Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui, bahwa pengangguran di Indonesia yang semakin
meningkat perharinya, kesempatan dan lowongan kerja yang minim, serta
pendidikan kerja yang rendah, memotivasi setiap orang untuk mendirikan
usaha kecil dan menengah. Berwirausaha adalah jalan keluarnya.
Berwirausaha telah menjadi gaya hidup di kalangan masyarakat Indonesia,
hanya bermodalkan minat, bakat serta kemampuan dalam mengelolanya
mereka bias mendapatkan profil yang cukup menjanjikan.

Salah satu tindakan pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di
Indonesia adalah menciptakan lapangan kerja yang bersifat padat karya.
Namun beberapa orang yang berpendidikan tinggi, tidak tertarik untuk
menekuni profesi berwirausaha, minat mereka yang inngin bekerja di
perkantoran yang lebih tinggi. Karena menurut mereka, semakin tinggi
kedudukan mereka maka mereka semakin besar pula keinginan mereka
untuk menduduki kursi kantoran dengan jabatan yang tinggi. Mereka yang
berani mengambil resiko besar seperti wirausaha ini berarti mereka hanya
ingin bekerja dengan orang lain dan hanya mengandalkan upah atau gaji.
Namun, mereka belum menyadari bahwa semakin berkembangnya zaman,
maka persaingan kerja pun semakin besar. Mereka yang berpendidikan tinggi
pun belum tentu mampu menduduki jabatan yang tinggi. Buktinya adalah
banyak lulusan-lulusan sarjana saat ini belum mampu menjadi tumpuan
ekonomi Negara. Malahan, mereka hanya menjadi pengangguran-
pengangguran terdidik.. sebaliknya, lihatlah para orang-orang yang
berwirausaha. Mereka yang berwirausaha mampu menjadi pendorong
meningkatnya pertumbuhan ekonomi Negara. Hal inilah yang sedang
2

digencarkan oleh pemeerintah. Pemerintah terus mengembangkan
pertumbuhan persebaran para wirausahawan di seluruh derah-daerah.
Mereka melakukan kerjasama, pelatihan-pelatihan, serta bantuan secara
moril dan materil. Sehingga, dengan semakin banyaknya para wirausahawan
di Indonesia, maka pertumbuhan ekonomi tetap berjalan. Dan menekan
masalah pengangguran di Indonesia.

Sekarang masalahnya adalah banyaknya para peminat orang-orang yang
ingin berwirausaha namun tidak memiliki modal financial. Padahal
sesungguhnya, banyak sekali fakta-fakta kehidupan yang dapat kita lihat
bahwa para wirausahawan yang sukses tidak bearawal dari kondisi modal
financial yang besar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Inti Kewirausahaan
2. Transformasi Kewirausahaan

C. TUJUAN
Adapun manfaat makalah ini dibuat agar para pembaca mengetahui Inti dari serta
Transformasi Kewirausahaan, kewirausahaan dapat berkembang dengan baik tidak
hanya dibidang perdagangan akan tetapi juga dalam bisnis kesehatan terutama di
kalangan perawat.









3

BAB II
Pembahasan

A. INTI KEWIRAUSAHAAN

Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang menafsirkan dan
memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru
dilakukan usahawan atau wiraswasta. Pandangan tersebut tidaklah tepat,
karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimilik oleh
usahawan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan
bertindak inovatif.

Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan
entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go
between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk
menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep
wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai
orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan
barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau
mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui
organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut
ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang
tersebut.

Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah
orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian
entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola
pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi
tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga
4

diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai
terhadap tugas dan tanggungjawabnya.

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk
hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau
hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua
usahanya.

Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri
sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan
pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi
banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi
yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada
orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya.

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif
demi terciptanya peluang.

