0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan29 halaman
PRODUKSI BENIH TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan tanaman perkebunan
Oleh :
Nama : Nurjamilah
Dosen : Nanang Ahdiat
BIDANG PEMINATAN AGRIBISNIS TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
KERJA SAMA PPPPTK PERTANIAN DENGAN
INTERNATIONAL WOMEN UNIVERSITY
2 0 1 4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan judul “SYARAT TUMBUH DAN PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT”. Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Ir. Atat Budiarta, MP selaku penanggung jawab di bidang peminatan Agribisnis Produksi benih tanaman perkebunan
2. Nanang Ahdiat selaku dosen mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan.
3. Seluruh rekan dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi yang sangat berarti, baik secara moril maupun materil hingga terselesaikannya makalah ini.
4. Semua pihak yang telah banyak memberikan sumbangan saran dan kritiknya hingga terselesaikannya makalah ini.
Demikian tugas ini disusun dan penyusun menyadari bahwa hanyalah seorang manusia biasa sehingga sangat jauh dari sempurna, baik dari segi tulisan maupun isinya, untuk itu saran dan kritik yang membangun bagi perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini sangatlah penyusun harapkan.
Akhirnya penyusun berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Tujuan 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit 2
2.1.1 Ketinggian tempat 2
2.1.2 Penyinaran 2
2.1.3 Tanah 3
2.1.3.1 Latosol 3
2.1.3.2 Alluvial 3
2.1.3.3 Laterit 4
2.1.3.4 Sifat fisik tanah gambut 5
2.1.3.5 Sifat kimia tanah gambut 5
2.1.3.6 Tanah sulfat masam 5
2.1.4 Lahan 7
2.1.4.1 Topografi 7
2.1.4.2 Drainase lahan. 7
2.1.4.3 Kesuburan tanah 8
2.1.5 Curah hujan 9
2.1.6 Iklim 10
2.1.6.1 Suhu 10
2.1.6.2 Temperatur............................................................................................................... .......13
2.1.6.3 Kelembaban ......................................................................................................................13
2.2 pembibitan tanaman kelapa sawit..............................................................................................13
2.3 Teknis penanaman ...........................................................................................................................14
2.4 Pemeliharaan tanaman ..................................................................................................................17
2.5 pemanenan ..........................................................................................................................................18
2.6 proses Memproduksi Benih Tanaman Kelapa Sawit Bermutu ......................................19
BAB III PENUTUP 27
3.1 kesimpulan 27
3.1 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yan
PRODUKSI BENIH TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan tanaman perkebunan
Oleh :
Nama : Nurjamilah
Dosen : Nanang Ahdiat
BIDANG PEMINATAN AGRIBISNIS TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
KERJA SAMA PPPPTK PERTANIAN DENGAN
INTERNATIONAL WOMEN UNIVERSITY
2 0 1 4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan judul “SYARAT TUMBUH DAN PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT”. Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Ir. Atat Budiarta, MP selaku penanggung jawab di bidang peminatan Agribisnis Produksi benih tanaman perkebunan
2. Nanang Ahdiat selaku dosen mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan.
3. Seluruh rekan dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi yang sangat berarti, baik secara moril maupun materil hingga terselesaikannya makalah ini.
4. Semua pihak yang telah banyak memberikan sumbangan saran dan kritiknya hingga terselesaikannya makalah ini.
Demikian tugas ini disusun dan penyusun menyadari bahwa hanyalah seorang manusia biasa sehingga sangat jauh dari sempurna, baik dari segi tulisan maupun isinya, untuk itu saran dan kritik yang membangun bagi perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini sangatlah penyusun harapkan.
Akhirnya penyusun berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Tujuan 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit 2
2.1.1 Ketinggian tempat 2
2.1.2 Penyinaran 2
2.1.3 Tanah 3
2.1.3.1 Latosol 3
2.1.3.2 Alluvial 3
2.1.3.3 Laterit 4
2.1.3.4 Sifat fisik tanah gambut 5
2.1.3.5 Sifat kimia tanah gambut 5
2.1.3.6 Tanah sulfat masam 5
2.1.4 Lahan 7
2.1.4.1 Topografi 7
2.1.4.2 Drainase lahan. 7
2.1.4.3 Kesuburan tanah 8
2.1.5 Curah hujan 9
2.1.6 Iklim 10
2.1.6.1 Suhu 10
2.1.6.2 Temperatur............................................................................................................... .......13
2.1.6.3 Kelembaban ......................................................................................................................13
2.2 pembibitan tanaman kelapa sawit..............................................................................................13
2.3 Teknis penanaman ...........................................................................................................................14
2.4 Pemeliharaan tanaman ..................................................................................................................17
2.5 pemanenan ..........................................................................................................................................18
2.6 proses Memproduksi Benih Tanaman Kelapa Sawit Bermutu ......................................19
BAB III PENUTUP 27
3.1 kesimpulan 27
3.1 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yan
PRODUKSI BENIH TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan tanaman perkebunan
Oleh :
Nama : Nurjamilah
Dosen : Nanang Ahdiat
BIDANG PEMINATAN AGRIBISNIS TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
KERJA SAMA PPPPTK PERTANIAN DENGAN
INTERNATIONAL WOMEN UNIVERSITY
2 0 1 4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan judul “SYARAT TUMBUH DAN PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT”. Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Ir. Atat Budiarta, MP selaku penanggung jawab di bidang peminatan Agribisnis Produksi benih tanaman perkebunan
2. Nanang Ahdiat selaku dosen mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan.
3. Seluruh rekan dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi yang sangat berarti, baik secara moril maupun materil hingga terselesaikannya makalah ini.
4. Semua pihak yang telah banyak memberikan sumbangan saran dan kritiknya hingga terselesaikannya makalah ini.
Demikian tugas ini disusun dan penyusun menyadari bahwa hanyalah seorang manusia biasa sehingga sangat jauh dari sempurna, baik dari segi tulisan maupun isinya, untuk itu saran dan kritik yang membangun bagi perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini sangatlah penyusun harapkan.
