Anda di halaman 1dari 6

1

Manusia dan lingkungan merupakan


suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Manusia dengan daya yang
dimilikinya dapat mempengaruhi kondisi
lingkungan hidup dan begitu pula
sebaliknya lingkungan hidup dapat
mempengaruhi manusia. Lingkungan hidup
menurut Undang-undang No.23 Tahun
1997 adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup
termasuk sumberdaya alamnya baik secara
global, regional maupun nasional dalam
sejarah peradaban manusia telah
memberikan dua makna bagi manusia. Di
satu sisi, makna yang dirasakan adalah
meningkatnya kesejahteraan dan kualitas
hidup manusia, sedangkan di bagian lain
menyebabkan bencana dan sekaligus
penurunan kualitas hidup manusia.
Di Indonesia bentuk dan jenis
menurunnya kualitas dan kerusakan
lingkungan sudah sedemikian beragam,
bahkan sampai pada taraf yang
mengkhawatirkan. Misalnya penggundulan
hutan, tanah kritis, pencemaran di darat,
udara, sungai, abrasi, dan intrusi air laut.
Dalamperkembangannya hingga sekarang
tampaknya penurunan kualitas lingkungan
dan kerusakan lingkungan bukan berkurang
melainkan semakin parah dan
membahayakan kehidupan. Oleh karena
itu, penurunan mutu lingkungan dan
peningkatan kerusakan lingkungan harus
segera ditanggulangi.
Permasalahan kerusakan lingkungan
seperti tersebut diatas telah dilakukan
berbagai usaha penanggulangan dan
pemecahannya. Upaya-upaya tersebut
antara lain adalah reboisasi, penghijauan,
pola tebang pilih, dan termasuk AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
untuk setiap proyek terkait dengan
lingkungan. Upaya tersebut diatas adalalah
bentuk penanggulangan kerusakan
lingkungan hidup atau upaya melestarikan
komponen-komponen lingkungan hidup
beserta fungi yang melekat dan interaksi
yang terjadi antara komponen tersebut.
Pelestarian lingkungan hidup pada
hakikatnya adalah menjalin hubungan yang
selaras antara kebutuhan hidup dengan
sumberdaya alam yang tersedia.
Melestarikan alam tidak berarti alam
dibiarkan tidak terusik dimana manusia
tidak menarik manfaat apapun.
Melestarikan alamlingkungan hidup artinya
memanfaatkan terus menerus dengan
senantiasa memperhatikan dinamika dan
pencemaran juga produktivitas sumberdaya
tersebut (Daljoeni dan Sutiyono, 1982 :
140). Menurut Undang-Undang No. 23
Tahun 1997, Pelestarian lingkungan hidup
adalah rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup terhadap
tekanan perubahan dan dampak negatif
yang ditimbulkan suatu kegiatan. Upaya ini
dilakukan agar kekayaan sumberdaya alam
yang ada dapat berlanjut selama ada
kehidupan.
Kerusakan lingkungan muncul dari
rentetan sebab akibat yang bersumber dari
landasan pikir dan pandangan tentang
eksistensi kita dan alam sekitarnya
(Prawiroatmojo. 1985 : 5). Kerusakan
kualitas lingkungan disebabkan terutama
oleh sistem pendidikan yang tidak
memperhatikan masalah lingkungan
(Putrawan, 1990 : 89). Berkaitan dengan
hal itu upaya yang strategis dan mendasar
MANUSIA DAN DERAJAT PENURUNAN LINGKUNGAN; Sri Yamti Runtuni
MANUSIA DAN DERAJAT PENURUNAN LINGKUNGAN
Sri Yamti Runtuni
E-mail: sriyamti@unj.com
(Dosen Jurusan Geografi FIS UNJ)
PENDAHULUAN
2
yang perlu dilakukan adalah mengubah
paradigma masyarakat dalammemandang
lingkungan tersebut, yang sebelumnya
tidak pro dengan lingkungan ke arah yang
pro dengan lingkungan. Upaya yang tepat
dalam memandang lingkungan adalah
melalui pendidikan. Tujuan pendidikan
pada hakikatnya yang paling azasi
merupakan upaya pembentukan
kepribadian manusia yang mengacu pada
nilai-nilai tertentu
Kementrian lingkungan hidup tahun
2009 telah mengeluarkan Undang-undang
Republik Indonesia No.32 Tahun 2009
tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang tercantum pada
pasal 1 ayat yaitu perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah
upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan / atau kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi
perencanaa, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakkan hukum., pada 5, yaitu
ekosistem adalah tatanan unsur
lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh-menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup, dan pasal 14 yaitu
pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energy, dan / atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Lima asas lingkungan penting bagi
peradaban manusia dalamzaman teknologi
modern. Hal ini tak lain, karena kita sudah
bertingkah laku seolah-olah kelima asas itu
tidak ada gunanya bagi kepentingan dunia
dewasa ini. Padahal, kecuali kita mulai
bertindak untuk meninjau relevansi kelima
asas ini dengan perkembangan peradaban
manusia, malapetaka menunggu kita di
masa yang akan datang. Lima asas
tersebut diantaranya:
1.Asas pertama, mengatakan bahwa
materi, energy, ruang, waktu dan
keanekaragaman, semuanya adalah
kategori sumber alam. Sungguh pun
demikian, banyak masalah kemanusiaan
dewasa ini timbul (dan akan pula
diciptakan lagi secara meningkat dimasa
yang akan datang), karena kegagalan
manusia untuk menyadari, bahwa ruang,
waktu, dan keanekaragaman adalah
sama pentingnya dengan materi dan
energy sumber alam. Sedemikian rupa
pentingnya, sehingga hambatan
pembangunan akan timbul kalau manusia
melalaikannya. Implikasi prinsip ini
adalah, bahwa materi itu beredar atau
melakukannya siklus dalam ekosistem;
oleh karena itu harus diberikan cukup
banyak waktu untuk diubah kembali dari
satu bentuk ke bentuk berikutnya pada
saat menjalani siklusnya
2.Asas kedua, mengatakan, bahwa dalam
setiap proses yang berlaku disuatu
lingkungan terdapat tingkat optimum
untuk mengadakan sumber alamnya.
Asas ini mengingatkan kita kepada
adanya batas kejenuhan dan kekurangan
yang dapat mempengaruhi berbagai
proses, karena memang sumber alam itu
terbatas, jumlah atau pengadaannya.
Jadi, pencemaran alam menjadi sangat
berbahaya kalau kita terlalu
memperjenuh kapasitas udara dan air
dengan bahan pencemar tersebut.
Demikian pula jika kita terlalu
memaksakan kemampuan mikroba tanah
untuk pembusukan sampah lingkungan.
Implikasi penting daripada asas ini untuk
manusia menyangkut masalah hasil
panen yang optimum. Jelas memang ada
batas optimum untuk smeua bentuk
ekploitasi hasil panen yang kita lakukan
terhadap berbagai organisme itu.
3.Asas ketiga, mengatakan, menyangkut
peningkatan efisiensi penggunaan energy
pada komunitas yang melampaui tingkat
SPATIAL Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 10 No.1 Maret 2012
PEMBAHASAN
3
pionirnya. Manusia bahkan bertindak
sebaliknya. Setelah teknologi makin
berkembang, kita bahkan makin kurang
cermat dalammenggunakan energy.
4.Asas keempat, system yang mantap
mengeksploitasi system yang masih
rawan. Karena asas inilah maka kota
besar yang dilengkapi dengan berbagai
bentuk pelayanan, industry, kebudayaan,
administrasi, serta sosio-ekonomi yang
sudah mantap dan beranekaragaman,
selalu menjadi penyerap kota besar
tersebut. Akibatnya kota besar ini selalu
hidup sebagai parasit terhadap kota
kecil dan wilayah sekitarnya.
5.Asas kelima, mengemukakan ksan
perlambatan yang beroperasi dalam
sebuah populasi, menghasilkan
momentum yang kuat dan pola yang
menentukan naik turunnya populasi.
Manusia merupakan contoh terakhir yang
dikuasai oleh kesan perlambatan ini, dan
bahkan populasinya tumbuh diluar batas
kemampuan untuk menahannya, kecuali
oleh kekuatan yang tersimpan dalam nilai
peradaban manusia itu sendiri.
Masyarakat telah menggali dan
mengelola materi dalam ekosistemnya
melebihi kecepatan pembusukan atau
dekomposisi bahan buangan, sehingga
terjadi pemcemaran alam. Sampah
bertumpuk, karena tak sempat diresiklus
dalam ekosistem. Masalahnya bertambah
parah dengan banyaknya bahan buangan
seperti plastik yang tidak dapat dibusukkan
secara biologi, seperti halnya sampah
alam. Padahal, dalam kenyataan dalam
peradaban manusia sekarang ini tidak ada
suatu industry yang begitu pesat jalannya
seperti industry plastik.
