Anda di halaman 1dari 8

Product And Service

Produk Kami Informasi seputar produk produk PERTAMINA di sektor hilir yang terdiri dari
Bahan Bakar Minyak (BBM), Non BBM, Gas, Petrokimia, dan Pelumas.
Bahan Bakar Minyak (BBM)
Produk BBM yang terdiri dari :
Minyak Bensin
Minyak Tanah
Minyak Solar
Minyak Diesel
Minyak Bakar

Bahan Bakar Khusus (BBK)
Produk BBK yang terdiri dari :
Aviation Gasoline (BBM pesawat udara)
Aviation Turbine Fuel (BBM pesawat udara ber-turbin)
Bio Pertamax
Bio Solar
Pertamax
Pertamax Plus
Pertamina Dex
Pertamax Racing
Premium

Bahan Bakar Subsidi
Produk Bahan Bakar Subsidi yang terdiri dari :
Bio Solar
Premium

Non BBM
Bahan bakar bukan minyak yang terdiri dari :
Aspal
Pelumas (Lube Base Oil)
Pelarut (Solvent)
Green Coke
Calcined Coke
Slack Wax
Heavy Aromate
Sulphur

Gas
Terdiri dari LPG (Liqueified Petroleum Gas), BBG (Bahan Bakar Gas), Musicool (Pengganti
CFC yang ramah lingkungan).
Fuel Gas
Liquid Petroleum Gas
Musicool

Petrokimia
Berbagai produk petrokimia PERTAMINA
Asam Tereftalat Murnis
Benzene
Paraxylene
Polytam
Propylene

Pelumas
Memberikan informasi tentang produk-produk pelumas PERTAMINA berdasarkan
kegunaannya:
Air Cooled Motorcycle or Small Engine Oil
Automatic Transmission & Manual Transmission Oils
Circulating Oils
Grease
Heat Transfer Oils
Heavy Duty Diesel Engine Oils
Industrial and Marine Engine Oils
Industrial Compressor Oils
Industri Pelumas Hidrolik
Industri Pelumas Turbin
Industri Pelumas Gear
Pelumas Mesin Gas Alam
Pelumas Mesin Mobil Penumpang
Pelumas Diesel Mobil Penumpang
Pelumas Powershift & Hydraulic Untuk Alat Berat
Pelumas Pendingin
Produk Khusus
Pelumas Mesin Kecil Berpendingin Air

Keuntungan Strategis PT. Pertamina
Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang diberdayakan dibidangESDM, Pertamina
memiliki beberapa andil penting di bidang hulu migasIndonesia, bahkan Pertamina bisa dibilang
satu-satunya pemain di bidang hilir.Meskipun Pertamina merupakan pemain tunggal di bidang
hilir, bukan berartiPertamina tidak memiliki saingan bisnis. DiterbitkannyaUU Migas
No.22/2001yang meliberalisasi migas membuatmigas tidak lagi menjadi monopoli
Pertamina.Hal ini membuka kesempatan bagi sektor swasta maupun pihak asing untukmasuk
menjadi kompetitor baru khususnya di bidang SPBU. Pesaing-pesaingPertamina di antaranya
Shell, Total, dan Petronas.1.

SPBU Shella)

SPBU ini dimiliki oleh PT Shell Indonesia, yaitu perusahaan migas asalBelanda. Pertama kali
beroperasi pada tanggal 1 November 2005, yakniSPBU Shell di Lippo Karawaci, juga adalah
kompetitor SPBU Pertaminayang pertama. b)

Hingga awal November 2012, ada 65 SPBU Shell di Indonesia dimana 58SPBU berada di
wilayah Jabodetabek.c)

Produknya: Shell Super (nomor oktan 92, setara Pertamax), Shell SuperExtra (nomor oktan 95,
setara Pertamax Plus), Shell Diesel.d)

Merupakan pesaing terberat SPBU Pertamina:1)

Shell memiliki dana yang besar dan teknologi yang canggih.2)

Nama besar yang dimiliki Shell di dunia Internasional membuat sebagiankonsumen lebih
percaya kepada kualitas produk Shell dibandingPertamina. Pelumas Shell dinobatkan sebagai
pelumas nomor satu didunia selama lima tahun berturut-turut.3)

Shell juga memiliki banyak strategi cerdas untuk merebut pangsa pasardari Pertamina, seperti
memilih lokasi yang tepat, agresifmengembangkan produk bahan bakarnya (misalnya bekerja
sama denganPerusahaan Gas Negara untuk mengembangkan BBG yang pasokannyaamat minim
di Indonesia, dll), dsb.2.

