Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan sekolah secara keseluruhan merupakan suatu masyarakat yang
utuh dan bulat yang memiliki kepribadian sendiri dan mandiri dibawah
kepemimipinan kepala sekolah sebagai pemimpin utama. Sekolah berada di
lingkungan masyarakat yang memiliki tata kehidupan budaya. Oleh sebab itu
sekolah tidak bisa hidup sendiri namun bukan berarti sekolah dengan begitu saja
menerima seluruh tatanan budaya yang ada di masyarakat. Yang diterima sekolah
adalah tatanan budaya pilihan yang mencerminkan perilaku yang dijiwai norma-
norma luhur. Sekolah juga berada di dalam suatu masyarakat formal lain seperti
instansi-instansi pemerintahan lain, dimana sekolah juga tidak boleh hidup
menyendiri tanpa ada hubungan dengan dengan instansi lain. Hubungan tersebut
biasanya terjalin dengan adanya saling membutuhkan dan mendukung dalam
upaya peningkatan kinerja dan keberhasilan suatu program yang dikelola oleh
masing-masing. Sehubungan dengan hal tersebut maka salah satu bentuk
hubungan yang bertujuan untuk peningkatan kinerja dan keberhasilan masing-
masing institusi adalah hubungan kerjasama sekolah dengan kesehatan dalam hal
ini bentuk kegiatannya adalah Upaya Kesehatan Sekolah
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya
pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana,
terarah dan bertanggungjawab dalam menanamkan, menumbuhkan,
mengembangkan dan membimbing untuk menghayati menyenangi dan
melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Merupakan
program terpadu 4 departemen : Departemen Pendidikan Nasional, Departemen
Kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Agama.
Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin,
selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah mendapat tempat dan perhatian yang
baik di dalam lingkungan pendidikan. Secara garis besar UKS dapat
2

dikelompokan dalam tiga bidang atau di sebut dengan 3 program UKS atau yang
dikenal sebagai Trias UKS yaitu:
a. pendidikan kesehatan
b. pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
c. kehidupan lingkungan yang sehat.
Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar sampai sekolah lanjutan,
sekarang pelaksanaanya diutamakan di Sekolah Dasar. Hal ini disebabkan karena
Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap
berbagai penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.

B. Tujuan Kesehatan Sekolah
1. Tujuan Umum
Menumbuhkan dan mewujudkan kemandirian anak untuk hidup sehat yang
memungkinkan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan anak untuk menolong dirinya sendiri dan
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi melalui:
- Penajaman kepekaan terhadap masalah kesehatan pada dirinya,
keluarga serta lingkungannya.
- Peningkatan cara berpikir yang berorientasi kepada kesehatan yang
dihadapi.
- Peningkatan kemampuan pengendalian diri sehingga dapat mengatur
perilaku dan menjalankan prinsip hidup sehat.
- Meningkatkan kemampuan anggota keluarga, terutama ibu dalam
pengasuhan anak yang menolong terbentuknya perilaku hidup sehat.






3

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Kesehatan Sekolah adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan
dalam rangka pembinaan kesehatan anak usia sekolah. Menurut Depkes RI
(2011), UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup
sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga
masyarakat. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah Usaha Kesehatan
Masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu: anak didik, guru,
dan karyawan sekolah lainnya Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21
tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2
subkelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun) (Indan.
2000).

B. Sejarah
UKS pertama kali dirintis tahun 1956 melalui pilot project UKS Perkotaan
di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi yang merupakan kerjasama antara
Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta
Departemen Dalam Negeri. Tahun 1980 dikeluarkan keputusan bersama antara
Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tentang
kelompok kerja UKS, puncaknya terbit Surat Keputusan Bersama antara Menteri
Dalam Negeri, Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri
Kesehatan pada tanggal 3 September 1980 tentang Kebijaksanaan dan
Pengembangan UKS, yang kemudian disempurnakan pada tahun 1984 dan tahun
2003 seiring perubahan sistem pemerintahan (Depkes RI, 2011).

