0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan131 halaman
Bentuk layanan bimbingan rohani pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat memberikan dua jenis kegiatan yaitu bimbingan rohani untuk pasien rawat inap dan rawat jalan. Bimbingan rohani rawat inap diberikan kepada pasien yang dirawat di rumah sakit, sedangkan bimbingan rohani rawat jalan berupa pengajian bulanan untuk pasien yang berobat jalan. Layanan ini bertujuan untuk membantu proses pemuli
Bentuk layanan bimbingan rohani pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat memberikan dua jenis kegiatan yaitu bimbingan rohani untuk pasien rawat inap dan rawat jalan. Bimbingan rohani rawat inap diberikan kepada pasien yang dirawat di rumah sakit, sedangkan bimbingan rohani rawat jalan berupa pengajian bulanan untuk pasien yang berobat jalan. Layanan ini bertujuan untuk membantu proses pemuli
Bentuk layanan bimbingan rohani pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat memberikan dua jenis kegiatan yaitu bimbingan rohani untuk pasien rawat inap dan rawat jalan. Bimbingan rohani rawat inap diberikan kepada pasien yang dirawat di rumah sakit, sedangkan bimbingan rohani rawat jalan berupa pengajian bulanan untuk pasien yang berobat jalan. Layanan ini bertujuan untuk membantu proses pemuli
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
INDAH CHABIBAH_ NIM: 107052002552
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
i
ABSTRAK Indah Chabibah, Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien dalam Membantu Proses Kesembuhan Pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat, dibawah bimbingan Dr. Asep Usman Ismail, MA
Sekarang ini banyak Rumah sakit yang hanya memberikan pelayanan secara medis kurang memperhatikan pelayanan secara spiritual padahal menurut ketetapan WHO yang baru ini orang bisa dikatakan sehat apabila mencakup 4 hal yaitu sehat secara fisik, sehat secara psikologis, sehat secara sosial dan sehat secara spiritual. Bimbingan rohani bagi pasien merupakan kegiatan yang di dalamnya terjadi proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di Rumah Sakit sebagai bentuk upaya kepedulian kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Allah SWT. Dalam kegiatan tersebut bagaimana seorang relawan dapat memberikan ketenangan, kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan senantiasa memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakkal dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai Hamba Allah, dengan demikian akan membantu kualitas kesembuhan pasien secara holistik. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk layanan Bimbingan Rohani Pasien yang ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma ciputat dalam membantu proses kesembuhan pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun yang menjadi subjek disini adalah pembina rohani selaku yang melaksanakan program Bimbingan Rohani, selain itu pasien juga menjadi subjek dalam penelitian ini karena pasien yang menerima layanan Bimbingan Rohani. Yang menjadi objek penelitian ini adalah program Bimbingan Rohani pasien. Berdasarkan hasil penelitian bentuk layanan bimbingan rohani pasien yang ada di Layanan Kesehatan Cuma Cuma ada 2 macam kegiatan bimbingan rohani yang pertama adalah Bimbingan Rohani Pasien Rawat Inap yaitu bimbingan rohani yang diberikan kepada pasien rawat inap LKC, yang kedua yaitu bimbingan rohani pasien rawat jalan yaitu buat pasien LKC yang berobat jalan atau rawat jalan, biasanya berupa pengajian di masjid binaan LKC yang diadakan setiap sebulan sekali yang wajib diikuti oleh member LKC. ii
KATA PENGANTAR
Bimillahirrahmanirrahiim Alhamdulilah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan kita segala nikmat yang tak terhingga kepada hambanya sampai detik ini, dan Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa terlimpahkan kepada baginda Muhammad SAW sehingga penulis dapat melewati perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Model Layanan Bimbingan Rohani Pasien dalam Membantu Proses Kesembuhan Pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Ciputat. Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas usaha dan upaya yang telah penulis lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari beberapa pihak. Di tengah kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang untuk berbagai informasi dan motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi ini. Maka dengan niat suci dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang-orang atas segala bantuannya terutama kepada : 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Terima kasih atas segala motivasi yang telah diberikan hingga terselesaikannya skripsi ini. Maaf kalu selalu merepotkan ibu.
iii
3. Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Terima kasih pak atas semuanya. 4. Teristimewa orang tua penulis, My great Mom Suriyah dan Alm. Amad Kurdi yang ada di surga sana , Terima kasih penulis ucapkan yang telah mengantarkan penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang, doa, kesabaran, keikhlasan dan perjuangan hidup demi kelangsungan pendidikan putra-putrinya, terima kasih untuk semuanya. 5. Dr. Asep Usman Ismail,M.A. selaku Pembimbing skripsi yang dengan sabar telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis. Terima kasih atas motivasinya bapak, sehingga bisa terselesaikannya skripsi ini. Syukron jiddan buat semuanya pak 6. Para penguji yang telah memberikan masukan pada skripsi ini. 7. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan dedikasinya, pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama perkuliahan. 8. Untuk semua Kakak-kakak ku tersayang dan terbaik, Dra. Imronah, Drs. H. Amir Maruf, Musodah, Bejo Mudzakir, Ida Zulifah,S.Pd.i, Alif Nur Solihin,S.Pd.i, Faidloturrofiah, Amd. Terima kasih atas doa dan motivasi yang tak henti diberikan sehingga terselesaikannya skripsi ini, penulis akan berusaha tidak mengecewakan kalian. Terima kasih dan tetap selalu menjadi penyemangat penulis. 9. Buat ponakan-ponakan ku Laras Azmil Abida, Patih Elkautsar Muhammad, Ravi Dara Jeeta, Muhammad Nazalul Fawadz, Asfa Ihdal Mafaza, Isna fadia Hayya, yang sudah mendukung dan menghibur penulis.
iv
10. Bapak Iwan selaku supervisi program di LKC yang telah banyak memberikan informasi, pengalaman, dan memberikan semangat sehingga terselesaikan skripsi ini. Maaf pak saya selalu merepotkan bapak 11. Ust Yazid selaku pembina Rohani pasien di LKC yang sudah meluangkan waktunya sehingga dapat terselesaikan skripsi ini. 12. Seluruh Staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah untuk referensi buku-bukunya. 13. Hamdani Jabir yang tak pernah bosan memberi semangat dan membantu penulis, selalu menjadi teman setia dalam suka dan duka, sehingga dapat terselesaikannya skipsi ini. Terima kasih atas semua doa dan motivasinya ya bby, semoga Allah membalas semua kebaikkan mu. Semoga kebersamaan kita akan indah pada waktunya, Aminn.... 14. Geng Kor (wiwin, vika, huwaida, dan Ilah) teman-teman seperjuangan ku, yang tak pernah henti memberi semangat untuk penulis. Semoga pertemanan kita terjalin sampai kakek nenek yaa...amiin 15. Untuk semua teman-teman ku seperjuangan di Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, khususnya angkatan 2007, terima kasih atas kebersamaannya, selama hampir 4 tahun lamanya kita berbagi satu sama lain, semoga kita sukses selalu, dan tetaplah menjadi teman-teman terbaik bagi penulis. 16. Teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
v
17. Yang terakhir gomawo buat opaa-oppaku Shinee, DBSK, Super Junior, dll, yang sudah membantu menghilangkan rasa penat dan stres dalam menyelesaikan skripsi ini. Saranghae oppa Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi keluarga besar Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada khususnya.
Jakarta, Mei 2011
Indah Chabibah
vi
DAFTAR ISI ABSTRAK . ........ i KATA PENGANTAR ........ ii DAFTAR ISI vi DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 6 1. Tujuan Penelitian ...... 6 2. Manfaat Penelitian 7 D. Tinjauan Pustaka 7 E. Metodologi penelitian .................................................... 9 1. Metode penelitian ...................................................... 9 2. Subjek dan objek penelitian .....................................13 3. Tempat dan waktu Penelitian...................................13 4. Teknik pengumpulan data ........................................14 5. Sumber data ..............................................................15 6. Teknik analisa data ...................................................15 7. Keabsahan data .......................................................16 8. Teknik penulisan data...............................................17 F. Sitematika Penulisan .......18
BAB II LANDASAN TEORI 20 A. Bimbingan Rohani ...................20 1. Pengertian Bimbingan Rohani ...20 2. Tujuan dan fungsi bimbingan rohani ........................ 24 3. Metode Bimbingan Rohani ........................................26 4. Bentuk Bimbingan .................................................... 29 B. Pengertian Pasien ............................................................ 31 1. Pengertian Pasien ...................................................... 31 vii
2. Kondisi Mental Kejiwaan Pasien .............................. 32 3. Terapi Keagamaan Bagi Pasien .................................33 C. Konsep Sehat dan Sakit .................................................. 34 1. Konsep Sehat .............................................................34 2. Konsep Sakit ............................................................. 36
BAB III GAMBARAN UMUM LAYANAN KESEHATAN CUMA- CUMA................................................................................... 43 A. Latar Belakang Berdirinya ........ 43 B. Perkembangan LKC 44 C. Visi Misi Tujuan LKC ... 46 D. Struktur Organisasi . 47 E. Program-program LKC . 48 1. Direct Program ................................................... 48 2. Indirect Program ................................................... 49 F. Sistem Kepesertaan LKC .... 49 G. Layanan Bimbingan Rohani Pasien ............................. 51 1. Visi, Misi dan Tujuan BRP .................................... 52 2. Karakteristik BRP .................................................. 53 3. Manfaat BRP bagi Pasein ....................................... 53 4. Syarat Pembina Rohani ............................................55
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA . 56 A. TEMUAN ....................................................................... 56 1. Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien di LKC ..56 2. Keadaan pasien sebelum sesudah mendapat BRP ......63 B. Analisis ........................................................................... 65 1. Analisis model kegiatan BRP di LKC ..................... 65 2. Analisis pasien sebelum sesudah mendapat BRP .....78
BAB V PENUTUP .. 85 A. Kesimpulan . 85 viii
B. Saran .. 86
DAFTAR PUSTAKA ....... 87 LAMPIRAN ........
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) merupakan lembaga non profit jejaring Dompet Dhuafa Republika khusus di bidang kesehatan yang melayani kaum dhuafa secara paripurna melalui pengelolaan dana sosial masyarakat (ZISWAF- Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf) dan dana sosial perusahaan. 1 LKC juga memiliki layanan rawat inap dan rawat jalan yang sudah berfungsi sebagai mana mestinya seperti Rumah Sakit. Setiap Rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan diwujudkan melalui upaya penyembuhan pasien (kuratif), pemulihan kesehatan pasien (rehabilitatif), yang ditunjang upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan gangguan kesehatan (preventif), secara menyeluruh (holistik) dengan pendekatan biopsikososiospiritual sebagaimana disebutkan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia(WHO). Terdapat kecenderungan pendekatan yang dilakukan pada pasien-pasien di Rumah Sakit tidak secara holistik, hanya ditujukan pada pendekatan fisik (biologis) semata dan melupakan pendekatan spiritual, padahal pendekatan spiritual (Rohani) merupakan pendekatan yang urgen, karena sebagai kebutuhan dan kewajiban. Dengan banyaknya Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan saat ini menyebabkan berbagai pelayanan memberikan service yang lebih memuaskan pelanggan, hal ini menyebabkan tingginya tariff rumah sakit yang
1 http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami yang di akses pada tanggal 12 maret 2011
2
tidak mampu ditanggung oleh masyarakat biasa. Tingginya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dan kurangnya perawatan yang diberikan pada rumah sakit menyebabkan LOS (leng of stay/lama tinggal di RS) menjadi semakin panjang sehingga banyak diantara penderita/keluarga merasa keberatan dengan biaya yang harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi hampir disemua bangsal perawatan. 2 Banyak Rumah Sakit yang memberikan pelayanan hanya kepada orang yang mampu atau kaya sedangkan banyak orang yang kurang mampu tidak mendapat pelayanan sebagaimana mestinya. Kebanyakan manusia cenderung menganggap bahwa cobaan atau ujian hidup terbatas pada hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti bencana alam,pailit/bangkrut, kesedihan, sakit, kecelakaan, atau hal-hal yang lazim disebut musibah. Paling tidak, nasihat untuk bersabar dan tabah menghadapi masalah- masalah yang dirasa menyakitkan. Terkadang tidak terlintas dalam benak kita bahwa nikmat berupa kesehatan,kekayaan, kesenangan, jabatan, dan kemewahan merupakan ujian serta cobaan, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: _ _. 1: ,.l l,. :l!, ,>' .. !.,l| `->. __ Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar- benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan(Q.S. Al anbiyaa : 35) 3
.
2 H. Nurul Kawakib, Urgensi Santunan Spiritual di Rumah Sakit, 2009 di akses dari http://nurulkawakibblog.blogspot.com/2009/04/urgensi-pendekatan-spiritual-di-rumah.html yang diunduh pada tanggal 15 februari 2011 pada pukul 09.00 3 Ali Yafie, dkk., Sakit menguatkan Iman(Jakarta : Gema Insani Press, 1996). Cet,ke-1, h.1.
3
Konsep Sakit, menurut Nani Maharany, S.Kep., Ners dari Departemen Keperawatan RS Al Islam, adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga orang tersebut mengalami gangguan aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial. Sakit dapat juga diterjemahkan sebagai sebuah keadaan penyimpangan dari status kesehatan yang mempunyai arti lebih luas dari sekadar penyakit. Pola penyembuhan pasien selama ini biasanya lebih fokus pada penanganan penyakit secara medis. Sementara itu, pendekatan proses tenaga medis (perawat) yang lebih mengarah pada kebutuhan dasar manusia masih belum banyak diterapkan. Padahal, pendekatan proses keperawatan adalah perawat sebagai pengganti pasien, perawat sebagai penolong pasien, dan perawat sebagai partner pasien. Pendek kata, perawat berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang ditanganinya. Diakuinya, memang belum ada standar baku pelayanan keperawatan yang berdasar pada keperawatan spiritual. Dengan demikian, perlu ada semacam buku petunjuk standar keperawatan spiritual, mengingat masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama. 4
Dan sebagai Seorang yang beriman, kita mempercayai bahwa dibalik sesuatu yang terjadi pada manusia pasti ada hikmahnya. Semua yang dialami dalam hidup ini adalah cobaan Allah swt, supaya manusia dapat membuktikan sikapnya dalam menghadapi segala macam ujian untuk mengendalikan dirinya. 5
4 H. Nurul Kawakib, Urgensi Santunan Spiritual di Rumah Sakit, 2009 di akses dari http://nurulkawakibblog.blogspot.com/2009/04/urgensi-pendekatan-spiritual-di-rumah.html yang diunduh pada tanggal 15 februari 2011 pada pukul 09.00 5 Ali Yafie, dkk., Sakit Menguatkan Iman (Jakarta : Gema Insani Press, 1996). Cet. Ke-1, h.1.
4
Dalam kerangka berfikir filsafat kehidupan ini, penulis melihat dan menyikapi keadaan sakit. Sakit adalah salah satu aspek kehidupan manusia. Bila manusia tidak memahaminya, ia akan menganggap sakit itu suatu derita. 6
Hampir setiap orang pernah sakit. Musibah yang satu ini memang dapat menimpa siapapun dan dimanapun. Ia tidak memandang perbedaan pangkat dan status sosial, bahkan tanpa mengenal ruang dan waktu. Datangnya pun bisa tiba- tiba. Kalau yang kebetulan sejenis penyakit ringan, mungkin tak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan kita. Malah sering kita lihat penyakit sebagai peristiwa alamiah yang bisa terjadi pada siapa saja. Tetapi jika yang datang itu penyakit berat,atau yang terasuk dalam stadium terminal,terkadang bisa menghilangkan harapan hidup bahkan tak jarang bisa menurunkan mental dan merontokkan iman kita dalam waktu sekejap. Islam tidak menginginkan orang sakit tanpa usaha, sebab Nabi telah bersabda bahwa setiap penyakit itu ada obatnya dan kita semua disuruh untuk berobat. Penyakit yang diderita seseorang tidak terlepas dari seluruh mata rantai kehidupannya, dan penyakit itu harus didudukkan dalam filsafat ujian. Penyakit adalah salah satu ujian Allah yang dianggap orang sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Pada waktu orang sakit imannya akan teruji, karena sakit itu seseuatu yang tidak menyenangkan, maka harus diterima dengan kesabaran. 7
Untuk menolong atau meredakan ketegangan jiwa dalam membantu proses
6 Ali Yafie, dkk., Sakit Menguatkan Iman (Jakarta : Gema Insani Press, 1996). Cet. Ke-1, h.1. 7 Ali Yafie, dkk., Sakit Menguatkan Iman (Jakarta : Gema Insani Press, 1996). Cet. Ke-1, h. 7
5
penyembuhan para pasien maka Bimbingan Rohani Pasien (BRP) hadir sebagai sarana pelengkap penyembuhan dan pelayanan para pasien di Rumah sakit. Bimbingan Rohani Pasien sebagai salah satu program layanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Lembaga pelayan masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa Republika yang di dalamnya terjadi proses Bimbingan dan pembinaan Rohani kepada pasien di Rumah sakit sebagai bentuk upaya kepada mereka yang mendapat ujian dari Allah swt. Lembaga ini juga mendirikan sebuah klinik yaitu Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Republika yang merupakan lembaga non profit pertama di Jabodetabek yang menyediakan pelayanan kesehatan gratis bagi kaum miskin. Antara lain LKC Cabang: Gerai Sehat, TB Center, Aksi Tanggap Bencana (SigaB), Aksi Layanan Sehat (ALS), Khitanan Massal (KhitMas), Operasi Massal (OpMas), Pembiayaan Pasien,Pos Sehat Mitra, Pondok Keluarga dan Masyarakat Sehat (PKMS), Penyuluhan Kesehatan, Medical Check Up, Bina Rohani Pasien (BRP), Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah. Bukan saja pelayanan secara medis tetapi juga pelayanan secara spiritual. 8 Di LKC ini memberikan layanan kesehatan secara gratis jadi layanan ini hanya diberikan kepada kaum dhuafa atau kurang mampu. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mencoba menelaah terhadap masalah tersebut dalam skripsi penulis yang diberi judul Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien (BRP) dalam membantu proses
8 Brosur LKC
6
kesembuhan pasien di LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa Ciputat. B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dari sekian banyaknya Layanan yang diberikan oleh Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat. Maka penulis hanya mengambil atas satu Layanan Bimbingan Rohani Pasien (BRP) yang diberikan kepada pasien di LKC. Bimbingan Rohani Pasien (BRP) merupakan salah satu dari program yang ada di LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa Ciputat. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien dalam membantu proses kesembuhan di LKC. C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan layanan Bimbingan Rohani Pasien dalam membantu proses kesembuhan pasien. Adapun tujuan secara khusus yaitu untuk mengetahui layanan-layanan BRP yang diberikan kepada pasien di LKC khususnya dalam membantu proses kesembuhan pasien.
7
2. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan di atas, maka manfaat dari penelitian ini yaitu: a. Manfaat akademis Dengan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya jurusan Bimbingan dan penyuluhan islam. Serta memberikan pengetahuan yang lebih tentang Bimbingan Rohani pasien yang ada di LKC. b. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan sebagai : - Sebagai bahan evaluasi dalam pelayanan program Bimbingan Rohani Pasien yang ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC). - Sebagai masukan bagi pengelolaan program Bimbingan Rohani Pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma(LKC). D. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa judul skripsi mahasiswa atau mahasiswi sebelumnya yang oleh penulis jadikan sebagai tinjauan pustaka. Namun perlu dipertegas perbedaan antara masing masing judul dan masalah yang dibahas, antara lain: 1. Rahmah Hidayah, NIM: 1030520286722, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul skripsi: Peranan Bimbingan Rohani Pasien Dompet Dhuafa Republika Dalam Meningkatkan Sikap Sabar Pasien di
8
Rumah Sakit Cengkareng Jakarta Barat. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang bagaimana peranan bimbingan rohani pasien dalam meningkatkan kesabaran pasien yang sedang mengalami sakit. Apakah Bimbingan Rohani pasien yang diberikan kepada sudah sesuai dengan harapan lembaga pelayan masyarakat yang mengadakan program bimbingan rohani pasien yaitu salah satunya meningkatkan kesabaran pasien. 2. Nur Hidayah, NIM : 102052025658, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul skripsi Peranan Bimbingan Rohani Pasien (BRP) Dompet Dhuafa dalam proses penyembuhan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang bagaimana bimbingan rohani pasien itu berperan dalam penyembuhan pasien Rumah Sakit Cengkareng Jakarta Barat. 3. Siti umayah, NIM : 105052001770, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,Pelaksanaan Bimbingan Rohani bagi pasien dan keluarga napza pada saat detoksifikasi di Rumah Sakit Muhammad Husni Thamrin Internasional Salemba Jakarta. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang pelaksanaan bimbingan rohani bagi pasien khusus narkoba. 4. Rika Nurhasanah, NIM: 102052025661, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam dalam menangani depresi bagi penderita kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
9
5. Galuh Yuni Utami,NIM: 105052001744, Jurusan Bmbingan Penyluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, pelaksanaan bimbingan rohani islam terhadap penderita skizofrenia di panti bina laras harapan sentosa 3 ceger jakarta Timur. Dari penelitian diatas yang membedakan dengan penelitian ini adalah tentang model, kalau diatas dijelaskan peranannya bimbingan rohani pasien yang telah diberikan apakah sudah berperan dengan baik atau belum. Sedangkan penelitian ini yaitu tentang model bimbingan yang diberikan kepada pasien dalam membantu proses kesembuhan di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma. E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan bagian yang sangat penting karena sangat menentukan sukses atau tidaknya suatu penelitian. Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data di dalam penelitian. Adapun bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan field research yaitu melakukan penelitian langsung dengan datang langsung ke Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy.J. Moleong, pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 9
Adapun langkah langkah dalam penelitian yang dilakukan adalah :
9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitan Kualitatif , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2007, h.4.