Proses kreatif dan inovatif biasanya diawali dengan munculnya ide-ide
dan pemikiran-pemikiran baru untuk mencipatakan sesuatu yang baru. Dalam
hal organisasi perusahaan misalnya, proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui
kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development) dengan
tujuan untuk meraih pasar. Baik ide, pemikiran, maupun tindakan kreatif
merupakan nilai tambah yang bisa dijadikan sumber keunggulan untuk dijadikan
peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan
5

nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda, melalui:
1. Pengembangan teknologi baru,
2. Penemuan pengetahuan ilmiah baru,
3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada, dan
4. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih efisien.

Dari beberapa konsep yang ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai
berikut (Suryana, 2003 : 13), yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker,
1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
(Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat
memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan
dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan
baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada,
dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.

6

Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia
nyata secara kreatif.
Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan
tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan
suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara
bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.

Kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dalam
pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan
Inovasi adalah kemapuan untuk menerapkan kreatifitas alam rangka pemecahan
masalah dan menemukan peluang (doing new thing).

B. TRANSFORMASI KEWIRAUSAHAAN

Entrepreneur(wirausaha) memiliki beberapa level yaitu :
1. Level 1 - Zero - Unemployee
Orang yang memilih resiko minimal (zero/ risk free). pada level ini
entrepreneur memiliki visi jauh kedepan.
2. Level 2 - Employee / little risk
Orang yang bekerja untuk orang lain guna memberikan kontribusi dan
manfaat, serta akan mendapatkan presentase berdasarkan kontribusinya.
Kesalahan kerja, sebagian besar ditanggung oleh perusahaan.
3. Level 3 - Self Business
Ciri Entrepreneur pada seirang sudah mulai muncul dengan gambaran visi
yang tidak mau diatur, tidak mudah puas diri, dan seorang high achiever.
4. Level 4
Businessman yang secara bertahap memiliki jiwa challenging yang kuat
sehingga dia ingin menjadi bos dari sebuah tim/ sistem dan mengarah pada
perfect organization leader.

7

5. Level 5 Investor
Pada level ini entrepreneur bekerja sebagai investor atau membisniskan
sebuah bisnis. Orang yang memiliki faktor kalkulasi yang spekulatif untuk
menentukan bisnis dan didukung dengan perhitungan profesional.

Untuk menjadi wirausaha yang sukses di perlukan langkah-langkah transfomasi
pola pikir dan paradigma. Ada 4 langkah atau tahapan dalam proses transformasi
dalam enterpreneurship, yaitu:

1. Transformasi pola pikir(mindset) dan paradigma(paradigm), yaitu sebuah
transformasi pemikiran,sikap,motif,semangat dan karakter untuk menjadi
enterpreneurship yang cerdas.
2. Transformasi pola pikir dari yang biasa menggunakan logika ke pola pikir
kreatif dalam menemukan inspirasi,ide dan peluang bisnis.
3. Transformasi enterpreneurial dari bersikap enterpreneur(owner) menjadi
pengelola bisnis(intrapreneur atau enterpreneurial organizatin) yang
profesional.
4. Transformasi enterpreneurial dari pola pikir owner menjadi pola pikir
ivestor.

Adapun faktor-faktor yang mendukung seseorang menjadi seorang
pengusaha adalah:

a) Faktor individual/personal, yaitu pengaruh pengalaman atau cita-cita hidup
dari kecil hingga dewasa.
b) Suasana kerja,
c) Tingkat pendidikan,
d) Kepribadian,
e) Prestasi dalam mengikuti pendidikan,
f) Dorongan keluarga,
8

g) Lingkungan dan pergaulan,
h) Keterpaksaan dan keadaan yang mengharuskan untuk menjadi wirausaha.

