Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM OPRASI TEKNIK KIMIA I

PENENTUAN NERACA MASSA DAN ENERGI


PADA UNIT EVAPORASI
DISUSUN OLEH
1. NANDA WAHYU PRA ADHA
2. YUSUF EDRILIANTO
3. RISKI MAULANA
4. DESI ERIKA PUTRI
Tanggal Praktikum : 19 November 2012
Tanggal Penyerahan Laporan : 21 November 2012
LABORATORIUM INSTRUKSIONAL DASAR PROSES & OPERASI PABRIK
URUSAN D3 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2!12
ABSTRAK
Proses evaporasi adalah proses untuk memisahkan pelarut dengan proses
penguapan, dari padatan (at pelarut ! yang tidak volatile(tidak mudah menguap!" #nti dari
proses ini adalah ter$adinya perubahan %asa dari %asa &air men$adi %asa uap, suatu proses
yang membutuhkan energi yang lebih yang relati% besar"'alah alat yang menggunakan
prinsip ini adalah alat pembuatan a(uadest (auto still!" Pada pembuatan a(uadest ini, air
(pelarut! di pisahkan dari padatan pengotornya (padatan pengotor tidak volatil! dengan
proses penguapan" )vaporasi berbeda dari distilasi, karena disini uapnya biasanya
komponen tunggal, dan *alaupun uap itu merupakan &ampuran, dalam proses evaporasi
ini tidak ada usaha untuk memisah+misahkannya men$adi %raksi+%raksi" )vaporasi dalam
hal ini adalah untuk pemekatan suatu larutan"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. T"#$%&%# '&()%*%
Proses )vaporasi adalah proses untuk memisahkan pelarut dengan proses
penguapan dari padatan ( at terlarut ! yang tidak volatil ( tidak mudah menguap !"
#nti dari proses ini adalah ter$adinya perubahan %asa dari %asa &air men$adi %asa uap,
suatu proses yang membutuhkan energi yang relati% besar" )vaporasi dilaksanakan
dengan &ara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga
diperoleh larutan at &air pekat yang konsentrasinya lebih tinggi" ,ap yang
terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan $ika
uapnya berupa &ampuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan
komponenkomponennya" -alam evaporasi at &air pekat merupakan produk yang
dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang"
1.2. D%(%+ T,-+"
Penyelesaian praktis terhadap masalah evaporasi sangat ditentukan oleh
karakteristik &airan yang akan dikonsentrasikan" .eberapa si%at penting dari at &air
yang dievaporasikan :
1. K-#(,#)+%("
/alaupun &airan en&er diumpankan ke dalam evaporator mungkin &ukup
en&er sehingga beberapa si%at %isiknya sama dengan air, tetapi $ika konsentrasinya
meningkat, larutan itu akan makin bersi%at individual" -ensitas dan viskositasnya
meningkat bersamaan dengan kandungan at padatnya, hingga larutan itu men$adi
$enuh, atau $ika tidak, men$adi terlalu lamban sehingga tidak dapat melakukan
perpindahan kalor yang memadai" 0ika at &air $enuh dididihkan terus, maka akan
ter$adi pembentukan kristal, dan kristal ini harus dipisahakan karena bisa
menyebabkan tabung evaporator tersumbat" Titik didih larutanpun dapat meningkat
dengan sangat bila kandungan at padatnya bertambah, sehingga suhu didih larutan
$enuh mungkin $auh lebih tinggi dari titik didih air pada tekanan yang sama"
2. P,./,#)&*%# B&(%
.eberapa bahan tertentu, lebih+lebih at+at organik, membusa ( %oam ! pada
*aktu diuapkan" .usa yang stabil akan ikut keluar evaporator bersama uap, dan
menyebabkan banyaknya bahan yang terba*a+ikut" -alam hal+hal yang ekstrem,
keseluruhan massa at &air itu mungkin meluap ke dalam saluran uap keluar dan
terbuang"