Akhirnya penyusun berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Tujuan 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit 2
2.1.1 Ketinggian tempat 2
2.1.2 Penyinaran 2
2.1.3 Tanah 3
2.1.3.1 Latosol 3
2.1.3.2 Alluvial 3
2.1.3.3 Laterit 4
2.1.3.4 Sifat fisik tanah gambut 5
2.1.3.5 Sifat kimia tanah gambut 5
2.1.3.6 Tanah sulfat masam 5
2.1.4 Lahan 7
2.1.4.1 Topografi 7
2.1.4.2 Drainase lahan. 7
2.1.4.3 Kesuburan tanah 8
2.1.5 Curah hujan 9
2.1.6 Iklim 10
2.1.6.1 Suhu 10
2.1.6.2 Temperatur............................................................................................................... .......13
2.1.6.3 Kelembaban ......................................................................................................................13
2.2 pembibitan tanaman kelapa sawit..............................................................................................13
2.3 Teknis penanaman ...........................................................................................................................14
2.4 Pemeliharaan tanaman ..................................................................................................................17
2.5 pemanenan ..........................................................................................................................................18
2.6 proses Memproduksi Benih Tanaman Kelapa Sawit Bermutu ......................................19
BAB III PENUTUP 27
3.1 kesimpulan 27
3.1 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yan
Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | KATA PENGANTAR 1
SYARAT TUMBUH DAN PEMBIBITAN TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan tanaman perkebunan
Oleh : Nama : Nurjamilah
Dosen : Nanang Ahdiat
BIDANG PEMINATAN AGRIBISNIS TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH KERJA SAMA PPPPTK PERTANIAN DENGAN INTERNATIONAL WOMEN UNIVERSITY 2 0 1 4 Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | KATA PENGANTAR 2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan judul SYARAT TUMBUH DAN PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT. Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Ir. Atat Budiarta, MP selaku penanggung jawab di bidang peminatan Agribisnis Produksi benih tanaman perkebunan 2. Nanang Ahdiat selaku dosen mata kuliah produksi benih tanaman perkebunan. 3. Seluruh rekan dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi yang sangat berarti, baik secara moril maupun materil hingga terselesaikannya makalah ini. 4. Semua pihak yang telah banyak memberikan sumbangan saran dan kritiknya hingga terselesaikannya makalah ini.
Demikian tugas ini disusun dan penyusun menyadari bahwa hanyalah seorang manusia biasa sehingga sangat jauh dari sempurna, baik dari segi tulisan maupun isinya, untuk itu saran dan kritik yang membangun bagi perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini sangatlah penyusun harapkan.
Akhirnya penyusun berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
WassalamualaikumWr.Wb Penyusun
Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | DAFTAR ISI 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................................ii DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................................1 1.1 Latar belakang ...................................................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ....................................................................................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................2 2.1 Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit ........................................................................... 2 2.1.1 Ketinggian tempat ...................................................................................................................... 2 2.1.2 Penyinaran .................................................................................................................................... 2 2.1.3 Tanah................................................................................................................................................ 3 2.1.3.1 Latosol ......................................................................................................................................... 3 2.1.3.2 Alluvial ........................................................................................................................................ 3 2.1.3.3 Laterit .......................................................................................................................................... 4 2.1.3.4 Sifat fisik tanah gambut ...................................................................................................... 5 2.1.3.5 Sifat kimia tanah gambut ................................................................................................... 5 2.1.3.6 Tanah sulfat masam ............................................................................................................. 5 2.1.4 Lahan ................................................................................................................................................ 7 2.1.4.1 Topografi ................................................................................................................................... 7 2.1.4.2 Drainase lahan. ....................................................................................................................... 7 2.1.4.3 Kesuburan tanah .................................................................................................................... 8 2.1.5 Curah hujan ................................................................................................................................... 9 2.1.6 Iklim ............................................................................................................................................... 10 2.1.6.1 Suhu........................................................................................................................................... 10 2.1.6.2 Temperatur............................................................................................................... .......13 2.1.6.3 Kelembaban ......................................................................................................................13 2.2 pembibitan tanaman kelapa sawit..............................................................................................13 Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | DAFTAR ISI 4
2.3 Teknis penanaman ...........................................................................................................................14 2.4 Pemeliharaan tanaman ..................................................................................................................17 2.5 pemanenan ..........................................................................................................................................18 2.6 proses Memproduksi Benih Tanaman Kelapa Sawit Bermutu ......................................19 BAB III PENUTUP ............................................................................................................................................... 27 3.1 kesimpulan .......................................................................................................................................... 27 3.1 Saran ....................................................................................................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | BAB I 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono 2003).
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO (Sastrosayono 2003).
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pesyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit Untuk mengetahui pembibitan tanaman kelapa sawit
Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | BAB II 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit 2.1.1 Ketinggian tempat Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketimggian tempat 1000 meter diatas permukaan laut (dpl). Namun, pertumbuhan tanaman dan produktivitas optimal akan lebih baik jika ditanam di lokasi dengan ketinggian 400m dpl. 2.1.2 Penyinaran Intensitas cahaya matahari menentukan laju fotosintesa pada daun yang pada akhirnya menentukan tingkat produksi. Intensitas matahari juga erat kaitannya dengan perawanan, curah hujan, ketinggian tempat (altitude), dan lintang lokasi (Latitude). Di daerah yang banyak berawan menyebabkan intensitas matahari yang diterima daun sawit menjadi lebih rendah. Sebaliknya meskipun curah hujan relatif tinggi tetapi lebih banyak terjadi sore hingga malam dan perawanan kurang, maka intensitas matahari bisa cukup untuk mendukung fotosintesa yang tinggi. Makin tinggi tempat, suhu makin rendah dan biasanya disertai perawanan yang lebih lama atau curah hujan yang tinggi dan makin menjauh dari garis khatulitiwa penyinaran matahari makin berkurang. Kelapa sawit memerlukan lama penyinaran antara 5 dan 12 jam/ hari.