Lima alasan orang yang tidak ingin menjadi kewirausaahaan diantaranya,
tidak mempunyai pengalaman, tidak mempunyai modal, tidak mempunyai
keberanian dalam memutuskan, tidak ada ornag yang menuntun, dan takut
keluar dari zona nyaman. Tetapi apakah kita telah berfikir bagaimana kalau tiba-
tiba kehilangan pekerjaan? jawabannya adalah ubah mindset dan paradigma.
Kemampuan kewirausahaan dibagi berdasarkan tingkatan dalam menghadapi
rasa kegagalan. Tingkatan tersebut dibagi menjadi 5 tingkat:

1) Tingkat kemampuan dalam menghadapi rasa takut kecil sekali.sehinngga ia
cenderung menghindari resiko.
2) Tingkat kemamapuan dalam menghadapi rasa takut yang ada.dan ia selalu
menggunakan pengetahuannya untuk bekerja lebih lagi.
3) Tingkat kemampuan kewirauasahaan dalam menghadapi rasa takutnya lebih
tinggi.dan ia memiliki keberanian untuk mengatasi resiko kegagalan.
4) Tingkat kemampuan kewirauasahaan dalam menghadapi rasa takutnya lebih
kompleks. Khususnya dalam hal yang memperhitungkan, mengatasi dan
menanggung risiko kegagalan dibanding dari ketiga tingkatan yang diatas.
5) Tingkat kemampuan kewirauasahaan dalam menghadapi rasa takutnya yang
sangat tinngi. Artinya dalam hal mengatasi rasa takut akan kegagalan yang
cukup besar, cendrung mengambil keputusan menggunakan intuisinya yang
kuat sekali.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap wirausahaan yang
cerdas mempunyai kesuksesan, adapun kunci yang penting dan sangat
dibutuhkan untuk menjadi wirausahawan yang sukses adalah lima K (5K) yaitu:
Kemampuan (ability and knowledge), keterampilan, kreatifitas, keteguhan hati
serta keberuntungan.
9

Faktor-faktor yang bisa menghambat kesuksesan untuk menjadi wirausaha
adalah karena adanya mitos-mitos yang salah tentang kewirausahaan itu sendiri,
contoh mitos-mitos itu adalah: wirausaha yang sukses itu karena guratan nasib
(jalan hidup), wirausaha bersifat keturunan, menjadi wirausaha itu setelah ada
peluang yang bagus,menjadi wirausaha itu karena ada bakat dan tidak bisa
dipelajari dan juga wirausaha yang sukses itu karena punya modal yang besar.
Mitos tersebut tentu saja tidak benar sehingga kita tidak boleh menirunya.

Disamping mitos-mitos ada juga yang bisa menghalangi kesuksesan, yaitu
ketakutan dan juga keraguan. Ketakutan adalah emosi negatif yang paling
menghancurkan, ketakutan itu bisa diibaratkan sebagai setetes racun dalam
sumur air tawar.bila kita bisa terlepas dari rasa takut maka kita akan
mendapatkan kekuatan yang besar untuk menggapai mimpi kita, yang kiat sebut
the power of dream.

Bila kita simpulkan ada empat sumber rasa takut yang muncul saat kita
ingin memulai bisnis, yaitu: dakutan dari persepsi kita, tekanan lingkungan dan
pihak luar kita sendiri, ketidakpastian akan kemampuan kita bahkan ketakutan
itu muncul karena mengada-ada.

Untuk mengatasi rasa takut itu ada beberapa cara yang bisa kta lakukan,
diantaranya adalah dengan mengubah rasa takut itu menjadi kekuatan yang
positif serta dengan berhenti menghindari rasa takut itu dengan cara
memanfaatkan rasa takut itu sendiri. Rasa takut itu tidak merugikan jika kita bisa
memanfaatkannya, dari situ akan muncul sebuah keberanian.

Dalam berbisnis sudah pasti kita membutuhkan sebuah modal. Modal
sering kita definisikan berupa uang, namun anggapan itu salah karena modal
yang berupa uang hanya 10% dari modal seseorang untuk menjalankan
bisnisnya, karena selain uang kita membutuhkan modal-modal lain yang juga
10

sangat penting yaitu yang berupa pengalaman, skill, pengetahuan, keberanian,
konsep bisnis, jaringan relasi, gairah dan semangat, kretifitas dan inovasi serta
keberuntungan.

