Anda di halaman 1dari 11

IKATAN KIMIA

Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar


elektron-elektron yang ada pada orbit luar, atau orbit yang
terisi sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya.

1. Interaksi atom-atom logam (ikatan metalik/ikatan logam).

Dalam interaksi antar atom logam, ikatan kimia dibentuk
oleh gaya tarik menarik-menarik elektron oleh inti (nucleus)
yang berbeda. Asalnya elektron milik satu atom yang ditarik
oleh inti atom tetangganya yang bermuatan +, dan elektron
ini disharing dg gaya tarik yang sama oleh inti lain yang
mengitarinya. Akibat jumlah elektron valensi yang rendah
dan terdapat jumlah ruang kososng yang besar, maka e
-

memiliki banyak tempat untuk berpindah. Keadaan
demikian menyebabkan e
-
dapat berpindah secara bebas
antar kation-kation tersebut. Elektron ini disebut delocalized
electron dan ikatannya juga disebut delocalized bonding.

Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat
atau lem. Kation yang tinggal berdekatan satu sama lain
saling tarik menarik dengan elektron sebagai semennya.

2. Ikatan kovalen
2.1. Ikatan dengan non logam
Pada prinsipnya semua ikatan kimia berasal dari gaya
tarik menarik inti (nucleus) yang bermuatan + terhadap e
yang bermuatan negatif, Gaya tarik menarik ini ditentukan
oleh Hukum Coulomb.

F =

F : Gaya tarik menarik atau tolak
menolak
Q1 dan Q2 : Muatan partikel 1 dan 2
r : Jarak antara partikel 1 dan 2
k : Konstante dielektrik
Bila Q1 dan Q2 bermuatan sama, maka keduanya akan
tolak-menolak, sebaliknya bila Q1 dan Q2 bermuatan
berlawanan akan terjadi tarik menarik.
Ikatan kovalen terbentuk, karena hampir semua unsur
memiliki ruang kosong dan orbit luar berenergi rendah. Makin
rendah energi suatu orbit, nakin tinggi stabilitas elektron yang
ada di dalamnya. Semua unsur non-logam memiliki paling
tidak 4 dari 8elektron yang mungkin berada pada orbit luar,
kecuali: H, He, dan B.
Perbedaan unsur non-logam dengan logam adalah tidak
memiliki kelebihan ruang kosong yang berenergi rendah
untuk penyebaran elektron yang akan disharing. Elektron
yang dapat disharing dalam unsur non-logam tidak
mengalami delocalised seperti pada ikatan metalik (ikatan
logam). Jadi elektron ini tinggal terlokalisir dalam kedekatan
antar 2 inti (ikatan kovalen).
Contoh: pembentukan H
2
dari 2 atom H. Pada molekul
H
2
ada 3 gaya yang bekerja yaitu:
a). Gaya tolak-menolak antara 2 inti
b). Gaya tolak-menolak antara 2 elektron
c). Gaya tarik-menarik antara inti dari satu atom
dengan elektron dari atom yang lainnya. Besarnya gaya
c ini lebih besar dari jumlah gaya a dan b.










H

H




Ikatan kovalen pada H
2
, 2 elektron disharing oleh 2 atom
dan orbit dari 2 elektron itu juga disharing oleh 2 atom.
Ikatan kovalen: gaya tarik-menarik bersih (net) yang
terjadi ketika setiap atom memasok 1 elektron yang tidak
berpasangan untuk dipasangkan dengan yang lain, dan ada
satu ruang kosong untuk menerima elektron dari atom yang
lain, sehingga 2 elektron ditarik oleh kedua inti atom tersebut.

2.2. Valensi atau kekuatan penggabungan
Valensi suatu atom adalah jumlah ikatan kovalen yang
dapat terbentuk. Contoh: valensi H = 1, He = 0, F = 1, O = 2, Li
=1.




3. Ikatan non-logam dengan logam
Pasangan elektron yang membentuk suatu ikatan
antara atom logam dan non-logam terletak pada orbit yang
overlap antara 2 atom tersebut. Karena atom non logam
tidak mempunyai ruang kosong dengan energi rendah, maka
elektron akan tersebar pada daerah orbit yang overlap.
Atom dari unsur yang berbeda memiliki kemampuan yg
berbeda dalam menarik pasangan elektron dalam suatu
ikatan kovalen.
F, O, Cl : kemampuan menariknya kuat
Na, K : kemampuan menariknya lemah.
Elektro-negativitas: kemampuan relatif suatu unsur untuk
memenuhi muatan listrik yang negatif.