Lama penyinaran: Minimal 5 jam penyinaran per hari, sepanjang tahun Kondisi ideal: paling tidak terdapat periode 3 bulan dalam 1 tahun yang penyinarannya 7 jam per hari
Intensitas penyinaran: Kelapa sawit termasuk sun plant >80% Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 3
<80%: ternaungi, jarak tanam terlalu rapat --- akibatnya adalah: bunga mengalami aborsi, produktivitas rendah Lama penyinaran x Intensitas penyinaran: energi cahaya total yang diterima oleh setiap tanaman per satuan waktu (per bulan, per tahun) --- konsep penyinaran efektif 2.1.3 Tanah Jenis tanah pada tanaman kelapa sawit adalah : latosol, aluvial, dan laterit 2.1.3.1 Latosol Latosol adalah tanah yang terbentuk dari batuan beku, sedimen, dan metafomorf (proses terjadinya batuan hingga tanah setelah meletusnya gunung berapi). Ciri-ciri Tanah latosol memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan jenis tanah yang telah berkembang atau terjadi deferensiasi horison, solum dalam, tekstur lempung, warna coklat, merah hingga kuning, tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 3000 mm/ tahun, ketinggian tempat berkisar antara 300-1000 meter di atas permukaan laut, mudah menyerap air, kandungan bahan organik sedang, memiliki pH 6 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang mudah bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium, kadar humusnya mudah menurun. Tanah latosol cocok untuk tanaman padi, palawija, kelapa, karet, kopi, kelapa sawit dan buah-buahan. Persebaran Tanah ini tersebar di kawasan Bukit Barisan (Sumatra), Jawa, Kalimantan Timur dan Selatan, Bali, Papua, dan Sulawesi. Suhu Tanah ini juga bersuhu sedang karena merupakaqn bagian dari tanah vulkanis yang bersuhu sedang 2.1.3.2 Alluvial Alluvial adalah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai-sungai. Secara umum, sifat jenis tanah ini mudah Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 4
digarap, dapat menyerap air, dan permeabel sehingga cocok untuk semua jenis tanaman pertanian. Ciri-ciri Jenis tanah masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka, dan kesuburan umumnya sedang hingga tinggi. Tanah ini cocok ditanami padi, palawija, tembakau, tebu, sayuran, kelapa dan buah- buahan. Persebaran Jenis tanah ini terdapat di Jawa bagian Utara, Sumatra bagian Timur, Kalimantan bagian Barat dan Selatan. Penyebarannya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai seperti misalnya, di Kerawang, Indramayu, Delta Brantas. Suhu Karena proses terjadinya tanah alluvial berasal dari endapan yang terdiri dari hasil erosi, dan karena hasil endapan maka tanah ini terdapat di daerah dataran rendah. Sehingga dapat saya simpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
2.1.3.3 Laterit Tanah laterit adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. tanah yang kesuburannya rendah, terdapat oksida besi dan aluminium terhidrasi, menjadi lapisan kedap, jika tebal menghambat perkembangan akar, pada musim kemarau tanah cepat mengering Ciri-ciri Tanah laterit adalah hasil pencucian atau tanah yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan curah hujan tinggi sehingga kekurangan unsur hara, kurang subur, dan tandus Persebaran Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Lampung. Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 5
Suhu Melihat dari ciri-ciri dapat disimpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
2.1.3.4 Sifat fisik tanah gambut selalu tergenang air, dekomposisi bahan organik lambat, konsistensi lepas, kepadatan masa rendah, bersifat seperti spon (menyerap dan manahan air dalam jumlah besar), drainase pada gambut akan diikuti oleh penyusutan masa, terjadi penurunan muka tanah, tanaman tumbuh miring dan tumbang, mudah terbakar
2.1.3.5 Sifat kimia tanah gambut bahan organik mentah sangat tinggi, asam humik dan fulfik tinggi, pH 3 3.5, kandungan N tinggi dan tersedia, C/ N tinggi, KPK tinggi, status hara rendah kecuali N dan tidak seimbang, P, K, Mg, Cu, Zn, B dalam kondisi defisien
Jenis tanah lain yang potensial untuk pengembangan sawit: tanah sulfat masam (pasang surut) : 2.1.3.6 Tanah sulfat masam Tanah sulfat masam merupakan salah satu jenis tanah yang terdapat di sebagian wilayah Indonesia. Luas tanah sulfat masam di Indonesia kurang lebih. 6.7 juta hektar, sementara di Kalimantan diperkirakan mencapai 1.9 juta hektar. Pada umumnya topografi tanah sulfat masam di Kalimantan Selatan terdapat pada daerah datar dengan relief mikro dapat mencapai perbedaan 60 cm. Antara sungai dengan akhir kanal drainase perbedaan tinggi tidak lebih 80 cm. Fisiografi umumnya tergolong dataran (Plain) dan sebagian Old river Bed dan Ridge Tanah sulfat masam terbagi dalam dua bagian yaitu tanah sulfat masam aktual dan tanah sulfat masam potensial. Tanah sulfat masam aktual biasanya seluruh lapisan tanah memiliki tekstur halus, dengan kandungan fraksi liat 35-70%, dan debu 25-60%, sehingga tekstur tanah tergolong liat berdebu. Lapisan atas Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 6
berreaksi sangat masam sekali (pH 3,6), sementara lapisan bawah antara kedalaman 20-120 cm menunjukkan pH rata-rata 2,8, sehingga tergolong bereaksi masam ekstrim. Sedangkan tanah sulfat masam potensial biasanya memiliki tekstur seluruh lapisan tanah menunjukkan halus, yaitu tekstur tanah liat berdebu mempunyai kandungan liat antara 40-75%, dengan debu 25-60%. Reaksi tanah lapisan atas rata-rata sangat masam sekali (pH 4,0-4,3), dan di lapisan bawah masam ekstrim sampai sangat masam sekali (pH 3,5-3,8). memiliki kandungan pirit yang tinggi, serta pH yang sangat rendah apabila telah terjadi oksidadi pirit dimana pH < 2,0. Pirit (FeS2) adalah zat yang hanya ditemukan di tanah pada daerah pasang surut. Dalam kondisi reduksi, pirit bersifat stabil sesuai dengan suasana lingkungan pembentukannya. Akibat penurunan air tanah, pirit yang berada di tanah bagian atas ikut terbuka di lingkungan yang aerob, dan mengalami oksidasi pirit. Peristiwa reaksi pirit dengan udara (O2) yang menyebabkan terbebasnya sejumlah besar ion sulfat (SO4 2- ) dan hidrogen (H + ) sehingga pH tanah atau air menjadi sangat masam. Selain H2SO4, dibebaskan juga oksida besi (Fe2O3) dalam bentuk karat. Hal penting yang harus diperhatikan