C. Kebijakan Pemerintah tentang UKS
Dasar kebijaksanaan dan pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah adalah
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang pembinaan anak sekolah
4

2. Nomor 1/U/Surat Keputusan Bersama; Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/200;
Nomor MA/230A/2003; Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang
Pembinaan dan Pengembangan UKS
3. Nomor 2/P/SKB/2003; Nomor 1068/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor
MA/230B/2003; Nomor 4415-404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang
Tim Pembina UKS
4. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No. 1/U/SKB/2003, No.
1067/Menkes/SKB/VII2003, MA/230 A/2003, dan No. 26 tahun 2003 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah

D. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang harmonis serta optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatanpeserta
didik yang di dalamnya mencakup :
a. Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup sehat dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta
peserta didik berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan.
b. Sehat, baik fisik, mental maupun sosial.
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya, alcohol, rokok,
dan sebagainya.

E. Sasaran UKS
Sasaran UKS adalah pendidikan formal dan non-formal pada setiap jalur dan
jenis pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai Sekolah Menengah Atas
termasuk perguruan agama beserta lingkungannya. Sasaran pembinaan UKS:
5

peserta didik, pembina teknis (guru dan petugas kesehatan), pembina non teknis
(pengelola pendidikan dan karyawan sekolah), sarana dan prasarana pendidikan
kesehatan dan pelayanan kesehatan, lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat).

F. Persyaratan Sekolah UKS
1. Mempunyai SK Tim Pelaksana UKS
2. Mempunyai guru atau petugas yang pernah ditatar UKS
3. Mempunyai ruang UKS
4. Mempunyai kader Tiwisada / KKR yang sudah ditatar
5. Melaksanakan kegiatan TRIAS UKS

G. Administrasi UKS di Sekolah
1. Di sekolah
Register penimbangan, register absensi sakit murid, dan register pemeriksaan
kesehatan,
2. Di Ruang UKS
Rekapitulasi penimbangan, rekapitulasi absensi sakit murid, buku rujukan,
register imunisasi, buku obat-obatan, register pemeriksaan kesehatan, buku
keigatan kader/pelayanan kesehatan, daftar infentaris UKS, bukut tamu,
struktur organisasi tim UKS, program kerja tahunan, KMS, arsip pencatatan
dan pelaporan dll.

H. Kegiatan-Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
1. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (Health school living).
a. Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
b. Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
c. Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
d. Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.
2. Pendidikan Kesehatan
a. Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan.
b. Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
6

c. Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.
d. Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaankebiasaan yang rapi.
e. Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.
3. Usaha Pemeliharaan kesehatan disekolah
a. Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
b. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (vaksinasi dan
sebagainya).
c. Usaha kesehatan gigi sekolah.
d. Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak
yang lebih ahli.
e. PPPK dan pengobatan sederhana.

I. Program UKS
Menurut Depdiknas tahun 2006, tiga program pokok UKS (trias UKS)
antara lain pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat.
1. Pendidikan Kesehatan
Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang
sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan
bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang.
Adapun tujuannya adalah:
a. Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan
teratur.
b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
d. Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat
kesehatan.
e. Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
7

f. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan
yang seimbang.
g. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam
kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
i. Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta
mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
Pelaksanaannya dapat melalui:
a. Kegiatan Kurikuler
Pelaksanaan adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran
sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran sains dan
ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat
dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan. Kegiatan kurikuler
mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi, pendidikan
kesehatan reproduksi dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu
libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara
lain memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya
pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang
berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: kemah, ceramah dan
diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan antara lain; dokter kecil, Palang Merah Remaja
(PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti
kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain.
2. Pelayanan Kesehatan
Upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan
terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada
8

umumnya. Dibawah koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis
dan pengawasan puskesmas setempat.
Tujuannya secara umum adalah meningkatnya derajat kesehatan peserta
didik dan seluruh warga masyarakat secara optimal. Sedangkan tujuan khususnya:
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat
dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta
didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.
d. Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun
lingkungan.
Pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Kegiatan peningkatan kesehatan (Promotif)
Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa: latihan ketrampilan teknis
dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta
didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain:
1) Dokter kecil
2) Kader kesehatan remaja
3) PMR (Palang Merah Remaja)
4) Pembinaan warung sekolah sehat
5) Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor
pembawa penyakit
6) Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
b. Kegiatan pencegahan (Preventif)
Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan
rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap
dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa:
1) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus
untuk penyakit-penyakit tertentu.
2) Penjaringan kesehatan anak sekolah.
9

