setelah TT3 (perlindungan 10 tahun), dan TT5
diberikan setahun setelah TT4 (perlindungan 25 tahun).

Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak
balita (bawah lima tahun). Kondisi Dimana Imunisasi Tidak Dapat Diberikan atau Imunisasi Boleh
Ditunda:
- Sakit berat dan akut
- Demam tinggi
- Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik;
- Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang menjalani terapi steroid jangka lama,
HIV) tidak boleh diberi vaksin hidup (Polio Oral, MMR, BCG, Cacar Air).
- Alergi terhadap telur hindari imunisasi influenza

JADWAL IMUNISASI
11



IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL
- Pengertian
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus
yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).

- Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil
1. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1
bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun) dan menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000).

- Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu Hamil
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan
dosis 0,5 cc diinjeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).

- Waktu Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT
lengkap (BKKBN, 2005). TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya
diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).

- Jarak Pemberian Imunisasi TT
12

Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001;
Depkes RI, 2000).

- Efek Samping Imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada
tempat suntikan (Depkes RI, 2000). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk
wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT
(Saifuddin dkk, 2001). Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan
tidak diperlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).

- Tempat Pelayanan untuk Mendapatkan Imunisasi TT
1. Puskesmas/ puskesmas pembantu
2. Rumah sakit pemerintah/ swasta
3. Rumah bersalin
4. Polindes
5. Posyandu
6. Dokter/ bidan praktik (Depkes RI, 2004).

- Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi TT (Tetanus
Toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT adalah life long imunization yaitu pemberian
imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Skema life long immunization adalah sebagai
berikut:
a) TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
b) TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
c) TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
d) TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas satu.
e) TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas dua.
f) TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas tiga
- Kajian status imunisasi ibu hamil meliputi:
1. Skrining status imunisasi pada ibu hamil ketika melakukan pengkajian data ibu hamil.
2. Melengkapi bila belum terlindungi imunisasi TT.
3. Skrining status imunisasi TT pada calon pengantin.


MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MENGAKSES
PELAYANAN KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
a. Aspek Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan antaralain:
Umur : misal penyakit infeksi penyakit degeneratif
Jenis kelamin : Misal kanker payudara
Pekerjaan: Pekerja tambang v.s petani
Sosial ekonomi

b. Pengertian kebudayaan
Seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus
didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat
(Koentjaraningrat)

13

c. Unsur-Unsur Budaya
1. Sistem religi
2. Sistem dan organisasi masyarakat
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Mata pencaharian
7. Teknologi dan peralatan

d. Wujud Kebudayaan
Bentuk kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma dan peraturan
Bentuk kompleks dari aktifitas kelakukan berpola
Bentuk kompleks dari benda hasil karya manusia

e. Konsep Mempelajari Kebudayaan
1. Hindari sikap ethnocentrism (memberi penilaian tertentu kepada kebudayaan yang dipelajari)
2. Tidak menyadari kebudayaan lain, kecuali memasuki masyarakat tersebut
3. Variasi kemudahan perubahan yang berbeda pada tiap unsur kebudayaan
4. Unsur kebudayaan saling kait mengait

f. Bentuk perubahan SosBud
Perubahan terjadi secara lambat v.s cepat
Perubahan yang pengaruhnya kecil v.s besar
Perubahan yang direncanakan v.s tidak direncanakan



Definisi Mutu
"Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan mendekati hasil yang
diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan (JCAHO 1993).

Dimensi
Definisi mutu tersebut dikonversi menjadi dimensi mutu kinerja (performance) yang dituangkan
dengan spesifikasi seperti dibawah ini :
1. Kelayakan adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan yang dilakukan relevan terhadap
kebutuhan klinis pasen dan memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan keadaannya.
2. Kesiapan adalah tingkat dimana kesiapan perawatan atau tindakan yang layak dapat memenuhi
kebutuhan pasen sesuai keperluannya.
3. Kesinambungan adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan bagi pasen terkoordinasi dengan
baik setiap saat, diantara tim kesehatan dalam organisasi
4. Efektifitas adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan terhadap pasen dilakukan dengan
benar, serta mendapat penjelasan dan pengetahuan sesuai dengan keadaannya, dalam rangka
memenuhi harapan pasen.
14

5. Kemanjuran adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan yang diterima pasen dapat
diwujudkan atau ditunjukkan untuk menyempurnakan hasil sesuai harapan pasen.
6. Efisiensi adalah ratio hasil pelayanan atau tindakan bagi pasen terhadap sumber-sumber yang
dipergunakan dalam memberikan layanan bagi pasen.
7. Penghormatan dan perhatian adalah tingkat dimana pasen dilibatkan dalam pengambilan
keputusan tentang perawatan dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan pasen serta harapan-harapannya dihargai.
8. Keamanan adalah tingkat dimana bahaya lingkungan perawatan diminimalisasi untuk melindungi
pasen dan orang lain, termasuk petugas kesehatan.
9. Ketepatan waktu adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan diberikan kepada pasen tepat
waktu sangat penting dan bermanfaat.