10
a. Pengamatan Awal Pengamatan awal bertujuan untuk melakukan penelitian singkat yang membantu untuk memahami keadaan program Layanan yang ada di LKC, sehingga dapat melakukan identifikasi masalah yang terdapat dalam salah satu program layanan di LKC. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan datang langsung ke LKC dan browsing di Home atau web LKC. 10
b. Mengidentifikasi Masalah Setelah dilakukan pengamatan awal untuk mengumpulkan informasi mengenai kondisi awal tentang program Layanan yg ada di LKC, maka langkah yang diambil selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah yang ada sehingga dapat menemukan permasalahan yang ada dalam program Layanan yang ada di LKC. Permasalahan yang muncul dan ingin diteliti adalah yaitu memusatkan perhatian pada salah satu program Layanan yang ada di LKC yaitu Layanan Bimbingan Rohani Pasien. Karena Layanan tersebut merupakan layanan penting selain layanan yang diberikan secara medis. 11
c. Permasalahan Setelah melakukan pengidentifikasian masalah yang akan diteliti, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan perumusan masalah yang
10 Metodologi penelitian, yang diakses di : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high& submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098- 16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00. 11 Metodologi penelitian, yang diakses di : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high& submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098- 16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00.
11
akan diteliti. Yaitu tentang model layanan Bimbingan Rohani Pasien yang ada di LKC dalam membantu proses kesembuhan pasien. d. Menetapkan Tujuan penelitian Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan penelitian ini memiliki arah dan sasaran yang jelas yang hendak dicapai dalam permasalahan yang dihadapi. Selain itu tujuan ini juga dimaksudkan untuk memberikan solusi bagi LKC dalam mengkoreksi program Layanan yang ada apakah sudah berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. 12
e. Menetapkan Batasan Masalah Dalam melakukan penelitian dalam memecahkan permasalahan yang ada diperlukan adanya batasan-batasan agar sasaran dan arah dari penyelesaian pemaslahan yang ada tidak menyimpang. Batasan-batasan masalah ini bertujuan agar dalam memecahkan masalah yang ada lebih akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian ini sehingga akan memberikan hasil yang sesuai yang akan diteliti. f. Studi Literatur Agar dapat mengenal permasalahan yang akan diteliti, dibutuhkan pengetahuan tambahan yang dapat diperoleh dari beberapa literatur sesuai dengan permaslahan yang ada. Dengan mempelajari teori-teori atau konsep-konsep yang dapat mendukung tugas akhir penelitian ini, maka
12 Metodologi penelitian, yang diakses di : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high& submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098- 16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00.
12
dapat membantu penulis untuk menganalisa permaslahan yang diteliti. Dan dapat mencari alternatif pemecahan permasalahan yang diteliti. 13
g. Melakukan pengumpulan data Langkah yang selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data yang dapat digunakan untuk penyelesaian masalah yang diteliti. Data-data yang dikumpulkan yaitu data-data primer dan data sekunder. yang diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. dan melakukan instrumen penelitian yaitu membuat pedoman wawancara. 14
h. Pengolahan Data Data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya kemudian diolah. Pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa langkah-langkah yaitu : a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan dengan proses layanan bimbingan rohani pasien bagi pasien yang ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC). b. Penyajian data, setelah data mengenai proses layanan bimbingan Rohani Pasien bagi pasien LKC serta hambatan-hambatannya diperoleh, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel dan lain sebagainya.
13 Metodologi penelitian, yang diakses di : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high& submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098- 16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00.
14 Metodologi penelitian, yang diakses di : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high& submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098- 16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00.
13
c. Penyimpulan atas apa yang disajikan, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan. 15
2. Subjek dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian ini ada tiga subjek yang ingin diteliti yang pertama yaitu kepala bidang atau ketua kegiatan Bimbingan Rohani Pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) selaku yang membuat konsep. Yang kedua yaitu petugas BRP yang melaksanakan layanan BRP. Yang ketiga adalah pasien selaku penerima layanan BRP. Sedangkan yang menjadi objek adalah layanan Bimbingan Rohani Pasien di LKC ciputat. 3. Tempat dan waktu penelitian Peneliti melakukan penelitian ini berlokasi di Layanan Kesehatan Cuma- Cuma Dompet Dhuafa Ciputat Jl. Ir. H. Djuanda No 34 Ciputat Mega Mal D 01, Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun alasan pemilihan lokasi itu didasari oleh pertimbangan sebagai berikut : Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti, bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk layanan Bimbingan Rohani Pasien yang ada di LKC sehinga mempermudah peneliti menganalisis data. Adapun waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2011.
15 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998. H.288
14
4. Pengumpulan Data Berdasarkan permasalahan penelitian dan data-data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Observasi yaitu aktifitas pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera. 16 Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara berkunjung atau datang langsung ke LKC ciputat untuk memperoleh sehingga data peneltian didapatkan. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)yang memeberikan jawaban atas pertanyaan itu. 17 Wawancara ditujukan pada pelaksana bimbingan rohani pasien untuk memperkuat dan pelengkap data pada penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan cara face to face atau berhadapan langsung, Dan dengan pasien yang rawat inap dan rawat jalan. c. Dokumentasi Data data yang diperoleh dari lapangan yaitu di LKC ciputat yang berhubungan dengan maslah penelitian, baik dari sumber, dokumen formal, buku-buku, artikel dan lain sebagainya.
16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT.Rieneka Cipta,1996), h. 145. 17 Moleong, Ibid, h. 186.
15
5. Sumber Data Sumber data adalah subjek utama dalam proses penelitian masalah diatas: Adapun sumber data dari penelitian ini adalah : a. Sumber data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari pembina Rohani Pasien di LKC. b. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, literatur, brosur dan artikel yang memiliki relevansi terhadap objek penelitian ini. 6. Teknik analisa data Yang dimaksud teknik analisa data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. 18
Menurut Bogdan & Biklen yang dikutip oleh Lexy J Moleong mengemukakan bahwa teknik analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi bahan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain. 19
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu dari data yang terkumpul kemudian dijabarkan dengan memberi interpretasi untuk kemudian diambil kesimpulan akhir.
18 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai(Jakarta: LP3ES),1995, cet ke-1. h. 263. 19 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 248.
16
Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan dengan proses layanan bimbingan rohani pasien bagi pasien yang ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC). b. Penyajian data, setelah data mengenai proses layanan bimbingan Rohani Pasien bagi pasien LKC serta hambatan-hambatannya diperoleh, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel dan lain sebagainya. c. Penyimpulan atas apa yang disajikan, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan. 20
7. Keabsahan Data a. Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik tringulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan; (a). membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya untuk mengetahui bimbingan merntal bagi gelandangan dan pengemis yang diberikan oleh PSBK tersebut. (b). membandingkan keadaan dan prespektif sesorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh klien yang menerima pelayanan dengan jawaban yang diberikan oleh pegawai atau peksos. (c). membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen
20 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998)
17
yang berkaitan dengan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaat dokumen dan data sebagai bahan perbandingan. 21
b. Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekungan pengamatan bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi-situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja. 22
c. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam hal ini ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman sesorang itu subjektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif. 23
8. Teknik Penulisan Data Dalam penulisan ini peneliti menggunakan teknik penulisan yang didasakan pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
21 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998). h. 330-331 22 Ibid, h. 329 23 Ibid, h. 341
18
F. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam lima BAB, adapun penyusunannya sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teoritis yaitu Pengertian Model, Pengertian Bimbingan Rohani, Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani, Pengertian Pasien, Konsep Sehat dan Sakit. BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG LKC DOMPET DHUAFA CIPUTAT Pada bab ini penulis mengemukakan akan membahas tentang gambaran umum objek penelitian yang terdiri dari : Latar belakang berdirinya, perkembangan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, visi misi dan tujuan, program-program Layanan Kesehatan Cuma- Cuma, Program Layanan Bimbingan Rohani Pasien. BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN
19
Pada bab ini berisi tentang temuan data yang terdiri dari : model layanan BRP yang diberikan kepada pasien di Layanan Kesehatan Cuma-cuma, Keadaan pasien sebelum dan sesudah mendapat Bimbingan Rohani pasien. BAB V PENUTUP Meliputi uraian kesimpulan dan saran
20
20
BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Rohani 1. Pengertian Bimbingaan Rohani Pengertian bimbingan diartikan berbeda-beda oleh para tokoh, oleh karena itu penulis ingin menguraikan istilah dari arti Bimbingan dan dari pendapat tokoh- tokoh tersebut. Istilah Bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti menunjukkan, menurut H.M. Arifin Bimbingan berarti menunjukkan atau memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang. 1
Menurut crow dan crow pengertian guidance yaitu bantuan yang diberikan kepada seseorang baik pria atau wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada individu dari setiap usia untuk menolongnya, mengemudikan kegiatan hidupnya, mengarahkan pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri, memikul bebannya sendiri. 2
Menurut Djumhur dan M. Surya, memberikan batasan mengenai pengertian Bimbingan, yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,
1 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama , Jakarta : PT. Golden Terayon Press,1998, Cet, ke-6, h-1 2 Djumhur dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah , Bandung: CV. Ilmu, 1975, h.25.
21
agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptence), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization), sesuai dengan potensi kemampuan dalam yang menyesuaikan dirinya baik dengan lingkungan keluarga maupun dengan masyarakat. Dan bantuan itu diberikan oleh orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut. 3
Menurut R.C Suhartian dan Bonar Simangunsong, Bimbingan adalah suatu bantuan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dalam menemukan kemampuan-kemampuan dari segi kehidupan masyarakat, agar demikian nantinya individu atau sekelompok individu lebih sukses dalam merencanakan rencana-rencana hidupnya. 4 Selanjutnya Suhartian dan Simangusong mengutip dari Bimo walgito, bahwa Bimbingan adalah Bantuan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam hidupnya, agar supaya individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. 5
Rohani berasal dari kata roh yang berarti 1) sesuatu (unsur) yang ada dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan): nyawa; jika sudah berpisah dari badan, berkahirlah kehidupan seseorang. Makhluk
3 Ibid, h.28 4 RI. Suhartin dan Bonar Simangunsong, Pembinaan Personil Melalui Bimbingan dan Penyuluhan , Jakarta ; Paneindo, 1989, h. 17. 5 Ibid, h.17.
22
hidup yang tidak berjasad, tetapi berpikiran dan berperasaan (malaikat, jin, setan, dsb). Semangat,spirit, kedamaian bagi seluruh warga sesuai dengan islam. 6
Dalam al-Quran dinyatakan bahwa ruh merupakan kesempurnaan dan kekuasaan terhadap penciptaan manusia supaya menjadikan manusia tunduk kepada Allah, dijelaskan dalam surah As-Shaad (38) ayat 72 : :| ..,. > . , _. _- `-1 .l _.>.. __ Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya". Dalam firman Allah yang lain, yakni dalam surah Al-Isra (17) ayat 85 : .l:`. _ s _l _ _l _. . _ !. .. _. l-l | ,l __ dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". Menurut firman tersebut dijelaskan bahwa sebagau manusia kita hanya diberikan sedikit informasi tentang masalah ruh, misalnya gejala-gejalanya. Dan selebihnya merupakan urusan Allah. Nabi SAW bersabda mengatakan : Ruh-ruh adalah himpunan yang terorganisasi, yang saling mengenal akan bergabung dan yang tidak saling mengenal akan saling berselisih. 7
Menurut Imam Al-Ghazali yang dikutip oleh Jamaluddin Kafie, roh mempunyai dua pengertian yaitu roh jasmani dan roh rohani. Yang dimaksud roh
6 KBBI , Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. Ke-4, ed. 3, h. 960. 7 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam , Jakarta : Kencana, 2004, h.58-59.
23
jasmani ialah zat halus yang berpusat di ruangan hati dan menjalar ke seluruh tubuh, karenanya manusia dapat bergerak (hidup) dan dapat merasakan perasaan serta dapat berfikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan. Sedangkan roh rohani ialah sebagian dari yang ghaib. Dengan roh ini manusia dapat mengenal dirinya sendiri dan mengenal tuhan serta menyadari keberadaan orang lain (berkepribadian dan berketuhanan), serta bertanggung jawab atas segala tingkah laku. 8
Sedangkan pengertian Rohani berasal dari bahasa arab yang berarti ruh sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia arti rohani adalah roh yang bertalian dengan yang tidak berbadan jasmaniah. 9
Imam Al Ghazali berpendapat bahwa roh itu mempunyai dua pengertian, yaitu roh jasmaniah dan roh rohaniah. Roh jasmaniah yaitu zat halus yang berpusat di ruangan hati dan menjalar keseluruh tubuh, karenanya manusia dapat bergerak (hidup) dan dapat merasakan berbagai perasaan serta dapat berfikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan. Sedangkan roh rohaniah adalah bagian dari yang ghaib. Dengan roh ini, manusia dapat mengenal dirinya sendiri dan mengenal Tuhan, serta bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Menurut kaum sufi, ruh adalah esensi kehidupan, ia bukan tubuh secara fisik atau otak dan fikiran serta ingatan. Ruh memiliki dunia yang berbeda yang berasal dari Tuhan dan seluruhnya milik Tuhan. 10
8 Jammaluddin Kaffie, Psikologi Dakwah , Surabaya: Indah, 1993, h. 15. 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, cet. Ke-1, h. 850. 10 Hakim Muinuddin, Penyembuhan Cara Sufi. Penerjemah Burhan Wira Subrata, Jakarta: Lentera, 1999, Cet. Ke-1, h. 42.
24
Dari beberapa teori di atas maka penulis memilih salah satu teori yang menjadi acuan yaitu dengan menggabungkan teori bimbingan djumhur dan teori rohani Imam Al-Ghazali maka pengertian Bimbingan Rohani pasien yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya (self understanding), mengenal dirinya sendiri dan mengenal tuhan serta menyadari keberadaan orang lain (berkepribadian dan berketuhanan), serta bertanggung jawab atas segala tingkah laku. Karena menurut penulis teori tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien. A. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani Pasien 1. Tujuan dan Fungsi a. Tujuan Bimbingan dan penyuluhan yaitu : 1) Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan 2) Untuk dapat menerima sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis. 3) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berabagai hal. 4) Untuk dapat mengarahkan diri sendiri. 5) Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. 11
Tujuan Bimbingan Rohani Islam menurut Ainur Rahim Faqih yakni:
11 Slamito, Bimbingan di Sekolah , Jakarta: Bina Aksara, 1998, h. 10-12.
25
1. Membantu klien untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi dan kesempatan yang ada. 2. Membantu proses sosialisasi dan sensivitas kepada kebutuhan orang lain. 3. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam maslah yang ada. 4. Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri. 5. Membantu di dalam memahami tingkah laku manusia. 6. Membantu klien untuk memperoleh kepuasan pribadi dan dalam penyesuaian diri secara maksimum. 7. Membantu klien untuk hidup didalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial. 12
b. Fungsi Bimbingan Rohani Pasien Kemudian menurut Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa ditinjau dari sifatnya layanan Bimbingan, dapat berfungsi : a. Fungsi preventif, layanan Bimbingan ini dapat berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
12 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam , Yogyakarta. UI Press, 2001,Cet. Ke-2, h. 54.
26
b. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu. c. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami individu. d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. 13
Pada dasarnya Bimbingan Rohani Islam merupakan aktualisasi teologi yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman sebagai makhluk sosial yang dilaksanakan secara teratur untuk membina dan mengarahkan manusia agar aqidahnya mantap, keyakinannya kokoh, bertambahnya taqwa kepada Allah SWT, taat melaksanakan ibadah dan memantapkan kesadaran beragama, sehingga dapat membawa seseorang menjadi lebih tenang dalam menghadapi permasalahan dan jauh dari rasa cemas. B. Metode Bimbingan Rohani Menurut H.M.Arifin, metode Bimbingan Rohani Islam yakni:
13 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah , Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 26-27.
27
a. Wawancara, salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapata dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan klien pada saat tertentu yanmemerlukan bantuan. 14
b. Metode Group Guidance (bimbingan secara berkelompok), yakni cara pengngkapan jiwa/batin oeh klien serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok seperti ceramah, diskusi, seminar,simposium, atau dinamika kelompok (group dynamics), dan sebagainya. c. Metode Non Direktif (cara yang tidak mengarahkan), metode ini mempunyai dua macam yakni : - Client Centered, yaitu cara pengungkapan tekanan batin yang dirasakan menjadi penghambat klien dengan sistem pancingan yang berupa satu dua pertanyaan yang terarah. - Metode edukatif, yaitu cara pengungkapan tekanan perasaan yang menghambat perkembangan belajar dengan mengorek sampai tuntas perasaan/sumber perasaan yang menyebabkan hambatan dan ketegangan. d. Metode Psikoanalisa (penganalisaan jiwa), metode ini untuk memperoleh data-data tentang jiwa tertekan bagi penyembuhan jiwa klien tersebut. 15
e. Metode Direktif (metode yang bersifat mengarahkan), metode ini bersifat mengarahkan kepada klien untuk berusaha mengatasi kesulitan (problema) yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada klien ialah dengan memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang menjadi sebab kesulitan yang dihadapi/dialami klien.
14 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama , Jakarta : PT. Golden Terayon Press,1998, Cet, ke-6, h. 44-50. 15 Ibid.
28
f. Metode lainnya, seperti metode sosiometri yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mengetahui kedudukan klien dalam kelompok. 16
Ada pula metode-metode lain dalam Bimbingan Rohani yakni : a. Metode AudioVisual b. Metode dzikir, dzikir hanya akan memiliki nilai bila dilakukan sesuai petunjuk Allah Swt dan Rasul-Nya, dzikrullah artinya mengingat Allah SWT,mengingat sesuatu berarti menunjukkan hubungan hati dengan yang diingat, ingatan ini berpusat di hati, akal dan lisan adalah alat bantu bagi ingatan kita, adapun dzikirnya seperti ; Takbir, Tahmid dan Tasbih. 17
c. Sholat d. Puasa, menurut Al-Mawardi, selain mengatasi berbagai penyakit, puasa juga melatih rohani atau jiwa manusia agar menjadi lebih baik. Temuan terakhir kedokteran jiwa membuktikan bahwa puasa dapat meningkatkan derajat perasaan atau Emotional Quaetion (EQ) manusia. 18
Secara psikologis manusia tidak hanya diukur atau dinilai dari kecerdasan atau Intelejent Quaetion (IQ)nya tetapi juga diukur dari EQnya. EQ berpengaruh dalam pembentukan sifat-sifat seseorang anatara lain : sifat dermawan, santun, sabar, rela berkorban, kasih sayang, dan rasa kepedulian. 19
16 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama , Jakarta : PT. Golden Terayon Press,1998, Cet, ke-6,h.44-50. 17 Lembaran Dakwah Keluarga Marhamah, Menangis Mengingat Allah Swt. Edisi 460, h. 2. 18 Al-Mawardi, Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kedokteran, Jakarta: PT. Prima, 2001, Cet. Ke-2, h.149. 19 Al-Mawardi, Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kedokteran, Jakarta: PT. Prima, 2001, Cet. Ke-2, h.149.