3) Memonitor/memantau pertumbuhan peserta didik.
4) Imunisasi peserta didik.
5) Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber
infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
6) Konseling kesehatan di sekolah.
c. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit
atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi optimal.
Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah:
1) Diagnosa dini
2) Pengobatan ringan
3) Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit
4) Rujukan medik
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah
Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar.
Dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang
dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu
menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk
menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi:
a. Program pembinaan lingkungan sekolah
1) Lingkungan fisik sekolah meliputi penyediaan air bersih, pemeliharaan
penampungan air bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan
sampah, pengadaan dan pemeliharaan air limbah, pemeliharaan wc/kakus,
pemeliharaan kamar mandi, pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang
kelas, perpustakaan, laboratorium dan tempat ibadah, pemeliharaan
kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah, pengadaan dan
pemeliharaan warung/kantin sekolah.
2) Lingkungan mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental dan
sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan konseling kesehatan, bakti
sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan, PMR, dokter kecil, kader
kesehatan remaja.
b. Pembinaan lingkungan keluarga
10

Tujuannya adalah meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang
hal hal yang berhubungan dengan kesehatan dan meningkatkan kemampuan
dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat.
c. Pembinaan masyarakat sekitar
Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara:
1) Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan
lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat.
2) Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.

J. Strata UKS
Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu
strata UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata
minimal, strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri
dari tiga variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
1. Pendidikan Kesehatan
a. Strata Minimal
Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan
kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana
pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan guru
dan bacaan tentang pendidikan kesehatan.
b. Strata Standar
Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.
c. Strata Optimal
Dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada
mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara
ekstrakulikuler, memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki
media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain).
d. Strata Paripurna
Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS,
adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi
11

terkait seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI),
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dan lain-lain.
2. Pelayanan Kesehatan
a. Strata Minimal
Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya
imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal
kelas 1, 2, 3 SD.
b. Strata Standar
Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran
tinggi dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa
pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan,
ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah.
c. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan
pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa.
d. Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi
siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
a. Strata Minimal
Meliputi ada air bersih, tempat cuci tangan, WC/jamban yang
berfungsi, tempat sampah, saluran pembuangan air kotor yang
berfungsi, halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS,
melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M) plus,
sekali seminggu.
b. Strata Standar
Meliputi memenuhi strata minimal, kantin/warung sekolah, memiliki
pagar, penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan
jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan
sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik,
12

jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan melaksanakan
pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
c. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, tempat cuci tangan di beberapa
tempat dengan air mengalir/kran, tempat cuci peralatan masal/makan
di kantin/warung sekolah, petugas kantin yang bersih dan sehat, tempat
sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir di
sekolah, jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan
dan kebersihan, halaman yang cukup luas untuk upacara dan
berolahraga, pagar yang aman, memilki ruang UKS tersendiri dengan
peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok,
bebas narkoba dan miras.
d. Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, tempat cuci tangan di setiap kelas
dengan air mengalir/kran dilengkapi sabun, kantin dengan menu gizi
seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, air bersih yang
memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan dibuang
ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio
WC:siswa=1:20, saluran pembuangan air tertutup, pagar yang aman
dan indah, taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label
dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat
kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa
1:1,5-1,75 m
2
, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.

K. Peran Perawat dalam UKS
Adapun peran perawat dalam UKS adalah:
1. Sebagai Pelakasana asuhan keperawatan di sekolah
a. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisa data dan perumusan masalah dan
prioritas masalah
b. Menyusun rencana kegiatan UKS bersama TPUKS
c. Melakasanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun
13

d. Menilaian dan pemantauan hasil kegaiatn UKS
e. Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
2. Sebagai Pengelola kegiatan UKS
Perawat kesehatan yang bertugas dapat menjadi salah seorang anggota dalam
TPUKS, atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator kegiatan UKS
di tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator
UKS maka pengelola pelaksanaan UKS menjadi tanggungjawabnya atau
paling tidak ikut terlibat dalam tim UKS
3. Sebagai Penyuluh dalam bidang kesehatan
Peranan perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat
dilakukan secara langsung atau tidak langsung (miss. Sewaktu melaksanakan
pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perorangan).

L. Proses Keperawatan Kesehatan Sekolah
2. Pengkajian
Dimensi fisik
a. Usia
1) Komposisi usia populasi anak sekolah (siswa dan guru)
2) Apakah terdapat anak dengan keterlambatan perkembangan
3) Apakah terdapat isu perkembangan yang spesifik berhubungan dengan
populasi siswa (perkembangan seksual)
b. Genetik
1) Bagaimana proporasi siswa laki-laki dan perempuan
2) Ras/suku/etnik populasi
3) Predisposisi faktor genetik? Jenis penyakit?
c. Fungsi fisiologis
1) Adakah masalah kesehatan (prevalence jenis penyakit)
2) Insidens penyakit menular?
3) Apakah terdapat siswa yang mengalaminya?
4) Bagaimana cakupan imunisasi?


14


Dimensi psikologis
a. Adakah promosi kesehatan yang dilakukan?
b. Bagaimana kwalitas hubungan antar siswa?
c. Tipe disiplin yang digunakan di sekolah?
d. Apakah tepat? Fair dan konsisten dilakukan?
e. Apakah ada tekanan pada siswa untuk penampilan?
f. Bagaimana kwalitas hubungan antara orang tua dengan sekolah?

Dimensi Fisik sekolah
a. Letak lokasi sekolah? Apakah terdapat hazard dekat sekolah (polusi, kimia,
alat)?
b. Adakah area untuk bermain yang aman? Apakah alat permainan aman?
c. Apakah terdapat binatang di lingkungan sekolah?
d. Apakah terdapat tanaman beracun/alergic di lingkungan sekolah?
e. Keadaan di lingkungan sekolah: panas, penerangan, ventilasi?
f. Tingkat kebisingan lingkungan sekolah?
g. Apakah kebersihan makanan adekwat untuk mencegah penyakit menular,
kecacingan?
h. Apakah fasilitas toilet baik dan adekwat?
i. Adakah bahaya listrik?

Dimensi Sosial
a. Bagaimana sikap masyarakat terhadap pendidikan?
b. Apakah masyarakat mendukung terhadap program sekolah?
c. Bagaimana keamanan lingkungan sekolah?
d. Apa sumber daya yang ada di lingkungan sekolah?
e. Bagaimana status sosial ekonomi siswa dan staf?
f. Latar belakang budaya siswa dan staf?
g. Tipe lingkungan rumah siswa?
h. Kemungkinan terjadinya kekerasan?
i. Latar belakang pendidikan orang tua siswa?
15

j. Adakah siswa yang tuna wisma?
k. Apakah terdapat konflik antargroup di populasi sekolah?

Dimensi perilaku
a. Pola konsumsi
1) Apa kebutuhan nutrisi dan status nutrisi siswa dan staf?
2) Apa program peningkatan kwalita nutrisi sekolah?
3) Pengetahuan tentang nutrisi siswa, guru dan keluarga?
4) Kebiasaan merokok siswa dan staf?
b. Latihan dan aktivitas
1) Apa pola istirahat dan aktivitas di sekolah?
2) Kesempatan dan jenis rekreasi?
3) Keamanan alat saat olah raga?
c. Penggunaan pengobatan
1) Adakah populasi sekolah yang melakukan pengobatan rutin?
2) Apa jenis pengobatannya?

Dimensi sistem kesehatan
a. Apakah pelayanan kesehatan ada di sekolah?
b. Bila ada apakah adekwat?

2. Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan komunitas pada kelompok khusus anak sekolah
Kebutuhan akan pendidikan kesehatan berhubungan dengan tingginya angka
kejadian penyalahgunaan obat di lingkungan masyarakat

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi dalam keperawatan kesehatan sekolah mencakup trilevel prevensi yang
meliputi prevensi primer, sekunder dan tersier.
a. Prevensi primer, antara lain:
1) Pemberian imunisasi anak sekolah
2) Meningkatkan rasa aman populasi sekolah
16

3) Memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan.
4) Pencegahan masalah yang berkaitan dengan makanan dan nutrisi
5) Upaya meningkatkan self image
6) Meningkatkan keterampilan koping
7) Meningkatkan hubungan interpersonal
8) Melaksanakan kunjungan ke rumah siswa.
b. Prevensi sekunder, antara lain
1) Melakukan screening
2) Melaksanakan sistem rujukan
3) Melaksanakan konseling
4) Melakukan tindakan pelayanan keperawatan.
c. Prevensi tersier, antara lain;
1) Pencegahan recuren kondisi akut
2) Pencegahan komplikasi
3) Pencegahan efek yang ditimbulkan

Anda mungkin juga menyukai