Standar Pelayanan Strata Puskesmas
Sesuai keputusan Menkes R.I. Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat disebutkan bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.

Dari definisi di atas, Puskesmas secara umum mengandung pengertian:
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kab/kota (UPTD), Puskesmas merupakanunit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan.
2. Pembangunan Kesehatan
Sebagai penyelengara upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dankemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakatyang optimal.
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Puskesmas bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yangdibebankan
oleh Dinkes Kabupaten/kota sesuai kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu kecamatan. Namundemikian, satu
kecamatan dimungkinkan terdapat lebih dari satu Puskesmas. Tanggungjawab wilayah kerja
dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsepwilayah (desa/kelurahan atau
RW).

Fungsi dan peran Puskesmas

Fungsi Puskesmas:
1. Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawsan Kesehatan
Puskesmas meng gerak kan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sectortermasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha, sehingga berwawasan serta mendukungpembangunan
kesehatan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat.
Puskesmas berupaya agar perorangan, keluarga dan masyarakat berperan aktif
dalampenyelenggaraan setiap upaya kesehatan. Untuk itu berbagai potensi masyarakat
15

perludihimpun. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dalam
rangkapemberdayaan masyarakat, antara lain:
- Upaya KIA : Posyandu, Polindes, Poskesdes, POD;
- Upaya Pengobaran : Posyandu, POD;
- Upaya Perbaikan Gizi : Posyandu, Kadarzi, Panti Pemulihan Gizi;
- Upaya Kesehatan Sekolah : Dokter kecil, SBH, Poskestren;
- Upaya Kesehatan Lingkungan : Pokmair, Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL);
- Upaya Kesehatan Usila : Posyandu Usila, Panti Wreda;
- Upaya Kesehatan Kerja : Pos UKK;
- Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisonal : TOGA, Battra;
- Upaya Pembiayanan dan Jaminan Kesehatan : Dana sehat, Tabulin, mobilisasi dana
keagamaan

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertamasecara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Yankes perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (privat goods) dengan
tujuanutama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpamengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangantersebut adalah rawat jalan dan rawat inap.


b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Yankesmas adalah pelayanan yang bersifat public (public goods) dengan tujuan
utamamemelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikanpenyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Yankesmas tersebut antara
lainadalah promkes, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi,peningkatan kesehatan keluarga, KB, serta berbagai program kesmas lainnya.

Pelaksanaan fungsi Puskesmas dilaksanakan dengan cara:
Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri
Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan
kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program Puskesmas

Peran Puskesmas

Sebagai institusi pelaksana teknis, Puskesmas dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan
jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam
bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistik,
tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Rangkaian
maajerial di atas bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam
menentukan RAPBD.
16


Fasilitas Penunjang

Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan dan kepadatan penduduk dalam
wilayah kerja Puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan akses layanan
Puskesmas. Agar jangkauan pelayanan Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang
dengan Puskesmas Pembantu, Bidan desa di daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan
yang sudah ada. Disamping itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola Posyandu dan
membina dasawisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.
1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau Pusban, adalah unit pelayanan
kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
2. Puskesmas Keliling
Puskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan Keliling yang dilengkapi dengan
kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi
serta sejumlah tenaga dari Puskesmas. Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh
pelayanan kesehatan. Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:
a. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau daerahyang tidak
atau sulit dijangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu dengan frekuensi 4
kali dalam seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap Puskesmas.
b. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa ( KLB ).
c. Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderitra dalam rangka rujukan bagi kasus darurat.
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audiovisual.

3. Bidan Desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya, ditempatkan seorang
Bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000
jiwa.
Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan
Posyandu dan pembinaan kelompok Dasawisma, disamping memberikan pelayanan langsung di
Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu juga menerima rujukan
masalah kesehatan anggota keluarga Dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk
lebih lanjut ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau
secara rasional.
Ha
17

tmoko, Lab IKM

Indikator Pada Pelayanan Strata Puskesmas

No. Jenis Pelayanan Indikator Keterangan
I. PelayananKesehatanDasar 1. Cakupan kunjungan Ibu
Hamil K- 4.
Ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit empat kali, triwulan
ketiga umur kehamilan.
2. Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani.
Komplikasi kebidanan pada
kehamilan, persalinan, nifas.
3. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi
kebidanan.
Proses pelayanan persalinan dimulai
pada kala I
sampai dengan kala IV persalinan.