3. K,',*%%# T,+0%1%' S&0&
.eberapa bahan kimia berharga, bahan kimia %armasi dan bahan makanan
dapat rusak bila dipanaskan pada suhu sedang selama *aktu yang singkat sa$a"
-alam mengkonsentrasikan bahan+bahan seperti itu diperlukan teknik khusus untuk
mengurangi suhu at &air dan menurunkan *aktu pemanasan"
4. K,+%*
.eberapa larutan tertentu menyebabkan kerak pada permukaan pemanasan"
1al ini menyebabkan koe%isien menyeluruh makin lama makin berkurang, sampai
akhirnya operasi evaporator terpaksa dihentikan untuk membersihkannya" .ila
kerak itu keras dan tak dapat larut, pembersihan itu tidak mudah dan memakan
biaya"
2. B%0%# K-#()+&*("
.ilamana mungkin, evaporator itu dibuat dari ba$a" 2kan tetapi, banyak
larutan yang merusak bahan+bahan besi, atau men$adi terkontaminasi oleh bahan itu"
3arena itu digunakan $uga bahan+bahan kondtruksi khusus, seperti tembaga, nikel,
ba$a tahan karat, aluminium, gra%it tak tembus dan timbal" 4leh karena bahan+bahan
ini relati% mahal, maka la$u perpindahan kalor harus harus tinggi agar dapat
menurunkan biaya pokok peralatan"4leh karena adanya variasi dalam si%at+si%at at
&air, maka dikembangkanlah berbagai $enis ran&ang evaporator" )vaporator mana
yang dipilih untuk suatu masalah tertentu bergantung terutama pada karakteristik at
&air itu"
A1% 1&% .,)-1, '%1% ,3%'-+%)-+ 4%")& 5
1. O',+%(" ,6,* T&#77%8 9 ("#78,:,66,;) ,3%'-+%)"-# <
1anya menggunakan satu evaporator dimana uap dari at &air yang mendidih
dikondensasikan dan dibuang" /alaupun sederhana, nemun proses ini tidak e%ekti%
dalam penggunaan uap"
2. O',+%(" E6,* B,+7%#1% 9 .&8)"'8,:,66,;) ,3%'-+%)"-# <
5etode yang umum digunakan untuk meningkatkan evaporasi perpon uap
dengan menggunakan sederetan evaporator antara penyediaan uap dan kondensor" 0ika
uap dari satu evaporator dimasukkan ke dalam rongga uap ( steam &hest ! evaporator
kedua, dan uap dari evaporator kedua dimasukkan ke dalam kondensor, maka operasi
itu akan men$adi e%ek dua kali atau e%ek dua ( doubble+e%%e&t !" 3alor dari uap yang
semula digunakan lagi dalm e%ek yang kedua dan evaporasi yang didapatkan oleh satu
satuan massa uap yang diumpankan ke dalam e%ek pertama men$adi hampir lipat dua"
)%ek ini dapat ditambah lagi dengan &ara yang sama",ntuk bisa memahami proses
evaporasi ini, maka diperlukan pengetahuan dasar tentang nera&a massa dan nera&a
energi untuk proses dengan perubahan %asa" 'alah satu alat yang menggunakan prinsip
ini adalah alat pembuat a(uades ( auto still !" Pada pembuatan a(uades ini, air
( pelarut ! dipisahkan dengan dari padatan pengotornya ( Padatan pengotor tidak volatil
! dengan proses penguapan" Pada praktikum ini penekanannya pada pengguaan nera&a
massa dan nera&a energi untuk mengetahui per%orman&e dari suatu unit operasi, dan
mendapatkan kondisi optimal proses"
N,+%;% M%((% 9 *,%1%%# (),%14 < adalah
3e&epatan massa masuk 6 3e&epatan massa keluar 7 0
N,+%;% E#,+7" 9 *,%1%%# (),%14 < adalah
3e&epatan panas masuk 6 3e&epatan panas keluar 7 0
E#)%8'" 9 H <
#si panas dari satu satuan massa bahan dibandingkan dengan isi panas dari bahan tersebut
pada suhu re%erensinya"
E#)%8'" C%"+ '%1% (&0& T 9 0
8
'%1% T <
1
l
7 Panas 'ensibel
7 8p
1
( T 6 T
9
!
E#)%8'" U%' '%1% (&0& T 9 H
V
'%1% T <
1
:
7 Panas 'ensibel 8air 6 Panas Laten (Panas Penguapan! ; Panas 'ensibel uap
7 8p
1
( T
b
6 T
9
! 6 < " 8p
:
( T 6 T
b
!
h
l
7 entalpi spesi%ik keadaan &air