juga akibat dari oksidasi pirit adalah penghancuran kristal mineral liat silikat yang akan membebaskan Al 3+ sebagai sumber kemasaman tanah. Tindakan pemupukan sangat perlu dilakukan karena status hara pada tanah sulfat masam tergolong rendah bahkan sangat rendah. Gejala defisiensi hara N, P, K, sering dialami tanaman budidaya (lahan kering) yang kurang sehat dan kerdil akibat kemasaman dan keracunan ion Al 3+ dan Fe 3+ yang tinggi. Tanaman yang diberi pupuk lengkap (N, P, dan K) menunjukkan lebih baik. Pemberian pupuk ini juga akan lebih optimal apabila digabungkan dengan pemberian kapur atau dolomit agar pH tanah dapat meningkat. Penggunaan varietas yang adaptif juga mutlak dilakukan pada tanah-tanah sulfat masam, agar pertumbuhan tanaman dapat berjalan optimal. Kelebihan tanah sulfat masam: karena disekitar daerah pantai (pasang surut) topografinya datar Kekurangan tanah sulfat masam untuk budidaya sawit: kandungan senyawa pirit tinggi (FeS2) dan potensial mengalami oksidasi, letaknya di daerah Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 7
pasang surut air laut, NaCl dan MgCl sangat tinggi, EC tinggi, air tanahnya sangat pekat, pertanaman akan mengalami plasmolisis Perlu ditemukan teknologi yang tepat untuk mengelola sistem drainase pada tanah sulfat masam 2.1.4 Lahan
Ada 4 faktor lahan penting yang perlu menjadi perhatian, yaitu: 2.1.4.1 Topografi Faktor topografi berkaitan dengan derajad kemiringan lereng dan panjang lereng yang berpengaruh nyata terhadap erosi tanah, biaya pembangunan infrastruktur serta biaya mobilisasi dan panen. Makin curam dan/ atau makin panjang lereng, bahaya erosi makin meningkat. Lereng yang terlalu curam menyebabkan biaya pembangunan jalan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen menjadi mahal. Pada lahan yang curam, populasi tanaman per hektar lebih sedikit. Kemiringan optimal kurang dari 23% (120) dan tidak disarankan lebih dari 38% (200). Meskipun dalam kenyataannya banyak sawit yang tumbuh di lahan curam, tidak boleh menjadi alasan pengembangan sawit di lahan dengan kemiringan curam, terutama karena alasan dampaknya terhadap lingkungan.
2.1.4.2 Drainase lahan. Persoalan drainase lahan umumnya dijumpai di lahan dataran rendah yang tergenang secara periodik karena limpasan air hujan, pengaruh air pasang atau perkolasi tanah terhambat. Meskipun tanaman sawit membutuhkan banyak air, tetapi tidak dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik dalam keadaan tergenang atau sering tergenang. Pembangunan system drainase harus memperhatikan juga sifat dan karakteristik tanahnya serta ada tidaknya pengaruh pasang surut air laut. Pembangunan sistem drainase di lahan pasang surut, baik tanah mineral maupun tanah Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 8
gambut harus dilakukan dengan perencanaan seksama. Drainase berlebihan atau kurang memadai sama-sama berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan kelapa sawit. Khusus di lahan gambut, pengaturan drainase harus memperhatikan antara kebutuhan perkembangan perakaran tanaman dengan laju emisi karbon. Makin dalam permukaan air tanah, makin baik perkembangan perakaran sawit tetapi perombakan bahan organik berlangsung makin cepat sehingga emisi karbon meningkat. Setiap saluran drainase harus terhubung dengan keseimbangan saluran primer dan sekunder serta dilengkapi pintu-pintu air pengendali yang berfungsi secara otomatis. Sifat fisik tanah seperti tekstur, struktur, kedalaman efektif tanah, tinggi muka air tanah, ketebalan gambut, dan permeabilitas tanah. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap perkembangan perakaran tanaman untuk menunjang suplai air dan hara serta mendukung tegaknya tanaman. Jika tekstur tanah didominasi liat maka drainase tanah akan terhambat, sebaliknya jika didominasi pasir maka tanah cepat kering sehingga perkembangan akar akan terhambat. Kedalaman efektif tanah yang tipis atau muka air tanah yang tinggi (dangkal) berarti daerah jelajah akar akan terbatas.
2.1.4.3 Kesuburan tanah Faktor kesuburan ini mencakup beberapa sifat kimia tanah yaitu kemasaman (pH), kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa, ketersediaan unsur hara makro dan mikro, kadar bahan organik, dan tingkat salinitas (kadar garam). Sifat-sifat kimia tersebut menjadi acuan awal menetapkan rekomendasi pemupukan sebelum diperoleh hasil-hasil penelitian di lokasi bersangkutan. Ringkasan kriteria kesesuaian lahan tercakup dalam Tabel 3. Sebagai petunjuk awal atau dalam keadaan tidak tersedia data yang cukup, dapat menggunakan peta kesesuaian lahan dan iklim yang diterbitkan oleh Badan Litbang Pertanian. Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1.5 Curah hujan
Curah hujan berhubungan dengan jaminan ketersediaan air dalam tanah sepanjang pertumbuhan tanaman. Tanaman kelapa sawit praktis berproduksi sepanjang tahun sehingga membutuhkan suplai air relatif sepanjang tahun pula. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan yaitu jumlah curah hujan tahunan (mm) dan distribusi curah hujan bulanan. Curah hujan yang ideal berkisar 2.0003.500 mm/ th yang merata sepanjang tahun dengan minimal 100 mm/ bulan (Paramananthan, 2003). Di luar kisaran tersebut tanaman akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan berproduksi. Curah hujan antara 1700 2.500 dan 3.5004.000 tanaman akan mengalami sedikit hambatan. Di lokasi dengan curah hujan kurang dari 1.450 mm/ th dan lebih dari 5.000 mm/ th sudah tidak sesuai untuk sawit. Rendahnya curah hujan tahunan berkaitan dengan defisit air dalam jangka waktu relatif lama sedangkan curah hujan yang tinggi berkaitan dengan rendahnya intensitas cahaya. 2000 mm/ tahun, terbagi merata sepanjang tahun, tidak terdapat periode kering yang tegas CH tinggi: produksi bunga tinggi, presentase jadi rendah, penyerbukan terhambat, sebagian besar pollen terhanyut oleh air hujan CH rendah: pembentukan daun dihambat, pembentukan bunga dan buah dihambat (bunga/ buah terbentuk pada ketiak daun) Daerah dengan 2-4 bulan kering, kelapa sawitnya memiliki produktifitas yang rendah Permasalahan 2-4 bulan kering bisa diminimalkan pengaruhnya apabila di wilayah tersebut : tanahnya memiliki kemampuan menahan lengas tinggi ---- produktifitasnya bisa meningkat 100% Permukaan air tanahnya dangkal ---- dapat meningkatkan produktifitas kelapa sawit Dilaksanakan pengembangan sistem irigasi
Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1.6 Iklim 2.1.6.1 Suhu
Suhu rata-rata tahunan untuk pertumbuhan dan produksi sawit berkisar antara 24-29 C, dengan produksi terbaik antara 2527C. Di daerah tropis, suhu udara sangat erat kaitannya dengan tinggi tempat di atas permukaan laut (dpl). Tinggi tempat optimal adalah 200 m dpl, dan disarankan tidak lebih dari 400 m dpl, meskipun di beberapa daerah, seperti di Sumatera Utara, dijumpai pertanaman sawit yang cukup baik hingga ketinggian 500 m dpl. Suhu minimum dan maksimum belum banyak diteliti, tetapi dilaporkan bahwa sawit dapat tumbuh baik pada kisaran suhu antara 8 hingga 38C. Suhu: mempengaruhi aktifitas biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman 20 0 C: suhu minimal bagi pertumbuhan vegetatif 22-23 0 C: suhu rata-rata tahunan yang diperlukan untuk produksi buah Suhu: terkait dengan garis lintang dan elevasi Batas lintang ideal: 10 12 0 LU/ LS, untuk ketinggian tempat 5 400 m dpl Pada lintang >12 0 , suhu optimal untuk tanaman sawit tidak pernah tercapai Garis lintang juga berkaitan dengan CH dan penyinaran. Di daerah dekat equator, cocok untuk sawit karena CH tinggi, merata sepanjang tahun, IC tinggi, panjang penyinaran rata- rata 11 jam Pada ketinggian > 400 m dpl, suhu mulai sejuk, produksi terhambat, kurang optimal untuk pembudidayaan sawit
2.1.6.2 Temperatur Temperatur udara: 22 330 C (optimum 27 0 C). 2.1.6.3 kelembaban udara kelembaban udara 50 90 % (optimum 80 %) Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 11
2.2 Pembibitan Utama Kelapa Sawit
Pembibitan utama merupakan tahap kedua dari sistem pembibitan dua tahap. Pada tahap ini bibit dipelihara dari umur 3 bulan hingga 12 bulan. Pelaksanaan pembibitan utama dan kualitas bibit yang dihasilkan sangat menentukan keberhasilan rencana penanaman di lapangan dan capaian tingkat produksi dikemudian hari. Tahapan kegiatan pembibitan utama meliputi:
a). Persiapan dan pengolahan tanah, dilakukan dengan meratakan areal menggunakan builldozer. Tanah dikikis setebal 10 cm dikumpulkan ke bagian tepi areal. Tanah hasil kikisan dapat digunakan sebagai media tanam, prosedur pembukaan areal pembibitan sama seperti prosedur pembukaan areal untuk pertanaman kelapa sawit. b). Kebutuhan air dan instalasi penyiraman, faktor yang sangat penting untuk menjamin keberhasilan pembibitan adalah kemampuan menyediakan air untuk bibit dalam jumlah yang cukup dengan jaringan irigasi yang baik. Kebutuhan air di pembibitan bertambah sejalan dengan pertambahan umur bibit. Di pembibitan utama, bibit akan tumbuh secara normal bila kebutuhan airnya terpenuhi, yaitu sebesar 12,5 mm (ekivalen hujan) setiap 2 hari. Volume air yang diberikan dengan sistem sprinkler di pembibitan utama harus memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem penyiraman dengan sprinkler dianjurkan pada areal dengan ketersediaan sumber air yang cukup. Pada sumber air yang terbatas, penyiraman dianjurkan menggunakan pipa dan selang plastik yang dilengkapi dengan kepala gembor. Sistem ini dapat menghemat pemakaian air sesuai kebutuhan bibit di dalam polybag. c). Pemasangan pipa untuk penyiraman sistem gembor, pipa primer dipasang di tengah-tengah yaitu di pinggir jalan utama ( 6 inch), dari pipa primer ini dibuat cabang-cabang dengan pipa ukuran 2 inch, kemudian dari pipa 2 inch dibuat cabang lagi dengan ukuran 1 inch. Dari ujung pipa ini dibuat kran yang disambung dengan slang plastik yang panjangnya 25 m dan pada ujung selang diberi kepala gembor untuk penyiraman. d). Penyiraman dengan sprinkler, terdiri dari beberapa komponen utama meliputi jaringan pipa (pipa induk, pipa utama dan pipa distribusi), nozzle Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 12
sprinkler dan pompa air. Penyiraman dengan sistem sprinkler memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari sistem sprinkler adalah distribusi air yang merata pada setiap bibit dan biaya operasional penyiraman lebih murah. Sedangkan kekurangannya dilihat dari mahalnya biaya investasi, kebutuhan air lebih banyak dan memungkinkan terjadinya penggenangan di areal pembibitan bila sistem drainasenya kurang berfungsi. e). Pemancangan, dilaksanakan bila pembuatan jaringan pipa penyiraman telah selesai. Pola tanam yang digunakan adalah pola tanam segitiga sama sisi dengan jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm. Jarak antar barisan di pembibitan adalah 0,867 x 90 cm =77,9 cm ~ 78 cm. Pemancangan dapat menggunakan metode empat persegi panjang dengan sisi 90 cm x 156 cm. Empat titik sudut empat persegi panjang dan titik temu diagonalnya adalah titik tanam. f). Pengisian tanah ke polybag, tanah yang digunakan untuk pengisian p[olybag diusahakan tanah yang kering. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pengayakan. Pengisian tanah dilakukan sampai 3 cm dari permukaan polybag. Rata-rata bobot tanah untuk setiap polybag 20 kg. Setelah pengisian tanah, media perlu disiram setiap hari selama 7 - 10 hari sebelum penanaman. Pemilihan jenis tanah sebagai media tanam merupakan faktor penentu untuk keberhasilan pembibitan. Tanah yang berasal dari lokasi dengan tingkat kesuburan yang baik akan sangat membantu pertumbuhan vegetatif bibit. g). Pembuatan lubang pada polybag, untuk mempercepat dan mempermudah pembuatan lubang pada media tanam di polybag perlu dibantu dengan alat khusus seperti sekop kiecil, tugal, bor dan tanah. Kedalaman lubang disesuaikan dengan ukuran polybag kecil. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat persiapan transplanting adalah : o Media tanam pada polybag perlu disiram air sampai jenuh sehari sebelumnya untuk mempermudah pembuatan lubang; o Pembuatan lubang dengan alat tanam diusahakan pada bagian tengah permukaan tanah polybag, agar pertumbuhan akar tanaman merata. o Pada setiap lubang diberi pupuk NPKMg (15-16-6-4) sebanyak 5 gram. Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 13
