By : Abrisha Agung Wicaksono Antopometri memp 3 tujuan, mengukur: a)Status nutrisi b)Pertumbuhan c) Komposisi tubuh 1. pertumbuhan : LK, PB, TB, BB PB ( recumbent length) : posisi tiduran : < 2 th TB ( stature ) : posisi berdiri : > 2 th. 2. komposisi tubuh : menilai lemak tubuh : TLK dan lemak tungkai Menilai massa tanpa lemak ( fat free mass ): LLA, LOLA, Luas Otot Lengan Atas
Pengukuran Tinggi Badan Dilakukan pada anak dan orang dewasa yang dapat berdiri Pengukuran Panjang Badan Untuk bayi atau anak < 2 tahun Pengukuran Lingkar Kepala Untuk mengukur pertumbuhan otak Pengukuran Berat Badan Dilakukan pada bayi dengan timbangan bayi Dilakukan untuk anak dan orang dewasa yang dapat berdiri dengan menggunakan beam balance scale Pengukuran Panjang Lutut Untuk mereka yang tidak bisa beridiri atau mengalami kelainan pertumbuhan tulang belakang untuk memperkirakan Tinggi Badannya
alat ukur Berdasarkan pengukuran tersebut maka ada beberapa indikator yang dapat digunakan, bisa satu atau dua indeks atau dalam bentuk rasio
Indeks : BB/U, TB/U, BB/TB Rasio : BB/TB
Standar Lokal : Kartu Menujut Sehat (KMS) yang merupakan modifikasi dari standar WHO
Standar Internasional Standar NCHS Direkomendasikan oleh WHO untuk menjadi standar internasional, standar ini sudah mencerminkan populasi sampel dari beberapa negara menurut umur dan jenis kelamin
BB//U berdasarkan % median standar Edema (+) Edema (-) 80-60 Kwashiorkor Undernutrition < 60 Marasmic- kwashiorkor Marasmus Jika nilai <60 %, berarti : satatus gizinya buruk Rumus BB ideal : Jika >1 th= 2n+8 Jika >1 th= n/2 +4
(BB ideal/BB Normal)x 100%=........? intepretasi hasil lihat di kalsifikasi Wellcome
Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS No Indeks yang dipakai Batas Pengelompokan Sebutan Status Gizi 1 BB/U < -3 SD Gizi buruk - 3 s/d <-2 SD Gizi kurang - 2 s/d +2 SD Gizi baik > +2 SD Gizi lebih 2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek - 3 s/d <-2 SD Pendek - 2 s/d +2 SD Normal > +2 SD Tinggi 3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus - 3 s/d <-2 SD Kurus - 2 s/d +2 SD Normal > +2 SD Gemuk Sumber : Depkes RI 2004.
Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR
Indikator Klasifikasi Status Nutrisi BB//U 2 SD - 2 SD s/d + 2 SD - 2 SD s/d 3 SD < - 3 SD Berat badan lebih Normal Berat badan rendah Berat badan sangat rendah TB//U 2 SD - 2 SD s/d + 2 SD - 2 SD s/d 3 SD < - 3 SD
Tinggi Normal Pendek ( stunting ) Sangat pendek ( severely stunting ) BB//TB atau PB 2 SD - 2 SD s/d + 2 SD - 2 SD s/d 3 SD < - 3 SD
Gemuk Normal Kurus (wasting) Sangat kurus ( severely wasting ) Tanda dan Gejala Gizi Buruk
Gizi buruk dapat mempengaruhi kesehatan tubuh baik fisik dan mental. Semakin berat kondisi gizi buruk yang diderita (semakin banyak nutrisi yang kurang) akan memperbesar resiko terjadinya masalah kesehatan secara fisik.
Pada gizi buruk yang berat dapat terjadi kasus seperti marasmus (lemah otot) akibat defisiensi protein dan energi, kretinisme dan kerusakan otak akibat defisiensi yodium, kebutaan dan resiko terkena penyakit infeksi yang meningkat akibat defisensi vitamin A, sulit untuk berkonsentrasi akibat defisiensi zat besi.
Tanda dan gejala dari gizi buruk tergantung dari jenis nutrisi yang mengalami defisiensi. Walaupun demikian, gejala umum dari gizi buruk adalah:
1. Kelelahan dan kekurangan energi 2. Pusing 3. Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan infeksi) 4. Kulit yang kering dan bersisik 5. Gusi bengkak dan berdarah 6. Gigi yang membusuk 7. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat 8. Berat badan kurang 9. Pertumbuhan yang lambat 10.Kelemahan pada otot 11.Perut kembung 12.Tulang yang mudah patah 13.Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh 14.Ketika seorang wanita hamil mengalami gizi buruk, maka kemungkinan anaknya akan lahir dengan berat badan rendah dan beresiko untuk tidak selamat. Anak- anak yang mengalami gizi buruk juga sering mengalami kesulitan untuk mengikuti pelajaran di sekolah.