Kg
KJ

1
:
7 entalpi spesi%ik keadan uap

Kg
KJ
8p
1
7 kapasitas panas bahan dalam keadan &air
C Kg
KJ
0
, untuk air 7
C Kg
KJ
4,182
0
8p
:
7 kapasitas panas bahan dalam keadan uap
C Kg
KJ
0
, untuk uap air
suhu menengah 7
C Kg
KJ
1,185
0
T 7 suhu bahan dalam ( =8 !
T
9
7 suhu re%erensi, pada >steam table? digunakan 0 =8
T
b
7 titik didih bahan ( =8 !
< 7 panas laten @ panas penguapan bahan, untuk air pada suhu 100 =8 7 22A0,1A
Kg
KJ
N,+%;% M%((% T-)%8 K,%1%%# S),%14 S)%),
3e&epatan 5assa 5asuk 7 3e&epatan 5assa 3eluar
B
T
7 4 ; - CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC
( 1 !
N,+%;% E#,+7" T-)%8 K,%1%%# S),%14 S)%),
3e&epatan Panas 5asuk 7 3e&epatan Panas 3eluar
Panas diba*a pendingin ; Panas dari 1eater 7 Panas diba*a 4ver Blo* ; Panas diba*a
-istilat 6 Panas hilang ke lingkungan"
B
T "
8p
1
( T
BT
6 T
9
! ; D 7 4 " 8p
1
( T
4
6 T
9
! ; - " 8p
1
( T
-
6 T
9
! ; Dloss CCCC( 2 !
N,+%;% E#,+7" 1" P,#1"#7"#
Panas diba*a air pendingin masuk ; Panas diba*a uap masuk 7 Panas diba*a -istilat
keluar ; Panas diba*a air pendingin keluar"
B
T "
8p
1
( T
BT
6 T
9
! ; :" 1
:
7 - " 8p
1
( T
-
6 T
9
! ; ( 4 ; B
.
! " 8p
1
" ( T
4
6 T
9
!
3arena B
.
7 : 7 -
4 ; B
.
7 4 ; - 7 B
T
B
T "
8p
1
( T
BT
6 T
9
! ; :" 1
:
7 - " 8p
1
( T
-
6 T
9
! ; B
T
" 8p
1
" ( T
4
6 T
9
! CCCCC"""( E !
N,+%;% E#,+7" 1" B-"8,+
Panas dari 1eater 7 Panas diba*a ,ap ; Panas hilang ke lingkungan
D 7 : " 1
:
; Dloss, karena : 7 -, maka
D 7 - " 1
:
; Dloss CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC""
( F !
1
: 7
8p
1 "
( T
b
6 T
9
! ; < ; 8p
:
" ( T 6 T
b
!, karena T 7 T
b
7 100
=
8
1
: 7
8p
1 "
( 100 6 T
9
! ; < CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC"( G
!
F%*)-+:6%*)-+ 4%#7 .,.',+;,'%) '+-(,( ,3%'-+%(" 5
1. S&0&H *alaupun &airan bisa evaporasi di ba*ah suhu titik didihnya, namun
prosesnya akan &epat ter$adi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi" 1al ini ter$adi
karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya" -engan demikian,
semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak $umlah kalor yang terserap untuk
memper&epat evaporasi"
2. K,8,./%'%# &1%+%H $ika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering"
'emakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara! semakin
&epat evaporasi ter$adi" 8ontohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di
ruang terbuka lebih &epat terevaporasi lebih &epat daripada tetesan air di dalam
botol gelas" 1al ini men$elaskan mengapa pakaian lebih &epat kering di daerah
kelembapan udaranya rendah"
3. T,*%#%#H semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi ter$adi"
Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah dikosongkan
(tekanan udara berkurang!, maka akan &epat terevaporasi"
4. G,+%*%# &1%+%H pakaian akan lebih &epat kering ketika berada di ruang yang
sirkulasi udara atau angin lan&ar karena membantu pergerakan molekul air" 1al ini
sama sa$a dengan mengurangi kelembapan udara"
2. S"6%) ;%"+%#H &airan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih &epat
daripada &airan yang titik didihnya besar" 8ontoh, raksa dengan titik didih EGI=8
lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya EG=8"
1.3. T&$&%# P,+;-/%%#
0. 5enentukan proses dalam keadaan unsteady atau dalam keadaan steady
1. 5enyusun nera&a massa dan energy total pada unit pembuatan a(uadest
2. 5enghitung rugi panas ( heat loss !
3. 5enyusun nera&a massa dan energy perbagian dari unit pembuatan a(uadest,dan
dapatmenghitung dan menentukan debit dan suhu setiap arus masuk dan keluar unit
dari variable operasi yang diketahui"
4. 5enentukan kondisi optimal proses"
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. B%0%#
2ir keran, alkohol FJ, a(uadest"
2.2. A8%)
2lkoholmeter, thermometer, beaker gelas G000 ml, gelas ukur 100 ml K 1000 ml,
selang, 2lat Pembuat 2(uadest ( 2uto 'till !"
'kema alat :
Lambar 1" 2lat Pembuat 2(uadest ( Auto Still !
3eterangan Lambar :
1" Pendingin
1" .oiler
2" B
T
7 2ir Pendingin ; ,mpan .oiler (kg@men!
T
BT
7 'uhu 2ir Pendingin 5asuk (=8!
E" - 7 -istilat (a(uades! (kg@men!, T
-
7 'uhu -istilat 3eluar 2lat (=8!
F" 4 7 4ver Blo* (kg@men!, T
4
7 'uhu 4ver Blo* (=8!
G" : 7 ,ap yang dihasilkan (kg@men!, 1
:
7 )ntalpi ,ap (k0@kg!
A" B
.
7 ,mpan .oiler (kg@men!
I" 1eater 7 Pemanas, sebesar D (k0@men!
2.3. P+-(,1&+ P,+;-/%%#
1" 2lat sudah dipastikan dirangkai sesuai dengan gambar"
2" 3ran air pendingin dibuka, ke&epatan alir diukur dengan $alan aliran 4ver Blo*
ditampung selama 1 menit, dan volumenya diukur (: liter!"
3e&epatan alir (B
t
! 7
: liter 7
: 7 0,9 liter
: 7 900 ml
E" 3ran diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan ke&epatan alir 0,9 liter@menit
F" Pemanas (bagian ba*ah! dihidupkan" Panas yang disuplai satu heater 7 2G00
*att" 0alannya proses diamati, suhu di 4ver Blo* diukur dan di&atat *aktu yang
dibutuhkan dari hidupnya pemanas sampai didapatkan suhu yang konstan di 4ver
Blo*" 'etiap pengukuran dilakukan dengan rentang *aktu G menit"
G" 'etelah suhu di 4ver Blo* konstan, diukur dan di&atat ke&epatan alir di 4ver
Blo*, suhu di 4ver Blo*, ke&epatan alir -istillat dan 'uhu -istillat"
A" -istilat ditampung dan ditentukan kadar alkoholnya dengan alkoholmeter"
I" 8ara di atas diulangi untuk ke&epatan alir 1,F liter@menit dan 1,M liter@menit"
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. D%)% H%("8 P,+;-/%%#
N-
=
P,.%#%(
9W%))<
K,;,'%)%# %8"+
9 L"),+>.,#") <
S&0& 9?C<
W%*)&
.,#;%'%"
S),%14
9.,#")<
K%1%+
%8*-0-8
F O D O D
1 2G00 1"0
0"1E 0"0F0 91 91
1I
FJ
0"E0 0"0M1 M9 90
0"2G 0"0F1 91 91
2 2G00 1"2
0"F0 0"011 9G 90
A
EJ 0"E0 0"022 9G 90
0"F0 0"0E1 9G 90
E 2G00 1"F
0"1F 0"0EF A1 2M
9
2J
0"1G 0"0EM AG 2I
0"1F 0"0FA I0 2A
-ari tabel diatas dapat dilihat bah*a pada proses evaporasi dapat mengubah kadar
alkohol dari 1J men$adi GJ untuk ke&epatan alir 0,A Liter@menit, EJ untuk ke&epatan
alir 1,2 Liter@menit, dan 2 J untuk ke&epatan alir 1,M Liter@menit" 3e&epatan alir dapat
mempengaruhi kadar alkohol, $ika ke&epatan alir semakin lambat maka kadar alkohol
semakin besar dan $ika ke&epatan alir semakin &epat maka kadar alkoholnya semakin
ke&il, hal ini ter$adi karena ke&epatan alir yang lambat membuat proses evaporasi
