Anda di halaman 1dari 15

Syahrul amri

1110412046
BIOANORGANIK
METALLOTHIONIEN
DOSEN PEMBIMBING
Dr.YETRIA RILDA
Whatll we discuss?
1. Pengertian Metalotionin
2. Struktur Metalotionin
3. Fungsi Metalotionin
4. Hibridisasi Metalotionin
5. Riset
Metallo :
Logam Berat
Thionein :
Protein pengikat
Jadi, metalotionin merupakan protein
(polipeptida)pengikat logam (metal binding peptides).
Logam berat yang biasa diikat oleh metalotionin
adalah :
Zink (Zn)
Tembaga (Cu)
Kadmium (Cd)
Sejarah penemuan
Metallothionein pertama kali ditemukan pada
tahun 1957 sebagai protein yang mengandung
banyak sulfur dan mengikat cadmium (Cd) dari
ginjal kuda ,dan menunjukkan hubungan yang
erat dengan beberapa ion logam lainnya seperti
zink (Zn) dan cupper (Cu) .Sejak itu, MT telah
diidentifikasi hampir pada berbagai organisme
yang berbeda termasuk tanaman, mamalia,
fungi bahkan pada beberapa prokariot (Vallee
1991; Cobbett & Goldsbrough 2002; Coyle et al.
2002).
1. Mengandung 26 - 33% asam amino cysteine (Cys) serta
tidak mempunyai asam amino aromatik atau histidin.
2. Mempunyai berat molekul rendah (4-8 kDa).
3. Dengan adanya kandungan asam amino Cys maka protein ini
mengandung kelompok thiol (sulfidril, -SH) dalam jumlah
yang besar; kelompok thiol ini mengikat logam berat dengan
sangat kuat dan efisien.
4. Metalotionin tidak hanya terdapat pada berbagai tingkat
jaringan/organ (misalnya hati, ginjal, insang, testis, usus, otot,
plasma, eritrosit, sel-sel epitelial dan urine) tetapi ditemukan
juga pada sitoplasma dan nukleus
Klasifikasi Metallothenein
Klasifikasi MT juga dilakukan oleh Cobbet dan Goldsbrough (2002)
yang membagi MT menjadi empat macam tipe yang juga berdasarkan
pada komposisi urutan asam amino Cys, yaitu (1) MT tipe 1 yang
tersusun atas enam motif Cys-X-Cys (-X- adalah asam amino selain
sistein) yang terdistribusi secara seimbang pada dua terminal, (2) MT
tipe 2 memiliki dua ujung N-terminal dan C-terminal yang kaya Cys,
dengan komposisi motif Cys-Cys pada asam amino ketiga dan keempat
dari sekuen asam aminonya. Selain itu, MT tipe 2 mempunyai motif
Cys-Gly-Gly-Cys pada ujung N-terminal dan motif Cys-X-Cys pa da
ujung C-terminal. 5 (3) MT tipe 3 hanya terdiri dari empat asam amino
Cys pada ujung N-terminal. Tiga Cys pertama membentuk motif Cys-
Gly-Asn-Cys-Asp-Cys. Sedangkan Cys keempat membentuk motif
tersendiri yaitu Gln-Cys-X-Lys- Lys-Gly. (4) MT tipe 4 memiliki tiga
wilayah yang masing-masing memiliki 5 sampai 6 Cys yang biasanya
membentuk motif Cys-X-Cys sehingga MT tipe 4 ini berbeda dari
kelompok MT tanaman lainnya.
Struktur metallotheoneins
Susususunan asam amino yang terikan dalam senyawa metallotheoneins
A dan B domain menunjukkan kalau asam amino pembentuk adalah tipe
sekunder
Studi telah menunjukkan perbedaan afinitas untuk protein: Hg 2 +> Ag1 +> Cu 1
+> Cd2 +> Zn2 +

molekul sulfhidril (-SH atau thiol) dalam metallothionein. Kelompok molekul
tersebut dapat mengikat logam berat dengan sangat kuat dan efisien.
Mekanisme reaksi redoks saat pembentukan senyawa kompleks





Dalam kehadiran Cu (II), Zn7 MT sebagian dapat teroksidasi. Cu (II)
direduksi menjadi Cu (I) oleh satu elektron yang didapatkan selama
oksidasi dua sistein, sementara itu dua sistein lain akan membentuk
khelat yang berkurang Cu (I). Secara keseluruhan ion seng dan elektron
lain dilepaskan dari MT teroksidasi. Kegiatan fenton Cu (II) akan
berkurang dan aktivitas antioksidan MT akan meningkat pada seng
dan melepaskan elektron.

1. MT berfungsi sebagai penangkap radikal bebas. Keberadaan
metallothionein memiliki setidaknya dua fungsi utama, yaitu
membersihkan materi radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh dan
didetoksifikasi logam untuk mencapai keadaan homeostasis . Salah satu
logam berat yang dapat berikatan dengan metallothionein adalah
kadmium (Cd). Metabolisme logam berat di dalam tubuh organisme
merupakan factor utama yang menentukan toksisitas zat tersebut.
Kadmium dan metallothionein (Cdthionein) akan bereaksi secara
antagonis.
2. Metallothionein merupakan protein yang berfungsi untuk
mendetoksifikasi logam dan untuk menjaga homeostasis logam di dalam
sel .
3. Metallothionein (MT) dapat berfungsi sebagai biomarker untuk
pencemaran logam berat
4. keterlibatannya sebagai antioksidan tubuh. Molekul MT yang memilki
sejumlah besar kelompok thiolic dengan sifat nukleofilik membuat MT
mampu mengikat tidak hanya logam tetapi juga radikal bebas

penelitian
Pencemaran oleh logam berat Cd pernah terjadi
di Toyama Jepang. Peristiwa ini mengakibatkan
penduduk menderita penyakit Itai-itai (Ouch-
ouch), yakni tulang mengalami pelunakan,
kemudian menjadi rapuh dan otot mengalami
kontraksi karena kehilangan sejumlah kalsium,
serta menderita kelainan ginjal. Peristiwa
tersebut terjadi karena air irigasi yang digunakan
untuk mengairi tanaman padi di sawah tercemar
Cd. Pada padi.

Isolasi Metallothenein
Isolasi Metallotheonein Pada Hati Kelinci Dan Urin Manusia
Menggunakan Zeptomole Electrochemical Deteksi Metallothioneins
Persiapan sampel
hati Kelinci MT, mengandung 5,9% Cd dan 0,5% Zn, adalah dibeli dari
Sigma Aldrich (MW 7143). Larutan standar MT disusun dengan
mengencerkan larutan stok (1.0 MT mg / mL) dengan air (Sigma
Aldrich, ACS). Semua bahan kimia lainnya yang diperoleh dari Sigma,
kecuali ada permintaan lain. sampel nyata Sampel urin manusia
diperoleh dari sehat orang (staf laboratorium). Memperoleh urin
disaring melalui filter teflon disc (0.45 mm dan 13 mm, Alltech
Associates, Deerfield, Il, USA). Untuk penentuan osmolalitas urine,
fakta bahwa osmolalitas urine manusia adalah 250 mmol.kg21
digunakan. Serum darah manusia diperoleh dari Departemen Biokimia
Klinis dan Pathobiochemistry, 2 Fakultas Kedokteran Universitas
Charles, Republik Ceko. Kami menganalisis sampel dari pasien dengan
kanker payudara (n = 10, Rata-rata umur = 50).

Pengukuran dan identifikasi MT
Chromatography. Dapat enggunakan teknik pemisah untuk memurnikan dan
menghitung MT konten pada suatu organisme.
Protokol untuk Isolasi dan Analisis Metallothioneins

isolasi
menghomogenkan jaringan
Centrifuge 100,000g selama 1 jam.
Panas sitosol ke 65oC (MT sangat panas stabil)
respin dan menyusun kembali pelet dalam buffer
Perlahan-lahan tambahkan 70% aseton / alkohol untuk supernatan dan
dinginkan untuk -20
respin dan menyusun kembali pelet dalam buffer
Pemurnian metallothionein
Kromatografi eksklusi ukuran
kromatografi pertukaran ion
Mendeteksi MT oleh logam yang terkait dengan FAA, GAA,
ICP-OES, ICP-MS.

Proses pengikatan logam Cu oleh
Metallotheonein

Anda mungkin juga menyukai