29
Seandainya IQ berpengaruh pada bertambahnya rasa percaya diri dan meningkatnya daya ingat serta daya nalar seseorang. Dari segi kesehatan mental puasa erat kaitannya dengan kemampuan mengendalikan diri, puasa merupakan wahana penempatan mental sehingga ujian dan cobaan serta sikap menghadapi perjuangan dan pengorbanan yang lebih berat. Puasa dapat melatih kedisiplinan dalam mengendalikan diri dari amarah, nafsu ingin berkuasa, sikap berlebihan dan dari sikap merasa paling benar. 20
Metode Commulative Records, yaitu segala fakta yang diperoeh dari klien dicatat secara teratur dan rapih didalam buku catatan untuk klien yang bersangkutan serta disimpan baik-baik sebagai file (dokumen penting),pada saat dituntaskan, catatan pribadi tersebut dianalisa dan diidentifikasi untuk bahan pertimbangan tentang metode apa yang lebih tepat bagi bantuan yang harus diberikan kepadanya. 21
2. Bentuk Bimbingan Bentuk-bentuk Bimbingan antara lain : 1. Layanan orientasi 2. Layanan informasi 3. Layanan penempatan dan penyaluran 4. Layanan Bimbingan Belajar 5. Layanan Konseling Perseorangan 6. Layanan Bimbingan Kelompok
20 Ibid. h. 149. 21 Al-Mawardi, Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kedokteran, Jakarta: PT. Prima, 2001, Cet. Ke-2, h.149.
30
7. Layanan Konseling Kelompok. 22
Adapun bentuk-bentuk Bimbingan Islam antara lain: 1. Bimbingan dan penyuluhan jabatan (Vocational) Bentuk ini berkenaan dengan maslaah jabatan atau kekayaan yang perlu dipilih oleh individu, sesuai dengan kemampuan dan bakat- bakat masing-masing untuk masa sekarang maupun masa mendatang. 2. Bimbingan Penyuluhan Bidang Pendidikan (Sducational Guidance dan Counseling) Bentuk bimbingan Islam ini menyangkut tentang tentang pengambilan keputusan mengenai lapangan studi yang akan dipilih, yang berkaitan dengan kurikulum di sekolah dan perguruan Tinggi, serta fasilitas pendidikan lainnya. 3. Bimbingan dan Penyuluhan Keagamaan (Religius Counseling) Bentuk bimbingan ini diberikan seseorang yang bersifat keagamaan, seperti melalui keimanan (keyakinan) menurut Islam, yang bertujuan membantu memecahkan problematika terbimbing dalam bidang keagamaan. Bimbingan ini bersifat keagamaan, sebab menggunakan metode pendekatan keagamaan dalam memberikan bimbingan rohaninya. 23
Terbimbing tersadarkan melalui suatu hubungan sebab akibat dalam rangkaian problem yang dihadapi. Selain itu, sisi
22 ibid 23 ibid
31
kejiwaannya disentuh dengan nilai-nilai keimanan yang mengisi kekosongan spiritual dalam dirinya. 24
C. Pengertian Pasien 1. Pengertian pasien Kata pasien berasal dari kata bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari Bahasa Inggris. Patient diturunkan dari Bahasa latin yaitu patient yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya menderita. 25
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah orang sakit: yang dirawat oleh dokter; penderita sakit. 26 Pasien adalah Orang sakit, penderita (sakit), baik itu yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun yang tidak. Dan seseorang dikatakan sakit apabila orang itu tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau kejiwaannya yang tertanggu. 27
Beberapa pengertian pasien, diantaranya : a. Menurut Christine Brooker dalam bukunya Kamus Saku Perawat: 1) Pasien adalah penderita penyakit mendapatkan pengamanan medis dan/atau asuhan keperawatan. 2) Klien yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. 28
24 ibid 25 http://wikipedia.org.id/2009/0116/index. html, pada tanggal 12 maret 2011 jam 14.00. 26 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, h. 834. 27 Dadang Hawari, Pelatihan Relawan Bimbingan Rohani Pasien, Sawangan: Dompet Dhuafa Republika, tanggal, 9 juli 2003. 28 Christine Brooker, Kamus Saku Keperawatan, Jakarta :EGC, 2001, h. 309.
32
b. Menurut Barbara F. Weller dalam buku Kamus Saku Perawat, pasien adalah orang yang sakit atau yang menjalani pengobatan karena menderita penyakit. 29
2. Kondisi mental (kejiwaan) pasien Ketika pasien sedang menghadapi, merasakan penyakit yang sedang di deritanya, maka pada saat itu pula mentalnya terganggu. Karena badan dan jiwa saling mempengaruhi. Pengaruh emosi yang ada dalam kehidupan seseorang sangat berpengaruh pada kondisi kejiwaan (mental) sekaligus agar menjaga kesehatan badannya. Dengan demikian, semakin jelas bahwa setiap orang yang menderita sakit (pasien) maka gangguan mentalnya yang ada pada dirinya cenderung dipengaruhi kondisi fisik dan psikisnya masing-masing. Bila kondisi fisik dan psikisnya pun cenderung sedikit. Akan tetapi, seandaimya kondisi fisik dan psikisnya kurang baik maka gangguan mental yang dideritanya cenderung lebih berat. 30 Selain kedua kemungkinan itu, ada faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan mental (kejiwaan) terhadap pasien, antara lain sebagai berikut: a. Usia, semakin tua seseorang maka pasien cenderung respek dengan kegiatan Bimbingan Rohani. b. Pendidikan, jika dilihat dari faktor ini tingkatan pendidikan seseorang terlepas. Ia mempunyai pendidikan agama ataupun tidak melibat ke arah itu.
29 Barbara F. Weller, Kamus Saku Perawat, Jakarta: EGC,2005, h. 508. 30 Dadang Hawari, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa , Jakarta: Dana Bhakti Prisma Yasa, 1996, h.133.
33
c. Ekonomi, disamping pasien sedang menghadapi penyakitpun harus juga memikirkan tentang biaya yang akan ditanggung selama ia dirawat di Rumah Sakit. Setelah mengamati sebab-sebab terjadinya gangguan mental yang terjadi pada pasien, telah di dominasi oleh causa psikis, dan permasalahan yang ada pada diri pasien adalah karena masalah emosi yang ada pada diri mereka. 31
3. Terapi Keagamaan Bagi Pasien Terapi adalah suatu cara pengobatan yang dilakukan dokter kepada pasien. Sedangkan yang dimaksud penulis disini adalah terapi pasien melalui pendekatan keagamaan. Terapi keagamaan menurut Dadang Hawari adalah suatu proses penyadaran terhadap objek atau pasien diantaranya sebagai berikut : a. Proses penyadaran melalui taubatan nasuha b. Menyalurkan pasien melalui doktrin optimisme, memberikan nasihat-nasihat misalnya: Tuhan Maha Pengampun, hidup ini hanya sementara. c. Pemberian motivasi yang tidak terlepas dari nilai-nilai spiritual dan ritual. 32
d. Proses aksi atau tindakan yang dilakukan baik dari aspek kognitif yaitu dengan pemberian materi Al-Quran dan Hadits , Rukun Iman dan Islam, Akhlaq, Tauhid dan Islamologis. Selanjutnya aspek
31 ibid 32 Dadang Hawari, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa ,Jakarta: Dana Bhakti Prisma Yasa, 1996, h. 133
34
psikomotor, yaitu pelaksanaan sholat fardhu, sunnah, dzikir, doa, puasa dan sebagainya. Setelah itu akan terlihat aspek afektif yaitu kesabaran, kejujuran, kepatuhan, kedisiplinan dan amanah. 33
D. Konsep Sehat dan Sakit 1. Konsep Sehat Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994): 1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. 2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. 3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. 34
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
33 Dadang Hawari, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa , Jakarta: Dana Bhakti Prisma Yasa, 1996, h. 133. 34 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00.
35
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal(lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya. 35
Dalam pengertian lain Sehat adalah suatu keadaan sejahtera (sempurna) fisik, mental, dan sosial, tidak terbatas pada bebas dari penyakit dan kelemahan saja. Health is defined as a state of complete physical, mental, and social well being and not marely absence of disease and infirmity.
Yang dimaksud dengan kesehatan ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan,rohani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit cacat, dan kelemahan (UU RI No. 9/1960). 36
Sehat adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologis, dan sosial, tetapi sehat dalam arti spiritual / agama. (Empat dimensi sehat : bio psiko sosio spiritual ) (WHO, 1984). Seseorang dikatakan sehat apabila ia memiliki tubuh jasmaniah yang sehat, tidak berpenyakit, gizi yang baik, psike (mental) rukhaniyah yang tenang, tidak gelisah, mempunyai kedudukan sosial yang baik, mempunyai kehidupan dan rumah berlindung, serta dihargai sebagai manusia. 37 Kesehatan adalah keadaan
35 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 36 Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008. H.2-6. 37 Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008. H.2-6.
36
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 38
2. Konsep Sakit Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. 39
Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalani operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik. Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan. Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping. 40
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit 1. Faktor Internal a. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderita sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan. Akan tetapi persepsi seperti
38 ibid 39 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 40 Ibid
37
itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan. b. Asal atau Jenis penyakit Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan. Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama (>6 bulan)sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada. 41
Syariat Islam membagi tipikal orang sakit menjadi tiga tipe atau tiga bagian : 1. Orang yang sakit ringan 2. Orang sakit Keras 3. Orang yang dalam sakaratul maut Dari tiga tipe tersebut yang pertama dan kedua yang umumnya ada di rumah sakit manapun, sedangkan tipe ketiga tak banyak terjadi dirumah sakit kecuali Allah menakdirkan kita menanganinya dan kalaupun terjadi sangat jarang sekali. 42
1. Orang yang sakit ringan umumnya memiliki masalah serius dalam komunikasi karena indra pendengaran penglihatan, dan pengucapan tak
41 Ibid 42 Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008.h.6
38
memiliki masalah. Akan tetapi kondisi psikis dan sifat dasar alami pasien menjadi faktor kedua dalam proses konseling. 2. Adapun tipe sakit keras./ tipe kedua umumnya pasien kondisi kritis umumnya berada di ICU, pasien pasca operasi dan pasien yang divonis dengan penyakit menahun (TBC, tumor, kanker.dll ). Pada pasien tipe kedua, jangan dulu berharap menjalin komunikasi langsung dan aktif pada pertemuan pertama kali, hubungan yang intens dan berkelanjutan menjadi kunci dalam proses konseling tipe kedua. 3. Pasien fase atau tipe ketiga, penanganan pasien haruslah sesuai dengan syariat islam, proses talqin harus tetap diupayakan seiring bantuan CPR, kejut listrik, tidak mengganggu proses talqin untuk pasien. 43
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan dan Tindakan Kesehatan 1. Faktor Internal 1. Tahap Perkembangan Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. 44
Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (perawat) harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat melakukan perncanaan tindakan.Contohnya: secara umum seorang anak belum mampu untuk mengenal
43 Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008.h.6 44 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00.
39
keseriusan penyakit sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan atau mengembangkan perilaku pencegahan penyakit.. 2. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit latar Belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan sendirinya. 45
3. Persepsi tentang fungsi Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya.Contoh, seseorang dengan kondisi jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya, keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing- masing orang cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya. Untuk itulah perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, baik data subjektif yiatutentang cara klien merasakan fungsi fisiknya (tingkat keletihan, sesak napas, ataunyeri), juga data objektif yang aktual (seperti, tekanan darah, tinggi badan,
45 Ibid
40
dan bunyiparu). Informasi ini memungkinkan perawat merencanakan dan mengimplementasikan perawatan klien secara lebih berhasil. 46
4. Faktor Emosi Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai responsemosional yang kecil selama ia sakit. Seorang individu yang tidak mampu melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit mungkin akan menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan. 47
Contoh: seseorang dengan napas yang terengah-engah dan sering batuk mungkin akan menyalahkan cuaca dingin jika ia secaraemosional tidak dapat menerima kemungkinan menderita penyakit saluran pernapasan. Banyak orang yang memiliki reaksi emosional yang berlebihan, yang berlawanan dengan kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang resiko menderita kanker dan akan menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari pengobatan.Ada beberapa penyakit lain yang dapat lebih diterima secara emosional, sehingga mereka akan mengakui gejala penyakit yang dialaminya dan mau mencari pengobatan yang tepat. 48
5. Spiritual
46 Ibid 47 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat, pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 48 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat, pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00.
41
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atauteman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas. 49
Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh. Pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara spiritual. Ada beberapa agama yang melarang penggunaan bentuk tindakan pengobatan tertentu,sehingga perawat hams memahami dimensi spiritual klien sehingga mereka dapat dilibatkan secara efektif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. 2. Faktor Eksternal a. Praktik di Keluarga Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya. Misalnya: Jika seorang anak bersikap bahwa setiap virus dan penyakit dapat berpotensi mejadi penyakit berat dan mereka segera mencari pengobatan, maka bisasnya anak tersebut akan malakukan hal yang sama ketika mereka dewasa. Klien juga
49 ibid
42
kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajakorang tuanya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama. 50
b. Faktor Sosio ekonomi Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya. Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja. Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompoksosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya. c. Latar Belakang Budaya Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi. Untuk perawat belum menyadari pola budaya yang berhubungan dengan perilaku dan bahasa yang digunakan. 51
50 ibid 51 Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat , pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00.
43
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG LAYANAN KESEHATAN CUMA- CUMA
A. Latar Belakang Berdirinya
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet dhuafa Republika merupakan lembaga non profit pertama di Jabodetabek (Jakarta-Depok-Bogor- Tangerang-Bekasi) yang menyediakan pelayanan kesehatan gratis bagi kaum miskin yang didirikan pada tanggal 6 November 2001 dan diresmikan oleh wakil Presiden RI Bapak DR. Hamzah Haz. Pelayanan diberikan secara paripurna melalui klinik gratis di Ciputat-Tangerang dan Bekasi serta pelayanan kesehatan keliling di daerah kumuh. Seluruh pelayanan diberikan dalam sistem kepesertaan (membership). 1 Hingga saat ini, member yang terdaftar berjumlah 14.250 kepala keluarga miskin dengan jumlah populasi 71.250 jiwa yang telah mendapatkan manfaat Layanan Kesehatan Cuma-Cuma dengan memanfaatkan dana sebesar 6,5 Milyar setiap bulannya. Selain itu LKC juga membantu kesehatan ribuan jiwa korban bencan alam dan konflik, seperti banjir nasional 2002 dan 2007, konflik Ambon, bencana tanah longsor Bandung dan bencana tsunami Aceh dan gempa Nias. Serta tsunami Yogya dan Pangandaran, longsor di kabupaten Karanganyar,banjir di Jawa Tengah dan Jawa Timur awal tahun 2008, dan Gempa Padang Sumatra Barat.
1 Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00.
44
LKC merupakan alternatif solusi atas permasalahan kaum miskin. 2 Dasar pemikirannya adalah memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. LKC telah berevolusi menjadi sebuah model yang melibatkan partisipasi aktif seluruh masyarakat. Gambarannya, kaum miskin dapat berobat gratis sementara pembiayaan kesehatannya didanai oleh seluruh elemen masyarakat, mulai dari individu sampai perusahaan. Selain dana, masyarakat juga membantu dari berbagai sisi, seperti tenaga dengan menjadi relawan LKC. Dengan model ini, besar biaya kesehatan per keluarga miskin yang ditanggung pun menjadi murah. Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) merupakan lembaga non profit jejaring Dompet Dhuafa Republika khusus di bidang kesehatan yang melayani kaum dhuafa secara paripurna melalui pengelolaan dana sosial masyarakat (ZISWAF- Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf) dan dana sosial perusahaan. 3
B. Perkembangan LKC Pada tahun 2001, LKC diresmikan oleh Bapak Wapres Hamzah Haz. LKC lahir sebagai kepedulian Dompet Dhuafa dalam membantu dhuafa dengan mengelola dana ZISWAF. LKC memeberikan layanan rawat jalan umum, gigi, spesialis, KIA, rawat inap, pendampingan rujukan, persalinan dan kegiatan aksi layan sehat. LKC turut membantu korban banjir besar di Jabodetabek pada Februari 2002.
2 Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00. 3 Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00. 45
Memasuki tahun 2003 LKC bekerjasama dengan RSPP mendirikan Gerai Sehat Cipulir (GSC). Di tahun 2004 LKC juga bekerja sama dengan P&G dan Yayasan Bani Saleh Bekasi untuk mendirikan Gerai Sehat Bekasi (GSB). Di tahun yang sama, LKC mengadakan seminar penanganan kanker payudara. LKC membantu korban tsunami aceh dan gempa di Nias. LKC bekerjasama dengan EMOI untuk program recovery kesehatan di Aceh Utara. LKC mengadakan seminar penanganan gizi buruk. LKC bekerja sama dengan GF ATM untuk program ekspansi DOTS TB di LKC dan GSB pada tahun 2005 sampai dengan sekarang. 4
Selanjutnya pada 2006 LKCmembina daerah binaan dengan pendekatan promotif preventif berupa pendampingan posyandu. LKC bekerjasama dengan EMOI untuk program Community development di Bojinegoro. LKC mersmikan TB center LKC di Ciputat dan Bekasi. LKC memberikan buku 5 tahun LKC. LKC mendapat pimpinan baru. LKC mendapat Eramuslim Award.LKC bekerja sama dengan PPA pedul untuk ALS daerah kumis. LKC paembang berdiri. LKC membantu korban banjir di Jabodetabek, Aceh Tamiang dan Daerah Lainnya. LKC mengadakan bikes Againts TB untuk mengkapanyekan pengobatan TB. LKC mengadakan temu kader posyandu daerah binaan LKC. LKC turut membidangi konsep lahirnya Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa September 2007.
4 Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00. 46
Tahun 2008, LKC menyelenggarakan pelatihan Peningkatan Kinerja Organisasi (PKOPO) di 11 Puskesmas serta pembangunan Polindes/Pustu/PKM di 26 titik dalam rangka recovery pasca banjir di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Disamping itu LKC mendirikan LKC cabang di Makasar serta menggagas untuk merelokasi pelayanan medik LKC di Rumah Sehat Terpadu, konsep rumah sakit dengan pelayanan terpadu untuk penyembuhan pasien secara paripurna yang direncanakan bergabung di Zona Madina Dompet Dhuafa di Parung-Bogor. 5
Dompet Dhuafa Republika diresmikan tanggal 2 Juli 1993 dan menjadi lembaga sosial sesuai Akta Notaris No 41 tanggal 14 September 1994 oleh H. Abu Jusuf, SH, Notaris Jakarta. Pada Tahun 2000, Eri Sudewo, perintis Dompet Dhuafa republika dan dr. Piprim Yanuarso SpA membuat konsep layanan kesehatan gratis untuk kaum dhuafa, bulan September 2001 perijinan teknis ke Departemen Kesehatan RI. 17 Oktober 2001, LKC mulai menerima pasien dhuafa, 3 November 2001, LKC mengundang sejumlah masyarakat sekitar Ciputat untuk doa bersama, 6 November 2001, LKC diresmikan oleh Wakil Presiden RI Hamzah Haz. 6
C. Visi, Misi dan Tujuan 1. Visi Menjadi institusi yang mampu mengembangkan program pelayanan kesehatan secara profesional bagi dhuafa di Indonesia pada tahun 2012. 7
5 Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00. 6 Dompet Dhuafa Republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2010, h.5. 7 Dompet Dhuafa Republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2010, h.4. 47
2. Misi a. Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) b. Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) c. Mengembangkan kemitraan dengan sesama jejaring Dompet Dhuafa (DD) dan di luar jejaring DD, baik Nasional maupun Internasional d. Mengembangkan metode pemberdayaan yang berbasis komunitas kesehatan dan menganut pendekatan promotif-kuratif secara holistik. 8
D. Struktur Organisasi Tabel struktur organisasi di LKC 9
8 ibid 9 Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00.
48
STRATEGI LKC 1.Menyiapkan akreditasi lembaga 2.Menyiapkan pendirian rumah sakit terpadu sebagai pelayanan tingkat lanjutan 3.Mengembangkan jaringan cabang LKC di dalam dan luar Jabodetabek 4.Mengembangan pelayanan promotif 5.Bermitra dengan Pemerintah dan swasta, NGO nasional dan internasional dalam program??? kesehatan masyarakat 6.Melakukan program pemberdayaan masyarakat berbasis bidang kesehatan. 7.Meningkatan penghimpunan dana melalui kerjasama program. 8.Membentuk karyawan yang berkarakter social entrepreneur NILAI-NILAI LKC 1. Disiplin 2. Profesionalisme 3. Kejujuran 4. Musyawarah 5. Kerjasama 10
E. Program Program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Ciputat Untuk mengimplementasikan visi dan misinya, Layanan Kesehatan Cuma- Cuma (LKC) menjalankan berbagai macam program unggulan yang strategis, efektif, efisien, dan terukur. Didukung dengan pengelolaan lembaga yang
10 http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami yang diakses pada tanggal 10 April 2011 49
akuntabel dan profesional, dan terfokus pada pelayanan sosial yang bersifat nirlaba, LKC terus tumbuh dengan mendapat kepercayaan tinggi dari para donatur. 11
LKC membagi programnya dalam dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah Direct Program. Program ini bersifat langsung, dimana aksi yang dilakukan oleh LKC akan dirasakan seketika itu juga oleh para penerima manfaat. Pendekatan yang kedua adalah Indirect Program dimana LKC berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya kepada para penerima manfaat melalui peningkatansoft skill. Dari sini diharapkan, kualitas dan profesionalisme pelaksana program (sumber daya manusia) menjadi lebih baik. Selain itu, dalam indirect program tercakup pula pengembangan dan pembangunan fisik sarana kesehatan. Secara garis besar, berikut penjabaran program kegiatan LKC: A.Direct Program 1. LKC Cabang: Gerai Sehat, TB Center, Aksi Tanggap Bencana (SigaB) 2. AksiLayanan Sehat (ALS) 3. Khitanan Massal (KhitMas) 4. Operasi Massal (OpMas) 5. Pembiayaan Pasien 6. Pos Sehat Mitra 7. Pondok Keluarga dan Masyarakat Sehat (PKMS) 8. Penyuluhan Kesehatan
11 Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal 22 februari 2011, pukul 10.00.