Pencemaran alam ini merupakan
kesan sampingan yang sangat merugikan,
karena adanya penggunaan energy yang
besar oleh peradaban modern dewasa ini.
Penggunaan energy yang sangat besar ini
tidak disebar secara merata di seluruh
planet, melainkan hanya terpusat di wilayah
tertentu saja (kota besar, pusat industry).
Jadi, terkonsentrasi dalam suatu batas
ruang tertentu saja, sehingga untuk
membuangnya timbullah kesukaran demi
kesukaran.
1 Dunia 6,810 6,892 6,987
2 China 1,331.4 1,338 1,346
3 India 1,171 1,189 1,241
4 Brasil 191.5 193 197
5 Indonesia 243.3 235 238
6 Amerika Serikat 306.8 310 312
7 Benua Afrika 999 1,030 1,051
8 Benua Amerika 920 929 942
9 Benua Asia 4,117 4,157 4,216
10 Benua Eropa 738 739 740
11 Oceania 36 37 37
12 Benua Australia 21.9 22.4 22.7
Kita telah pula melalaikan
keanekaragaman sebagai sumber alam
yang penting juga. Kita setiap saat
menghadapi kesukaran dalam ekonomi,
karena kita telah membuat dunia ini terlalu
sederhana dan kurang beranekaragam
secara biologi. Margalef dalam
Soeriaatmadja (1997:81) berpendapat
bahwa hasil peradaban manusia itu telah
mempercepat aliran energy melalui sistem
biologi dengan cara menyederhanakan
strukturnya. Tindakan ini telah merusak
MANUSIA DAN DERAJAT PENURUNAN LINGKUNGAN; Sri Yamti Runtuni
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Dunia Tahun 2009 2011
No. Keterangan
Jumlah Penduduk (Per million)
2009 2010 2011
Sumber : Populati on Reference Bureau (PRB). (2009-2011) World Population Dat a Sheet
Washi ngthon USA. FSC
4
mekanisme homeostatis yang terdapat
dalam sistem biologi. Banyak wilayah
daratan dipermukaan bumi ini dicoba untuk
dibuat seragam menjadi daerah pertanian
dengan jalan menanam jenis pertanian
yang serupa, sejenis, sevaritas, seklon
untuk wilayah yang sangat luas. Minyak
bumi dibakar, hutan ditebang,
keanekaragaman tumbuhan dan hewan
dikurangi oleh manusia untuk membentuk
daerah yang monokultur. Bagaimanakan
akibat semua ini ?
Ada empat macammekanisme yang akan
terpengaruh dalam penurunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem
manusia itu:
1.Pengaruh penyederhanaan
keanekeragaman biologi terhadap hama
dan penyakit
2.Pengaruh monokultur terhadap
kemantapan ekonomi
3.Pengaruh penyerhanaan
keanekaragaman biologi terhadap habitat
yang tidak subur atau terlalaikan
4.Pengaruh kurangnya keanekaragaman
ekonomi terhadap stagnansi ekonomi di
kota
Dimana saja, bila suatu kawasan yang
luas ditanami sejenis tanaman saja, jumlah
spesies serangga disitu akan berkurang,
tetapi rata-rata kepadatan tiap spesiesnya
akan naik. Jadi, dengan demikian,
kemungkinan dengan salah satu spesies
mencapai kepadatan sebagai hama akan
meningkat hal ini disebabkan oleh karena
serangga itu lebih memerlukan sedikit
waktu dan energy untuk menyebar dan
mencari makanan. Sebagai contoh, Bey
Bienko (1961) melaporkan tentang padang
rumput steppe di Rusia ketika dirubah
menjadi pertanian gandum. Jumlah spesies
serangga turun dari 340 spesies menjadi
hanya 142 spesies saja. Tetapi rata-rata
kepadatannya naik dari 199 ekor menjadi
351 ekor per m
2
. Bahkan terdapat spesies
serangga yang asalnya hanya mempunyai
kepadatan 16,48 ekor/m
2
naik menjadi
300,40 ekor/m
2
.
Terlalu menyederhanakan
keanekaragaman spesies di tanah yang
tidak subur dan tidak digunakan, akan
seperti padang pasir dan daerah kering
yang lain, akan menaikkan kerawanan
daerah itu terhadap gangguan serangga
dan herbivore. Binatang ini kemudian dapat
menjadi hama terhadap tetumbuhan di
daerah itu. Keanekaragaman spesies
mengurangi resiko bagi tiap spesies
tumbuhan mana saja.
