INFILTRASI IKU OPO YO? Infiltrasi adalah proses masuknya air dari atas ke dalam permukaan tanah melalui celah celah dan pori- pori tanah(CD.Seomarto, 1999). PERKOLASI IKU OPO MANEH??? Perkolasi adalah Gerakan air di dalam tanah,setelah mengalami infiltrasi
Berawal dari zona tidak jenuh,yaitu antara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah. Sampai ke dalam daerah jenuh,yaitu daerah di bawah permukaan air tanah
Gerakan air di dalam tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler 1. Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ketempat yg lebih rendah 2. Gaya kapiler menyebabkan air bergerak kesegala arah Daya Infiltrasi (fp) Merupakan laju infiltrasi yang ditentukan oleh kondisi permukaan,termasuk lapisan atas dari tanah. Daya Perkolasi (Pp) Merupakan laju perkolasi yang dimungkinkan yang ditentukan oleh kondisi tanah dalam,yaitu daerah tidak jenuh
Keterangan : A : fp besar, Pp kecil B : fp kecil, Pp besar
Faktor yang mempengaruhi infiltrasi
1. Kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh 2. Kelembaban tanah 3. Pemampatan oleh hujan 4. Tanaman penutup 5. Topografi
1. Kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh
Air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi ke dalam tanah, yang menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah menjadi jenuh air. Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap bahwa air mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. Aliran melalui lapisan tersebut serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas permukaan tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung, sehingga tinggi tekanan total yang menyebabkan aliran
2. Kelembaban tanah Jumlah air tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah kering, permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler antara permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat. Dengan bertambahnya waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah, sehingga perbedaan daya kapiler berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu, ketika tanah menjadi basah dalam tanah akan mengembang dan menutupi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode awal hujan. 3. Pemampatan oleh hujan Gaya pukulan butir-butir air hujan terhadap permukaan tanah akan mengurangi daya infiltrasi. Akibat pukalan tersebut butir-butir tanah yang lebih halus di lapisan permukaan akan terpencar dan masuk kedalam ruang-ruang antara, sehingga terjadi efek pemampatan. Permukaan tanah yang terdiri dari lapisan yang bercampur tanah liat akan menjadi kedap air karena pemampatan tersebut. Pemampatan oleh injakan manusia atau hewan maupun kendaraan juga sangat mempengaruhi dan menurrunkan daya infiltrasi. 4. Tanaman penutup Banyaknya tanaman yang menutupi permukaan tanah, seperti rumput atau hutan, dapat menaikkan kapasitas infiltrasi tanah tersebut. Dengan adanya tanaman penutup, air hujan tidak dapat memampatkan tanah,. Ini disebabkan oleh system akar yang padat menembus kedalam dan juga akan terbentuk lapisan humus yang dapat menjadi sarang/tempat hidup serangga. Apabila terjadi hujan lapisan humus mengembang dan lobang-lobang (sarang) yang dibuat serangga akan menjadi sangat mudah ditembus. Kapasitas infiltrasi bisa jauh lebih besar daripada tanah yang tanpa penutup tanam 5. Topografi Kondisi topografi juga mempengaruhi infiltrasi. Pada lahan dengan kemiringan besar, aliran permukaan mempunyai kecepatan besar sehingga air kekurangan waktu infiltrasi. Akibatnya sebagian besar air hujan menjadi aliran permukaan. Sebaliknya, pada lahan yang datar air menggenang sehingga mempunyai waktu cukup banyak untuk infiltrasi. PENGUKURAN INFILTRASI 1. Infiltrometer 2. Testplot 3. Lysimeter Pengukuran Daya Infiltrasi
1. Infiltrometer merupakan suatu tabung baja silindris pendek, berdiameter besar yang mengitari suatu daerah dalam tanah. Ada dua bentuk infiltrometer,yaitu: single ring infiltrometer double ring infiltrometer
Cara kerja infiltrometer Double ring infiltration a. Double ring dimasukkan ke dalam tanah sampai sedalam separuh tinggi alat, dengan kedudukan diusahakan tegak lurus serta tanah dalam silinder dijaga jangan sampai rusak atau pecah. b. Untuk menghindari kerusakan struktur tanah dalam silinder, maka sebelum dituangkan air terlebih dahulu permukaan tanah ditutup plastik, baru kemudian dituangkan diatas plastik tersebut. c. Sebelum penuangan air pada silinder tengah, maka silinder luar sebaiknya diisi air terlebih dahulu supaya perembesan ke arah luar terkurangi, ring tengah harus selalu terisi air saat pengamatan.
