Anda di halaman 1dari 3

MINYAK MINERAL

Minyak mineral adalah produk sampingan dari penyulingan minyak bumi. Minyak jenis ini
tidak berwarna, transparan, tak berbau, memiliki campuran alkana sederhana (di kisaran C-15 ke
C 40). Minyak mineral diproduksi dalam skala besar, maka tersedia di mana saja dengan biaya
yang sangat rendah. Penggunaan dari minyak mineral sangat banyak. Penggunaannya secara luas
meliputi berbagai bidang seperti pelumas otomotif, kosmetik, produk higienis, pembersihan dan
perawatan, makanan, obat, dll Meskipun ada banyak penggunaan dari minyak mineral, ada
beberapa keraguan yang muncul terkait dengan keselamatan pengunaanya.

I. PARAFIN LIQUIDUM
Parafinum terdiri atas campuran senyawa hidrokarbon cair jenuh yang diperoleh
dari minyak bumi. Zat ini tidak dicerna dalam saluran lambung-usus dan hanya bekerja
sebagai zat pelican bagi isi usus dan tinja. Gunanya untuk melunakkan tinja terutama
setelah pendarahan rectal atau pada penyakit wasir. Penggunaanya dapat menimbulkan
iritasi sekitar dubur. Zat ini digunakan sebagai emulsi yang kadang-kadang dikombinasi
dengan fenolftalein.
Pemerian dari paraffin liquidum, hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak
berwarna atau putih; tidak berbau; tidak berasa; dan tidak berflourosensi. Berat jenis tidak
lebih rendah dari 0,87 0,88; titik didih tidak dibawah 300
o
.
Kelarutan tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam kloroform,
dalam eter, dalam minyak menguap, dalam semua jenis minyak lemak hangat, sukar larut
dalam etanol mutlak

II. PARAFIN SOLIDUM
Parafin adalah campuran dimurnikan hidrokarbon jenuh padat
memiliki rumus umum CnH2n2, dan diperoleh dari
petroleum atau minyak serpih.
Parafin terutama digunakan dalam formulasi farmasi topikal sebagai
komponen krim dan salep. Dalam salep, itu dapat digunakan untuk
meningkatkan titik leleh formulasi atau untuk menambah kekakuan.
Parafin yang juga digunakan sebagai agen pelapis untuk kapsul dan
tablet, dan digunakan dalam beberapa aplikasi makanan. Pelapis Parafin dapat
juga dapat digunakan untuk mempengaruhi pelepasan obat dari resin pertukaran ion.
Pemerian dari parafin adalah tidak berbau dan berasa, tembus pandang (transparan),
tidak berwarna, atau putih solid. bila dibakar menghasilkan nyala terang, bila dilebur
menghasilkan cairan yang tidak berfluoresensi. Rasanya sedikit berminyak bila disentuh
dan mungkin menunjukkan rapuh fraktur. Mikroskopis, itu adalah campuran bundel
mikrokristal.

III. VASELIN ALBUM
Vaselin putih adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon stengah padat,
diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan
warnanya. Dan dapat mengandung stabilisator yang sesuai.
Pemerian dari vaselin album, berwarna putih atau kekuningan pucat, massa
berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada shu 0
o
.
Jika ditinjau dari kelarutannya, vaselin album tidak larut dalam air, sukar larut
dalam etanol dingin atau panas dan dalam etanol mutlak dingin. Mudah larut dalam
benzene, dalam karbon disulfide, dalam kloroform. Larut dalam heksana, dan dalam
sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri.
Vaselin album ini biasanya digunakan dalam pembuatan sediaan salep, karena
bahan ini berguna sebagai bahan dasar atau basis dari pembuatan sediaan salep itu
sendiri.

IV. VASELIN FLAVUM
Vaselin kuning adalah campuran yang dimurnikan dari hirikarbon setengah padat
yang diperoleh dari minyak bumi. Vaselin flavum dapat mengandungzat penstabilan yang
sesuai.
Pemerian dari vaselin flavum massa seperti lemak, berflourosensi dangat lemah
walaupun setelah melebur. Dalam lapisan tipis transparan. Tidak atau hampir tidak
berbau dan berasa.
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam benzena, dalam karbon
disulfida, dalamkloroform dan dalam minyak terpentin; larut dalam eter, dalam heksana,
dan umumnya dalam minyak lemak dan minyak atsiri; praktis tidak larut dalam aseton,
dalam gliserin, dan dalam etanol dingin dan etanol panas dan dalam etanol mutlak dingin.
Stabilitas Vaselin flavum adalah bahan yang sudah bersifat stabil karena tidak
bereaksi secara alami dengan komponen hidrokarbonnya. Kebanyakan masalah mengenai
kestabilan terjadi karena adanya sejumlah kecil pengotor. Pengotor ini dapat teroksidasi
oleh cahaya sehingga menyebabkan vaselin flavum berubah warna dan menghasilkan bau
yang tidak diinginkan. Tingkat oksidasi yang terjadi bervariasi tergantung pada sumber
vaselin falvum dan derajat kemurniannya. Oksidasi bisa dihambat dengan adanya
antioksidan yang sesuai seperti BHA, BHT dan -tokoferol.
Vaselin flavum tidak boleh dipanaskan dalam waktu yang lebih lama di atas suhu
yang diperlukan untuk memperoleh aliran yang baik (kira-kira 70C). Vaselin flavum
dapat disterilisasi dengan pemanasan kering. Walaupun Vaselin flavum bisa disterilisasi
dengan iradiasi , tetapi peoses ini mempengaruhi sifat fisik dari Vaselin flavum seperti
pembesaran, perubahan warna, bau dan sifat rheologi.
Fungsi Emolient, basis salep. Bobot Jenis Antara 0,815 dan 0,880; lakukan
penetapan pada suhu 60. Jarak Lebur Antara 38 dan 60. Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat kering dan sejuk.

Anda mungkin juga menyukai