SPBU Totala)

SPBU ini dimiliki oleh PT Total Oil Indonesia, yaitu perusahaan migas asalPerancis. Pertama
kali masuk ke Indonesia pada tahun 2009.
b)

Hingga awal November 2012, ada 15 SPBU Total di Indonesia dimana 13SPBU berada di
Jakarta Tangerang, satu di Bogor, dan satu lainnya diBandung.c)

Produknya: Performance 92, Performance 95, dan Performance Diesel.d)

SPBU Total mengklaim produknya membuat mesin mobil jadi
lebih bertenaga, konsumsi BBM lebih efisien. Produk Total didukung olehramuan khusus dan
pelumas yang sudah diuji di Pusat Litbang di Perancisdan ajang Formula.3.

SPBU Petronasa)

SPBU ini dimiliki oleh PT Petronas Niaga Indonesia, yaitu perusahaanmigas asal Malaysia.
Pertama masuk ke Indonesia pada tahun 2006. b)

Hingga awal November 2012, ada 4 SPBU Petronas di Indonesia.Sebelumnya banyak SPBU
Petronas yang mengalami penurunan penjualan,sehingga sudah ada 15 SPBU yang ditutup.
Dengan demikian SPBUPetronas tidaklah menjadi ancaman besar bagi SPBU Pertamina.c)

Produknya: Primax 92, Primax 95Kekuatan Pertamina terutama terletak pada kenyataan bahwa
loyalitas pelanggan tumbuh dari kebiasaan keluarga. Namun promosi, terutama promosi penjuala
n dianggap kurang. Kekuatan Petronas menurut konsumennya adalah pada harga. Dengan produ
k sekelas Pertamax, harganya lebih murah dari BBM produk
Pertamina. Promosinya juga dianggap lebih baik dari Pertamina. Adapunkekuatan Shell terletak
pada kepercayaan pelanggan atas standar kualitas produk.Harga produk Shell sekelas Pertamax
juga lebih murah.Menghadapi persaingan di bisnis migas, termasuk dengan masuknya beberapa
pemain asing dalam pengelolaan Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU),Pertamina akhirnya
memilih untuk menyerahkan pengelolaan anak-anak usahanyakepada PT Perusahaan Pengelola
Aset (PPA). Unit usaha yang dirasa tidakmemberikan kontribusi yang signifikan terhadap
revenue
perusahaan dilepas danmemilih untuk fokus pada bisnis inti. Kelima anak usaha yang
pengelolaannyadiserahkan kepada PPA adalah PT Pelita Air Service, PT Patra Jasa, PT Patra
DokDumai, PT Usayana, dan PT Seamless Pipe Indonesia Jaya.Selain tantangan dengan adanya
pesaing, tantangan lain berasal darimenipisnya sumber daya. Cadangan terbukti
Crude Oil
di Indonesia saat ini hanyasekitar 3,6 milyar barrel, yang di perkirakan akan habis sekitar 13
tahun kedepan(840 ribu barrel lifting setiap hari). Pertamina EP disini dituntut untuk
segeramelakukan eskplorasi besar-besaran sehingga dapat menemukan cadangan minyakterbukti
yang baru. Pertamina saat ini menguasai sedikitnya 50 lahan minyak diIndonesia, akan tetapi
produksinya masih jauh akan setara dengan perusahaanminyak multinasional yang ada di
Indonesia. Persaingan yang ketat di negerisendiri membu
at Pertamina harus mampu mencari lahan kosong asing yang
masih bisa kosong di Indonesia, dan hal tersebut tidak akan bisa tanpa adanyaeksplorasi.
Tantangan juga berasal dari adanya produk substitusi. Bahan bakarhayati atau
Biofuel
, merupakan setiap bahan bakar, baik padatan, cair maupun gasyang dihasilkan dari bahan-bahan
organik.
Biofuel
dapat dihasilkan secaralangsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri,
komersial,domestik atau pertanian.
Biofuel
dapat menjadi ancaman karena
Biofuel
menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadarkarbon di atmosfer

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Pertamina merumuskan strategiyang tertuang dalam
RJPP. Tema Utama RJPP tahun 2012

2016 adalah

Agressive Upstream
dan
Profitable Downstream
, dengan sasaran utama
peningkatan produksi dan cadangan migas di sektor Hulu dengan intensifikasi pengembangan p
otensi internal (domestik) dan ekspansi agresif eksternal(regional dan global). Sedangkan di
sektor Hilir (
downstream
) fokus
pada peningkatan kinerja operasional dan marjin kilang serta penerapan strategi pemasaran
yang komprehensif melalui penerapan
cost leadership
dan diferensiasi produk serta peremajaan dan peningkatan armada perkapalan.Pertamina sebagai
perusahaan energi yang cakupan bisnisnya terintegrasidari hulu hingga hilir, baik di dalam
maupun di luar negeri, memiliki beragamrisiko mulai dari risiko
governance
, risiko strategi dan perencanaan hingga risikooperasional/infrastruktur yang melekat pada setiap
proses bisnisnya.Risiko-risiko tersebut berpotensi untuk menghambat pencapaian visiPertamina
menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia. Dengan demikian,Pertamina membutuhkan
suatu pengelolaan risiko perusahaan yang bersifatholistik sesuai dengan kebutuhan tata kelola
perusahaan yang sehat (
GoodCorporate Governance
).Dalam kaitannya dengan implementasi
Enterprise Risk Management
denganstandar kelas dunia, implementasi ERM di Pertamina telah di-
benchmark
oleh beberapa perusahaan BUMN dan perusahaan swasta.Sementara itu, dalam upaya
mendorong peningkatan pengendalianmanajemen, Pertamina saat ini terus meningkatkan
perbaikan terhadap sisteminformasi, implementasi
Enterprise Resources Planning
(ERP), kinerja SatuanPengawasan Intern (SPI) dan pengelolaan
Whistle Blowing System
(WBS), serta pengendalian risiko baik risiko yang bersifat strategis maupun risiko yang
bersifatinternal maupun yang bersumber dari faktor eksternal.
4.7

Future Development PT. Pertamina
Penerapan internetworking yang dilakukan Pertamina sudah sangat baik.Internetworking yang
dilakukan sudah mampu mengintegrasikan antaraPertamina, cabang-cabang, para stakeholder,
dan juga para pelanggan. Tetapimasih terdapat beberapa hal yang perlu untuk dikembangkan.
Pertama, terkaitkerjasama dengan hotel. Sebaiknya Pertamina tidak hanya
mengembangkansistem reservasi kamar hotel secara
online
, tetapi juga menerapkan sistemmonitoring secara
online
dengan pihak hotel. Hal ini agar perusahaan dapatmemantau jumlah kamar, jenis kamar, dan
fasilitas yang digunakan olehkaryawan perusahaan. Selain itu, juga untuk mengetahui waktu
check in
dan
checkout
karyawan yang menginap. Hal ini diperlukan sebagai salah satu bentuk pengawasan terhadap
karyawan yang sedang melakukan perjalanan dinas. Namun,untuk bisa mengimplementasikan
prosedur ini, perlu dukungan sistem informasidari pihak hotel.Kedua, terkait dengan travel yang
digunakan oleh karyawan Pertamina saatmelakukan perjalanan dinas. Sama hal nya dengan
hotel, juga diperlukan adanyasistem pemesanan dan monitoring secara
online
dengan perusahaan travel. Hal ini juga akan memudahkan melaksanakan pengawasan.Ketiga,
terkait dengan ERP (
Enterprise Resource Planning
) yang digunakanoleh Pertamina untuk mencatat secara terintegrasi segala proses transaksi
perusahaan. Implementasi ERP dengan standar IFRS harus menjadi prioritasDireksi untuk segera
diselesaikan sehingga pengolahan data dan informasimenjadi
real time
, transparan, dan akurat guna mendukung pengambilankeputusan yang lebih cepat, tepat dan
berkualitas

Daftar Harga BBM Non Subsidi di 3 SPBU
PT Pertamina (Persero) menurunkan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi jenis pertamax dan pertamax
plus sejak awal bulan lalu. Sementara perusahaan lain, yakni Shell dan
Total masih mempertahankan harga jualnya.
Pantauan Liputan6.com , di sejumalah Stasiun pengisian Bahan Bakar
Umum (SPBU) yang menjual BBM non subsidi di Jakarta, Senin
(3/2/2014), harga BBM non subsidi Pertamina dijual paling murah
pada awal Februari ini.
Menurut Petugas SPBU Pertamina 34-12510 di Jalan TB Simatupang,
Hana harga Pertamax 92 mengalami penurunan dari Rp 11.300 per
liter menjadi Rp 10.950 per liter pada 1 Januri lalu.
Untuk Pertamax Plus atau dengan kadar ron 95 dari Rp 12.850 per
liter menjadi Rp 12.550 per liter. "Pertamax dan Pertamax plus ada
perubahan tanggal satu kemarin, harganya turun," kata Hana.
Sedangkan perusahaan asal Belanda yang ikut berbisnis BBM non
subsidi di Indonesia yaitu Shell pada awal bulan ini belum melakukan
perubahan harga.
"Dari tanggal satu belum ada perubahan harga, masih tetap Shell Super
Rp 11.350 per liter, V- Power Rp 12.950 per liter," kata seorang
petugas SPBU Shell, Fitriyana di SPBU Shell Pejaten Jakarta.
Hal tersebut diikuti Total, perusahaan asal Prancis ini juga belum
melakukan perubahan harga. Untuk Performance 92 dijual Rp 11.650
per liter dan Performance 95 sebesar Rp 12.850 per liter.

Anda mungkin juga menyukai