g) Penanaman bibit, kelancaran penanaman bibit ke main nursery bergantung pada kecepatan membuat lubang tanaman di pembibitan utama, kecepatan mengangkut bibit dari pembibitan awal ke pembibitan utama dan kecepatan serta ketrampilan menanam bibit. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam setelah kantong polybag kecil dibuang. Tanah di sekeliling lubang ditekan hingga padat merata, selanjutnya dilakukan penambahan tanah sampai sebatas leher akar. Bagian atas kantong plastik setinggi 2-3 cm dibiarkan kosong sebagai tempat meletakkan pupuk, air ataupun mulsa pada saat diperlukan. h) Pemeliharaan pembibitan utama meliputi penyiraman, penyiangan, pemberian mulsa, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Kebutuhan air di pembibitan utama 2 ltr/ hari/ polybag, disiram 2x sehari pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan dengan selang berkepala gembor atau sprinkler, bila curah hujan >8 mm tidak dilakukan penyiraman. Penyiangan dilakukan di sekitar dan di dalam polybag dengan tujuan membersihkan pembibitan dari vegetasi selain bibit kelapa sawit dan mencegah terbentuknya lapisan kedap air di permukaan tanah yang dapat menurunkan kemampuan menerima air siraman. Pemberian mulsa dilakukan untuk mengurangi penguapan air maupun pupuk, diberikan dalam bentuk sisa tanaman atau cangkang sawit disekeliling bibit pada saat berumur 2 bulan dengan ketebalan 1-2 cm. Pemupukan menggunakan pupuk majemuk NPKMg (15-15-6-4) sampai umur 5 bulan dan selanjutnya dipakai pupuk majemuk (12-12-17-2), penambahan unsur lain jika terdapat gejala defisiensi. Beberapa hama umum yang dijumpai adalah Kumbang Apogonia, belalang dan ulat api, keong dan tikus. Pengendalian kumbang Apogonia, belalang dan ulat api dilakukan dengan menyemprotkan Sevin 0,15% (1,5 g bahan aktif/ liter air) ketanaman dengan interval 10 hari sekali hingga hama menghilang. Pengendalian tikus dengan racun tikus sedangkan keong secara manual atau menggunakan racun. Sedangkan penyakit yang dijumpai adalah penyakit daun Anthracnosa dan Culvularia. Pengendalian Curvularia dilakukan melalui penyemprotan fungisida Kaptafol 0,2% dengan rotasi 2 minggu. Kegiatan pengendalian tidak menggunakan fungisida yang mengandung tembaga (copper), air raksa (mercury) dan timah. i) Seleksi bibit, dilaksanakan bertahap pada umur bibit 4 bulan, 8 bulan dan saat akan dipindahkan ke lapangan(12 bulan), karena munculnya gejala bibittidak Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 14
normal sejalan dengan bertambahnya umur. Beberapa faktor yang dapat memperbesar bibit tidak normal antara lain: kesalahan menanam saat pindah tanam dari pembibitan awal ke pembibitan utama, terlalu cepat sehingga terjadi scorching atau terlambat sehingga terjadi penumbuhan meninggi (etiolasi), penyiraman kurang merata, terlalu deras atau air tidak cukup, kesalahan pemberian pupuk, herbisida atau pemakaian obat-obatan serta jarak tanam terlalu rapat. j) Persiapan bibit untuk penanaman, umur 10-12 bulan bibit siap untuk dipindahkan ke lapangan, pada 15 - 20 hari sebelum diangkut dilakukan pemutusan akar-akar bibit yang menembus polybag dan untuk menjaga kondisi agar tetap baik perlu dilakukan penyiraman yang intensif. Bibit dikelompokkan berdasarkan persilangan, diatur sesuai dengan kapasitas angkut mobil. Bibit diangkut tegak lurus dengan dipegang bagian polybag, bukan bagian daun atau batang untuk menghindari pecahnya tanah dalam polybag dan rusaknya polybag sebelum ditanam. Sebelum diangkut disiram dengan air sebanyak-banyaknya menghindari kekeringan jika beberapa hari setelah ditanam tidak turun hujan.
2.3 TEKNIS PENANAMAN Penentuan Pola Tanaman Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang- kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 5040 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng. Cara Penanaman Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 15
hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama +1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/ tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA. Adapun cara penggunaan SUPERNASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter 2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
2.4 PEMELIHARAAN TANAMAN Penyulaman dan Penjarangan Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar +135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari. Penyiangan Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma. Pemupukan Anjuran pemupukan sebagai berikut : Pupuk Makro Urea 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 225 kg/ ha 1000 kg/ ha TSP 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36 2. Bulan ke 48 & 60 115 kg/ ha 750 kg/ ha MOP/ KCl 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 200 kg/ ha 1200 kg/ ha Kieserite 1. Bulan ke 6, 12, 18, 75 kg/ ha Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 16
24, 30 dan 36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 600 kg/ ha Borax 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36 2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 20 kg/ ha 40 kg/ ha
Pemangkasan Daun Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu: Pemangkasan pasir. Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan. Pemangkasan produksi. Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan. Pemangkasan pemeliharaan. Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai. . Kastrasi Bunga Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan. Penyerbukan Buatan Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga. o Penyerbukan oleh manusia. Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan: Bak seludang bunga. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 17
semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/ puffer. o Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit. Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.
2.5 HAMA DAN PENYAKIT A. Hama o Hama Tungau Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR. o Ulat Setora Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona. B. Penyakit o Root Blast Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO. o Garis Kuning Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal. o Dry Basal Rot Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 18
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis +5 ml (1/ 2 tutup)/ tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis +5 ml (1/ 2 tutup)/ tangki .