50
9. Medical Check Up 10. Bina Rohani Pasien (BRP) 11. Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah B.Indirect Program 1. Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kader TB Dots, Pusat Informasi TB Masyarakat (PIT Mas), Manajemen Laktasi, dan Peningkatan Kinerja Organisasi melalui Pembelajaran Organisasi (PKOPO) 2. Program Konsultan Pendampingan Sarana Kesehatan 3. Program Pembangunan Sarana Kesehatan. 12
F. Sistem kepesertaan LKC Untuk menjaga amanah para donatur, LKC menggunakan sistem kepesertaan dimana calon peserta mendaftar langsung ke LKC dengan mengisi formulir dan menyerahkan fotokopi KTP, fotokopi Kartu Keluarga dan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dari kelurahan. Tim survey LKC akan memverifikasi langsung untuk memastikan calon peserta tersebut benar-benar dhuafa. Jika disetujui peserta akan memperoleh kartu peserta yang berlaku selama setahun. Apabila masa berlakunya habis, maka Tim Survey kembali memverifikasi langsung. Jika masih kategori dhuafa, maka kartu tersebut akan diperpanjanguntuk jangka waktu 1 tahun berikutnya. 13
Yaa jadi di LKC itu harus jadi member dulu, yang pertama adalah Mengajukan berkas ,diterima, diverifikasi, kemudian survey ketika disurvey sudah layak, dan dalam survey kami sangat ketat yaa, kadang
12 ibid 13 LKC Dompet Dhuafa republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2008, h. 9. 51
ketika hari pertama kita dateng yang punya motor, tivi pada diumpetin, terus kemudian kita survey yang kedua tiba tiba ada motor atau tivi makanya kita lakukan survey sampai 8 kali lebih dilakukan secara mendadak, karena orang yang lantainya ubin, punya sepeda itu tidak layak untuk menjadi member llkc, karena lkc ini kan benar-benar di desain khusus untuk kaum dhuafa, karena setiap member itu dapet kartu, 1 kartu itu untuk satu keluarga kalau sudah diterima kemudian di foollow up dan bisa mendapat layanan yang ada. 14
Menurut mukhtar, LKC dalam melakukan survey melakukan tiga kriteria: a. Tingkat kedhuafaan, yang nilainya atau bobotnya mencapai 58 persen. dengan poin 51 saja dia sudah bisa masuk menjadi member. Jika dia full dhuafa, tanpa dia sakit pun sudah bisa jadi member. b. Kondisi kesehatan. Artinya apabila dia dalam kondisi sakit atau tidak atau jika ada ibu hamil, kehamilannya itu dalam resiko tinggi atau tidak. c. Indikator pelaku. disini kita lihat ada atau tidaknya pelaku menyimpang seperti pelacuran, minum minuman keras, narkoba, berjudi, ujar mukhtar seraya membenarkan indikator ini terkait dengan gaya hidup seseorang. ya kalau gaya hidupnya minum-minuman, berjudi seperti itu kita bisa anulir jadi member. 15
A. Bimbingan Rohani Pasien Merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan bio-Psyco-Socio-Spritual, yang komprehensif, karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual needs, Dadang Hawari, 1999 ).
14 Wawancara pribadi dengan pak iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00 15 LKC Dompet Dhuafa, Asy Syifa No. 002 edisi ulang Tahun 2010, h. 30 52
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama ( spiritual ) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984). Untuk itu pada 2003 Dompet Dhuafa Republika mulai mengadakan kegiatan pelayanan Bimbingan Rohani Pasien di Rumah Sakit, sebagai langkah kongkrit untuk membantu pasien dalam proses penyembuhannya. 16
Bimbingan Rohani Pasien Adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di Rumah Sakit sebagai bentuk upaya kepedulian kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Allah SWT. Dalam kegiatan tersebut bagaimana seorang relawan dapat memberikan ketenangan, kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan senantiasa memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakkal dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai Hamba Allah. 17
Bimbingan Rohani Pasien adalah salah satu aktivitas yang dilakukan untuk memberikan motivasi dorongan kepada pasien yang sedang mengalami sakit dengan tujuan agar lebih baik dan tidak berputus asa terhadap sakit yang dideritanya. 18
1. Visi, Misi, dan Tujuan VISI Menjadi program yang humanis dan mampu Meningkatkan kualitas Kesembuhaan Pasien Melalui Layanan Spiritual
16 LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada http://www.lpm- dd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=BRP&id=62, pada tanggal 12 April, pukul 13.00. 17 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat-Kiat dalam Menghadapi dan Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit , Ciputat 2010. 18 Wawancara pribadi dengan pak iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00 53
MISI Melakukan aktifitas pembinaan dan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan spiritual dan faktor religiusitas terhadap pola hidup dan kesehatan masyarakat. 19
Tujuan : a. Mensyiarkan Dakwah Islam yang Rohmatan lilalamin. b. Sebagai bentuk kepedulian yang sehat terhadap si sakit c. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga agar tetap bersabar dan berdoa. d. Memberikan bimbingan kepada pasien dalam menghadapi musibah dan ujian e. Memberikan dorongan kepada pasien agar tidak putus asa f. Membimbing perasaan si pasien agar tetap tenang g. Mengingatkan Pasien untuk berbaik sangka pada Allah SWT Memberikan Pelayanan Rohani bagi Pasien. h. Penguatan psikologi pasien, dengan pemberdayaan mental dengan rawatan rohani menyeluruh. 20
i. Image Positif baik untuk lembaga maupun rumah sakit. 21
2. Karakteristik Bimbingan Rohani Pasien
19 LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada http://www.lpm- dd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=BRP&id=62, pada tanggal 12 April, pukul 13.00.
20 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h.5 21 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat-Kiat dalam Menghadapi dan Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit 54
a. Program yang berdimensi sosial dan langsung menyentuh aspek emosional individu. b. Ruang lingkup operasional kegiatan ini adalah rumah sakit dan masyarakat. c. Tingkat mobilitas tinggi karena memiliki SDM yang muda dan energik. d. Keterlibatan masyarakat dari berbagai kalangan melalui program kerelawanan. e. Layanan holistik yang diberikan tidak hanya kepada mustahik tapi juga muzakki. 22
3. Manfaat Bagi Pasien a. Memberikan ketenangan batin dan keteduhan hati kepada pasien dalam menghadapi penyakitnya. b. Memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap bersabar dan bertawakkal dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. c. Menumbuhkan suasana ukhuwah dan keakraban kepada pasien untuk saling berbagi rasa dan cerita d. (keluh kesah - curhat) e. Konsultasi Fiqih Sakit (konsultasi tentang bagaimana cara shalat, berwudhu dan sebagainya ketika sedang sakit). f. Konsultasi Zakat, Infaq,dam Shadaqoh 23
22 LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada http://www.lpm- dd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=BRP&id=62, pada tanggal 12 April, pukul 13.00.
23 LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada http://www.lpm- dd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=BRP&id=62, pada tanggal 12 April, pukul 13.00. 55
4. Syarat untuk menjadi pembina rohani Adapun untuk menjadi syarat sebagai pembina rohani tidak memerlukan persyaratan yang begitu banyak, yang penting adalah basic keagamaannya. Seperti yang dikatakan oleh ustadz yazid. Kalu untuk saat ini belum ya , yang penting itu basic keagamaan kita saja, gimana kita mau membimbing rohani kalu kita tidak punya basic keagamaan yang bagus. Kalau masalah pendidikan untuk sekarang memang belum ada standar tertentu tapi nanti mungkin akan diperlukan orang berpendidikan untuk menjadi pembina bimbingan rohani pasien, karena perkembangan zaman juga ya 24 .
24 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00. 56
BAB IV TEMUAN dan ANALISA A. Temuan I. Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien yang ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat Dari hasil penelitian tentang bentuk layanan Bimbingan Rohani Pasien bagi pasien dalam membantu proses kesembuhan pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat adalah sebagai berikut : 1. Bimbingan Rohani Pasien bagi pasien Rawat Inap di LKC. Bimbingan Rohani pasien Rawat Inap ini merupakan bimbingan reguler untuk pasien rawat inap di LKC biasa disebut juga model cluster karena bimbingan ini dilakukan di tiap cluster bagi pasien yang rawat inap biasanya satu cluster di dampingi oleh satu pembina Rohani, biasanya satu cluster sama dengan satu bed. 1
Bimbingan ini dilakukan setiap hari oleh ustadz pada jam 15.00-17.00, Bimbingan ini diberikan dalam bentuk motivasi dan pelaksanaan ibadah (shalat) saat sedang sakit dan dibuatkan, bimbingan bukan diberikan hanya kepada pasien tetapi juga kepada keluarga yang menunggu. 2
Seperti yang dipaparkan oleh ustadz Yazid berikut ini: yaa yang pertama bimbingan untuk rawat inap, khususnya di LKC ini ya karena kan disini itu khusus untuk dhuafa jadi minimnya pengetahuan tentang agama makanya disinilah perlunya
1 Wawancara pribadi dengan bapak Iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00 2 Panduan Program Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien LKC, 57
bimbingan rohani, karena ketika mereka mendapat musibah atau penyakit mereka bingung bagaimana untuk melakukan shalat , nah dari sini kita bimbingan agama selain itu juga memberi motivasi kepada keluarga yang menunggu agar lebih tabah, tapi itu tadi yang lebih penting ke rohaniahnya 3
Adapun langkah-langkah dalam kegiatan Bimbingan Rohani Pasien Rawat Inap adalah sebagai berikut : Pra pelayanan: a. Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang dibutuhkan b. Bawalah buku bimbingan rohani yang akan diserahkan ke pasien c. Jagalah hubungan baik dengan pihak rumah sakit d. Saat menuju ruang pasien ucapkan salam kepada para pengunjung atau keluarga pasien dengan tersenyum e. Ketuk pintu dengan lembut dan perkenalkan diri dengan singkat dan ramah f. Mohon izin kepada keluarga atau penunggu pasien untuk bersilaturahmi dengan pasien g. Apabila pasien dalam keadaan siap dan tidak mengganggu pelayanan dapat dimulai h. Usahakan sudah dapat mengetahui nama pasien Proses pelayanan: a. Perkenalkan diri secara khusus kepada pasien, b. Lakukan wawancara singkat tentang penyakit atau aktifitas pasien dengan bersahabat dan penuh empati c. Tidak larut dalam kesedihan pasien
3 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00. 58
d. Catatlah hal-hal yang dianggap perlu pada lembaran yang telah dipersiapkan e. Berikan sentuhan-sentuhan tangan terhadap pasien sebagai rasa empati f. Berikan pengertian untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan (tetapi tidak menggurui) g. Anjurkan untuk tetap melaksanakan sholat (praktekan tata cara tayamum dan sholat sekemampuan pasien) h. Bacakan beberapa ayat al-Quran dengan suara lembut i. Bacakan doa dengan bahasa Arab dan Indonesia untuk kesembuhan pasien. j. Berikan buku bimbingan rohani Islam k. Proses pelayanan bimbingan minimal 10 menit dan maksimal 15 menit l. Apabila memungkinkan pasien menandatangani lembar kunjungan (dapat diwakilkan oleh keluarganya atau suster yang merawat) m. Mohon diri dengan santun dan ucapkan salam. 4
Seperti yang telah dijelaskan diatas, dari pra pelayanan sampai proses pelayanan metode yang digunakan dalam model ini adalah metode direktif kenapa direktif karena pendekatan yang digunakan secara langsung, jadi kita langsung dateng pasien kemudian kita beri bimbingan dan
4 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 3-4. 59
arahan. 5 Seperti kegiatan yang dilakukan awal sebelum bimbingan dimulai. Yang ada dalam kutipan dibawah ini: hmmm pendekatannya ya biasa aja, datengin perkamar kita data, kemudian kita tanya keluhannya, bertanya tentang kabar hari ini, perkembangannya sudah sejauh mana, nanty dari jawaban itu kan bisa di lihat disebut positif atau secara kejiwaan. Nah setelah itu baru kita kasih bimbingan. 6
Selain menggunakan metode direktif model ini juga menggunakan Metode dzikir, Seperti yang dibilang oleh pembina Rohani di dalam melakukan bimbingan. Yaa biasanya kita lebih menekankan ke ibadah shalatnya dan ibadah kepada Allah seperti dzikir, karena kita kan kita tahu yaa kalau dengan dzikir dan selalu mengingat Allah itu bisa membuat kita lebih tenang dan merasa lebih dekat dengannya, ketika kita sedang sakit sebenernya kita kan sedang diuji sama Allah, disitulah kita seharusnya lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah. 7
Pendekatan dalam model ini lebih condong ke Pendekatan psikodiagnostik adalah memahami kepribadian pasien melalui penafsiran terhadap tanda- tanda tingkah laku, gerak tubuh, sikap, penampilan, suara dll. Dengan tujuan untuk dapat memberikan pertolongan dengan lebih tepat. 8 Seperti dalam kutipan wawancara dibawah ini: Yaa sebelum bimbingan kita kan mendengarkan keluhan pasien, kemudian tanya perkembangan keadaan pasien, nah dari jawaban itu kemudian kita bisa tahu kondisi pasien tersebut baru deh kita kasih bimbingan. 9
Materi yang digunakan Dalam kegiatan Bimbingan Rohani mencakup pada aspek rohani yaitu:
5 Wawancara pribadi dengan bapak Iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00 6 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00. 7 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 8 Muhammad Rofiq Lubis, Tehnik Berkomunikasi dengan Pasien, Ciputat 2008. 9 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00. 60
a. Bimbingan ibadah wajib b. Bimbingan membaca al-Quran/ surat-surat pendek. c. Bimbingan fiqih sakit d. Bimbingan Akhlaq. 10
2. Bimbingan Rohani Pasien bagi Rawat Jalan Selain Bimbingan Rohani pasien bagi pasien rawt inap ada juga Bimbingan bagi pasien rawat jalan, yaitu Bimbingan Rohani yang diberikan kepada pasien tidak menginap di LKC atau yang hanya berobat jalan. Terdapat poli Bimbingan Rohani Pasien setiap Selasa dan Kamis jam 08.00-10.00 WiB, dilaksanakan oleh ustadz atau pembinaan aspek rohani atau spiritual, dapat mendaftar langsung atau rujukan dari poli umum atau spesialis. 11 Tetapi sekarang ini sudah tidak berdasarkan jadwal yang ditentukan karena rawat jalan ini: Sesekali pas gak ada pasien rawat inap atau setelah bimbingan rawat inap selesai, saya keliling dibawah bagian pendaftaran sambil mereka menunggu, saya kasih bimbingan rohani, jadi bimbingan rohani ini bukan untuk yang rawat inap saja ya, tapi yang berobat jalan juga kita kasih, sebenernya kalu rawat jalan itu temporer saja kalu ada orang yang butuh bimbingan dan konsul kita di panggil oleh dokter kemudian kita datengin pasiennya. 12
Dalam kegiatan Bimbingan Rohani Pasien bagi pasien Rawat Jalan diadakan pengajian member LKC. Pengajian member LKC ini adalah salah satu program Bimbingan Rohani bagi pasien rawat jalan yang dilakukan di luar atau non reguler yang berkerja sama dengan masjid-
10 Panduan Program Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien LKC 11 Panduan Program Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien LKC 12 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 61
masjid binaan yang ada di kelurahan Ciputat dan sekitarnya, yaitu masjid binaan mitra LKC yang terbagi di 11 kelurahan yaitu Kedaung, Ciputat, Sarua indah, Pisangan, Pondok Pinang , Jombang 1, Jombang 2, Cipayung, Rengas, Pondok Ranji, Cempaka Putih, untuk bina rohani pasien yang dilakukan diluar yaitu pengajian bina rohani pasien yang wajib diikuti oleh member LKC 13
Adapun langkah langkah dalam bimbingan rohani bagi pasien rawat jalan ini adalah seperti halnya pengajian biasa atau ceramah agama yang diikuti dengan diskusi yang dilakukan secara rutin setiap sebulan sekali. Setiap member LKC wajib mengikuti pengajian binaan masjid binaan LKC ini. Karena pengajian tersebut merupakan salah satu program dari layanan Bimbingan Rohani Pasien yang ada di LKC. Adapun Rincian kegiatannya sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Pengajian satu bulan sekali untuk masing-masing Kelurahan di kecamatan Ciputat, Pamulang dan kelurahan Pondok Pinang 2. Pelaksanan pengajian bulanan dilaksanakan pada hari kerja. 3. Pembicara eksternal LKC yang telah di sepakati oleh pimpinan LKC. 4. Pembina Rohani wajib memakai seragam baju koko LKC. 5. Peserta LKC, pembicara dan Bina Rohani harus memberikan tanda tangan dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk laporan keuangan tiap bulan. 6. Receptionis membagikan kartu pengajian bagi peserta yang belum mendapatkannya, guna optimalisasi kehadiran peserta di Pengajian
13 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 62
bulanan peserta LKC, untuk kemudian peserta di haruskan membawa kartu pengajiannya setiap kali berobat bersama kartu anggotanya 7. Resepsionis di haruskan menanyakan kartu pengajiannya setiap kali berobat. 14
Metode yang digunakan dalam bimbingan ini adalah metode group guidance karena bimbingan rohani ini diberikan secara kelompok bukan dengan perorangan, biasanya dilakukan dengan cara ceramah dan semacam diskusi kepada para member LKC yang mengikuti pengajian binaan di masjid binaan LKC. Seperti yang dikatakan oleh ustad yazid: untuk bina rohani pasien yang dilakukan diluar yaitu pengajian bina rohani pasien yang wajib diikuti oleh member LKC , dalam pengajian tersebut diberikan bimbingan agama dan pelayanan kesehatan, adapun materi yang diberikan adalah materi yang berhubungan dengan agama dalam pemberian materi diberikan waktu satu jam kemudian setelah itu tanya jawab tentang materi yang disampaikan, banyak mereka yang responnya bagus, bahkan kadang-kadang ketika pengajian itu selesai banyak yang ingin bercerita kepada saya. 15
Adapun pendekatan yang dilakukan juga secara kelompok. Dan lebih mengarah ke pendekatan psikoterapi yaitu proses pengobatan dan penyembuhan penyakit mental, spiritual, moral maupun fisik dengan bimbingan dan pengajaran sesuai dengan petunjuk Al-quran dan sunnah. 16
Untuk penyampaian materi yang pasti berhubungan dengan agama karena bermaksud untuk menambah pengetahuan agama para member LKC agar hidupnya terarah lebih baik lagi. Dan melihat dari kebutuhan para member yang mengikuti pengajian.