Asas yang serupa berlaku bagi
kehidupan ekonomi di kota. Seperti pernah
dikemukakan oleh Jacob Soeriaatmadja
(1997:83), sebuah kota yang
menggantungkan kehidupan ekonominya
pada beberapa industri besar saja, luar
biasa rawannya terhadap stagnansi
ekonomi. Kalau satu hal saja terjadi
terhadap kelancaran pemasaran industri
besar itu, lumpuhlah kota itu. Hal ini benar
bagi Detroit dengan industri mobilnya dan
Seatle dengan industri kapal terbangnya.
Keanekaragaman kelas umur dalam
populasi manusia juga sangat penting
untuk mencapai fungsi kegiatan manusia
yang optimum. Dalam masyarakat
manusia, seperti juga dalam masyarakat
makhluk lain, efisiensi penggunaan energy
adalah maksimum, kalau variasi kelas umur
itu besar. Artinya kalau terlalu banyak kelas
umur anak-anak dan kelas umur dewasa
terlalu sedikit (variasi kecil), maka energy
akan jauh lebih banyak terbuang untuk
kepentingan reproduksi dan mengurus
anak-anak serta keperluan pendidikan.
Pada hewan, terlalu banyak umur kelas
muda menyebabkan populasi itu peka
terhadap persaingan, pemasanga,
kanibalisme, parasitisme dan kelaparan.
Pencemaran alam dapat merupakan
faktor pembatas pada populasi manusia.
Artinya pengaruh sampingan daripada
pencemaran alam terhadap udara,
kesehatan manusia, dan pertumbuhan
tanaman dapat sedemikian rupa besarnya,
sehingga dapat menghambat dan
membatasi perkembangan populasi
SPATIAL Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 10 No.1 Maret 2012
5
manusia. Pencemaran udara dapat
membuat bumi menjadi berkabut suram
dapat menghalangi banyaknya cahay
matahari yang sampai ke bumi sampai
pada tingkat yang mempengaruhi naik
turunnya energy matahari yang diserap
tumbuhan dari tahun ke tahun. Bryson dan
Wendland dalamSoeriaatmadja (1997:83).
Melaporkan, bahwa sejak tahun 1950 suhu
udara bumi meningkat kurang lebih 1/2
o
C,
yang diperkirakan oleh makin
meningkatnya konsentrasi CO2 sebagai
akibatnya banyaknya asap industri dan
kendaraan yang mengeluarkan CO2 yang
dikepulkan ke udara. Naiknya suhu udara
bumi rata-rata 4
o
C sudah cukup banyak
dapat membawa akibat yang gawat kepada
pertumbuhan tanaman diseluruh muka
bumi.
Pada dasarnya, memang penurunan
nilai ekosistem manusia karena
pencemaran alam ini juga ada
hubungannya dengan faktor yang
menyangkut kepadatan manusia sendiri.
Pada hewan kepadatan populasi itu
didukung oleh sumber alamyang terbatas
dan tertentu jumlahnya di alam. Oleh sebab
itu kalau populasi meningkat di luar batas
kemampuan sumber alam untuk
menyokong, terjadilah kelaparan, kelahiran
menurun dan kematian naik; maka
populasinya pun akan segera dikembalikan
kepada keseimbangannya dengan alam.
Lain halnya dengan manusia, populasi
manusia tidak bergantung pada suatu
sumber energy tertentu sejauh ini. Kita
dapat menambah terus jumlah penduduk
semala sumber energy seperti gas dan
minyak bumi dapat menaikkan daya
dukung daripada ekosistemn manusia lebih
daripada itu manusia termasuk spesies
yang paling mampu menyaingi spesies lain
di muka bumi ini, dan merupaka spesies
omnivora yang dapat memakan segala
jenis spesies tumbuhan dan hewan
dimanapun mereka itu berada. Kita akan
menghabiskan banyak sekali jenis
organismehidup, sebelumia dapat musnah
dari muka bumi ini.
Kalau kita ambil kenyataan di Jakarta,
dalamunit produksi nasional kotor memang
efisiensi penggunaan energy ini meningkat,
tetapi per-unit orang efisiensi menurun;
artinya tiap warga Negara Indonesia
khususnya di Jakarta itu ternyata
memboroskan energy bagi kepentingan
hidupnya. Yang menarik dalamhal ini ialah
penghamburan energy itu seperempatnya
habis dalampengangkutan. Pengangkutan
boleh dikatakan suatu pengangkutan unit
tunggal daripada energy yang terbesar
dalamkehidupan di Jakarta.