2.5 . PANEN Umur Panen Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/ jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
2.6 Proses Memproduksi Benih Tanaman Kelapa Sawit Bermutu Benih kelapa sawit bermutu dihasilkan melalui tahapan-tahapan berjenjang dan rumit yang membutuhkan selang waktu prosesing. Hal ini mengakibatkan harga benih sawit bermutu lebih mahal dari benih sawit asalan yang dikumpulkan dari kebun produksi. Serta benih sawit bermutu tidak dapat langsung diperoleh setelah dilakukan pemesanan. Tahapan produksi benih kecambah kelapa sawit, dalam hal ini kecambah, adalah mencangkup seluruh proses mulai dari pemilihan pohon induk dan bapak sampai pengemasan untuk dikirim ke konsumen. Pada sumber benih kelapa sawit semua tahap terseubt diawasi dengan ketat agar kualitas mutu bahan tanam dapat dijamin.
a) Persilangan Pohon Induk Terpilih dan Pohon Bapak Proses pengadaan pohon induk dan pohon bapak bukanlah hal yang mudah. Pemilihan pohon induk dan bapak didasarkan pada hasil pengujian di lapangan Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 19
seperti produktivitas tandan buah segar, kualitas tandan buah segar, dan sifat- sifat pertumbuhannya. Bahan tanaman yang unggul memiliki ciri produktivitas tinggi, rendemen minyak dan inti yang tinggi, serta pertumbuhan meninggi yang lambat. Proses persilangan pohon induk terpilih dan pohon bapak terpilih meliputi beberapa kegiatan yaitu pemeriksaan pohon induk dan pohon bapak, pembungkusan tandan bunga, penyerbukan tandan bunga betina, pembukaan pembungkus dan pemanenan tandan benih. Pemeriksaan pohon induk dilakukan setiap minggu atau dapat dipercepat bila terdapat banyak bunga yang akan diserbuki, demikian pula dengan pemeriksaan pohon bapak dilakukan setiap minggu untuk mengetahui jumlah tandan bunga jantan yang akan dibungkus dan dipanen. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, pohon induk dan bapak yang sudah siap akan segera dibungkus. Untuk pohon induk, pembungkusan dilakukan sekitar 1012 hari sebelum bunga mulai mekar. Untuk pohon bapak, pembungkusan dilakukan sekurang-kurangnya 10 hari sebelum anthesis bunga mulai mekar. Bunga betina yang akan dibungkus, dibersihkan terlebih dulu dari duri. Pelepah penyangga bunga dipotong kemudian ditekan ke bawah sehingga tandan mudah untuk dibungkus. Lalu, tangkai dibalut oleh kapas dan formalin untuk mengendalikan serangan serangga pengganggu. Pembungkus yang terbuat dari terpal dan memiliki 2 jendela plastik, disarungkan ke bunga hingga ke bawah tangkai bunga dan diikat dengan karet di bagian tengah tangkai bunga. Di bagian luar dari dasar pembungkus, dibalut lagi dengan kapas dan formalin. Tandan bunga diamati setiap hari untuk mengetahui masa receptive. Ciri-ciri bunga telah memasuki masa receptive adalah sebagian besar kepala putik telah terbuka lebar dan berwarna putih kekuningan serta mengeluarkan bau yang khas, apabila kepala putik telah berwarna merah mekar maka masa penyerbukan telah lewat. Demikian pula dengan bunga jantan. Pembungkusan dilaksanakan pada waktu yang tepat dan dilakukan sedemikian rupa sehingga pangkal tangkai bunga tidak mengalami banyak kerusakan yang adapat mengurangi tepung sari (pollen) yang akan dipanen. Seludang dan duri-duri pada pelepah daun dibuang sehingga memudahkan pembungkusan. Sebelum dibungkus, gagang atau tangkai bunga dibalut dengan kapas yang telah diberi formalin (sekitar 1 kg kapas untuk 8 bunga jantan). Pembungkus sebelah dalam dimasukkan dengan menggunakan alat yang terbuat dari plat tumpul dan Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 20
kemudian diikat dengan karet 8-10 lilit. Panen dilakukan setelah 10-15 hari setelah pembungkusan, dengan kriteria tangkai bunga telah mengeluarkan tepung sari (60-70%) dari bagian pangkal bunga dengan bau yang wangi.
Setelah bunga betina siap dibuahi (masa receptive) dan bunga jantan sudah dipanen maka segera dilakukan penyerbukan. Penyerbukan yang dilakukan adalah penyerbukan bantuan ( assisted pollination). Tepung sari atau pollen yang telah dimasukkan ke dalam botol penyemprot (memiliki pipa panjang pada bagian ujungnya), disemprotkan ke lubang jendela plastik terpal pembungkus tandan bunga betina. Sebelum membuat lubang, pisau dan jendela plastik harus dilap dengan alkohol dan kapas. Seluruh bunga disemprot dari berbagai arah dan tandan bunga digoncangkan agar pollen tersebar merata. Lalu lubang di jendela ditutup dengan plaster plastik. Untuk menyerbuki 1-2 tandan bungan betina diperlukan 0,25 gr pollen. Setelah 15 hari penyerbukan pembungkus tandan dapat dibuka dengan tanda kepala putik telah berwarna coklat hitam. Setelah pembungkus dibuka kemudian dimasukkan kawat pengikat label yang berisi identitas induk sehingga mudah untuk mengetahui asal-usul benih jika terjadi penyimpangan. Setelah 150 hari (5-6 bulan) setelah penyerbukan. Jika tandan telah mulai berwarna merah dan belum membrondol. Satu pohon induk kelapa sawit dapat menghasilkan 7-8 tandan buah/ tahun, dan dalam satu tandan buah kelapa sawit dapat menghasilkan kira-kira 1.000-1.300 kecambah, tetapi untuk dijadikan kecambah hanya sekitar 75% yang akan diambil akibat proses seleksi. Pada setiap tahap label identitas harus selalu terpasang.