men$adi sempurna sehingga larutan alkohol yang dihasilkan lebih pekat dan kadar
alkoholnya lebih tinggi sedangkan untuk ke&epatan alir yang &epat, larutan alkohol yang
dihasilkan kurang pekat sehingga kadar alkoholnya ke&il"
/aktu men&apai steady state
N-. K,;,'%)%#
%8"+
9L"),+>.,#")<
W%*)&
9.,#")<
S&0&
O3,+68-@
9?C<
S&0&
D,()"8%)
9?C<
K,;,'%)%#
O3,+68-@
9.8<
K,;,'%)%#
D,()"8%)
9.8<
1 1"0 0 29N8 2FN8 0 0
E menit E1N8 2FN8 10G0 0
A menit EIN8 2AN8 1A00 0
9 menit EIN8 2IN8 1A20 0
12 menit E0N8 E0N8 1F10 20
1G menit AFN8 E0N8 1MG0 F0
1M menit AFN8 2IN8 11F0 A0
21 menit AMN8 AGN8 1000 MM
2F menit I0N8 2AN8 2910 110
2I menit A1N8 2IN8 1E00 G1
E0 menit A2N8 2AN8 1A20 AM
EE menit F0N8 2AN8 AF0 22
EA menit M9N8 2AN8 21M0 M0
E9 menit MIN8 2AN8 12A0 122
F2 menit 9FN8 90N8 1FF0 120
FG menit 9FN8 90N8 1AM0 M0
FM menit 9FN8 90N8 20 I0
2 1"2 0 F1N8 E0N8 0 0
E menit E9N8 29N8 0 0
A menit E0N8 E0N8 0 0
9 menit G0N8 E2N8 1210 2A
12 menit MGN8 M9N8 M0 E0
1G menit 9GN8 90N8 2F0 20
1M menit 9GN8 90N8 A0 10
21 menit 9GN8 90N8 A0 E0
E 1"F 0 EAN8 2MN8 0 0
E menit EAN8 E0N8 0 0
A menit EMN8 E0N8 GF0 0
9 menit EIN8 E2N8 M00 0
12 menit 91N8 IGN8 IG0 20
1G menit 9FN8 90N8 2000 2G
1M menit 9FN8 90N8 1A0 20
21 menit 9FN8 90N8 1F0 F0
-ari tabel diatas dapat dilihat bah*a setiap perubahan ke&epatan alir ter$adi
perbedaan *aktu untuk men&apai stady state.,ntuk ke&epatan alir 0,A Liter@menit *aktu
steady statenya E0 menit, ke&epatan alir 1,2 Liter@menit *aktu steady statenya 21 menit,
dan ke&epatan alir 1,M Liter@menit *aktu steady statenya 1M menit
3.2. NERACA MASSA
Tabel E"2"1" Nera&a massa untuk 1"0 Liter@menit
No" Nama bahan
#nput
(Liter@menit!
4utput
(Liter@menit!
1 'ampel E
2 -estilat +
E 2ir Pendingin +
F 4ver Blo* +
Total
)%isiensi ker$a alat 7 O 100 J 7 9M J
Tabel E"2"2" Nera&a massa untuk 1"2 Liter@menit
)%isiensi ker$a alat7 O
100 J 7 MA J
Tabel E"2"E" Nera&a massa untuk 1"F Liter@menit
No" Nama bahan
#nput
(Liter@menit!
4utput
(Liter@menit!
1 'ampel E
2 -estilat +
E 2ir Pendingin +
F 4ver Blo* +
Total
No" Nama bahan
#nput
(Liter@menit!
4utput
(Liter@menit!
1 'ampel E
2 -estilat +
E 2ir Pendingin +
F 4ver Blo* +
Total
)%isiensi ker$a alat 7 O 100 J 7 I9,G J
-ari tabel nera&a massa E"2"1, E"2"2, dan E"2"E didapatkan persentasi e%isiensi ker$a
alat yang telah dilakukan" -alam hal ini ter$adi penurunan e%isiensi ker$a alat pada
ke&epatan alir untuk la$u alir 0,A Liter@menit, 1,2 Liter@menit, dan 1,M liter@menit sehingga
didapatkan adanya hubungan antara ker$a alat dengan ke&epatan alir" -alam per&obaan ini,
e%isiensi ker$a alat yang tinggi didapatkan pada saat menggunakan ke&epatan alir 0,A
liter@menit" -alam hal ini dapat diketahui bah*a untuk mendapatkan e%isiensi ker$a alat
yang bagus maka lebih baik menggunakan ke&epatan alir yang ke&il"
3.3. NERACA ENERGI
Tabel E"E"1" Nera&a energi untuk 0,A Liter@menit
No" Nama bahan #nput (k0@s! 4utput (k0@s!
1 Panas diba*a air pendingin 1,1A O 10
+E
+
2 Panas dari heater 2,G +
E Panas diba*a air 4ver Blo* + E,1A O 10
+E
F Panas diba*a -istilat + 2,F O 10
+F
G
Panas hilang kelingkungan
( Dloss!
+ 2,F9I
Total
2,G011A 2,G00F
)%isiensi ker$a alat 7 O 100 J 7 99,99J