Pendeknya, kita hdiup di dalam
masyarakat yang tak pernah menyadari
dan menaruh perhatian akan pentingnya
menghemat energy, karena teurtama
banyak orang yang kurang paham, bahwa
sumber alamdalambentuk energy ini suatu
hari dapat habis. Juga bahwa penggunaan
energi yang berlebih-lebihan dapat
menimbulkan pencemaran alam.
Ditinjau dari segi serupa itu, istilah
yang dikenal dengan sebutan ,
yaitu mengalirnya tenaga ahli dari Negara
yang sedang berkembang ke Negara yang
sudah maju. Sepintas lalu seolah-olah
tenaga ahli yang sedang berkembang,
dibantu dengan penghidupan yang lebih
layak oleh Negara yang sudah maju. Tetapi
kenyataan yang sebenarnya adalah
terbalik.
Manusia dan lingkungan hidup
merupakan suatu kesatuan yang tdaik
dapat dipisahkan. Manusia dengan daya
yang dimilikinya dapat mempengaruhi
kondisi lingkungan hidup dan begitu juga
sebaliknya. Lima asas lingkungan penting
bagi peradaban manusia dalam zaman
teknologi modern. ,
mengatakan bahwa materi, energy, ruang,
waktu dan keanekaragaman, semuanya
adalah kategori sumber alam. ,
mengatakan, bahwa dalam setiap proses
yang berlaku disuatu lingkungan terdapat
MANUSIA DAN DERAJAT PENURUNAN LINGKUNGAN; Sri Yamti Runtuni
Brain Drain
PENUTUP
Asas pertama
Asas kedua
6
tingkat optimumuntuk mengadakan sumber
alamnya. , mengatakan,
menyangkut peningkatan efisiensi
penggunaan energy pada komunitas yang
melampaui tingkat pionirnya.
, system yang mantap
mengeksploitasi systemyang masih rawan.
, mengemukakan ksan
perlambatan yang beroperasi dalam
sebuah populasi, menghasilkan momentum
yang kuat dan pola yang menentukan naik
turunnya populasi.
Kelima asas diatas sangat relevan
untuk manusia dalamekosistemnya, seperti
halnya bagi organisme hidup di dalam
ekosistem lain. Masa depan masyarakat
kita bergantung pada pengertian dan
penghargaan kita akan pentingnya materi,
energy, ruang, waktu dan keanekaragaman
sebagai sumber alam. Selain itu juga
kesadaran akan adanya tingkat optimum
daripada pengadaan semua sumber alam
tersebut untuk kita, untuk tumbuhan dan
hewan yang kita manfaatkan hasilnya bagi
keperluan hidup kita. Efisiensi penggunaan
energy oleh masyarakat merupakan pusat
berbagai masalah yang menimpa kita, dari
mulai pencemaran alam sampai kepada
pengannguran jumlah sumber ala yang ada
disekitar kita. Sistem yang mantap
mengekploitasi sistemyang rawan, berlaku
pula bagi masyarakat manusia seperti
halnya dalam komunitas tumbuhan dan
hewan. Dan akhirnya, memang ternyata
ada suatu mekanisme demografi yang akan
terus menerus meningkatkan populasi
manusia, kecuali kalau ada faktor ekonomi
yang menentang kecenderungan ini.
Anonim, 2000.
Yogyakarta: Pemerintah Desa
Ambarketawang.
Esmara, Hendra, 1966.
Jakarta: PT
Gramedia.
Gunardo, 1998
Yogyakarta: Tesis
Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada.
Hernanto, Fadholi, 1996 Jakarta:
Penerbit Swadaya.
Mantra, I.B, 2000. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Mubyarto, 1996
Yogyakarta: Aditya Media.
Prayitno, Hadi dan Lincolin Arsyad, 1987
Yogyakarta: BPFE.
Prodjopangarso, Hardjoso, 1977
. Yogyakarta: Lembaga
Pengembangan Masyarakat Universitas Gadjah
Mada.
Smith, Harris Pearson dan Lambert Herry
Wilkes, 1990.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

SPATIAL Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 10 No.1 Maret 2012
Asas ketiga
Asas
keempat
Asas kelima
DAFTAR PUSTAKA
Data Profil Desa Ambarketawang
Tahun 2000.