2.4. Ikatan ionic (elektro-valent, hetero-polar)
Ikatan ini berasal dari gaya tarik elektrostatik antara ion
yang bermuatan berlawnan [Kation (+) dan anion (-)].
(Hukum Coulomb)
Untuk sebagian besar unsur, proses pelepasan atau
penambatan elektron adalah proses endotermik
(membutuhkan energi). Ini berarti bahwa bentuk ion adalah
kurang stabil dibandingkan atom yang tak bermuatan.
Na Na
+
+ (-) - energi
O
2
+ 2 (-) O
-2
- energi
Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan
ionik adalah yang terbentuk oleh reaksi antara unsur alkali
dengan halogen.
Contoh: Na + Cl NaCl.

Keduanya memiliki perbedaan elektronegativitas yang besar,
sehingga pasangan elektron yang membentuk ikatan lebih
banyak tertarik oleh atom Cl.
Makin besar perbedaan elektro-negativitasnya makin
besar pula karakter ioniknya. Namun ada kekecualian untuk
F dan Cs, F memiliki elektro-negativitas paling kuat, sedang
Cs memiliki elektro-negativitas paling lemah, sehingga
ikatannya tidak sepenuhnya ionik. Bagaimanapun juga
ikatan kovalen murni ada dalam molekul yang tersusun oleh
molekul yang sama (H
2
, Cl
2
, C-C) atau molekul yang tersusun
dari atom yg memiliki elektro-negativitas yang hampir sama,
contoh: C-H.


Dari bermacam-macam ikatan dapat disimpulkan sbb:
a). Senyawa dengan ikatan kovalen yang dominan, elektron
dari ikatan berada pada atom yang membuat ikatan.
Diantara molekul yang berbeda ada ikatan yang lemah
yang disebut gaya van der Waals. Hal yang sama terjadi
untuk senyawa dengan ikatan kovalen koordinat.
Molekul yang berbeda membentuk satuan-satuan yang
terpisah. Dalam molekul ini jarak antar atom dalam
molekul lebih kecil dari jarak antara atom dan molekul
didekatnya.

b). Senyawa dengan ikatan metalik dan ionik yang dominan,
ikatan itu dibuat oleh elektron-elektron yang disharing.
Dalam logam gaya tarik berasal dari delocalised
electron, sedang dalam senyawa ionik berasal dari gaya
tarik menarik antara ion positif dan negatif. Dalam
senyawa ini, partikel-partikel bermuatan diposisikan pada
jarak yg sama satu dengan yang lainnya, sehingga tidak
ada kemungkinan untuk membedakan atau
memisahkan molekul yang utuh (discrete). Dalam logam,
setiap atom biasanya diposisikan pada jarak yang sama
dari 6, 8 atau 12 atom yang lainnya yang menunjukkan
bahwa ikatan dengan seluruh atom-atom yang berbeda
ini memiliki kekuatan yang sama.

Dalam bentuk padat, struktur ionik seperti NaCl, setiap Na
+

dikelilingi oleh 6 Cl pada jarak yang sama, setiap Cl
-

dikelilingi oleh 6 Na
+
juga pada jarak yang sama, yang
menunjukkan bahwa setiap Na
+
ditarik oleh 6 Cl
-
dg
kekuatan yang sama, setiap Cl
-
juga ditarik oleh 6 Na
+
dg
kekuatan yang sama. Bentuk pada ini hanya larut dalam
pelarut polar (air) yang dapat memutus ikatan ionik
dengan sifat polaritasnya dan membentuk ion hidrat (ion
yang diseliputi dengan mantel air).