4. Cakupan Pelayanan Nifas pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3
kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3
hari; pada minggu ke II, dan pada
minggu ke VI termasuk persiapan
dan/atau pemasangan KB Pasca
Persalinan
5. Cakupan Neonatus dengan
komplikasi yang ditangani
Bayi berumur 0 28 hari, dengan
penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan
kematian
6. Cakupan Kunjungan Bayi Setiap bayi memperoleh pelayanan
kesehatan minimal 4 kali yaitu
1 kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali
18

8. Cakupan pelayanan anak balita Mencakup Pemantauan pertumbuhan
dan
Pemantauan perkembangan setiap anak
usia 12-59 bulan dilaksanakan minimal
2 kali pertahun (setiap 6 bulan)
9. Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6
24 bulan
keluarga miskin
Pemberian makanan pendamping ASI
pada anak usia 6 24 Bulan dari
keluarga miskin selama 90 hari.
10. Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan
balita gizi buruk yang ditangani di
sarana pelayanan kesehatan sesuai
tatalaksana gizi buruk di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
11. Cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat
pemeriksaan kesehatan umum,
kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 1
SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
bersama guru, dokter kecil.
12. Cakupan peserta KB aktif Pasangan suami Isteri, yang istrinya
berusia 15 49 tahun. Angka Cakupan
Peserta KB aktif menunjukkan Tingkat
pemanfaatan kontrasepsi di antara para
Pasangan Usia Subur (PUS).
13. Cakupan Penemuan dan
Penanganan Penderita Penyakit.
a. Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000
penduduk < 15 tahun
b. Penemuan Penderita
Pneumonia Balita
c. Penemuan pasien baru TB
BTA Positif
d. Penderita DBD yang
ditangani
14. Cakupan pelayanan kesehatan
dasar pasien masyarakat miskin
Jumlah pasien masyarakat miskin di
puskesmas pada kurun waktu tertentu.
II Pelayanan
Kesehatan Rujukan
15. Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat miskin
Rawat Jalan Tingkat Lanjut meliputi
rawat inap di sarana kesehatan strata dua
dan strata tiga
16. Cakupan Pelayanan Gawat
Darurat level 1 yang harus
diberikan
tempat pelayanan gawat darurat yang
memiliki Dokter
Umum on site 24 jam dengan.
General Emergency Life Support.
Advance Trauma Life Support.
Advance Cardiac Life Support.
pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur
6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11
bulan.
7. Cakupan Desa/ Kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
imunisasi dasar secara lengkap pada
bayi (0-11 bulan), Ibu hamil, WUS dan
anak sekolah tingkat dasar.
19

III. Penyelidikan
Epidemiologi dan
Penanggulangan
KLB
17. Cakupan Desa/kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24
jam
Upaya untuk menemukan penderita atau
tersangka penderita, penatalaksanaan
Penderita, pencegahan peningkatan,
perluasan dan menghentikan suatu KLB.
IV. Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan
Masyarakat
18. Cakupan Desa Siaga Aktif desa yang mempunyai Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya
berfungsi sebagai pemberi pelayanan
kesehatan dasar, penanggulangan
bencana dan kegawatdaruratan,
surveilance berbasis masyarakat yang
meliputi pemantauan pertumbuhan
(gizi), penyakit, lingkungan dan
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN SISTEM RUJUKAN
Sistem Rujukan adalah system yang dikelola secara strategis, pragmatis, merata proaktif dan
koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan
komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama bagi ibu dan bayi baru lahir, dimanapun
mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun, agar dapat dicapai peningkatan derajat
kesehatan ibu hamil dan bayi melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal di wilayah mereka berada.
Sesuai SK Menteri Kesehatan Nomor 23 tahun 1972 tentang system rujukan adalah suatu system
penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap
suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
Tujuan Depkes
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
melalui peningkatan dan mekanisme rujukan berjenjang antar puskesmas dengan RS Dati II, RS Dati I
dan RS tingkat pusat dan labkes dalam suatu system rujukan, sehingga dapat mendukung upaya
mengurangi kematian ibu hamil dan melahirkan dan angka kematian bayi.