14 LKC, SOP pelayanan terhadap pasien dan keluarga, 15 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 16 Muhammad Rofiq Lubis, TehnikBerkomunikasi dengan Pasien, Ciputat, 5 juli 2008. 63
II. Keadaan Pasien sebelum dan Sesudah mendapat Bimbingan Rohani Pasien. 1. Keadaan pasien sebelum mendapat Bimbingan Rohani Pasien Sebelum mendapat bimbingan kebanyakan pasien merasakan kegelisahan dan kecemasan seperti yang telah dikatakan dari beberapa pasien dibawah ini: Menurut Mulyati sebelum mendapat bimbingan dia merasa gelisah dan putus asa. Menurutnya tidak ada jalan lain lagi selain menunggu keajaiban, seperti yang dikatakan mulyati: sebelum itu saya hampir berputus asa karena penyakit saya, saya sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. tapi alhamdulillah pak ustadz mengingatkan saya kalau semuanya ini pasti akan kembali kepada yang menciptakan. 17
Menurut pak Wawan sebelum mendapat bimbingan dia bingung harus ngapain seperti yang dikatakannya sebelum dapet bimbingan kan saya hanya diem ya bingung mau ngerjain apa, sedangkan saya hanya terbaring di tempat tidur . yasudah saya Cuma diem saja saya juga bingung ketika mau melaksanakan sholat harus gimana 18
Menurut ibu Yustinah sebelum mendapat bimbingan rohani ia merasa kurang mengontrol emosinya: sebelum saya dapet bimbingan rohani saya itu orangnya suka marah, terus rada emosian apalagi kan saya sering sakit-sakitan kan, jadi bawaaannnya itu gimana gitu ka 19
Menurut Herlan sebelum mendapat bimbingan dia merasa hampa : sebelum saya dapat bimbingan rohani saya Cuma diem aja, sesekali
17 Wawancara pribadi dengan mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00. 18 Wawancara pribadi dengan pak wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00 19 Wawancara pribadi dengan ibu yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00 64
sambil melamun memikirkan masa depan saya gimana nasibnya, jadi saya bukannya tambah sembuh malah kepikiran yang enggak-enggak. 20
2. Keadaan pasien setelah Bimbingan Rohani Pasien Setelah bimbingan, pasien merasa lebih nyaman dan lebih pasrah kepada Tuhan bahwa semuanya akan kembali kepadaNya. Seperti ungkapan dibawah ini: Menurut Mulyati setelah mendapat bimbingan ia merasa lebih tenang dan lebih nyaman. Perasaan saya pertamanya sih biasa aja ya dan saya sedikit tenang, cuman saya jadi mikir kalu semuanya itu kan bakal kembali kepada Allah ya. 21
Menurut pak Wawan setelah mendapat bimbingan rohani dia merasa menadi lebih baik dari sebelumnya. Setelah dapet bimbingan saya merasa lebih baik ya dan sadar akan dosa-dosa saya, heheh. 22
Menurut bu Yustinah setelah mendapat bimbingan merasa lebih banyak mendapat tentang pengetahuan agama. Alhamdulillah ya setelah saya ikut pengajian ini saya merasa senang saya merasa lebih tambah pengetahuan yaaa, jadi ngerti gitu mana yang baik dan mana yang tidak 23
Menurut Herlan setelah mendapat bimbingan rohani dia merasa lebih nyaman dan sadar akan dosa-dosa dia seperti yang dia katakan: Perasaan saya sih awalnya biasa saja tapi lama kelamaan saya jadi sadar
20 Wawancara pribadi dengan Herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30. 21 Wawancara pribadi dengan Mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00. 22 Wawancara pribadi dengan pak Wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00 23 Wawancara pribadi dengan ibu Yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00 65
kalau yang ngasih kesembuhan itu kan Allah jadi kita hanya bisa berusaha dengan berobat 24
Berdasarkan wawancara diatas, maka dapat dilihat bahwa empat pasien yang telah diwawancarai ternyata sudah membantu proses dalam kesembuhan pasien masing-masing walaupun dengan cara yang berbeda- beda. B. Analisis I . Analisis Model kegiatan Bimbingan Rohani Pasien di LKC Adapun bentuk kegiatan Bimbingan Rohani di LKC itu ada 2 macam yaitu : 1. Bimbingan Rohani bagi Pasien Rawat jalan dan Rawat inap a. Bimbingan Rohani yang diberikan kepada pasien rawat inap . Bimbingan rohani dilakukan untuk menghilangkan persaan-perasaan tidak nyaman,gelisah, cemas, putus asa, perasaan ingin mengakhiri hidup dan perasaan ini yang sering pasien rasakan. Sehingga perasaan-perasaan tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien. Oleh karena itu, untuk menghilangkan atau meminimalisir sikap yang pasien rasakan pada umumnya, dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah atas dasar keimanan dan keyakinan pasien terhadap Allah SWT. Sehingga pasien dapat merasakan dan memperoleh ketenangan dalam hidup sesuai dengan harapannya. Karena: Bimbingan Rohani pasien yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya(selfunderstanding), mengenal dirinya sendiri dan mengenal tuhan serta menyadari keberadaan orang lain (berkepribadian dan berketuhanan),
24 Wawancara pribadi dengan herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30. 66
serta bertanggung jawab atas segala tingkah laku. Karena menurut penulis teori tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien. 25
Seperti halnya dalam bimbingan yang diberikan bagi pasien yang menginap di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, Bimbingan ini dulu rutin dilakukan setiap hari oleh ustadz pada jam 15.00-17.00, tapi sekarang sudah tidak terjadwal lagi dikarenakan ustadz atau pembina rohani tinggal satu orang saja. Bimbingan ini biasanya disebut dengan bimbingan cluster yaitu bimbingan perkamar. Maksudnya disini adalah setiap kamar di didatangi oleh satu pembina rohani untuk membimbing pasien yang sedang sakit dan memberikan siraman rohani . Di LKC tersebut untuk ruang rawat inap sendiri ada sembilan bed atau tempat tidur. Bimbingan ini diberikan dalam bentuk motivasi dan pelaksanaan ibadah (shalat) saat sedang sakit, yang dilakukan oleh ustdaz atau pembina rohani datang ke kamar kemudian melakukan komunikasi dengan pasien seperti menanyakan kabar pasien, terus keadaan pasien, dan perkembangan pasien, mendengar keluhan pasien sesekali diberikan sentuhan sentuhan, kemudian memberi nasihat, membacakan beberapa ayat-ayat suci al-Quran atau surat- surat pendek, kemudian mendoakan pasien agar pasien cepat sembuh, bimbingan bukan diberikan hanya kepada pasien tetapi juga kepada keluarga yang menunggu.
25 Djumhur dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV. Ilmu, 1975), h.25.
67
Adapun langkah-langkah dalam kegiatan Bimbingan Rohani Pasien Rawat Inap adalah sebagai berikut : Pra pelayanan: a. Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang dibutuhkan. Sebelum melakukan bimbingan perlu diperhatikan pakaian dan peralatan yang dibutuhkan karena penampilan juga penting. Kalau kita rapi dan sopan pasti pasien akan ramah menerima kehadiran kita. b. Bawalah buku bimbingan rohani yang akan diserahkan ke pasien Sesekali membawa buku kecil panduan doa-doa untuk diberikan kepada pasien yang sakit. c. Saat menuju ruang pasien ucapkan salam kepada para pengunjung atau keluarga pasien dengan tersenyum. Karena Senyum adalah daya pikat nomor satu dalam perbedaan mendasar antara senyum komunikasi, perlu diingat bahwa seorang konselor agama/ pembimbing rohani dengan senyum-senyum yang lain, adalah senyum yang tulus dan terpancar dari hati ( semua ini tergantung dari keberhasilan dan tingginya keimanan kita saat itu ) sebelum bimbingan akan sangat membantu untuk senyum yang sangat tulus. Fungsinya yaitu : Membantu menghilangkan kecurigaan berlebihan dari pasien, Menarik perhatian si pasien dan mau bertanya dengan kita, perlu diingat bahwa pertanyaan dari pasien adalah kunci awal komunikasi konselor dan pasien, tapi jangan buat pasien bertanya-tanya dengan 68
senyum kita buatlah senormal mungkin, Ekspresi perhatian terhadap pasien, Diharapkan dapat menenangkan pasien. d. Ketuk pintu dengan lembut dan perkenalkan diri dengan singkat dan ramah. Sebelum melakukan bimbingan terlebih dahulu memperkenalkan diri agar bisa lebih dekat dengan pasien atau lebih kenal. e. Mohon izin kepada keluarga atau penunggu pasien untuk bersilaturahmi dengan pasien. Setiap pembina rohani meminta izin kepada keluarga atau penunggu untuk melakukan bimbingan rohani kepada pasien. f. Apabila pasien dalam keadaan siap dan tidak mengganggu pelayanan dapat dimulai. g. Usahakan sudah dapat mengetahui nama pasien. Sebelum melakukan bimbingan perlu mengetahui data pasien. Agar lebih mudah untuk mengenal pasien dan penyakit pasien. Proses pelayanan: a. Perkenalkan diri secara khusus kepada pasien Artinya kita perlu memperkenalkan dahulu siapa diri kita dan kita datang untuk apa agar pasien merasa lebih nyaman dengan kedatangan kita. Seperti 5 hal yang harus di perhatikan yaitu
b. Lakukan wawancara singkat tentang penyakit atau aktifitas pasien dengan bersahabat dan penuh empati c. Tidak larut dalam kesedihan pasien 69
Kita boleh berempati kepada pasien tapi tidak boleh terlalu larut nanti yang ada pasien merasa sedih. d. Catatlah hal-hal yang dianggap perlu pada lembaran yang telah dipersiapkan. Mencatat perkembangan pasien agar bisa mengetahui sudah sejauh mana kesembuhan pasien. e. Berikan sentuhan-sentuhan tangan terhadap pasien sebagai rasa empati f. Berikan pengertian untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan (tetapi tidak menggurui) g. Anjurkan untuk tetap melaksanakan sholat (praktekan tata cara tayamum dan sholat sekemampuan pasien) h. Bacakan beberapa ayat al-Quran dengan suara lembut i. Bacakan doa dengan bahasa Arab dan Indonesia untuk kesembuhan pasien. j. Berikan buku bimbingan rohani Islam k. Proses pelayanan bimbingan minimal 10 menit dan maksimal 15 menit l. Apabila memungkinkan pasien menandatangani lembar kunjungan (dapat diwakilkan oleh keluarganya atau suster yang merawat) m. Mohon diri dengan santun dan ucapkan salam. 26
Point utama dalam hal santun adalah : dalam menyikapi pasien tanpa ada rasa atau gaya yang menggurui walaupun kita sedang mengurai suatu
26 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 3-4. 70
materi keagamaan di hadapan pasien. 27 Hak seorang muslim yang lain adalah jika bertemu saling memberi salam ( hadits ), dalam salam terkandung syiar dan dalam salam bermakna ketenangan dan ketentraman hati. 28 Adapun fungsinya yaitu Syiar , Antisipasi jika ternyata pasien yang kita kunjungi adalah non muslim atau salah satu keluarga ada yang non muslim, salam bisa menjadi kunci berharga dalam komunikasi sesama muslim sehingga sudah dari awal jika ada kesalahan data agama atau semacamnya pasien akan sadar bahwa bimbingan rohani ini bukan untuknya, kalaupun ada penolakan dari pasien sudah diidentifikasi sejak dini, Menenangkan dan Menantramkan, Menambah wawasan (dalam mengucap salam dianjurkan tidak ragu-ragu atau sangat pelan, ucapkan salam secara jelas dan jernih dengan suara yang dalam dan wibawa). 29
Bimbingan rohani memang dibutuhkan pasien karena untuk mengurangi kecemasan, kegelisahan, ketegangan pasien. Biasanya pasien yang sedang sakit itu sering mengalami kecemasan dan kegelisahan, makanya disinilah perlu dibimbing secara spiritualnya agar lebih baik lagi dan lebih pasrah bahwa semuanya itu akan kembali kepada sang pencipta Allah SWT. Metode yang digunakan dalam bimbingan rawat inap ini adalah metode direktif (metode yang bersifat mengarahkan), metode ini bersifat mengarahkan kepada klien untuk berusaha mengatasi kesulitan (problema) yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada klien ialah dengan memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap
27 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 22. 28 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 15 29 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 22. 71
permasalahan yang menjadi sebab kesulitan yang dihadapi/dialami klien. 30
Kenapa dibilang direktif karena secara langsung ke pasien dimana seorang ustadz atau pembina rohani memberikan bimbingan langsung kepada pasien, materi yang diberikan juga sesuai dengan penyakit pasien misalnya seperti Sabar, ikhtiar berobat, memberikan harapan kesembuhan, dzikir dan doa. Sabar itu penting karena: Sabar dapat menjauhkan perasaan cemas, gelisah dan frustasi. Bahkan sebaliknya akan membawa kepada ketentraman batin. 31
Ikhtiar berobat, sakit memang cobaan dari Allah dan kita sebagai manusia berusaha untuk menyembuhkan rasa sakit tersebut yaitu dengan cara berobat kepada dokter. Ada yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu seperti, Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang dibutuhkan, membawa buku bimbingan rohani yang akan diserahkan ke pasien, menjaga hubungan baik dengan pihak rumah sakit, Saat menuju ruang pasien mengucapkan salam kepada para pengunjung atau keluarga pasien dengan tersenyum, mengetuk pintu dengan lembut dan memperkenalkan diri dengan singkat dan ramah, Mohon izin kepada keluarga atau penunggu pasien untuk bersilaturahmi dengan pasien, Apabila pasien dalam keadaan siap dan tidak mengganggu pelayanan dapat dimulai, dan diusahakan sudah dapat mengetahui nama pasien. Kenapa dibilang cluster karena model ini adalah merupakan konsep atau ide untuk pasien rawat inap dimana di LKC hanya ada 9 bed atau cluster makanya sering disebut model cluster.
30 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta : PT. Golden Terayon Press,1998), Cet, ke-6, h-1 31 Zakiah darajat, Psikoterapi Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang , 2002, h. 136. 72
Adapun Kelebihan dari model bimbingan ini adalah bimbingan model cluster ini sudah bagus, artinya sudah bisa menjawab kebutuhan pasien selain itu pasien juga bisa lebih mengungkapkan keluhan keluhannya. Bimbingan ini diberikan secara langsung atau face to face jadi bisa lebih empatik. Karena seperti yang dibilang ketika orang sakit itu banyak mengalami kegelisahan dan kecemasan disinilah bimbingan rohani berperan dalam membantu proses kesembuhan pasien bukan hanya sehat secara fisik tapi juga sehat secara spiritual. Kekurangan dari model ini adalah layanan bimbingan rohani ini hanya diberikan kepada rawat inap dan biasanya waktunya pun tidak terlalu lama karena ditakutkan menganggu waktu istirahat pasien. Dan kebanyakan ketika penyakit pasien menular maka pasien tersebut tidak bisa mendapat bimbingan rohani ditakutkan bisa menular ke pembina rohaninya. 2. Bimbingan Rohani bagi pasien rawat jalan Ini adalah bimbingan yang diberikan kepada pasien yang berobat jalan atau pasien yang bukan rawat inap, bimbingan ini diberikan kepada pasien yang sedang berobat jalan. Biasanya ini dilakukan setelah pembina rohani melakukan bimbingan regular atau cluster. Bimbingan rawat jalan ini sifatnya temporer yaitu waktunya tidak tentu, sesekali setelah pembina rohani selesai memberikan bimbingan rohani bagi pasien rawat inap kemudian melanjutkan bimbingan dengan pasien rawat jalan, atau ketika ada orang butuh bimbingan dan konsul kemudian pembina rohani atau ustadz dipanggil untuk memberikan bimbingan. 73
Kelebihan dari model ini adalah siapa saja bisa mendapat bimbingan rohani, misalnya pada waktu kita berobat sambil menunggu antrian bisa dapat bimbingan rohani, jadi bimbingan rohani ini bisa mengisi waktu luang pasien tapi kekurangannya yaitu kurang mendalam untuk mengetahui kondisi pasien, kurang rinci dan mendetail karena waktunya pun cenderung sedikit dan frekuensi pertemuannya pun hanya sebentar. Bimbingan Rohani bagi pasie Rawat jalan mengadakan kegiatan bimbingan rohani berupa pengajian member LKC yang dilakukan setiap sebulan sekali, pengajian ini wajib diikuti oleh semua member LKC, karena pengajian ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan agama bagi para member LKC. Bimbingan ini dilakukan di masjid binaan LKC yaitu di 11 kelurahan antara lain: Kedaung, Ciputat, Sarua indah, Pisangan, Pondok Pinang , Jombang 1, Jombang 2, Cipayung, Rengas, Pondok Ranji, Cempaka Putih. Kegiatan ini wajib dilakukan oleh member LKC karena layanan ini merupakan konsep Bimbingan Rohani yang dilakukan diluar, bentuk bimbingannya pun berbeda dengan bimbingan Rohani yang diberikan dalam model cluster atau bimbingan per-kamar, kalau dalam pengajian Rohani itu bentukya ceramah kemudian tanya jawab, selain itu juga ada penyuluhan kesehatan. Pengajian ini bermaksud untuk menambah pengetahuan agama dengan para member LKC jadi mereka dibekali pengetahuan agama yang cukup. Dan pengajian bina rohani ini bisa diikuti siapa saja termasuk yang rawat inap atau rawat jalan, mereka yang pernah mendapat bimbingan cluster atau 74
bimbingan regular rawat inap pun bisa ikut pengajian bina rohani ini, yang dilakukan sebulan sekali. Pelaksanaan Pengajian satu bulan sekali untuk masing-masing Kelurahan di kecamatan Ciputat, Pamulang dan kelurahan Pondok Pinang. Pelaksanan pengajian bulanan dilaksanakan pada hari kerja, Pembicara eksternal LKC yang telah di sepakati oleh pimpinan LKC, Pembina Rohani wajib memakai seragam baju koko LKC, Peserta LKC, pembicara dan Bina Rohani harus memberikan tanda tangan dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk laporan keuangan tiap bulan. Receptionis membagikan kartu pengajian bagi peserta yang belum mendapatkannya, guna optimalisasi kehadiran peserta di Pengajian bulanan peserta LKC, untuk kemudian peserta di haruskan membawa kartu pengajiannya setiap kali berobat bersama kartu anggotanya, Resepsionis di haruskan menanyakan kartu pengajiannya setiap kali berobat. Pengajian bina rohani menyiapkan kegiatan pengajian mulai dari : a. Mengundang pembicara Maksud mengundang pembicara disini adalah untuk mengisi materi ceramah atau pengajian, kadang pengajian ini diisi oleh pembina rohani atau ustadz kadang kadang juga mengundang pembicara. b. Membuat pengumuman peserta Biasanya seminggu sebelum diadakan pengajian para member LKC sudah diberitahu bahwa ada pengajian mengenai tempat dan waktunya, pengajian ini dilakukan bergilir di 12 kelurahan yang sudah disebutkan diatas. c. Menunujuk tugas moderator 75
Seperti acara ceramah pada umumnya di pengajian ini juga ada moderator yang mengatur acara dan materi yang disampaikan. d. Menyiapkan daftar hadir Setiap peserta atau member LKC yang ikut pengajian wajib mengisi daftar hadir karena sebagai bukti kalau sudah mengikuti pengajian. e. Konsumsi (sncak) Seperti biasa setiap ada pengajian atau ceramah pasti selalu ada konsumsi atau snack, karena pengajian ini berlangsung lumayana lama yaitu sekitar dua jam. Pengajian ini dilaksanakan sesuai jadwal dimulai dengan membaca surat yasin, penyampaian materi pengajian kemudian doa dan penutup. Biasanya setelah pengajian selesai banyak member LKC yang curhat, sharing tentang maslahnya, kemudian dari tim pembina rohani berusaha mengarahkan dan membimbing agar member LKC itu bisa menemukan jalan keluarnya sendiri dan menjadi orang yang lebih baik. Adapun metode yang digunakan yaitu: Metode Group Guidance (bimbingan secara berkelompok), yakni cara pengungkapan jiwa/batin oeh klien serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok seperti ceramah, diskusi, seminar,simposium, atau dinamika kelompok (group dynamics), dan sebagainya. 32
Pengajian ini menggunakan group guidance karena pengajian ini adalah bimbingan yang dilakukan secara kelompok bukan perorangan lagi, dengan cara ceramah yang disampaikan oleh pembina rohani LKC. pendekatan yang dilakukan disini adalah
32 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta : PT. Golden Terayon Press,1998), Cet, ke-6, h-1 76
pendekatan psikoterapi yaitu proses pengobatan dan penyembuhan penyakit mental, spiritual, moral maupu fisik dengan bimbingan dan pengajaran sesuai dengan petunjuk Al-quran dan sunnah. 33
Karena disini dilakukan pendekatan bukan hanya orang yang sedang sakit saja tetapi orang yang sehat juga bisa ikut pengajian tersebut karena tujuan dari pengajian ini adalah untuk membantu member LKC menjadi orang yang lebih baik sesuai dengan pedoman Al-quran dan sunnah. Kelebihan dari pengajian ini adalah bimbingan bisa dilakukan secara kelompok atau sekaligus yaitu dengan menentukan tema yang ingin disampaikan, selain itu semua member bisa menambah pengalaman tentang agama bagi semua member LKC, bukan hanya yang dirawat inap atau rawat jalan tetapi mereka yang sudah resmi menjadi member. Kelemahannya adalah kurang fokus atau tidak terlalu mendetail pada permasalahan yang dimiliki oleh pasien dikarenakan bimbingan ini diberikan secara kelompok bukan individu lagi. Adapun deskripsi dari 2 kegiatan yang dilakukan dalam Bimbingan Rohani mencakup pada aspek rohani yaitu: a. Bimbingan ibadah wajib. Yaitu bimbingan yang diberikan kepada pasien dalam melakukan ibadah kepada Allah, seperti halnya shalat, dzikir, dan lain sebagainya seperti yang dikatakan oleh pembina Rohani yaitu: Yaa biasanya kita lebih menekankan ke ibadah shalatnya dan ibadah kepada Allah seperti dzikir, karena kita kan kita tahu yaa kalau dengan dzikir dan selalu mengingat Allah itu bisa membuat
33 Muhammad Rofiq Lubis, TehnikBerkomunikasi dengan Pasien, Ciputat, 5 juli 2008. 77
kita lebih tenang dan merasa lebih dekat dengannya, ketika kita sedang sakit sebenernya kita kan sedang diuji sama Allah, disitulah kita seharusnya lebih bisa mendekatkan dari Allah. 34