Tabel E"E"2" Nera&a energi untuk 1,2 Liter@menit
No" Nama bahan #nput (k0@s! 4utput (k0@s!
1 Panas diba*a air pendingin 2,EE O 10
+E
+
2 Panas dari heater 2,G +
E Panas diba*a air 4ver Blo* + E,G O 10
+E
F Panas diba*a -istilat + 1,AA O 10
+F
G
Panas hilang kelingkungan
( Dloss!
+ 2,F9MI
Total
2,G02E 2,G02E

)%isiensi ker$a alat 7 O 100 J 7 100 J
Tabel E"E"E" Nera&a energi untuk 1,M Liter@menit
)%isiensi ker$a alat 7 O 100 J 7 99,9I J
No" Nama bahan #nput (k0@s! 4utput (k0@s!
1 Panas diba*a air pendingin E,G O 10
+E
+
2 Panas dari heater 2,G +
E Panas diba*a air 4ver Blo* + E,A O 10
+E
F Panas diba*a -istilat + 1,G O 10
+F
G
Panas hilang kelingkungan
( Dloss!
+ 2,F99
Total
2,G0EG 2,G02IG
-ari tabel nera&a massa E"E"1, E"E"2, dan E"E"E didapatkan bah*a nera&a energi
masuk sama dengan nera&a energi keluar, sehingga didapatkan e%isiensi ker$a alat 99,99J
pada ke&epatan alir 0,A liter@menit, 100J pada ke&epatan alir 1,2 liter@menit dan 99,9IJ
untuk ke&epatan alir 1,M liter@menit" 0umlah panas yang terlepas kelingkungan hampir
sama yaitu 2,F9I k0@detik, 2,F9MI k0@detik dan 2,F99 k0@detik" 1al ini disebabkan karena
ter$adinya peningkatan suhu yang tinggi" 'alah satu %aktor yang mempengaruhi proses
evaporasi adalah suhu" 'uhu air pendingin yang keluar dari kondensor lebih tinggi dari
pada suhu air yang masuk, karena air telah menyerap panas dari kondensor" 'emakin tinggi
peningkatan suhu maka proses evaporasi akan ber$alan lebih lambat, sehingga panas yang
terlepas kelingkungan semakin banyak"
BAB 1V
PENUTUP
4.1. K,(".'&8%#
1" 'emakin tinggi ke&epatan alir maka semakin singkat *aktu yang diperlukan untuk
men&apai keadaan steady state"
2" 'emakin tinggi la$u alir umpan kesistem maka semakin banyak panas yang hilang
kelingkungan"
E" 'emakin banyak panas yang hilang maka semakin sedikit destilat yang diperoleh"

4.2. S%+%#
,ntuk memperoleh e%esiensi ker$a alat 100J gunakan ke&epatan alir lebih ke&il
dari 0,A Liter@menit"
LAMPIRAN
A. N,+%;% M%((% T-)%8 K,%1%%# Steady
1. N,+%;% .%((% &#)&* 8%$& %8"+ !AB L"),+>.,#")
-estilat output 7
7 0,11 Liter@menit
'ampel input 7 E Liter@menit
'ampel output 7 'ampel input 6 -estilat output
7 E Liter@menit 6 0,11 Liter@menit
7 2,M9 Liter@menit

4ver %lo* output 7

+ +
3
0,625 0,49 0,47
7 0,G2M Liter@menit

Total input 7 E Liter@menit ; 0,A Liter@menit


7 E,A Liter@menit

Total output 7 'ampel output ; -estilat output ; over %lo* output


7 2,M9 Liter@menit ; 0,11 Liter@menit ; 0,G2M Liter@menit
7 E,G2M Liter@menit
2. N,+%;% .%((% &#)&* 8%$& %8"+ 1A2 L"),+>.,#")

-estilat output 7

+ +
3
0,093 0,094 0,086
7 0,091 Liter@menit

'ampel input 7 E Liter@menit

'ampel output 7 'ampel input + -estilat output


7 E Liter@menit 6 0,091 Liter@menit
7 2,909 Liter@menit

4ver %lo* output 7

+ +
3
0,69 0,54 0,63
7 0,A2 Liter@menit

Total input 7 E Liter@menit ; 1,2 Liter@menit


7 F,2 Liter@menit

Total output 7 'ampel output ; -estilat output ; 4ver %lo* output


7 2,909 Liter@menit ; 0,091 Liter@menit ; 0,A2 Liter@menit
7 E,A2 Liter@menit
3. N,+%;% .%((% &#)&* 1AC L"),+>.,#")

-estilat output 7

+ +
3
0,062 0,104 0,097
7 0,0MIA Liter@menit

'ampel input 7 E Liter@menit

'ampel output 7 'ampel input + -estilat output


7 E Liter@menit 6 0,0MIA Liter@menit
7 2,912 Liter@menit

4ver %lo* output 7

+ +
3
0,835 0,75 0,86
7 0,M1G Liter@menit
Total input 7 E Liter@menit ;1,M Liter@menit
7 F,M Liter@menit
Total output 7 'ampel output ; -estilat output ;4ver %lo* output
7 2,912 Liter@menit;0,0MIA Liter@menit;0,M1G Liter@menit
7 E,M1G Liter@menit
B. N,+%;% E#,+7" T-)%8 K,%1%%# Steady
1. N,+%;% ,#,+7" &#)&* 8%$& %8"+ !AB L"),+>.,#")
Panas diba*a air pendingin
B
T
7 0,A O 10
+E
m
E
7 0,A O 10
+E

