Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah pembunuh nomor satu di dunia saat ini.
1

Penyebab utama penyakit ini adalah aterosklerosis koroner. Aterosklerosis timbul secara
perlahan akibat disfungsi endotel, inflamasi vaskuler, dan tertumpuknya kolesterol pada
dinding pembuluh darah.
2
Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko mayor
PJK.
1

3

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi di mana kadar kolesterol darah
melebihi 250 mg/dl (Mahan & Escott-Stump 2008). World Health Organization (WHO)
memperkirakan hiperkolesterolemia berkaitan dengan lebih dari separuh kejadian
penyakit jantung koroner dan lebih dari empat juta kematian tiap tahunnya.
3

American Heart Association (AHA) memperkirakan lebih dari 100 juta penduduk
Amerika memiliki kadar kolesterol total >200 mg/dl, yang termasuk kategori cukup
tinggi, dan lebih dari 34 juta penduduk dewasa Amerika memiliki kadar kolesterol >240
mg/dl, yang termasuk tinggi dan membutuhkan terapi.
3

Di Indonesia, menurut survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004,
prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan
meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64
tahun.
4
Hiperkolesterolemia umumnya lebih banyak ditemukan pada wanita (14,5%)
dibandingkan pria (8,6%).
4
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Davies dkk pada tahun 2003 menemukan
bahwa komsumsi teh menyebabkan stress oksidatif terhadap kolesterol yang
menyebabkan penurunan kolesterol yang dilakukan laki-laki dan perempuan berusia
diatas 35 tahun.
Teh secara tradisional digunakan sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman
dimana aktivitas fisiologis dari komponen-komponen di dalam teh telah digambarkan
pada negara-negara Asia terutama Jepang dan Cina (Nagao et al., 2007) dan bahkan ilmu
kedokteran modern mulai mengakui kegunaan teh dengan katekinnya dalam menangani
penyakit-penyakit modern salah satunya adalah kelebihan kolesterol. Kebiasaan minum
teh sudah menjadi budaya bagi penduduk dunia terutama Indonesia. Selain air putih, teh
merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia. Rata-rata konsumsi
teh penduduk dunia adalah 120 mL/hari per kapita. Indonesia merupakan penghasil teh
ke enam di dunia dengan tingkat konsumsi teh orang Indonesia mencapai 0,8
kg/kapita/tahun (Machmud 2006).
Teh memiliki banyak manfaat bagi tubuh karena mengandung polifenol (antioksidan)
yang mampu melindungi tubuh dari radikal bebas. Kandungan teh yang paling utama
adalah polifenol katekin yaitu epigallocatechin-3-gallate (EGCG). Epigallocatechin
(EGC), epicatechin-3-gallate (ECG) dan epicatechin (EC) Katekin (EGCG) mempunyai
efek hipokolesterolemik, karena EGCG menekan absorpsi kolesterol di dalam usus.
EGCG merupakan yang terbanyak yaitu 50 80% dari jumlah total katekin. Teh hijau
dan teh hitam mempunyai kadar antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan sayuran
seperti bawang putih, dan bayam.
Teh diketahui mempunyai banyak manfaat kesehatan, antara lain menurunkan
kolesterol, menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan menghambat
perkembangan kanker, mempunyai efek untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut karena
kandungan natural florida yang dimilikinya dapat mencegah terjadinya karies pada gigi,
mengurangi risiko terjadinya patah tulang pada usila karena densitas tulang pada mereka
yang minum teh lebih baik daripada mereka yang tidak minum teh ada penelitian yang
juga melaporkan bahwa konsumsi teh dapat meningkatkan kondisi kognitif dan
psikomotor pada orang dewasa.

1.2. Rumusan Masalah
Di Indonesia, menurut survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004,
prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan
meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64
tahun.4 Hiperkolesterolemia umumnya lebih banyak ditemukan pada wanita (14,5%)
dibandingkan pria (8,6%).
4
World Health Organization (WHO) memperkirakan
hiperkolesterolemia berkaitan dengan lebih dari separuh kejadian penyakit jantung
koroner dan lebih dari empat juta kematian tiap tahunnya.
3
Rata-rata konsumsi teh penduduk dunia adalah 120 mL/hari per kapita, dengan
tingkat konsumsi teh orang Indonesia mencapai 0,8 kg/kapita/tahun (Machmud 2006).
Teh adalah minuman yang kaya antioxidan terutama ). Kandungan teh yang paling utama
adalah polifenol katekin yaitu epigallocatechin-3-gallate (EGCG) mempunyai efek
hipokolesterolemik, karena EGCG menekan absorpsi kolesterol di dalam usus.
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan
antara kebiasaan minum teh dengan kadar kolesterol total.

1.3. Hipotesis penelitian
Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara kebiasaan minum teh dan
kadar kolesterol total.

1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan minum teh dengan kadar kolesterol
total pada pengunjung puskesma kedoya selatan periode 9 september-18
september 2014
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya distribusi karakteristik kolesterol total pada pengunjung
puskesmas.
2. Diketahuinya distribusi frekuensi kebiasaan minum teh pada pengunjung
puskesmas.
3. Diketahuinya distribusi tentang hubungan kebiasaan minum teh, pola makan,
jenis kelamin, aktivitas, indeks masa tubuh, pendidikan, ras/suku pada
pengunjung puskesmas.
4. Diketahuinya hubungan antara frekuensi kebiasaan minum teh dengan
kolesterol total pada pengunjung puskesmas.
5. Diketahuinya hubungan pola makan, jenis kelamin, aktivitas, indeks masa
tubuh, pendidikan, ras/suku dengan kolesterol total pada pengunjung
puskesmas.

1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Subyek Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memberikan informasi
kepada subyek penilitian mengenai hubungan kebiasaan minum teh dengan kadar
kolesterol total



2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam membuat terapi
alternatif yang ekonomis dibidang kesehatan di masa mendatang khususnya dalam
manangani kolesterol dengan menerapkan kebiasaan minum teh.
3. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama
pendidikan dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat penelitian
ilmiah, dan menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan kebiasaan minum teh
terhadap kadar kolesterol total.

Anda mungkin juga menyukai