b. Bimbingan membaca al-Quran. Dalam bimbingan ini pasien juga diajarkan mengaji, karena dengan mengaji bisa membuat hati kita lebih tenang, dengan mengkaji al-Quran kita juga bisa tahu mana yang baik dan mana yang tidak. c. Bimbingan fiqh sakit. Definisi dari bimbingan fiqih sakit itu sendiri adalah suatu Ilmu tentang hukum Islam yang berlaku bagi orang yang sakit. 35 Secara harfiah fiqih sakit terdiri dari dua kata: yaitu Fiqih dan Sakit. Fiqih berarti ilmu tentang hukum islam, sedangkan sakit berarti tidak terasa nyamannya tubuh ( bagian tubuh) karena menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan sebagainya). Untuk memahami fiqh sakit yaitu Pengetahuan tentang hukum Islam yang berlaku bagi orang yang sedang sakit, diberikannya kekhususan ibadah bagi orang sakit dikarenakan adanya kemudahan dari Allah SWT kepada hamba-Nya sehingga selama sakit tidak ada yang menghalanginya secara syari untuk menjalankan ibadah sebagai kewajibannya, misalnya dalam hal bersuci bagi orang yang sedang sakit juga diberi kemudahan misalnya bagi orang Sakit yang mampu berwudhu orang sakit yang tidak mendapatkan kesulitan di luar batas kemampuannya saat berwudhu, tidak mendapatkan mudharat atau bahaya, tidak merasa
34 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 35 Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, FIQIH BAGI PASIEN(Tuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit), 2008, h.2 78
sakit. 36 Sakitnya tidak bertambah parah berdasarkan rekomendasi seorang dokter atau berdasarkan pengalaman pribadi atau dia tidak mampu namun mendapatkan orang yang membantunya untuk berwudhu tanpa mendapatkan mudharat dan bentuk lain dari bentuk-bentuk kemampuan. Orang seperti ini wajib berwudhu yang dengannya akan diberi pahala jika melakukannya dan berdosa bila tidak melakukannya serta sholatnya tidak sah. Nabi bersabda: ALLAH tidak menerima Sholat salah seorang di antara kamu jika berhadats hingga dia berwudhu, Ketika berwudhu ia wajib mengerjakan seluruh fardu wudhu, yaitu : mulai dari niat, membasuh wajah, membasuh tangan hingga sikut. 37 Adapun Sholat untuk orang sakit yaitu Syarat sah sholat: Suci dari najis (badan,pakaian,tempat), suci dari hadats (besar, kecil ), menutup aurat, menghadap kiblat, masuk waktu sholat. Dan tata cara bersuci yaitu Orang sakit yang mampu berwudhu; wajib seluruh fardhu wudhu sebagaimana orang sehat, Orang sakityang tidak mampu berwudhu; diwajibkan kepada mereka untuk melakukan tayammum, Orang sakit yang tidak mampu berwudhu & tayammum dikarenakan tidak menemukan debu/ menjadikannya berbahaya, diperbolehkan melaksanakan shalat tanpa berwudhu & tayammum. Orang yang sedang sakit wajib melaksanakan shalat fardhu walaupun harus membungkuk atau berpegang pada dinding/ tongkat, Jika
36 Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, FIQIH BAGI PASIEN(Tuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit), 2008, h.2-3. 37 Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, FIQIH BAGI PASIEN(Tuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit), 2008, h.2-3. 79
tidak sanggup berdiri, boleh melakukannya dalam keadaan duduk, jika tidak sanggup, berbaring pada lambungnya dalam keadaan menghadap kiblat, jika tidak sanggup, telentang dengan kedua kaki ke arah kiblat. Untuk gerakan ruku dan sujud boleh menggunakan isyarat. Orang sakit wajib melakukan shalat di setiap waktunya. Jika merasa kepayahan ia boleh menjama ( baik jama taqdim maupun jama takhir). Yang perlu diperhatikan ketika kita sedang sakit adalah Sabar dalam menghadapi musibah, Berbaik sangka kepada Allah, tawakal atau berserah diri, banyak bersyukur kepada Allah, memperbanyak istighfar & menghisab diri. 38
d. Bimbingan Akhlaq. Yaitu bimbingan tentang akhlaq dan perilaku yang disesuaikan dengan al- quran dan Sunnah. II. Analisis pasien sebelum dan sesudah mendapat Bimbingan Rohani. 1. Pasien sebelum mendapat bimbingan Dari hasil penelitian diatas ternyata memang betul pasien sebelum mendapat bimbingan banyak yang mengalami kegelisahan dan kecemasan berlebih dan rasa ketakutan akan kematian, seperti yang diungkapkan beberapa pasien di bawah ini: Menurut mulyati ia merasa gelisah dan tidak tenang seperti yang dikatakan olehnya :
38 Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, Fiqih Bagi Pasien(Tuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit), 2008, h.4-6. 80
sebelum itu saya hampir berputus asa karena penyakit saya, saya sudah tidak tahu harus bagaimana lagi.. 39
a. Mulyati ini adalah salah satu pasien di LKC yang mengidap penyakit kanker, dulunya ia sempat di rawat di RSCM , setelah menjadi member LKC. Tim dari LKC sering hadir ke rumahnya (home care) untuk mengetahui keadaan mulyati dan memberikan bimbingan rohani karena ia merasa sudah tidak berdaya, tidak tahu apa yang harus dilakukan. b. Sedangkan menurut Menurut pak Wawan sebelum mendapat bimbingan dia bingung harus melakukan apa, seperti yang dikatakannya: sebelum dapet bimbingan kan saya hanya diem ya bingung mau ngerjain apa, sedangkan saya hanya terbaring di tempat tidur . yasudah saya Cuma diem saja saya juga bingung ketika mau melaksanakan sholat harus gimana 40
pak Wawan adalah salah satu pasien di LKC yang mengidap penyakit thipus sudah 2 minggu dia dirawat di LKC, dia merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan kecuali hanya berbaring tidur dan menahan rasa sakit. c. Menurut ibu Yustinah sebelum mendapat bimbingan rohani ia merasa kurang mengontrol emosinya: sebelum saya dapet bimbingan rohani saya itu orangnya suka marah, terus rada emosian apalagi kan saya sering sakit-sakitan kan, jadi bawaaannnya itu gimana gitu ka 41
Ibu Yustinah adalah salah satu pasien LKC yang sudah hampir 7 tahun lebih menjadi member LKC, ibu Yustinah ini menderita sakit lambung, ibu
39 Wawancara pribadi dengan mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00. 40 Wawancara pribadi dengan pak wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00. 41 Wawancara pribadi dengan ibu yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00 81
Yustinah ini merupakan pasien yang aktif ikut pengajian bina rohani pasien yang diadakan oleh LKC. d. Menurut Herlan sebelum mendapat bimbingan dia merasa hampa. sebelum saya dapat bimbingan rohani saya Cuma diem aja, sesekali sambil melamun memikirkan masa depan saya gimana nasibnya, jadi saya bukannya tambah sembuh malah kepikiran yang enggak-enggak. 42
Herlan merupakan pasien yang menderita sakit tumor. Dia terbilang masih muda umurnya baru 17 tahun, dia merasa sedih dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
2. Keadaan Pasien setelah Bimbingan Rohani Pasien Pasien yang sudah mendaat bimbingan merasa lebih baik dan merasa lebih tenang dan nyaman berbeda ketika mereka belum mendapat bimbingan rohani. Karena: Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas. Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh. Pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara spiritual. 43
Seperti yang diungkapkan pasien dibawah ini :
a. Menurut Mulyati setelah mendapat bimbingan ia merasa lebih tenang dan lebih nyaman. Perasaan saya pertamanya sih biasa aja ya dan saya sedikit tenang, cuman saya jadi mikir kalu semuanya itu kan bakal kembali kepada Allah ya. 44 Disini terlihat bahwa bimbingan rohani ini membantu
42 Wawancara pribadi dengan herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30. 43 http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat yang diakses pada tangal 10 mei 2011 44 Wawancara pribadi dengan mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00. 82
dan mengarahkan pasien ke arah yang lebih baik, karena prinsip bimbingan: Menurut H.M. Arifin Bimbingan berarti menunjukkan atau memeberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang. 45
b. Menurut pak Wawan setelah mendapat bimbingan rohani dia merasa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setelah dapet bimbingan saya merasa lebih baik ya dan sadar akan dosa-dosa saya, heheh. 46
Pasien merasakan perbedaan ketika sesudah mendapat bimbingan dia merasa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena sudah dijelaskan bahwa fungsi dari bimbingan itu salah satunya adalah : Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. 47
Disini bisa dilihat perkembangan bapak wawan setelah mendapat bimbingan dia sadar akan dirinya yang masih banyak dosa dan ingin berusaha memperbaiki dirinya untuk menjadi lebih baik lagi. c. Menurut bu Yustinah setelah mendapat bimbingan merasa lebih banyak mendapat tentang pengetahuan agama. Alhamdulillah ya setelah saya ikut pengajian ini saya merasa senang saya merasa lebih tambah pengetahuan yaaa, jadi ngerti giu mana yang baik dan mana yang tidak 48
Ibu yustinah merasa senang ketika sudah mendapat bimbingan karena dia merasa bertambah pengetahuan tentang agama yang bisa menjadikan
45 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta : PT. Golden Terayon Press,1998), Cet, ke-6, h-1 46 Wawancara pribadi dengan pak wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00 47 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 26-27. 48 Wawancara pribadi dengan ibu yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00 83
pedoman hidupnya. Karena menurutnya dia bisa mengetahui yang benar dan salah dari agama yang menjadi pedomannya. Salah satu tujuan bimbingan yaitu: Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri. 49
Dan disini ibu yustinah bisa mengembangkan dirinya melalui pedoman yang dia sudah tahu mana yang baik dan mana yang benar setelah mengikuti bimbingan rohani. d. Menurut Herlan setelah mendapat bimbingan rohani dia merasa lebih nyaman dan sadar akan dosa-dosa dia seperti yang dia katakan: Perasaan saya sih awalnya biasa saja tapi lama kelamaan saya jadi sadar kalau yang ngasih kesembuhan itu kan Allah jadi kita hanya bisa berusaha dengan berobat 50
Dalam tujuan bimbingan rohani ada yang namanya : Membantu klien untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi dan kesempatan yang ada. 51
Herlan merasa lebih nyaman setelah mendapat bimbingan rohani, menurutnya dia juga sudah berusaha agar cepat sembuh, tetapi Allah lah yang menentukan dia hanya bisa berusaha dengan cara berobat.
49 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta. UI Press, 2001),Cet. Ke-2, h. 54 50 Wawancara pribadi dengan herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30. 51 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta. UI Press, 2001),Cet. Ke-2, h. 54. 84
Jadi dari beberapa kegiatan bimbingan rohani yang ada di LKC sudah membantu dalam proses kesembuhan pasien. Bukan hanya sehat secara fisik tapi juga sehat rohani.
85
Bab V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, sebagaimana telah di uraikan dalam pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti mencoba menyimpulkan bahwa Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien itu ada 2 macam. Peneliti mencoba untuk menguraikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk Kegiatan Bimbingan Rohani ada 2macam yaitu : a. Bimbingan rohani bagi pasien rawat inap. Bimbingan reguler atau cluster, yaitu salah satu bimbingan yang dilakukan bagi pasien rawat inap yang ada di LKC, bimbingan ini dilakukan per kamar. metode yang digunakan dalam bimbingan ini adalah metode direktif karena pendekatannya dilakukan secara langsung atau face to face berhadapan langsung dengan pasien. b. Bimbingan Rohani Pasien bagi pasien rawat jalan. Bimbingan ini diberikan kepada pasien yang berobat jalan atau rawat jalan. Biasanya dilakukan dengan cara pengajian masjid binaan LKC Pengajian member LKC binaan ini adalah salah satu program BRP yang dilakukan di luar yang bekerja sama dengan masjid-masjid di kelurahan ciputat dan sekitarnya. Pengajian ini diwajibkan bagi member LKC. Karena pengajian ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan agama kepada para member LKC. Adapun metode yang digunakan dalam pengajian ini adalah metode group guidance karena 86
disini bimbingan ini dilakukan secara kelompok yaitu dalam bentuk ceramah dan diskusi. B. SARAN Tanpa mengurangi rasa hormat atas kerja keras yang dilakukan pihak panti dan dengan disertai keterbatasan seoarang peneliti sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan dan tak luput dari kesalahan yang baru belajar tentang pengetahuan Bimbingan Rohani Pasien, di bawah ini akan di catat beberapa rekomendasi yang barang kali mampu memberikan masukan bagi Lembaga Kesehatan Cuma-Cuma untuk kinerja dan ektifitas kegiatan pemberdayaan di kemudian hari. a. Menambahkan anggota Pembina Rohani pasien agar tidak terbengkalai program yang lain dan agar bisa berjalan lebih bagus lagi, dan tentunya bisa mendapat hasil kinerja yang lebih baik. b. Membangun kembali mitra masjid binaan di beberapa kelurahan yang belum tersentuh agar para member LKC yang berada di daerah-daerah kecil juga masih bisa mendapat Bimbingan Rohani. c. Menambah waktu untuk layanan Bimbingan Rohani Pasien, karena banyak permintaan dari pasien juga dan lebih konsisten dengan waktu. d. Menambah program baru lagi agar lebih bervariatif dan tidak monoton.
87
Daftar pustaka Al-Mawardi. Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kedokteran. Jakarta: PT. Prima, 2001. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rieneka Cipta,1996. Barbara F. Weller. Kamus Saku Perawat. Jakarta: EGC,2005. Brooker, Christine. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta :EGC, 2001. Darajat, Zakiah. Psikoterapi Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang , 2002. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2001. Dewa Ketut Sukardi. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Djumhur dan M. Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah . Bandung: CV. Ilmu, 1975. Faqih, Ainur Rahim. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta. UI Press, 2001. H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama JakartaPT. Golden Terayon Press,1998. Hawari, Dadang. Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Dana Bhakti Prisma Yasa, 1996. _______________, Pelatihan Relawan Bimbingan Rohani Pasien. Sawangan: DompetDhuafa Republika, tanggal, 9 juli 2003. Kaffie, Jammaluddin. Psikologi Dakwah. Surabaya: Indah, 1993. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2007. Muinuddin, Hakim. Penyembuhan Cara Sufi. Penerjemah Burhan Wira Subrata. Jakarta : Lentera, 1999. RI. Suhartin dan Bonar Simangunsong, Pembinaan Personil Melalui Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta ; Paneindo, 1989. Shaleh, Abdul Rahman. dan Wahab, Muhbib Abdul. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta : Kencana, 2004. Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofyan. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES,1995. Slamito, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1998. Yafie, Ali. dkk., Sakit Menguatkan Iman . Jakarta : Gema Insani Press, 1996.
Sumber dari majalah, internet dan artikel:
Abdul Wahid Chairul , Pengertian Model dan Jenis-jenisnya, yang diakses di http://www.damandiri.or.id/file/abdwahidchairulahunairbab2.pdf. BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010. Dahlan, Zuchairi. Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008. Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami Kawakib, Nurul. Urgensi Santunan Spiritual di Rumah Sakit, 2009 di akses dari: http://nurulkawakibblog.blogspot.com/2009/04/urgensi-pendekatan- spiritual-di-rumah.html. LKC Dompet Dhuafa republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2008, LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada: http://www.lpmdd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=B RP&id=62 Muhit, Abdul. S.Pdi, Fiqih Bagi Pasien (Tuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit), 2008. Purnawan, Iwan. S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di : http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat. .
LAMPIRAN LAMPIRAN
1 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien
PANDUAN PENGELOLAAN PROGRAM BIMBINGAN ROHANI LKC
1. TUJUAN 1.1. Menjadi panduan umum dalam menyelenggarakan program Bina Rohani pasien 1.2. Sebagai syarat kelengkapan bagi lembaga agar lembaga dapat terakreditasi sesuai dengan ketentuan dari Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ) Departemen Kesehatan.
2. DEFINISI 2.1. Bimbingan rohani adalah salah satu program yang dilaksanakan di Departemen Pengembangan Program yang fokus pada layanan spiritual/ konselig.
3. RUANG LINGKUP 3.1. Panduan ini mengacu pada visi LKC 3.2. Penduan ini mencakup panduan umum bimbingan rohani pasien member LKC, bimbingan komunitas ( KSM ), dan bimbingan rohani pasien di rumah sakit mitra LKC
4. LAIN- LAIN Panduan ini akan diperbaiki atau diubah bila diketahui terdapat kekeliruan dan atau perubahan di kemudian hari.
5. Kebijakan Umum 5.1. Sasaran Kegiatan a. Pasien yang sakit fisik dan rohani b. Peserta LKC c. Masyarakat peduli donatur d. Karyawan LKC
5.2. Kegiatan Bimbingan rohani pasien terdiri atas 6 kegiatan yaitu : 5.2.1. BRP ( peserta) untuk program Kelurga Sehat Mandiri ( KSM ), pendampingan 1 kluster = 200 KK member LKC ) 5.2.2. Bimbingan rohani bagi pasien rawat jalan dan rawat inap di LKC 5.2.3. Pengajian member LKC di Masjid binaan. 5.2.4. Bimbingan rohani regular di rumah sakit mitra LKC 5.2.5. Kunjungan rumah ( Home Care ) Sapa pasien 5.2.6 Pengembangan Kegiatan
5.3 Deskripsi Kegiatan 6.3.1 Kegiatan Keluarga Sehat Mandiri ( KSM ) Adalah : Kegiatan pendampingan 1 kluster yang terdiri dari 200 kepada keluarga dan berstatus sebagai member LKC
a. Ketentuan dasar untuk kegiatan ini adalah - Pendampingan keluarga PHBS Pembinaan mental/ rohani pasien Adanya pembatasan dan pengelompokan peserta Kriteria peserta adalah berdomisili di Wilayah, Pamulang, Pondok Aren, Kebayoran Lama Adanya pendamping yang terpadu dan Spesifik Terpadi artinya: pendamping adalah tim yang terdiri atas, dokter, perawat/ bidan, dan Pembina rohani. Spesifik artinya setiap kluster/ dasa wisma di dampingi oleh tim secara spesifik ( orangnya tetap). Adanya pembatasan dan pentahapan program, waktu program adalah 1 s.d. 2 tahun yang terbagi dalam semester 2 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien b. Deskripsi Kegiatan Aspek Fisik - Pemerikasaan kesehatan bulanan bagi Ibu dan Anak balita. - Pemeriksaan kesehatan awal bagi anggota keluarga dengan penyakit degeneratif. - Akses pelayanan bagi kasus emergensi. - Deteksi dini kesus infeksi kronis. - Deteksi dini kasus kekurangan gizi dan enemia bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. - Gathering khusus bagi pasien dengan kasus degeneratif, difable dan pasca gangguan mental. Aspek Rohani - Bimbingan ibadah wajib. - Bimbingan membaca al-Quran. - Bimbingan fiqh sakit. - Bimbingan Akhlaq. - Konseling masalah keluarga. - Preventif terhadap kasus gangguan mental/ rohani.
c. Teknis Pelaksanaan
LKC melakukan perekrutan dan penyiapan tenaga pelaksana program Tenaga pelaksana program terdiri atas perawat/ bidan, Pembina rohani ( Ustad ), dan pendamping keluarag ( relawan/ pekerja sosial ) yang bekerja sebagai sebuah tim yang dipimpin oleh penanggung jawab program Bina Rohani LKC. Tim ini disebut tim pendamping. LKC melakukan rekrutmen dan seleksi terhadap keluarga dhuafa ( member LKC ) yang akan menajdi partisipan program, kelurga peserta di sebut keluarga partisipan program ( PP) Partisipan program di kelompokkan menjadi 5 kluster setiap kluster terdiri dari 20 KK, kelompok ini di sebut Klaster Dasa Wisma ( KDW), hal ini untuk memudahkan pendampingan serta memudahkan tumbuhnya dinamika social dalam kelompok. Tiap kluster Dasa Wisma ( KDW ) akan didampingi oleh satu tim pendamping yang terdiri dari 2 orang, Teknis pelaksanaan program : Assesment, Gathering rutin penyamaan persepsi, menumbuhkan dan pemecahan masalah kesehatan, kunjungan rumah, implementasi program, monitoring dan evaluasi.
e. Volume Kegiatan Adanya penanggung jawab program BRP Jumlah partisipan program dalam tahun ini adalah 200 KK atau 10 Klaster Dasa Wisma (KDW) Dibutuhkannya tim pendamping sebanyak 5 tim baik perawat/bidan, ustadz Pembina rohani, maupun pendamping sosial
f. Indikator Indikator keberhasilan program: Tercapainya cek list perilaku hidup sehat pada semester akhir program Terbentuknya kelompok dasa wisma yang mandiri saling Bantu memecahkan masalah kesehatan anggota keluarganya.
g. Evaluasi Pemantauan kegiatan dilakukan dalam rakor dan laporan bulanan program, evaluasi 6 bulanan dan evaluasi akhir 3 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien 6.3.2 Bimbingan rohani bagi pasien rawat jalan dan rawat inap di LKC a. Bimbingan Rohani Pasien Rawat Jalan: Terdapat poli BRP setiap Selasa dan Kamis jam 08.00-10.00 WIB Dilaksanakan oleh ustadz untuk pembinaan aspek rohani/spiritual Dapat mendaftar langsung atau rujukan dari poli umum/spesialis.
b. Bimbingan Rohani Pasien Rawat Inap: Dilakukan kunjungan pasien rawat inap setiap hari oleh Ustadz pada jam 15.00-17.00 Bimbingan diberikan dalam bentuk motivasi dan pelaksanaan ibadah (shalat) saat sedang sakit & dibuatkan status bimrohnya Bimbingan diberikan bukan hanya pada pasien tetapi juga pada keluarga pasien yang mendampingi di ruang rawat inap.