7 ( 0,A O 10
+E
! O 1
7 0,A O 10
+E

8
p1
7 F,1M2 k0@3g
o
8
T
BT
7 2M
o
8
T
9
7 0
o
8
Panas diba*a air pendingin 7 F
T
.C
'1
.9 T
FT
:T
R
<
7 (0,AO10
+E
! O (F,1M2 k0@3g
o
8! O (2M+0!
o
8
7 0,0I k0@menit
7
7 1,1A O 10
+E
k0@s
Panas dari 1eater 7 2G00 *att
1 /att 7 1 0@s
2G00 *att 7
7 2,G k0@s
Panas diba*a air 4ver Blo*
4 7 0,G2M O 10
+E
m
E
7 0,G2M O 10
+E

7 ( 0,G2M O 10
+E
! O 1
7 0,G2M O 10
+E

8
p1
7 F,1M2 k0@3g
o
8
T
o
7 MA,A
o
8
T
9
7 0
o
8
Panas diba*a air 4ver Blo* 7 4"8
p1
(T
o
+ T
9
!
7 (0,G2M O 10
+E
! O (F,1MAM k0@3g
o
8!(MA,A+0!
o
8
7
7 E,1A O 10
+E
k0@s
Panas diba*a -istilat
- 7 0,11 O 10
+E
m
E
7 0,11 O 10
+E

7 ( 0,11 O 10
+E
! O 1
7 0,11 O 10
+E

8
p1
7 F,1M2 k0@3g
o
8
T
-
7 E1,1A
o
8
T
9
7 0
o
8
Panas diba*a -istilat 7 -"8p1 ( T
-
+ T
9
!
7 (0,011 O 10
+E
! O (F,1M2 k0@kg
o
8! (E0E+2IE!
o
8
7
7 2,F O 10
+F
k0@s
D
loss
7 P B
T
"8
p1
"(T
BT
+T
9
! ; DQ + P4"8
p1
(To+T
9
! ; -"8
p1
(T
-+
T
9
!Q
7 ( 1,1A O 10
+E
k0@s ; 2,G 3$@s ! + ( E,1A O 10
+E
; 2,F O 10
+F
!

k0@s
7 2,F9I k0@s
2. N,+%;% ,#,+7" &#)&* 8%$& %8"+ 1A2 L"),+>.,#")
Panas diba*a air pendingin
B
T
7 1,2 O 10
+E
m
E
7 1,2 O 10
+E

7 ( 1,2 O 10
+E
! O 1
7 1,2 O 10
+E

8
p1
7 F,1M2 k0@3g
o
8
T
BT
7 2M
o
8
T
9
7 0
o
8
Panas diba*a air pendingin 7 B
T
"8
p1
"( T
BT
+T
9
!
7 (1,2 O 10
+E
! O (F,1M2 k0@3g
o
8! O (2M!
o
8
7
7 2,EE O 10
+E
k0@s
Panas dari 1eater 7 2G00 *att
1 /att 7 1 0@s
2G00 *att 7 2G00 0@s 7 2,G k0@s
Panas diba*a air 4ver Blo*
4 7 0,A2 O 10
+E
m
E
7 0,A2 O 10
+E

7 0,A2 O 10
+E
! O 1
7 0,A2 O 10
+E

8
p1
7 F,1M2 k0@3g
o
8
T
o
7 M1,A
o
8
T
9
7 0
o
8
Panas diba*a air 4ver Blo* 7 4"8
p1
(T
o
+ T
9
!
7(0,A2O10
+E
! O (F,1M2 k0@3g
o
8! (M1,AA!
o
8
7
7 E,G O 10
+E
k0@s
Panas diba*a -istilat
- 7 0,091 O 10
+E
m
E
7 0,091 O 10
+E

7 ( 0,091 O 10
+E
! O 1
7 0,091 O 10
+E

8
p1
7 F,1M2 k0@3g
o
8
T
-
72A"E
o
8
T
9
7 0
o
8

Panas diba*a -istilat 7 -"8p1 ( T
-
+ T
9
!
7 (0,091 O 10
+E
! O (F,1M2 k0@3g
o
8! (2A"E!
o
8
7
7 1,AA O 10
+F
k0@s
D
loss
7 P B
T
"8
p1
"(T
BT
+T
9
! ; DQ + P4"8
p1
(To+T
9
! ; -"8
p1
(T
-+
T
9
!Q
7 (2,EE O 10
+E
k0@s ; 2,G k0@s! + (E,G O 10
+E
; 1,AA O 10
+F
!

k0@s

D
loss
7 2,F9MI k0@s
3. N,+%;% ,#,+7" &#)&* 8%$& %8"+ 1AC L"),+>.,#")
Panas diba*a air pendingin
B
T
7 1,M O 10
+E
m
E
7 1,M O 10
+E