d. Setelah diisikan ke dalam ring tengah dengan cepat plastik ditarik dan ditambah air sampai ketinggian tertentu lalu dibaca skala penurunan air setiap 15 menit sampai penurunan air dalam silinder konstan. e. Hal tersebut dilakukan juga terhadap titik-titik pengukuran infiltrasi lainnya.
Single ring infiltration a. Single ring yang merupakan silinder tengah dari double ring dimasukkan ke dalam tanah sampai sedalam separuh tinggi alat, dengan kedudukan diusahakan tegak lurus serta tanah dalam silinder dijaga jangan sampai rusak atau pecah. Pengukuran kapasitas infiltrasi dengan metode ini dilakukan pada jarak 1-2 m dari lokasi pengukuran menggunakan metode double ring. b.Untuk menghindari kerusakan struktur tanah dalam silinder, maka sebelum dituangkan air terlebih dahulu permukaan tanah ditutup plastik, baru kemudian dituangkan diatas plastik tersebut.
c.Setelah diisikan air, dengan cepat plastik ditarik dan ditambah air sampai ketinggian tertentu lalu dibaca skala penurunan air setiap 15 menit sampai penurunan air dalam silinder konstan. d.Hal tersebut dilakukan juga terhadap titik- titik pengukuran infiltrasi lainnya.
No Waktu (menit) Akumulasi Waktu (menit) Pembacaan Resapan Air (cm) Akumulasi Infiltrasi (cm) Infiltrasi (cm/jam) Log (Akumulasi Waktu) Log (Alkumulasi Infiltrasi) 1. 0 0 15 0 0 0 0 0 2. 5 5 14 1 1 12 0,70 0 3. 10 15 13,5 0,5 1,5 6 1,18 0,18 4. 15 30 12,9 0,6 2,1 4,2 1,48 0,32 5. 20 50 12,3 0,6 2,7 3,24 1,70 0,43 6. 25 75 11,9 0,4 3,1 2,48 1,88 0,49 7. 30 105 11,4 0,5 3,6 2,06 2,02 0,56 8. 35 140 10,8 0,6 4,2 1,8 2,15 0,62 9. 40 180 10,4 0,4 4,6 1,53 2,26 0,66 10. 45 225 9,9 0,5 5,1 1,36 2,35 0,71 11. 50 275 9,4 0,5 5,6 1,22 2,44 0,75 Contoh Pengamatan Video Infiltrometer 2. Testplot Pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap luasan yang kecil saja, sehingga sukar untuk mengambil kesimpulan terhadap besarnya infiltrasi bagi daerah yang lebih luas. Untuk mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang dikelilingi tanggul dan digenangi air. Daya infiltrasinya didapat dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaannya konstan. Jadi testplot sebenarnya adalah infiltrometer yang berskala besar
3. Lysimeter Lysimeter merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi dengan fasilitas drainage dan pemberian air. Dengan persamaan neraca air (waterbalance) seperti berikut: P + I = D + E S .. Keterangan : P= curah hujan I = pemberian (supply) air D = air yang dikeluarkan E = penguapan (evapotranspirasi) S = tampungan air dalam tanah Untuk mencapai tujuan ini lebih baik digunakan lysimeter timbang, dengan lysimeter timbang besarnya infiltrasi dengan kondisi curah hujan yang sebenarnya dapat dipelajari. Curah hujan harus diukur dengan alat pencatat hujan (recording rain gauge) yang harus ditemptkan di dekat lysimeter tersebut.