6.3.3 Pengajian member LKC di Masjid binaan 6.3.4 Bimbingan rohani regular di rumah sakit mitra LKC a. Terdiri atas : 1. Bimbingan Reguler Rumah Sakit. 2. Bimbingan Khusus Pasien Gangguan Jiwa.
1. Bimbingan Reguler Rumah Sakit Bimbingan rohani yang secara rutin diberikan kepada para pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit mitra BRP secara komprehensif meliputi: Bimbingan pasien kondisi biasa, bimbingan pasien kondisi terminal Bimbingan pasien gawat darurat (high care), layanan bimbingan anfal/sakaratul maut.
2. Bimbingan Khusus Pasien Gangguan Jiwa Bimbingan rohani bagi pasien yang mengalami ganguan jiwa b. Pelaksana Dilaksanakan oleh Sahabat Pasien Harus adanya MoU dengan pihak manajemen RS Harus adanya format laporan pelaksanaan BRP Melibatkan masyarakat yang peduli dan instansi sejenis lainnya (pemerintah & swasta) Adanya standar pelaksanaan/penanganan pasien (prognosis bonam, dubia & malam).
c. Sahabat Pasien Persyaratan Sahabat Pasien: Pria/Wanita usia 23-28 tahun Belum menikah Mampu membaca Al Quran dengan baik Hafal doa-doa Berkepribadian dan berpenampilan Islami serta menarik Komunikatif dan humanis Sabar, mampu menginspirasi, dan memberikan motivasi Percaya diri dan santun Dapat menjaga amanah dan mampu mengendalikan emosi Pendidikan perguruan tinggi ( diprioritaskan berlatar belakang psikologi, konseling, dan agama) Memiliki KTP dan surat keterangan baik dari RT dan RW.
d. Volunteer BRP saat ini dilaksanakan oleh Sahabat Pasien (SP), selain itu didukung pula oleh relawan yang berasal dari beberapa lembaga sosial, pengajian, pribadi, maupun perguruan tinggi yang melaksanakan program magang di BRP 4 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien 6.3.5 Kunjungan rumah ( Home Care ) Sapa pasien a. Layanan Home Care Kunjungan ke rumah pasien untuk memberikan pembinaan rohani yang lebih intensif.
b. Sapa Online SAPA Online (Spiritual Patient Awareness by Online) Adalah layanan patient care dengan layanan konsultasi agama melalui telepon.
c. Sms Tausiyah Merupakan layanan bimbingan rohani bagi pasien yang sudah mendapat bimbingan regular atau pada saat pasien pulang kerumahnya Tausiyah ini disampaikan melalui media HP menggunakan fasilitas SMS.
d. Sasaran Home care Sasaran pasien yang jelas : LKC saat ini pasien TB Sapa pasien dengan telepon atau sms (untuk donatur/mitra/masyarakat dan pasien RS).
6.3.6 Pengembangan Program a. In House Training ( IHT ) dan Pelatihan relawan Sahabat Pasien.
Merupakan wadah untuk meningkatkan apresiasi dan kapasitas sahabat pasien dibidang layanan spiritual dalam memberikan layanan prima, sekaligus sebagai media edukasi masyarakat Melatih kemampuan terhadap share holder agar memiliki skill yang sama dan sesuai dengan standar layanan Sahabat pasien mengetahui urgensi memberikan bimbingan bimbingan spiritual kepada orang yang sedang sakit Memahami dan mengetahui tata cara melakuka bimbingan sesuai dengan tuntunan Islam Peserta mampu menjalankan kegiatan bimbingan rohani pasien ditempat kerjanya masing-masing Meningkatkan kemampuan sahabat pasien dalam memberikan materi pada event pelatihan BRP Bentuk kegiatan berupa : Training Of Trainer ( TOT ), Focus Group Disccusion ( FGD ), Training Hopnotherapy.
b. Spiritual Care On Patient Training (SCOPE Training) Sinergi BRP dengan stake holder training ini difokuskan bagi lembaga/organisasi atau perorangan yang concern terhadap kegiatan konseling islam, target peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Training dilaksanakan secara rutin 1 tahun sekali.
c. Riset dan Pengembangan. Kompilasi literatur yang terkait erat dengan program Bimbingan Rohani dan menjadikan salah satu disiplin ilmu yang patut dikembangkan dan disosialisasikan ke masyarakat sekaligus mampu melibatkan partisipasi masyarakat dalam program Bina Rohani.
Aktifitas yang dilakukan diantaranya : 1. Penerbitam Buku 2. Program Mata kuliah Biina Rohani Pasien di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Penulisan buku, Skripsi dan Tesis 4. Kegiatan magang/ Praktek lapangan 5 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien
MATERI BIMBINGAN ROHANI PASIEN LPM - DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
No Kondisi Pasien Materi Bimbingan Rohani Bagi Pasien Bagi Keluarga 1 Sakit Ringan Sabar Sabar Ikhtiar Berobat Berikan Dorongan/Harapan Berikan Harapan Kesembuhan Bantu dengan Doa Tingkatkan Ibadah Tingkatkan Ibadah Dzikir dan Doa Tingkatkan Iman dan Taqwa Dzikir dan doa 2 Sakit Berat tapi masih sadar (Terminal State) * Baik Sangka Kepada Allah * Minta Maaf * Sabar, Tawakal * Memberi Maaf * Minta Maaf * Berikan Dorongan/ Harapan
* Shalat (Ibadah) Semampunya * Doakan * Tetap Berobat + Washiat * Istighfar, Dzikir dan Doa 3 Sakit Berat, Tidak Sadar * Membisikan Kalimat Tauhid * Ridha dan Ikhlas a. Pingsan * Didoakan * Ciptakan Ketenangan b. Karena Penyakitnya * Doa Pasrah * Ajak Bersama Doa Pasrah 4 Kritis (Sakaratul Maut) * Sama Dengan diatas * Ridha, Ikhlas dan Sabar * Jaga Kebersihan/Ketenangan * Jangan Meratap * Talqinkan dan doakan 5 Akan di operasi dan Pasca Operasi * Sabar dan Tawakal * Sabar dan Tawakal
* Shalat Jama dan Qoshor jika waktu telah masuk * Dzikir dan Berdoa * Berdoa * Bersyukur pasca Operasi * Bersyukur pasca Operasi * Sujud Syukur * Sujud Syukur 6 Sembuh dengan Cacat * Ikhlas dan Sabar * Ikhlas dan sabar * Optimis * Berikan Dorongan agar lebih Optimis * Ridha, menerima Kenyataan * Bersyukur 7 Melahirkan * Sabar dan Tawakal Berikan Dorongan/Harapan * Mengikuti Nasihat Dokter Doa untuk Ibu dan Bayinya Berdoa Adakan Aqiqah
Bersyukur dan berdoa untuk Bayi 8 Melahirkan dengan Cacat * Sabar dan Ikhlas * Sabar dan Ikhlas * Curahkan Kasih Sayang * Curahkan Kasih Sayang Dzikir dengan Ucapan:
Biqadarillahi wa maa syaa'a fa'ala
Dengan takdir Allah, segala yang dikehendaki-Nya semuanya terjadi 9 Melahirkan tetapi Meninggal * Pasrah dan Sabar * Pasrah dan Sabar * Jangan Meratap * Jangan Meratap Dzikir dengan Ucapan:
Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya
Ya Allah berikianlah pahala atas musibahku ini dan berikanlah pengganti yang lebih baik (HR. Muslim) 10 Bayi yang Sakit * Doakan si bayi Ikhtiar Berobat
* Untuk Ibu: Berikan ASI selama 2 tahun Sabar dan Tabah * Dzikir dan Berdoa 11 Anak -anak yang sakit Hibur dan Gembirakan Sabar dan Tabah Doakan * Dzikir dan Berdoa 12 Percobaan Bunuh Diri * Wawancara Konseling * Wawancara Konseling * Jangan Putus Asa * Jangan Putus Asa * Istighfar dan bertaubat * Istighfar dan bertaubat * Dekatkan Diri Kepada Allah * Dekatkan Diri Kepada Allah * Bakti pada Orang tua * Shalat Tahajjud 13 Ketergantungan Obat * Wawancara Konseling * Wawancara Konseling * Jangan Putus Asa * Jangan Putus Asa * Istighfar dan bertaubat * Istighfar dan bertaubat * Dekatkan Diri Kepada Allah * Dekatkan Diri Kepada Allah * Bakti pada Orang tua * Shalat Tahajjud 14 Korban Pemerkosaan * Tabah/ Percaya Diri * Sabar, Tabah dan Kuatkan Iman
Putus asa, takut, kecewa, nekat * Tingkatkan Pemahaman agama * Dekatkan Diri Kepada Allah * Taubat dan Istighfar * Doa mohon Bimbingan Allah * Dekatkan Diri Kepada Allah * Doa Mohon Bimbingan Allah 15 Korban Pemerkosaan * Tabah/ Percaya Diri * Sabar, Tabah dan Kuatkan Iman jika hamil * Tingkatkan Pemahaman agama * Dekatkan Diri Kepada Allah * Taubat dan Istighfar * Doa mohon Bimbingan Allah * Dekatkan Diri Kepada Allah * Doa Mohon Bimbingan Allah * Setiap anak terlahir suci 16 Gagal KB dan * Pengertian KB Menurut Islam * Pengertian KB Menurut Islam
Tidak menerima Kehamilan * Terima Apa adanya * Terima Apa adanya * Syukur dan berdoa * Syukur dan berdoa * Dekatkan Diri Kepada Allah * Dekatkan Diri Kepada Allah 17 Mandul * Anjurkan ke Spesialis * Doakan
* Amalkan amalan Nabi Zakaria dan Nabi Ibrahim
* Cari Pahala dengan mengangkat anak 18 Penyakit Kelamin * Sadar/ Insaf * Bimbing dan arahkan * Berobat * Berikan Harapan pada pasien * Berikan harapan Sembuh * Doakan * Pelajari agama * Berdoa 19 Manula * Berikan harapan Sembuh * Gembirakan/Santuni * Mantapkan Agamanya
02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 1 SOP Pelayanan Terhadap Peserta & Keluarga
Departemen : Pengembangan Program Bagian : Pembina Rohani SOP : Pengajian Bulanan Peserta LKC
Alur SOP
1. Bina Rohani mengadakan pengajian bagi peserta LKC setiap 1 bulan sekali.
2. Bina Rohani menyiapkan kegiatan pengajian mulai dari : o mengundang pembicara o membuat pengumuman untuk peserta o menunjuk petugas moderator o menyiapkan daftar hadir o konsumsi (snack)
3. Pengajian dilaksanakan sesuai jadwal dimulai dengan ; o Membaca surat Yasin berjamaah o Penyampaian materi pengajian o Penutup
4. Membuat laporan kepada atasan, setiap akhir bulan
Kebijakan
1. Pelaksanaan Pengajian satu bulan sekali untuk masing-masing Kelurahan di kecamatan Ciputat, Pamulang dan kelurahan Pondok Pinang 2. Pelaksanan pengajian bulanan dilaksanakan pada hari kerja. 3. Pembicara eksternal LKC yang telah di sepakati oleh pimpinan LKC. 4. Pembina Rohani wajib memakai seragam baju koko LKC. 5. Peserta LKC, pembicara dan Bina Rohani harus memberikan tanda tangan dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk laporan keuangan tiap bulan. 6. Receptionis membagikan kartu pengajian bagi peserta yang belum mendapatkannya, guna optimalisasi kehadiran peserta di Pengajian bulanan peserta LKC, untuk kemudian peserta di haruskan membawa kartu pengajiannya setiap kali berobat bersama kartu anggotanya 7. Resepsionis di haruskan menanyakan kartu pengajiannya setiap kali berobat.
Bagian Terkait
1. Resepsionis 2. Pelaksana Program 3. Keuangan
02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 2 Departemen : Pengembangan Program Bagian : Pembina Rohani SOP : Bina Rohani Daerah Binaan
Alur SOP
1. Bina Rohani mengadakan kegiatan bina rohani untuk daerah binaan LKC yang dikelola oleh KPK. 2. Bina Rohani mengatur bentuk kegiatan dan teknis pelaksanaannya, berkoordinasi dengan KPK 3. Pembinaan yang di lakukan Bin-Roh adalah berupa pengajian di tiap-tiap daerah binaan berkoordinasi dengan KPK. 4. Bina Rohani berkoordinasi dengan KPK dalam menyiapkan kegiatan pengajian mulai dari : o mengundang pembicara o membuat pengumuman untuk peserta o menunjuk petugas moderator o menyiapkan daftar hadir o konsumsi (snack) 5. Pengajian dilaksanakan sesuai jadwal dimulai dengan ; a. Membaca surat Yasin berjamaah b. Penyampaian materi pengajian c. Penutup 6. Membuat laporan kepada atasan, setiap akhir bulan
Kebijakan
1. Pembinaan yang di lakukan Bin-Roh adalah berupa pengajian di tiap-tiap daerah binaan berkoordinasi dengan KPK. 2. Peserta pembinaan, pembicara dan Bina Rohani harus memberikan tanda tangan dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk laporan keuangan tiap bulan.
Bagian Terkait
1. Pelaksana Program
02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 3
Departemen : Pengembangan Program Bagian : Pembina Rohani SOP : Memberi Bantuan Transportasi Peserta LKC
Alur SOP
1. Peserta meminta bantuan biaya transportasi kepada Resepsionis, a. Bila nilai nominalnya dibawah Rp 20.000,- , maka resepsionis bisa langsung memberikan bantuan sesuai dengan hasil wawancara, b. Bila lebih dari Rp 20.000,- 1. peserta harus mengajukan ke Bin-Roh 2. atau di konsultasikan lewat telepon ke Bin-Roh bila tidak ada di tempat
2. Perawat rujukan juga bisa mengajukan bantuan biaya transportasi untuk peserta rujukan kepada resepsionis dan atau Bin-Roh, bila nilai nominalnya lebih dari Rp.20.000,-
Kebijakan
1. Bantuan biaya transportasi peserta di danai dari dana infaq Jum`at dan anggaran Bin-Roh.
Bagian Terkait
1. Resepsionis 2. Perawat Rujukan
02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 4 Departemen : Pengembangan Program Bagian : Pembina Rohani SOP : Memberi Bantuan Konsumsi untuk Keluarga Pasien IRNA dan Rujukan
Alur
1. Perawat IRNA dan rujukan meminta bantuan konsumsi pasien kepada Bin-roh 2. Bin-roh mengajukan anggaran ke keuangan, dan mengatur penyediaan makanan tersebut.
Kebijakan
1. Bantuan konsumsi untuk keluarga pasien IRNA dan Rujukan sehari tiga kali (sarapan pagi, makan siang dan makan malam) 2. Bantuan konsumsi setiap kali makan senilai Rp 5.000,- 3. Penanggung jawab bantuan ini adalah Pembina Rohani 4. Bantuan ini hanya diberikan kepada satu orang dari 1 (satu) keluarga pasien berdasarkan laporan dari perawat IRNA dan perawat Rujukan
Bagian Terkait
1. Perawat IRNA 2. Perawat Rujukan 3. Keuangan
02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 5 Departemen : Operasional Bagian : Rumah Tangga Sub Bagian : Juru Masak SOP : Penyediaan Makanan Bagi Keluarga Pasien
Alur SOP
1. Ada permintaan dari perawat kepada juru masak untuk menyediakan makanan bagi keluarga pasien 2. Petugas juru masak menyarankan kepada perawat untuk menghubungi Bin- Roh
Kebijakan
1. Juru masak tidak menyediakan makanan bagi keluarga pasien 2. Bantuan konsumsi setiap kali makan senilai Rp 5.000,- 3. Penanggung jawab bantuan ini adalah Pembina Rohani 4. Bantuan ini hanya diberikan kepada satu orang dari 1 (satu) keluarga pasien berdasarkan laporan dari perawat IRNA dan perawat Rujukan
Hasil wawancara Nama responden : Ust. Yazid Jabatan : Pembina Rohani Pasien 1. Apa yang dimaksud BRP ? Bimbingan rohani pasien ya itu bimbingan rohani yang diberikan ke pasien khususnya di LKC ini ya karena kan disini itu khusus untuk dhuafa jadi minimnya pengetahuan tentang agama makanya disinilah perlunya bimbingan rohani, karena ketika mereka mendapat musibah atau penyakit mereka bingung bagaimana untuk melakukan shalat , nah dari sini kita bimbingan agama selain itu juga memberi motivasi kepada keluarga yang menunggu agar lebih tabah, tapi itu tadi yang lebih penting ke rohaniahnya. 2. Apa yang menjadi tujuan didirikannya BRP di LKC ? Hmm tujuannya yaitu Sebagai bentuk kepedulian kepada pasien yang sedang sakit, kemudian Memberi pengertian kepada pasien dan keluarga agar tetap bersabar dan berdoa, Memberi bimbingan khususnya rohani kepada pasien dalam menghadapi musibah dan ujian, Memberi dorongan kepada pasien agar tidak putus asa, Membimbing perasaan si pasien agar tetap tenang
3. Apa yang menjadi visi misi BRP di LKC ? Visi : meningkatkan kualitas kesembuhan pasien melalui bimbingan spiritual
4. Bagaimana struktur organisasi BRP di LKC ? Sebenernya dulu diLKC ada 13 orang tapi sekarang hanya single man, hanya saya yang melakukan BRP di LKC . jadi tidak ada struktur organisasi yang sistematis atau tersusun. 5. Ada berapa model layanan BRP yang diberikan kepada pasien di LKC ? Hmmm yang pertama adalah bimbingan untuk rawat inap di LKC . yaa bimbingan aja, hmmm pendekatannya ya biasa aja, datengin perkamar kita data, kemudian kita tanya keluhannya, bertanya tentang kabar hari ini, perkembangannya sudah sejauh mana, nanty dari jawaban itu kan bisa di lihat disebut positif atau secara kejiwaan. Untuk masalah jumlah pasien yang rawat inap ga tau jumlahnya tapi untuk pasien yang harus ditangani yaitu 20 orang perbulan. Di lkc saja makanya ketika kemaren saya bilang . dan 20 0rang itu hanya untuk rawat inap saja. kalu rawat jalan itu temporer saja kalu ada dokter yang butuh kita di panggil, kalau ada pasien yang butuh bimbingan kita dipanggil atau konsul . jadi selain rawat inap yaitu pengajian bina rohani pasien bagi member lkc yang dilakukan sebulan sekali karena dibagi menjadi 12 kelurahan yaitu kedaung, ciputat, sarua indah, pisangan, pondok pinang , jombang 1, jombang 2, cipayung, rengas, pondok ranji, cempaka putih. yang rutin yaitu yang pengajian dan semua member lkc itu wajib mengikuti pengajian sesuai dengan kelurahan masing masing adapun dalam pengajian itu kita memberi materi 1 jam kemudian sisa waktunya untuk tanya jawab, dan alhamdulillah respon mereka sangat senang dan antusias sekali bahkan kadang ada yang curhat setelah pengajian itu selesai , mereka sangat senang karena ada yang mau mendengar keluhan mereka. Bahkan ada yang minta untuk dilakukan seminggu sekali. Adapun untuk waktu pengajian itu dimuali dari jam 10 sampai abiz dzuhur, terus materi yang disampaikan lebih kepada tentang pemahaman agama, dan penyuluhan kesehatan tujuan dari pengajian member lkc ini yaitu untuk memberi pengetahuan agama kepada member yaitu. 6. Bagaimana untuk menjadi pembina BRP LKC? Kalu untuk saat ini belum ya , yang penting itu basic keagamaan kita saja, gimana kita mau membimbing rohani kalu kita tidak punya basic keagamaan yang bagus. Kalau masalah pendidikan untuk sekarang memang belum ada standar tertentu tapi nanti mungkin akan diperlukan orang berpendidikan untuk menjadi pembina bimbingan rohani pasien, karena perkembangan zaman juga ya . 7. Pendekatan apa saja yang digunakan saat Bimbingan Rohani Pasien ? Pendekatan yang dilakukan ya kita datengin per kamar kemudian kita tanya keluhannya, kita tanya perkembangan psikisnya, kadang ada yang semangat sekali ketika kita datang karena mereka ingin curhat atau cerita bahkan kadang sampai setengah jam hanya menangani pasien, selain itu ketika saya sedang melakukan bimbingan rohani pasien saya bercanda, humor, agar mereka tidak jenuh dan bosan. Karena biar mereka juga terkesan dengan hadirnya kita. 8. Materi apa saja yang diberikan kepadda pasien saat brp berlangsung ? Untuk materi yang saya berikan ya pertama itu pasien agar tetap melakukan shalat, ya paling banyak tentang agama ya, seperti ketika mereka bingung untuk berwudhu ketika sakit harus gimana. Pokonya tentang beribadah kepada Allah seperti shalat dan dzikir. 9. Bagaimana bimbingan yang bapak berikan kepada pasien ? Yang pasti bimbingan agama ya, yang menyangkut ke rohani pasien, ya itu tadi pertama datengin pasien kemudian mengucapakn salam bertanya tentang kabar hari ini dan tentang perkebambangannya sekarang. Kemudian dengar keluhan mereka setelah itu baru dikasih bimbingan agama dan kemudian di doain atau berdoa untuk pasien agar psien cepat sembuh. 10. Bagaimana keadaan pasien sebelum mendapat bimbingan ? Mereka merasa gelisah , kurang sabar dan kurang mendekatkan diri kepada Allah. 11. Bagaimana keadaan pasien setelah mendapat bimbingan ? Alhamdulilah ada perubahan ya walaupun tidak ada 100% itu bisa kelihatan dari perkembangan perilaku yang tadinya sedih dan pemurung tapi sekarang menjadi lebih sabar.