Ketika kita memutuskan untuk menjadi seorang wirausaha jadilah seorang
smart and goog entrepreneur, yang bukan hanya bermodalkan keberanian
saja.pengusaha yang handal itu merupakan strategic thinker, motivator ulung,
ambisius, risk manager dan totalitas dalam bekerja.

Menurut Zimmerer (1996:76), ada 5 tahap proses kreatif:

Tahap 1: Persiapan (Preparation). Persiapan menyangkut kesiapan kita untuk
berfikir kreatif yang dilakukan dalam bentuk pendidikan formal, pengalaman,
magang dan pengalaman belajar lainnya. Pelatihan merupakan landasan untuk
menumbuhakan kreativitas dan inovasi. Bagaimana kita dapat memperbaiki
pikiran kita agar kita berfikiran kreaatif? Zimmerer mengemukakan ketujuh
langkah untuk memperbaiki pikiran kita untuk berfikiran kreatif, yaitu :
1) Hindari sikap untuk tidak belajar. Setiap situasi merupakan peluang untuk
belajar.
2) Belajar banyak. Jangan belajar terbatas pada suatu keahlian yang kita
miliki saja, karena banyak inovasi yang diperoleh dari bidang ilmu lain.
3) Diskusikan ide-ide kita dengan orang lain.
4) Himpun artikel-artikel yang penting.
5) Temui profesional atau asosiasi dagang, dan pelajari cara mereka
memecahkan persoalan.
6) Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain.
7) Kembangkan keterampilan menyimak gagasan orang lain.

Tahap 2: Peneylidikan (Investigation). Dalam penyelidikan diperlukan individu
yang dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang masalah atau
11

keputusan. Seseorang dapat mengembangkan pemahaman tentang masalah
atau keputusan melelui penyelidikan. Untuk menciptakan konsep ide-ide baru
dalam suatu bidang tertentu, seseorang pertama-tama harus mempelajari
masalah dan memahami komponen-komponen dasarnya. Misalnya, seseorang
pedagang tidak bisa menghasilkan ide-ide baru kalau ia tidak mengetahui
konsep-konsep atau komponen-komponen dasar tentang perdagangan.

Tahap 3: Transformasi (Transformation), menyangkut persamaan dan perbedaan
pandangan diantara informasi yang terkumpul (involves viewing the similarities
and the differences among the information collected). Transformasi, ialah
mengidentifikasi persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada
tentang informasi yang terkumpul. Dalam tahap ini diperlukan dua tipe berfikir,
yaitu berfikir konvergen dan divergen. Berfikir konvergen (convergen thingking)
adalah kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan diantara data dan
kejadian yang bermacam-macam. Sedangkan berfikiran divergen (divergent
thingking) adalah kemampuan untuk melihat perbedaan-perbedaan anatara data
dan kejadian-kejadian yang beranekaragam.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan mentransformasi informasi
kedalam ide-ide, yaitu dilakukan sebagai berikut :
1) Evaluasi bagian-bagian situasi beberapa saat, cobalah ambil gambaran
luasnya.
2) Susun kembali unsur-unsur itu. Disamping melihat komponen-komponen
masalah/isu dalam susuanan dan perspektif yang berbeda-beda, kita
harus mampu melihat perbedaan dan pesamaan secara cermat.
3) Sebelum melihat satu pendekatan khusus terhadap situasi tertentu, ingat
bahwa dengan beberapa pendekatan mungkin keberhasilan akan dicapai.
4) Lawan godaan yang membuat penilaian kita tergesa-gesa dalam
memecahkan persoalan atau mencari peluang.

12

Tahap 4: Penetasan (Incubation), yaitu menyiapkan pikiran bawah sadar untuk
merenungkan informasi yang terkumpul (allows the subconcious mind to reflect
on the information collected). Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk
merefleksikan informasi.
Untuk memeppertinggi tahap inkubasi dalam proses berfikir kreatif dapat
dilakukan dengan cara:
1) Menjauhkan diri dari situasi. Melakukan sesuatu yang tidak terkait
dengan masalah atau peluang secara keseluruhan sehingga kita dapat
berfikir di bawah sadar.
2) Sediakan waktu untuk mengkhayal. Meskipun mengkhayal seolah-olah
melakukan sesuatu yang tidak berguna, akan tetapi khayalan merupakan
bagian terpenting dari proses kreatif.
3) Santai dan bermain secara teratur. Anda dapat berfikir kreatif dengan ide-
ide besar pada waktu bermain atau santai. Ide-ide besar sering muncul
pada waktu main golf, mendengarkan musik, di kebun / taman atau di
tempat tidur.
4) Berkhayal tentang masalah atau pelaung. Berfikir berbagai masalah
sebelum tidur merupakan cara efektif untuk mendorong pikiran Anda
bekerja waktu tidur.
5) Kejarlah masalah atau peluang meskipun dalam lingkungan yang berbeda
dimana saja.

Tahap 5: Penerangan (Illumination). Penerangan akan muncul pada tahap
inkubasi, yaiotu ketika ada pemecahan spontang yang menyebabkan adanya titik
terang (focus at point during the incubation stage when a spontaneous
breaktrough cuses :the light bulb to fir on). Pada tahap ini semua tahap
sebelumnya muncul bersama-sama menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif.



13

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Yang dibutuhkan untuk memulai usaha adalah keberanian untuk
mengambil keputusan sebagai entrepreneur. Akan tetapi masih banyak
penghambat dalam proses pengambilan keputusan yaitu Ketakutan,
Mitos Tentang Usaha, Filosofi dan Perspeksi Tentang Kegagalan, dan
Cara untuk Memulainya.
Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-
ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
beda. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan
nilai tambahan di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan
cara-cara yang baru dan berbeda, seperti :
- Pengembangan teknologi
- Penemuan pengetahuan ilmiah
- Perbaikan produk barang dan jasa yang ada
- Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.

Untuk menjadi seorang entrepreneur yang cerdas kita bisa melakukan beberapa
tahapan-tahapan berikut,yaitu:
1. Proses mengenal,memahami dan mengerti kewirausahaan. Setelah mengenal
apa itu wirausaha akan muncul rasa ketertarikan seseorang akan wirausaha
bahkan akan muncul juga rasa ketakutan seseorang dalam menghadapi
resiko sebagai wirausahawan. Jika ia mampu mengatasi resiko yang akan
terjadi seta merasa mampu maka seseorang tersebut akan termotivasi
menjadi seorang wirausahawan.
14

2. Mempersiapkan diri dan merencanakan bisnis. Cara mempersiapkan diri bisa
kita lakukan dengan mengenali kita terlebih dahulu, cara ini akan
mempermudah dalam merencanakan bisnis yang akan kita jalankan sesuai
dengan kemampuan serta peluang bisnis tersebut.
3. Memulai, menjalankan, mengelola dan mengembangkan bisnis.

B. SARAN

Dari informasi yang terdapat pada makalah ini, penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat menambah ilmu pembaca dan membantu perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan agar dapat memberikan pelayanan yang
terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit ini pada
khususnya.Kepada pembaca agar dapat menerapkan ilmu yang didapat pada
makalah ini dalam kehidupan sehari hari.
















15

DAFTAR PUSTAKA

http://my-wing.blogspot.com/2013/01/transformasi-kewirausahaan-part-2.html
http://www.wattpad.com/4354921-pengertian-kewirausahaan-tahapan-proses-
kreatif
http://ilmupeternakanuinsuska.blogspot.com/2013/04/artikel-transformasi-
kewirausahaan.html
http://indraharsono12.wordpress.com/contoh-bisnis-yang-baik/inti-dan-hakikat-
kewirausahaan/
http://library-teguh.blogspot.com/2010/01/konsep-inti-
kewirausahaan.html#!/2010/01/konsep-inti-kewirausahaan.html

Anda mungkin juga menyukai