SINTESIS
A. PENGERTIAN SINTESIS
Sintesis (berasal dari bahasa Yunani syn = tambah dan thesis = posisi) yang
biasanya berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elem yang ada yang
menghasilkan suatu hasil baru. Istilah ini mempunyai arti luas dan dapat digunakan
ke fisika, ideologi, dan fenomenologi. Ada beberapa jenis sintesis diantaranya:
1. Sintesis organik adalah konstruksi molekul organik melalui proses kimia.
Molekul-molekul organik sering memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan senyawa-senyawa anorganik, oleh karena itu sintesis
senyawa-senyawa organik telah berkembang menjadi salah satu aspek kimia
organik yang paling penting. Ada dua bidang penelitian dalam bidang kimia
organik secara umum - sintesis total dan metodologi.
2. sintesis kimia adalah suatu proses reaksi yang bertujuan untuk memperoleh
suatu produk kimia, ataupun beberapa produk. Sintesis terjadi berdasarkan
peristiwa fisik dan kimia yang melibatkan satu reaksi atau lebih. Sintesis kimia
adalah suatu proses yang dapat direproduksi selama kondisi yang diperlukan
terpenuhi.
3. Sintesis indola Fischer
adalah sebuah reaksi kimia antara fenilhidrazina (bersubstituen) dengan
aldehida atau keton di bawah kondisi asam yang menghasilkan heterolingkar
aromatik indola. Reaksi ini ditemukan pada tahun 1883 oleh Hermann Emil
Fischer. Zaman sekarang, obat-obatan antimigrain sering disintesis
menggunakan metode ini.
Pilihan penggunaan katalis asam sangatlah penting. Asam Bronsted seperti HCl,
asam sulfat, asam fosfat, dan asam p-toluenasulfonat dapat digunakan. Asam
Lewis seperti boron trifluorida, seng klorida, perak klorida, dan aluminium klorida
juga merupakan katalis yang cukup baik.
4. Sintesis Gabriel, dinamakan dari kimiawan Jerman Siegmund Gabriel, adalah
reaksi kimia yang mengubah alkil halida primer menjadi amina primer dengan
menggunakan kalium ftalimida.

Sintesis gabriel
Garam kalium ataupun natrium bereaksi dengan alkil halida primer, membentuk alkil
ftalalat imida. Reaksi ini tidak akan berjalan untuk alkil halida sekunder.
Setelah dihidrolisis menggunakan asam, amina primer dilepaskan sebagai garam
amina. Selain itu, ia juga dapat dilakukan via prosedure Ing-Manske, yang
melibatkan reaksi dengan hidrazina akuatik ataupun dalam etanol dengan refluks.
Prosedur ini akan mengendapkan ftalhidrazia bersamaan dengan amina primer.
Teknik ini sering kali menghasilkan rendemen yang rendah. Oleh karena itu,
terdapat pula metode lain yang digunakan untuk melepaskan amina dari ftalimida.
Awal dari sintesis kimia dimulai dengan pemilihan suatu senyawa kimia yang biasa
dikenal dengan sebutan reaktan. Biasanya Proses ini membutuhkan pengadukan dan
dilakukan dalam labuh reaksi sederhana. Beberapa reaksi membutuhkan prosedur
tertentu sebelum menghasilkan produk yang diinginkan. Jumlah produk yang dihasilkan
dalam suatu sintesis kimia dikenal dengan istilah perolehan reaksi. Umumnya,
perolehan reaksi dinyatakan sebagai berat dalam satuan gram atau sebagai persentase
dari jumlah produk yang secara teoritis dapat dihasilkan. Dalam suatu sintesa kimia,
terdapat kemungkinan adanya reaksi samping yang menghasilkan produk yang tidak
diinginkan. Reaksi samping menyebabkan turunnya perolehan produk yang diinginkan.
Bila menginginkan produk dengan kemurnian yang tinggi, tahap pemurnian perlu
dilakukan dengan melakukan proses pemisahan.
Contah dari sintesis kimia
Reaksi antara fenilhidrazina bersubstituen dengan aldehida atau keton pada awalnya
menghasilkan fenilhidrazon, yang kemudian akan berisomerisasi menjadi enamina.
Setelah protonasi, reaksi penataan ulang 3,3-sigmatropik tejadi, dan menghasilkan
imina. Imina yang dihasilkan akan membentuk aminosetal siklik (amina), yang di bawah
kondisi asam akan mengeliminasi amonia, menghasilkan indola aromatik.

Anda mungkin juga menyukai