Tugas Sistem Rujukan
Memeratakan pelayanan kesehatan melalui system jaringan pelayanan kesehatan mulai dari Dati II
sampai pusat karena keterbatasan sumber daya daerah yang seyogyanya bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayahnya.

Syarat Rujukan
Adanya unit yang mempunyai tanggung jawab baik yang merujuk maupun yang menerima rujukan .
Adanya pencatatan tertentu :
- Surat rujukan
20

- Kartu Sehat bagi klien yang tidak mampu
- Pencatatan yang tepat dan benar
- Kartu monitoring rujukan ibu bersalin dan bayi (KMRIBB)
Adanya pengertian timbal balik antar yang merujuk dan yang menerima rujukan
Adanya pengertian tugas tentang system rujuikan
Sifat rujukan horizontal dan vertical (kearah yang lebih mampu dan lengkap).
Jenis Rujukan
Rujukan medis :
- Rujukan pasien,
- Rujukan pengetahuan, dan
- Rujukan laboratorium atau bahan pemeriksaan.
Rujukan Kesehatan :
- Rujukan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan, misalnya :pengiriman dokter ahli
terutama ahli bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam dan dokter anak dari RSU
Provinsi ke RSU Kabupaten
- Pengiriman asisten ahli senior ke RS Kabupaten yang belum ada dokter ahli dalam jangka
waktu tertentu.
- Pengiriman tenaga kesehatan dari puskesmas RSU Kabupaten ke RS Provinsi.
- Alih pengetahuan dan ketrampilan di bidang klinik, manajemen dan pengoperasian peralaan.
Rujukan Manajemen
- Pengiriman informasi
- Obat, biaya, tenaga, peralatan
- Permintaan bantuan : survey epidemiologi, mengatasi wabah (KLB)

Manfaat Rujukan
Dari sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan :
1. Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam alat kedokteran
pada setiap sarana kesehatan.
2. Memperjelas system pelayanan kesehatan, kemudian terdapat hubungan antara kerja berbagai
sarana kesehatan yang tersedia.
3. Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan

Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan
21

1. Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-
ulang
2. Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas
fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan

Dari sudut tenaga kesehatan
1. Memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif, semangat kerja,
ketekunan dan dedikasi.
2. Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui jalinan kerjasama
3. Memudahkan/ meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan
kewajiban tertentu

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MENJAGA KESEHATAN DAN ANJURAN BEROBAT
Dua anugerah membuat banyak orang merugi, yaitu kesehatan dan kesempatan. (HR al-Bukhari).
Gunakan dengan baik lima hal sebelum lima yang lain: masa mudamu sebelum engkau tua; sehatmu
sebelum engkau sakit; kayamu sebelum engkau jatuh miskin; masa senggangmu sebelum engkau sibuk;
hidupmu sebelum engkau mati. (HR al-Hakim)
Meski filosofi yang sering dilontarkan dalam agama adalah: Untuk apa kesehatan? tidak berarti
agama sama sekali tidak berbicara mengenai Bagaimana hidup sehat?.
Ada beberapa riwayat Hadis yang mengandung ajaran-ajaran hidup sehat. Misalnya, sabda
Rasulullah ?, Lakukanlah bepergian, maka kalian sehat. (HR Ahmad). dan berpuasalah kalian,
maka kalian sehat. (HR ath-Thabarani). Orang yang tidur dalam keadaan tangannya berbau lemak, lalu
ia terkena sesuatu, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri. (HR ad-Darimi).

Syariat Berobat dalam islam
Adapun perkara kedua yang perlu diperhatikan oleh orang yang sakit adalah berobat dengan
pengobatan yang bermanfaat. Tidak boleh baginya untuk mencari bentuk pengobatan yang menyelisihi
syariat. Hal ini karena Allah l telah menetapkan bahwa segala penyakit itu ada obatnya. Maka hendaknya
yang dia lakukan adalah berusaha untuk mencari tahu tentang obat atau tatacara pengobatannya, karena
tidak setiap orang mengetahuinya. Al-Imam Muslim t di dalam kitab Shahih-nya menyebutkan dalam
salah satu hadits yang beliau riwayatkan dengan sanadnya melalui jalan sahabat Jabir bin Abdillah z, dari
Nabi n, bahwasanya beliau n bersabda:


22

Setiap penyakit ada obatnya, apabila obat penyakit tersebut mengenai (orang yang sakit) maka dia akan
sembuh atas izin Allah k. (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai