Anda di halaman 1dari 4

Meskipun aspek biologis persalinan dan melahirkan bersifat universal, persepsi

kenyamanan san distress selama melahirkan dimediasi oleh budaya. Jordan (1993)
dan lozzoff, jordan, dan molone (1998) berpendapat bahwa kerangka kerja
biososial dipertimbangkan bahwa fungsi biologis melahirkan dan matriks perilaku
sosial-budaya yang meliputi kelahiran perlu dianalisis bersama untuk memahami
pengalaman melahirkan seorang wanita.
Nyeri adalah suatu bagian proses melahirkan yang diketahui dan akan
diperkirakan pada hampir semua masyarakat (jordan, 1993), tetapi nyeri adalah
persepsi pribadi terhadap nyeri, perilaku eksternal yang ditunjukkan dalam
berespons terhadap nyeri, dan pemahaman budaya tentang peran nyeri dalam
proses melahirkan bervariasi di d komunitas.
Penelitian klasik jordan tentang melahirkan di Yukatan, Belanda, Swedia, dan
Amerika Serikat (1993) memberi ilustrasi dramatis tentang perbedaan perkiraan
dan pendekatan ketidaknyamanan selama melahirkan. Di Amerika Serikat, pereda
nyeri tersedia tetapi dikontrol oleh pihak medis. Wanita perlu meyakini penolong
melahirkan tentang kebutuhan terhadap pereda nyeri (misal, wanita yang
persiapannya baik yang mengikuti kelas melahirkan memilih seorang dokter yang
diketahui menganjurkan analgesia epidural segera setelah kontraksi menjadi
teratur dan kuat, atau tidak disiapkan, wanita yang takut menangis ketika ia
mengetahui ia tidak dapat mengatasi peristiwa tersebut). Sebaliknya yang terjadi
di Swedia, tempat medikasi sangat luas digunakan, tetapi keputusan untuk
menggunakan suatu intervensi secara total ada di tangan wanita yang melahirkan.
Wanita Belanda dan Mayan yang diteliti mempunyai pandangan yang berbeda
tentang proses melahirkan. Pada budaya ini, melahirkan dipandang sebagai fungsi
alamiah tubuh wanita, dan diharapkan bahwa wanita dapat mengatasi dengan
dukungan orang lain di ruang melahirkan. Pada konteks budaya ini medikasi
digunakan hanya pada kasus yang sangat tidak lazim dan komplikasi secara
medis.
Karena pengaruh kuat budaya pada pengalaman wanita selama melahirkan, maka
penting bahwa pemberi pelayanan membertimbangkan lebih dari interpretasi
kedokteran barat tentang keamanan atau keefektifan intervensi tertentu selama
persalinan, tindakan kenyamanan seperti ambulasi atau penggunaan agens
farmakologis dapat berkonflik dengan sistem keyakinan wanita tersebut, sehingga
menyebabkan konflik internal yang dapat memengaruhi persepsinya tentang
pengalaman tersebut dan transisinya menjadi peran maternal.

ETIOLOGI NYERI DALAM PERSALINAN
Komponen anatomis dan fisiologi nyeri

Persepsi tentang nyeri bergantung pada jaringan kerja neurologis yang utuh,
neurofisiologis nyeri mengikuti proses yang dapat diperkerikan:
1. Rangsangan bahaya diketahui melalui reseptor yang ditemukan di kulit,
jaringan subkutan, sendi, otot, periosteum, fascia, dan visera. Nosiseptor
(reseptor nyeri) adalah terminal serat delta A kecil yang diaktivasi oleh
rangsangan mekanis atau panas dan serat eferen C yang diaktivasi oleh
rangsangan mekanis termal, dan kimiawi (Bonica dan McDonald, 1995).
Rangsangan nosiseptif di bawah tingkat kepala ditransmisikan melewati
serat-serat aferen ini ke kornu dorsal medula spinalis.
2. Rangsangan kemudian ditransmisikan melalui struktur yang sangat rumit
yang mengandung berbagai susunan neuron dan sinaptik yang
memfasilitasi derajat tinggi pemrosesan input sensori. Beberapa impuls
kemudian ditransmisikan melalui neuron interolateral, tempatnya
merangsang neuro yang mempersyarafi otot skelet dan neuron yang
mempersyarafi pembuluh darah, visera, dan kelenjar keringat. Impuls
nosiseptif lain ditransmisikan ke sistem asenden yang berartikulasi dengan
btang otak.
3. Impuls yang naik ke otak kemudian masuk ke hipotalamus yang mengatur
sistem autonomik dan respon neuroendokrin terhadap stres, dan ke korteks
serebral yang memberi fungsi kognitif yang didasarkan pada pengalaman
masa lalu, penilaian, dan emosi (Branca dan McDonald, 1995).
Selama persalinan kala satu, nyeri terutama dialami karena rangsangan nosiseptor
dalam adneksa, uterus dan ligamen pelvis. Banyak penelitian yang mendukung
bahwa nyeri persalinan kala satu adalah akibat dilatasi serviks dan segmen uterus
bawah, dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan
ligamen yang menyokong struktur ini menyatakan bahwa faktor berikut
mendukung teori tersebut:
1. Peregangan otot polos telah ditunjukkan menjadi rangsangan pada nyeri
viseral. Intensitas nyeri yang dialami pada kontraksi dikaitkan dengan
derajat dan kecepatan dilatasi serviks dan segmen uterus bawah.
2. Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan
intrauteri yang menambah dilatasi struktur tersebut. Pada awal persalinan,
terdapat pembentukan tekanan perlahan, dan nyeri dirasakan kira-kira 20
detik setelah dimulainya kontraksi uterus. Pada selanjutnya, terdapat
pembentukan tekanan lebih cepat yang mengakibatkan waktu kelambatan
minimal sebelum adanya persepsi nyeri.
3. Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan, mereka
mengalami nyeri serupa dengan yang dirasakan selama kontraksi uterus.
Meskipun rangsangan mekanis terhadap nosiseptor adalah sumber impuls paling
mungkin, adanya mediator nosiseptor kimiawi termasuk bradikinin, prostaglandin,
serotonin, dan asam laktat juga telah diketahui (Brownridge, 1995).
Rangsangan persalinan kala satu ditransmisikan dari serat aferen melalui pleksus
hipogastrik superior, inferior dan tengah, rantai simpatik torakal bawah, dan
lumbal, ke ganglia akar saraf posterior pada T10 sampai L1. Nyeri dapat disebar
dari area pelvis ke umbilikus, paha atas, dan area midsakral. Pada penurunan
janin, biasanya pada kala kedua, rangsangan ditransmisikan melalui saraf
pudendal melalui pleksus sakral ke ganglia akar saraf posterior pada S2 sampai
S4.
Selama bagian awal persalinan kala dua, ketika tidak ada lagi tahanan dari serviks,
nyeri masih dialami karena distensi lanjut segmen uterus bawah. Namun, ketika
janin turun ke pelvis, nyeri yang disebabkan oleh distensi sepertiga anterior
vagina dan perinium menggantikan nyeri viseral profunda. Tekanan dan trauma
pada fascia, jaringan subkutan, dan otot skelet merangsang nosiseptif dan
menggeser lokus nyeri secara eksternal. Tekanan pada akar pleksus lumbosakral
menimbulkan nyeri pada paha, kaki, vagina, perineum, dan rektum (Brownridge,
1995)
Faktor lain dapat memengaruhi persepsi tentang nyeri persalinan. Usia, dengan
berbagai variabel sosialnya, dapat meningkatkan insiden dan beratnya nyeri. Anak
yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih
tinggi. Paritas dapat memengaruhi persepsi

Anda mungkin juga menyukai