b) Persiapan Benih Tandan buah yang sudah dipanen dibawa ke tempat persiapan benih dengan menggunakan mobil pengangkut buah dari lokasi tanam. Setaip tandan memiliki harus label berdasarkan keterangan persilangan yang dilakukan oleh petugas kebun. Kelengkapan label tersebut diperiksa kembali pada saat TBS (Tandan Buah Segar) tiba di tempat persiapan benih. Tandan tersebut ditimbang dan kemudian dicincang untuk memisahkan spikelet (buah) dari stalk (tongkol). Setiap tandan tidak boleh tercampur dengan tandan lainnya sehingga kemurnian identitas varietas dapat terjamin. Selanjutnya hasil cincangan tersebut Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 21
dimasukkan ke dalam peti fermentasi. Fermentasi dilakukan 2 tahap. Fermentasi pertama bertujuan untuk memudahkan pemisahan brondol dari spikeletnya, lamanya sekitar 3-4 hari. Setelah itu, dilakukan fermentasi ulang dengan tujuan memudahkan pengupasan mesocarp dari benih selama kurang lebih 3 hari. Waktu yang diperlukan untuk seluruh proses fermentasi sekitar 7 hari dan untuk mempercepatnya berondolan dalam kotak tersebut disiram. Tahap selanjutnya adalah pengupasan daging buah dengan menggunakan mesin pengupas buah atau depericarper selama kuang lebih 45 menit. Untuk menghindari kontaminasi jamur, benih yang telah bersih tersebut dicelupkan dalam larutan dhitane M-45 dengan kepekatan 0,2% Benih kemudian diperiksa agar benih yang dihasilkan bermutu baik dengan cara memeriksa keadaan embrio dan diambil 50 benih yang normal per persilangan. Benih yang terlalu kecil ataupun terlalu besar kemudian dibuang untuk menghindari pertumbuhan yang tidak seragam. Pemeriksaan benih dilakukan 2-3 kali dan jika hasil pemeriksaan menunjukkan persentase embrio normal kurang dari 80% maka hasil persilangan tersebut diafkir dan dimusnakan. Benih yang lolos seleksi dipilah dan dihitung lagi untuk mengetahui berapa jumlah benih per tandan persilangan dan kemudian dimasukkan ke kantong plastik untuk dibawa ke tempat penyimpanan sebelum diproses lebih lanjut. c) Pemecahan Dormansi Setelah benih disimpan selama satu bulan kemudian dilakukan pemecahan dormansi dengan cara dua kali perendaman. Perendaman pertama dilakukan selama 3 hari dan bertujuan menaikkan kadar air. Air rendaman diganti setiap hari dan untuk menghindari kontaminasi jamur, benih direndam dengan dithane M-45 0,2% selama 10 menit. Selanjutnya benih dikeringanginkan selama 20-24 jam. Setelah benih cukup kering, benih dimasukkan lagi ke dalam kantong plastik ukuran 30 x 60 cm dan digembungkan lalu kantong benih dimasukkan ke dalam ruang pemanas selama 50-60 hari pada temperatur 38-40C. Setiap minggu kantong benih dikeluarkan dan dibuka untuk pemberian oksigen dan diperciki air agar tidak terlalu kering. Kemudian dilaksanakan perendaman II selama 6-7 hari untuk menaikkan kadar air dari 18% menjadi 22-23%. Setelah itu benih keringanginkan selama kurang lebih satu hari, dapat juga menggunakan bantuan Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 22
kipas angin. Dalam setiap tahap, label berisi keterangan identitas tandan harus selalu terpasang. Kemudian dibawa ke ruang kecambah.
d) Pengecambahan dan Pengemasan Ruang kecambah adalah ruangan yang diatur untuk proses perkecambahan, memiliki tempratur 26-28C dengan alat bantu fan heater dan kipas angin. Setiap minggu kantongan diperiksa dan apabila sudah ada benih yang berkecambah dikeluarkan dari kantongan untuk dipilih kecambah yang normal. Kecambah normal adalah kecambah yang tumbuh sempurna dan secara jelas dapat dibedakan antara radicula dan plumulanya, tidak patah, dan tumbuh lurus. Setiap kecambah normal dimasukkan ke dalam kantong pengiriman dan diberi label. Setiap kantong dapat berisi sekitar 200-300 benih. Perkecambahan tidak selalu seragam. Bienih yang belum berkecambah dimasukan kembali ke ruang kecambah selama satu minggu untuk kemudian diperiksa. Di PPKS, kegiatan ini dilakukan hingga lima kali dan jika benih belum berkecambah juga dilakukan daur ulang pemecahan dormansi lagi. Kecambah yang terpilih kemudian dikemas ke dalam kotak pengiriman berukuran 40 cm x 60 cm x 40 cm dan diberi serbuk gergaji untuk mengurangi kerusakan akibat benturan selama perjalanan.
Peranan benih sebagai pemegang dalam keberhasilan produksi tanaman kelapa sawit tidak lepas dari ketelitian proses produksi. Beberapa tahap seleksi yang dilakukan untuk memperoleh benih unggul bermutu akan mewujudkan produksi hasil kelapa sawit yang optimal. Pengawasan yang ketat sejak tahap awal produksi benih dapat mengurangi kerugian yang timbul karena penggunaan benih palsu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 23
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit
Persyaratan
Kelas Kesesuaian Lahan S1 S2 S3 N Temperatur (oC) 25-28 22-25/ 28-32 20-22/ 32-35 <20/ >35 Curah hujan (mm) 1700-2500 1450-1700/ 2500-3500 1250-1450/ 3500-4000 <1250 / > 4000 Defisit air (mm/ thn) 0 - 150 150 - 200 250 - 400 >400 Hari terpanjang tidak hujan <10 <10 <10 >10 Jeluk (cm) >100 50-100 25-50 <25 Lereng (%) <8 8-16 16-30 >30 pH 5,0 6,5 4,2 5,0 <4,2 Penyinaran (jam) 6 6 <6 <6 Kelembaban (%) 80 80 <80 <80 Tinggi (m dpl) 0-400 0-400 0-400 0-400 Topografi Datar-ombak Datar- gelombang berbukit Curam Lereng (%) 0-15 16-25 25-36 >36 Solum (cm) >80 80 60-80 <60 Dalam air (cm) >80 60-80 50-60 40-50 Tekstur Lp-lpli Lip-li Plp-li P Organik (cm) 5-10 5-10 5-10 <5 Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | TINJAUAN PUSTAKA 24
Batuan dalam dalam dalam dangkal Erosi t.a t.a t.a sedikit Drainase baik baik Agak baik Agak baik Banjir t.a t.a t.a Sedikit Pasang surut t.a t.a t.a ada
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120 Lintang Utara 120 Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum berkisar 240-380C
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/ jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun 3.1 Saran Harus dilaksanakannya praktikum agar kita lebih memahami mengenai budidaya tiap komoditas tanaman perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit dengan acuan materi tinjauan pustaka hasil pencarian melalui media internet yang telah dilaksanakan. Dan mencari lebih banyak referensi mengenai persyaratan tumbuh maupun budidaya perkebunan tiap komoditas agar tercapainya pembahasan dengan hasil yang maksimal. Prsyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit | DAFTAR PUSTAKA 25