Perencanaan dan
Pembangunan di Indonesia.
. Teknologi Usaha Tani, Pendapatan
Petani dan Diversifikasi Mata Pencaharian Di
Kabupaten Kulon Progo.
. Ilmu Usaha Tani.
Demografi Umum.
. Membahas Pembangunan Desa.
. Petani
Desa dan Kemiskinan.
. Teknologi
Pedesaan
Mesin dan Peralatan
Usaha Tani.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kuesioner Pengaruh Lagu Terhadap Penguasaan Kosakata
    Kuesioner Pengaruh Lagu Terhadap Penguasaan Kosakata
    Dokumen1 halaman
    Kuesioner Pengaruh Lagu Terhadap Penguasaan Kosakata
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Distribusi Poisson
    Presentasi Distribusi Poisson
    Dokumen13 halaman
    Presentasi Distribusi Poisson
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Blog 1-Tips Psikotest
    Blog 1-Tips Psikotest
    Dokumen2 halaman
    Blog 1-Tips Psikotest
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Statin Maut
    Statin Maut
    Dokumen4 halaman
    Statin Maut
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • TP MODUL 4 Dewi
    TP MODUL 4 Dewi
    Dokumen4 halaman
    TP MODUL 4 Dewi
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kuliah Semester III
    Jadwal Kuliah Semester III
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Kuliah Semester III
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen2 halaman
    1
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Blog2-Analisis Sosial
    Blog2-Analisis Sosial
    Dokumen11 halaman
    Blog2-Analisis Sosial
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Luas
    Luas
    Dokumen6 halaman
    Luas
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Normalitas
    Normalitas
    Dokumen18 halaman
    Normalitas
    JhoNy JyMol
    Belum ada peringkat
  • Form Oprec Infest 2013
    Form Oprec Infest 2013
    Dokumen2 halaman
    Form Oprec Infest 2013
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Analisis Sosial Agama
    Analisis Sosial Agama
    Dokumen5 halaman
    Analisis Sosial Agama
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Modul 7
    Modul 7
    Dokumen54 halaman
    Modul 7
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ilmu Lingkungan
    Makalah Ilmu Lingkungan
    Dokumen14 halaman
    Makalah Ilmu Lingkungan
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Bisnis Plan CTL
    Bisnis Plan CTL
    Dokumen1 halaman
    Bisnis Plan CTL
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi 2014
    Evaluasi 2014
    Dokumen1 halaman
    Evaluasi 2014
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Sistem Produksi Jarum
    Sistem Produksi Jarum
    Dokumen2 halaman
    Sistem Produksi Jarum
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Surat Izin Membawa Laptop
    Surat Izin Membawa Laptop
    Dokumen1 halaman
    Surat Izin Membawa Laptop
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Manov 1
    Jawaban Manov 1
    Dokumen3 halaman
    Jawaban Manov 1
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Ukuran Fasilitas Pendukung
    Ukuran Fasilitas Pendukung
    Dokumen4 halaman
    Ukuran Fasilitas Pendukung
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi 2014
    Evaluasi 2014
    Dokumen1 halaman
    Evaluasi 2014
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • DIFUSI2
    DIFUSI2
    Dokumen4 halaman
    DIFUSI2
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Selisih Fix
    Selisih Fix
    Dokumen6 halaman
    Selisih Fix
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • PDCA Dan 7tools
    PDCA Dan 7tools
    Dokumen14 halaman
    PDCA Dan 7tools
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    100% (1)
  • Ilmu Lingkungan Sumber
    Ilmu Lingkungan Sumber
    Dokumen6 halaman
    Ilmu Lingkungan Sumber
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ilmu Lingkungan
    Makalah Ilmu Lingkungan
    Dokumen16 halaman
    Makalah Ilmu Lingkungan
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Penerapan Metode Six Sigma Dengan Konsep DMAIC Sebagai Alat Pengendali Kualitas
    Penerapan Metode Six Sigma Dengan Konsep DMAIC Sebagai Alat Pengendali Kualitas
    Dokumen13 halaman
    Penerapan Metode Six Sigma Dengan Konsep DMAIC Sebagai Alat Pengendali Kualitas
    Gery Frilla Alfan
    Belum ada peringkat
  • Paper
    Paper
    Dokumen1 halaman
    Paper
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Informasi
    Teknologi Informasi
    Dokumen32 halaman
    Teknologi Informasi
    Stefanus Christian Hatmanugraha
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat