Nama Wahana: RSUD Z.A Pagar Alam Topik: Penurunan Kesadaran suspek Hipoglikemia ec ADO Tanggal (kasus): 30 Oktober 2013
Nama Pasien: Tn. S No. RM : XXXXX Tanggal Presentasi: 29 Oktober 2013 Nama Pendamping: dr. Yus Winarti Tempat Presentasi: RSUD Z.A Pagar Alam Obyektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Laki-laki usia 55 tahun, datang dengan penurunan kesadaran sejak kurang lebih 1 jam SMRS. Tujuan: Mendiagnosis dan Manajemen Hipoglikemia Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos Data pasien: Nama: Tn. S Nomor Registrasi: XXXXX Nama klinik: Tn. S Telp: - Terdaftar sejak: 2013 Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Penurunan Kesadaran suspek Hipoglikemia ec ADO / Tampak sakit berat, penurunan kesadaran sejak kurang lebih 1 jam yang lalu, disertai muntah makanan yang dimakan. 2. Riwayat Pengobatan: 1 minggu terakhir pasien rutin minum ADO (glibenclamid 2 x tab sehari) 3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Seorang laki-laki mengalami penurunan kesadaran tiba-tiba sejak kurang lebih 1 jam SMRS, disertai muntah makanan yang dimakan, sebelumnya pasien minum obat anti diabetik oral. Pasien menggigil, berkeringat dingin, kemudian tak sadarkan diri. Pasien di diagnosis kencing manis sekitar 1 minggu yang lalu dan diberi obat anti diabetik oral oleh dokter keluarga. Sudah 1 minggu pasien lemas, tidak mau makan. Banyak makan, banyak kencing banyak minum, batuk, dan sesak disangkal. BAB dan BAK normal. 4. Riwayat keluarga: - 5. Riwayat pekerjaan: Pasien adalah wiraswasta 6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN): pasien tinggal di lingkungan cukup bersih, ventilasi baik, sumber air dari sumur tanah. 7. Riwayat penyakit dahulu : hipertensi, stroke, penyakit jantung dan TB paru disangkal
8. Riwayat kebiasaan : Pasien merokok, olahraga jarang, nafsu makan menurun sudah 1 minggu ini, pasien tidak pernah minum jamu atau obat pegal linu yang beli di warung, 1 minggu ini pasien mengkonsumsi glibenklamid (gol. Sulfonilurea) 2 x tab sehari. 9. Lain-lain: PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN ( sesuai dengan FASILITAS WAHANA)
Px Lab : GDS : tidak diketahui karena tidak ada alat
10. Penatalaksanaan di Wahana : - Non Medikamentosa : Edukasi tentang hipoglikemia, bahwa hipoglikemia merupakan salah satu efek samping dari penggunaan ADO salah satunya glibenklamid yaitu obat anti diabetik golongan sulfonilurea, pasien harus makan teratur selama meminum ADO tersebut, karena hipoglikemia terjadi akibat dari ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan dan latihan jasmani serta obat yang digunakan. Pengobatan terbaik dari hipoglikemia adalah mencegah terjadinya hipoglikemia.
Penatalaksanaan di Wahana : - Medikamentosa: (karena keterbatasan pemeriksaan GDS di wahana, pasien kita tatalaksana dengan metode blind sebagai hipoglikemia) Oksigen 3 lpm IVFD Dextrose 5% (tetesan cepat/guyur) Ranitidin 1 amp IV
11. Prognosis Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam Quo ad sanationum : dubia ad bonam
Daftar Pustaka: 1. Suyono, Slamet, dkk. 2006. Diabetes Melitus di Indonesia pada Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Kasper, Dennis. L, dkk. 2006. Diabetes Mellitus at Harrisons Manual of Medicine Edisi 16. New York : Mc Graw Hill 3. Soegondo, Sidartawan, dkk. 2009. Diabetes Melitus pada Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Seorang laki-laki mengeluh kesemutan dan baal pada ujung jari tangan dan kaki sejak 1 minggu SMRS, merasakan nafsu makan meningkat, sering minum terutama malam hari dan sering BAK >10x per hari dalam 2 bulan terkahir. Kadang terasa cepat lemas, dan berat badan dirasakan menurun. Gatal-gatal di badan disangkal, jika ada luka cepat sembuh, tidak ada penurunan tajam penglihatan dan disfungsi ereksi disangkal. Hasil Pembelajaran: 1. Diagnosis Hipoglikemia 2. Penatalaksanaan Hipoglikemia 3. Edukasi tentang pencegahan penyakit
1. Subyektif : Pasien adalah seorang laki-laki dewasa berusia 55 tahun dengan penurunan kesadaran yang terjadi tiba-tiba dengan GCS 3 disertai muntah, keluhan ini bisa merupakan manifestasi dari banyak gangguan dalam tubuh, bisa di akibatkan karena kurangnya mineral-mineral dalam tubuh, keadaan stroke, penyakit jantung, peningkatan tekanan intra kranial yang bisa disebabkan oleh massa di otak, perdarahan di otak atau yang lain sebagainya. Ditambah dengan riwayat pasien di diagnosis diabetes melitus 1 minggu lalu dan minum obat anti diabetik oral gejala pasien jadi mengarah ke arah hipoglikemia yang disebabkan oleh anti diabetik oral. Keluhan penyerta lain yaitu merasakan nafsu makan menurun, badan lemas dalam 1 minggu terakhir dapat merupakan suatu gejala dari adanya penyakit kronik seperti tuberkulosis atau penyakit paru lainnya. Oleh karena itu diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang baik untuk menentukan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis lain. 2. Obyektif : Hasil pemeriksaan jasmani mendukung diagnosis Penurunan Kesadaran Hipoglikemia ec ADO. Pada kasus ini diagnosis ditegakan berdasarkan: Gejala Klinis pasien tidak sadar dengan GCS 3 menandakan koma disertai hipotermi, yaitu pasien menggigil dan berkeringat dingin Px.Fisik : Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya defisit neurologis yang mengarahkan diagnosis ke penyakit saraf. Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi akut dari diabetes melitus. Biasanya hipoglikemia yang terjadi pada pasien DM disebabkan oleh pemakaian obat anti diabetik oral terutama sulfonilurea dan insulin. Ketidakteraturan pasien dalam mengkonsumsi makanan sehabis memakai obat dan usia lanjut bisa merupakan faktor resiko terjadinya hipoglikemia, hal tersebut sesuai dengan kasus. 3. Assessment : Dalam kasus portofolio ini, laki-laki berusia 55 tahun, mengalami penurunan kesadaran, dengan GCS 3 yaitu koma, disertai muntah dan menggigil, berkeringat dingin, akral dingin, suhu : 35,8 derajat celcius (hipotermi) disertai riwayat di diagnosis diabetes melitus 1 minggu yang lalu dan meminum obat anti diabetik oral yaitu golongan sulfonilurea, ditambah pasien tidak nafsu makan. Gejala tersebut sudah mendukung diagnosis dari hipoglikemia akibat pemakaian obat anti diabetik. Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi akut Diabetes Mellitus. Hipoglikemia adalah menurunnya kadar gula dalam darah. Hipoglikemia murni adalah menurunnya kadar gula dalam darah < 60mg/dl, reaksi hipoglikemia adalah gula darah turun mendadak meskipun glukosa darah masih > 100mg/dl, koma hipoglikemia adalah koma atau penurunan kesadaran karena glukosa darah < 30mg/dl. Setiap terjadi penurunan kesadaran pada penderita DM harus dipikirkan kemungkinan mengalami hipoglikemia. Hipoglikemia pada pasien DM biasanya disebabkan oleh pemakaian obat anti diabetes oral terutama golongan sulfonilurea dan insulin. Kelebihan pemakaian dosis obat, ketidakteraturan penderita dalam hal mengkonsumsi makanan sehabis memakai obat, faktor usia lanjut, dan adanya penyakit gagal ginjal kronik bisa merupakan faktor resiko terjadinya hipoglikemia. Gejala hipoglikemia : 1) Pada hipoglikemia ringan (glukosa darah 50-60mg/dl) terjadi gejala mual, lapar, gelisah, banyak keringat, kulit basah, kebas di ujung jari dan bibir, gemetar. 2) pada hipoglikemia sedang (glukosa darah <50mg/dl) akan timbul perasaan cemas, lemah, gusar, bingung, sulit berpikir, mata kabur, sakit kepala, sulit bicara, dan mengantuk. 3) pada hipoglikemia berat (glukosa darah , 35mg/dl) dapat timbul kejang, koma, dan hipotermi (suhu tubuh rendah). Terapi hipoglikemia yaitu : 1) segera mengkonsumsi pisang atau roti atau karbohidrat kompleks lainnya. 2) bisa juga menggunakan teh gula, air gula kental atau madu yang dimasukan di bawah lidah. 3) jika pasien tidak sadar, injeksi glukosa 40% IV 25ml juga infus dextrose 10%. Bila belum sadar bisa diulang 25cc dextrose 40% setiap 30 menit, dapat diulang sampai pasien sadar. 4) sementara obat anti diabetik dihentikan dulu. Penatalakasanaan medikamentosa pada kasus yaitu dengan infus dextrose 5% tetesan cepat atau guyur, disebabkan karena keterbatasan ketersediaan obat-obatan dan pemeriksaan penunjang yang ada di wahana. Ditambah dengan ranitidin injeksi 1 ampul untuk mengurangi muntah pasien. Dalam penatalaksanaan kasus ini, kami menggunakan metode blind karena tak ada pemeriksaan penunjang yang bisa kami pakai untuk mengetahui glukosa darah pasien. Indikator kami adalah jika setelah diberikan dextrose pasien sadar. Pada kasus, setelah di guyur dextrose 5%, 10 menit kemudian pasien bangun dan sadar penuh, GCS menjadi 15. 4. Planning : Diagnosis : Kecil kemungkinan keadaan ini bukan disebabkan oleh hipoglikemia ec anti diabteik oral. Upaya diagnosis tidak baik dan tidak optimal, mengingat keterbatasan alat/fasilitas penunjang diagnosis di RS ini. Pengobatan : IVFD dextrose 5% (guyur), ranitidin 1 ampul Edukasi : Edukasi tentang bahaya hipoglikemia pada penyakit diabetes melitus. Menyarankan agar makan teratur selama mengkonsumsi obat anti diabetik agar tak terjadi hipoglikemia kembali. Konsultasi : Perlu konsultasi dengan spesialis penyakit dalam untuk screening lebih jauh tentang kemungkinan adanya komplikasi lain dan menentukan pengobatan diabetes melitus yang tepat untuk pasien agar tak terjadi hipoglikemia kembali.