Responden interviewee
(ust. Yazid) (indah chabibah)
Hasil wawancara Nama Responden : pak Iwan Jabatan : Supervisi Program 1. Apa yang dimaksud BRP? Bimroh adalah salah satu aktivitas yang dilakukan untuk memberikan motivasi dorongan kepada pasien yang sedang mengalami sakit deng an tujuan agar lebih baik dan tidak berputus asa terhadap sakit yang dideritanya.
2. Bagaimana sejarah dan latar belakang berdirinya BRP di LKC DD Ciputat? Maka kornya kesehatan tahun 2008 dipindahkan ke lkc , di lkc baru ada bimroh .. sebelumnya ada namanya ustadz muzadii beliau di bimroh lkc terus sekarang ditambah tenaga kemudian programnya berakhir pada 2009, artinya program itudi revisi kemudian dipegang Cuma dua orang ditambah lagi dengan satu orang yaitu ustad yazid sampai sekarang , sekarang brp di lpm lagi di update lagi
3. Apa yang menjadi tujuan didirikannya BRP di LKC ? Tujuan didirikannya brp adalah : 1. Menjawab kebutuhan spiritual pasien karena dikomplementary medicine pelengkap pengobatan itu salah satunya aspek spiritual karena orang sakit itu 70% dipengaruhi oleh psikologis spiritual. 2. Dakwah bil haal , memang menjawab tantangan dakwAH bil haal, dakwah di tempat pengajian kan udah umum , nah kalu ini kan dakwah di rumah sakit artinya ketika orang itu butuh belum pernah dilakukan 3. Menjawab ketika ada bencana itu kan ada namanya recovery mental. Itu ada perencanaan dari sisi pengawasan pengawasan psikologi dan spiritual
4. Apa yang menjadi visi misi BRP di LKC ? Sudah saya berikan di file kemaren 5. Bagaimana struktur organisasi BRP ? Ini juga sudah saya berikan data yang kemaren 6. Ada berapa model layanan BRP yang diberikan kepada pasien di LKC ? Cluster, pengajian di masjid binaan, home care (kunjungan ke rumah ) 7. Bagaimana untuk menjadi pembina BRP di LKC? Yang pertama yaitu : Pria/Wanita usia 23-28 tahun, Belum menikah, Mampu membaca Al Quran dengan baik, Hafal doa-doa, Berkepribadian dan berpenampilan Islami serta menarik, Komunikatif dan humanis, Sabar, mampu menginspirasi, dan memberikan motivasi, Percaya diri dan santun, Dapat menjaga amanah dan mampu mengendalikan emosi, Pendidikan perguruan tinggi ( diprioritaskan berlatar belakang psikologi, konseling, dan agama), Memiliki KTP dan surat keterangan baik dari RT dan RW.
8. Pendekatan apa saja yang digunakan BRP saat pelaksanaan Bimbingan kepada pasien ? Pendekatannya beda setiap penyakit , melakukan.... yang udah dialami kekhawatiran cemas was-was kemudian menyalahkan Tuhan tidak terima dengan kondisi penyakitnya setelah bimbing kemudian mereka lebih sabar yang tadinya tidak tahu , yang tadinya cemas itu akan sedikit mengurangi rasa kecemasan karena ada rasa , ada perubahan,memang kalau secara fisik sudah keliahatan tapi bisa jadi, meskipun yang bukan dari fisik ketika dia lagi diam kemudian membaca istighfar, banyak perubahannya . Cuma nanti dari dokter kedengeran dari detak jantungnya, ada dokter husen dr dari iran spesialis penyakit dalam , pas dia deteksi pasien itu detak jantungnya itu berdzikir Allah, Allah, Allah sampai dia kaget beda dengan orang yang sering shalat sama orang yang belum pernah itu termasuk detak jantungnya pun berbeda kenapa karena da was was , kalu orang biasa yaa biasa aja. 9. Materi apa yang diberikan kepada pasien saat BRP berlangsung ? Sudah terlampir yaa di data yang saya kasih. 10. Bagaimana bimbingan yang bapak berikan kepada pasien ? Yaa bimbingan agama seperti yang sudah saya katakan tadi disini kita memberikan bimbingan lebih ke rohani pasien jadi lebih kepada tentang melakukan ibadah kepada Allah danlain sebagainya. 11. Bagaimana keadaan pasien sebelum mendapat bimbinngan? Sebelum bimbingan mereka merasa gelisah, cemas dan ada rasa tidak tenang takut akan kematian 12. Bagaimana keadaan pasien setelah mendapat bimbingan ? Setelah mendapat bimbingan mereka merasa lebih tenang dan sabar bahwa semua ini ujian dari Tuhan dan semuanya akan kembali kepada Tuhan.
Responden interviewe
(bpk. Iwan) (IndahChabibah)
Hasil wawancara Nama : mulyati Pasien LKC sakit mata bengkak 1. Apakah bapak/ibu sudah mendapat Bimbingan Rohani ? Bimbingan rohani ya, iya saya sudah pernah ketika saya dirawat inap di LKC , ada ustadz yang dateng kemudian ngasih siraman rohani gitu. 2. Sudah berapa kali Ibu/Bapak mendapat Bimbingan Rohani ? Hmm sudah berapa kali ya, lupa saya sudah berapa kali mendapat bimbingan, kalau ga salah sih ada 10 kali lebih yaa, karna kan waktu itu saya pernah dibawa ke RSCM yaa , tapi disana saya belum dapetin bimbiingan rohani, setelah saya di LKC baru ada bimbingan yang beginian. 3. Berapa lama waktu Bimbingan Rohani? Kalau waktu kadang itu bisa setengah jam kadang juga bisa seperempat tergantung kondisi kitanya juga ya ka, kadang kan kalu kita mau cerita banyak ya mereka juga bisa lama, kadang kalau misalnya kita masih istrht yaa Cuma sebentar paling bacain doa sama nasehat nasehat gitu. 4. Bagaimana perasaan ibu setelah mendapat bimbingan ? Perasaan saya yaa biasa aja ya, cuman saya jadi mikir kalu semuanya itu kan bakal kembali kepada Allah ya . jadi saya ikhlas saja. 5. Bagaimana cara bapak menyikapi sakit yang bapak rasakan? Penyakit saya ini kan sudah parah ya jadi saya juga sudah tidak tahu harus gimana lagi yang saya bisa itu hanya ikhlasin sama Allah, saya berdzikir terus mudah2an cepat diberi kesembuhan, dan mudah2an cobaan ini cepat berakhir tapi saya bersyukur karena Allah berarti sedang menghapus dosa dosa saya. 6. Apakah harapan Bapak/ibu setelah mendapat Bimbingan Rohani ? Harapan saya si pastinya bar cepet sembuh ya, tapi kalau untuk setelah mendapat bimbingan rohani saya berharap si bisa lebih tenang tidak menyesali apa yang sedang menimpa sekarang ini. 7. Apakah bapak merasa lebih tenang setelah mendapat bimbingan rohani? Setelah mendapat bimbingan rohani saya memang merasa tenang rasanya itu lebih sabar aja, dan menerima cobaan ini karena saya yakin Allah sedang menguji saya, saya juga merasa terbantu dengan adanya bimbingan rohani ini karena sudah membantu mengurangi kegelisahan dan ketakutan saya. 8. Bagaimana rasa sakit bapak apakah sedikit berkurang setelah mendapat bimbingan rohani? Hmmm gimana ya ka , sakit saya itu kadang-kadang terasa sakit sekali, biasanya saya hanya pas ah dan saya tinggal dzikir untuk mengurangi rasa sakit saya, karena saya dibilangin sama ustadz kalau saya sedang merasa kesakitan saya disuruh berdzikir sama Allah agar bisa mengurangi rasa sakit saya. 9. Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat bimbingan? Yang saya rasakan ya ada, saya lebih sabar dan lebih percaya kalau penyakit saya ini pasti akan sembuh, sebelum itu saya hampir berputus asa karena penyakit saya, saya sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. tapi alhamdulillah pak ustadz mengingatkan saya kalau semuanya ini pasti akan kembali kepada yang menciptakan. 10. Apakah dengan Bimbingan Rohani Ibu/Bapak merasa lebih dekat kepada Allah? Kalau beribadah kepada Allah saya memang merasakan ya, saya melakukan ibadah kepada Allah ya semampu saya, sebisa saya, kayak misalnya masalah berwudhu dan shalat kadang saya sering tayamum karena keterbatasan saya.
Hasil wawancara Nama : pak wawan Pasien LKC
1. Apakah bapak/ibu sudah mendapat Bimbingan Rohani ? Ya saya pernah dapet . 2. Sudah berapa kali Ibu/Bapak mendapat Bimbingan Rohani ? Sudah berapa ya kalau ga salah sih 3 kali, saya kan pertama dateng kesini paling masih dikasih obat aja belum dapet apa itu yang namanya bimbingan rohani, pas waktu udah lumayan lama berobat disini saya kaget tiba-tiba ada ustadz dateng dan nanya nanya ke saya yasudah saya Cuma diem dan dengerin. 3. Berapa lama waktu Bimbingan Rohani? Gatahu ya berapa lama 30 menit kayaknya lah. Tapi saya seneng ketika pak ustadz dateng dia mau dengerin cerita sama keluhan saya. Karena semenjak saya sakit jarang yang mau dengerin keluhan saya. 4. Bagaimana perasaan bapak setelah mendapat bimbingan ? Setelah dapet bimbingan saya merasa lebih baik ya dan sadar akan dosa- dosa saya, heheh namanya udah tua jadi banyak dosa, saya juga merasa sejuk , tenang dah pokoknya. 5. Bagaimana cara bapak menyikapi sakit yang bapak rasakan ? Wah saya mah biasanya diem aja, abiz mau ngapain lagi saya juga bingung, ya paling saya rasakan itu sakit biasanya kalo sudah minum obat saya diemin aja. 6. Apakah harapan Bapak/ibu setelah mendapat Bimbingan Rohani ? Ya pastinya saya pengin cepet sembuh ya, ga ada kan orang sakit terus menerus. Sama saya merasa lebih baik lagi daripada dulu. 7. Apakah bapak merasa lebih tenang setelah mendapat bimbingan rohani? Yaa jujur saya merasa tenang ketika setelah dapet ceramah dari pak ustadz, rasanya itu tenang dan lumayan lah saya jadi tambah pengetahuan tentang agama saya 8. Bagaimana rasa sakit bapak apakah sedikit berkurang setelah mendapat bimbingan rohani? Seperti yang saya bilang tadi saya merasa sedikit tenang dan tidak berfikir macem macem tentang penyakit saya, saya malah yakin kalau saya pasti bisa sembuh, yang penting berusaha dan berdoa itu bisa membantu saya untuk cepat sembuh. 9. Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat bimbingan? Ya jelas ada, sebelum dapet bimbingan kan saya hanya diem ya bingung mau ngerjain apa, sedangkan saya hanya terbaring di tempat tidur . yasudah saya Cuma diem saja saya juga bingung ketika mau melaksanakan sholat harus gimana, tapi setelah dapet bimbingan saya diarahin gimana melaksanakan shalat ketika sakit dan cara berwudhu juga, alhamdulilah setelah itu saya mencoba mengisi waktu luang saya buat beribadah kepada Allah. 10. Apakah dengan Bimbingan Rohani Ibu/Bapak merasa lebih dekat kepada Allah? Ya merasa dekat sii, kan sekarang ini saya memang mencoba untuk selalu beribadah kepada Allah, soalnya saya tahu Allah itu pasti akan mengabulkan doa hambanya kalau kita dekat dengan Allah, makanya saya sekarang juga sedang mendekatkan diri kepada Allah.
Hasil wawancara Nama : bu yustinah Pasien LKC (sakit lambung)
1. Apakah bapak/ibu sudah mendapat Bimbingan Rohani ? Oh bimbingan rohani itu ya, ya saya sering saya kan aktif ikut pengajian saya ikut mullu setiap ada pengajian, memang lkc itu bagus sekali jadi setiap bulannya saya mengikuti pengajian yang diadakan lkc. 2. Sudah berapa kali Ibu/Bapak mendapat Bimbingan Rohani ? wah dah berapa kali ya, kalu yang pengajian sih udah sering, tapi kalau yang dirawat saya belum tahu tuh karena belum pernah juga kali ya, hehehehe 3. Berapa lama waktu Bimbingan Rohani? Biasanya sih satu jam ya kalau dipengajian .. nanti kalo sudah selesai pengajian ada tanya jawab gitu ka, jadi misalnya yang kurang ngerti ditanyain gitu, biasanya juga setelah pengajian itu ada cek kesehatannnya. 4. Bagaimana perasaan bapak setelah mendapat bimbingan ? Alhamdulillah ya setelah saya ikut pengajian ini saya merasa senang saya merasa lebih tambah pengetahuan yaaa, jadi ngerti giu mana yang baik dan mana yang tidak, pokoknya itu lebih percaya deh sama Allah. 5. Bagaimana cara bapak menyikapi sakit yang bapak rasakan ? Biasanya saya ke LKC terus dikasih obat, ya saya bisanya Cuma itu kan namanya kita sakit ya jadi ya kita juga harus berusaha biar sembuh gimana, yaa untung ada LKC ini yang membantu saya. Pokoknya LKC itu bagus banget,semua layanan disini diberikan secara gratis semua. 6. Apakah harapan Bapak/ibu setelah mendapat Bimbingan Rohani ? Harapan saya sih ka biar jadi lebih baik lagi, sama itu ka saya menjadi lebih bersyukur ternyata ya ka masih banyak yang kurang beruntung. Tapi mang begini ya ka semuanya udah diatur sama Allah. 7. Apakah bapak merasa lebih tenang setelah mendapat bimbingan rohani? Yaa kayak yang saya bilang tadi ka saya itu senang kalau dikasih bimbingan rohani soalnya itu juga memotivasi saya untuk sembuh ka, kan kadang pak ustadnya sering ngeelasin tuh yang ada di alquran 8. Bagaimana rasa sakit bapak apakah sedikit berkurang setelah mendapat bimbingan rohani? Ya saya tuh ka kalau sakit ga dirasain kecuali kalau pas kambuh yaa,,, setelah saya dapet bimbingan kan jadi lebih tenang dan lebih ngerti, jd ketika sakit saya kambuh saya coba dengan berdzikir, shalat minta sama Allah agar disembuhkan. 9. Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat bimbingan? Oh jelas ada itu, ini ya ka sebelum saya dapet bimbingan rohani saya itu orangnya suka marah, terus rada emosian apalagi kan saya sering sakit- sakitan kan, jadi bawaaannnya itu gimana gitu ka, tapi kalau setelah dapet bimbingan saya mah dah lebih sabar ka .. nerima cobaan ini ikhlas ka , ya namanya juga kita lagi diuji sama Allah ya ka. 10. Apakah dengan Bimbingan Rohani Ibu/Bapak merasa lebih dekat kepada Allah? Alhamdulillah ka setelah dapet bimbingan rohani saya lebih ngerti tentang shalat, sama tentang ajaran agama yang betul itu gimana , kan soalnya itu ya ka pas pengajian bapaknya sering bilang terjemahan yang dari alquran itu ka jadi dia itu bacain terus dari situ saya ngerti kalu didalam islam itu memang benar ka. Jadi apa yang ada dialquran itu tidak salah .
Hasil wawancara Nama : herlan 15 tahun Pasien LKC (sakit Tumor) 1. Apakah kamu sudah mendapat Bimbingan Rohani ? Ya saya sudah pernah mendapat bimbingan rohani pas waktu saya di LKC, saya didatengi oleh ustadz dan dia bilang kalau rasa sakit saya ini harus disyukuri. 2. Sudah berapa kali kamu mendapat Bimbingan Rohani ? Sudah berapa kali ya kalau ga salah baru 2 kali saya dapet bimbingan rohani itu, waktu itu pas dua hari setelah saya berobat tiba tiba ada yang dateng ke kamar saya kemudian ngasih bimbingan rohani gitu, dijelasin soal shalat wudhu dan sebagainya. 3. Berapa lama waktu Bimbingan Rohani? Biasanya sih ga lama ga sampe berjam-jam ya kalau misalnya pak ustadz udah ngasih arahan kemudian doain saya ya terus pak ustadz pulang, mungkin sekitar setengah jam an kali ya. 4. Bagaimana perasaan kamu setelah mendapat bimbingan ? Perasaan saya sih awalnya biasa saja tapi lama kelamaan saya jadi sadar kalau yang ngasig kesembuhan itu kan Allah jadi kita hanya bisa berusaha dengan berobat, dan saya berterima kasih dengan LKC yang sudah mau membantu saya disini, semua biaya kan ditanggung sama LKC. 5. Bagaimana cara kamu menyikapi sakit yang kamu rasakan ? Walaupun dengan kondisi seperti ini saya justru dapat menyebut nama Allah sebanyak mungkin untuk mengurangi rasa sakit saya 6. Apakah harapan kamu setelah mendapat Bimbingan Rohani ? Harapan saya sih paztinya biar cepet sembuh dan bisa lebih dekat sama Allah karena saya masih banyak dosa. 7. Apakah bapak merasa lebih tenang setelah mendapat bimbingan rohani? Yaa dengan adanya bimbingan rohani saya memang merasa tenang karena ustadz ngasih tahu saya ketika saya sedang merasa kesakitan ingatlah slalu sama Allah, minta tolong sama dia insyaAllah di ringankan sakitnya, seperti misalnya berdzikir atau apa deh yang bisa kita lakukan untuk mengingat Allah dan meminta kepadanya agar diberikan kesembuhan. 8. Bagaimana rasa sakit kamu apakah sedikit berkurang setelah mendapat bimbingan rohani? Ya saya merasakan sedikit berkurang ya, karena ketika saya sebut nama Allah saya merasa lebih tenang dan lebih pasrah, malah saya jadi lupa sama sakit saya. 9. Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat bimbingan? Yang saya rasakan sih ada ya dulu sebelum saya dapat bimbingan rohani saya Cuma diem aja, sesekali sambil melamun memikirkan masa depan saya gimana nasibnya, jadi saya bukannya tambah sembuh malah kepikiran yang enggak-enggak. Tapi setelah dapet bimbingan rohani saya merasa lebih mengerti lagi dan mencoba pasrah kepada Allah. Karena saya yakin semua ini kan pasti ada hikmahnya bagi keluarga saya dan saya sendiri
10. Apakah dengan Bimbingan Rohani kamu merasa lebih dekat kepada Allah? Ya justru dengan keadaan saya seperti ini saya jadi selalu mengingat nama Allah, mulut saya selalu komat kamit mengucapkan nama Allah, dan saya lebih pasrah bahwa semuanya itu juga akan kembali kepadaNya.