7 ( 1,M O 10
+E
! O 1
7 1,M O 10
+E

8
p1
7 F,1M2 k0@3g
o
8
T
BT
7 2M
o
8
T
9
7 0
o
8
Panas diba*a air pendingin 7 B
T
"8
p1
"( T
BT
+T
9
!
7 (1,M O 10
+E
! O (F,1M2 k0@3g
o
8!(2M!
o
8
7
7 E,G O 10
+E
k0@s
Panas dari 1eater 7 2G00 *att
1 /att 7 1 0@s
2G00 *att 7 2G00 0@s 7 2,G k0@s
Panas diba*a air 4ver Blo*
4 7 0,M1G O 10
+E
m
E
7 0,M1G O 10
+E

7 ( 0,M1G O 10
+E
! O 1
7 0,M1G O 10
+E

8
p1
7 F,1M2 k0@3g
o
8
T
o
7 AG,A
o
8
T
9
7 0
o
8
Panas diba*a air 4ver Blo* 7 4"8
p1
(T
o
+ T
9
!
7 (0,M1G O 10
+E
! O (F,1M2 3$@3g
o
8! (AG,A!
o
8
7
7 E,A O 10
+E
k0@detik
Panas diba*a -istilat
- 7 0,0MI O 10
+E
m
E
7 0,0MI O 10
+E

7 (0,0MI O 10
+E
! O 1
7 0,0MI O 10
+E

8
p1
7 F,1M2 k0@3g
o
8
T
-
7 2I
o
8
T
9
7 0
o
8
Panas diba*a -istilat 7 -"8p1 ( T
-
+ T
9
!
7 (0,0MI O 10
+E
! O (F,1M2 k0@3g
o
8! (2I!
o
8
7
7 1,G O 10
+F
3$@s
D
loss
7 P B
T
"8
p1
"(T
BT
+T
9
! ; DQ + P4"8
p1
(To+T
9
! ; -"8
p1
(T
-+
T
9
!Q
7 (E,G O 10
+E
k0@s ; 2,G k0@s! + (E,A O 10
+E
; 1,G O 10
+F
!

k0@s

7 2,F99 k0@s
DAFTAR PUSTAKA
1ttp :@@***"s&ribd"&om@@laporan nera&a masa dan energi pada evaporasi@@" -iakses tanggal
1I 4ktober 2012"Pekanbaru
Tim Laboratorium -asar Proses dan 4perasi Pabrik Program 'tudi -E Teknik 3imia
Bakultas Teknik ,niversitas 9iau" 2012" Penuntun Praktikum Oprasi Teknik Kimia ,.
Pekanbaru"
M,#70")&#7 B"%4% P,./&%)%# AD&%1,()
%< P%1% L%$& A8"+ 9 F
T
< E !.B 8"),+ > .,#")
Nilai rata+rata distilat yaitu :
( ! 7 0"11
5aka untuk mendapatkan 1 Liter volume distilat diperlukan *aktu
t 7 ( !7 9,1 L @ menit
.iaya pemakaian listrik
.iaya 1 kilo *att listrik yaitu 9p I9G" maka biaya listrik yang terpakai yaitu :
( ) KWH 1 Biaya x menit
60
Pemakaian Lama
x Daya Bea! Biaya =
.iaya 7 (menit! O 9p" I9G
7 9p"E01,FE
0adi biaya listrik untuk 1 Liter a(uades adalah 9p" E01,FE
/< P%1% L%$& A8"+ 9 F
T
< E 1.2 L"),+ > .,#")
Nilai rata+rata distilat yaitu
( ! 7 0"091
5aka untuk mendapatkan 1 Liter volume distilat diperlukan *aktu
t 7( !7 11 L @ menit
.iaya pemakaian listrik
.iaya 1 kilo *att listrik yaitu 9p" I9G" maka biaya listrik yang terpakai yaitu :
( ) KWH 1 Biaya x menit
60
Pemakaian Lama
x Daya Bea! Biaya =
.iaya 7 (menit! O 9p" I9G
7 9p"EAF,F
0adi biaya listrik untuk 1 Liter a(uades adalah 9p" EAF,F
;< P%1% L%$& A8"+ 9 F
T
< E 1.C L"),+ > .,#")
Nilai rata+rata distilat yaitu
( ! 7 0"0MIA
5aka untuk mendapatkan 1 Liter volume distilat diperlukan *aktu
t 7 ( !7 11,F1 L @ menit
.iaya pemakaian listrik
.iaya 1 kilo *att listrik yaitu 9p" I9G" maka biaya listrik yang terpakai yaitu :
( ) KWH 1 Biaya x menit
60
Pemakaian Lama
x Daya Bea! Biaya =
.iaya 7 (menit! O 9p" I9G
7 9p" EIM
0adi biaya listrik untuk 1 liter a(uades adalah 9p" EIM

Anda mungkin juga menyukai