Anda di halaman 1dari 15

Laporan Tutorial

Skenario A
BLOK 27
Nur Suci Trendy Asih
04111401016
Tutor dr! "us#iati
$AK%LTAS K&'OKT&"AN %N()&"S(TAS S"(*(+A,A
-&N'('(KAN 'OKT&" %.%.
2014
Skenario
Dr. Salim, dokter di RSUD yang terletak 40 km dari palembang. Sekitar 100 meter dari
RSUD, terjadi kecelakaan lalu lintas. Mobil minibus yang melaju dengan kecepatan tinggi
menabrak pohon beringin. agian depan mobil hancur, kaca depan pecah. Sang sopir, satu!
satunya penumpang mobil
"lari#ikasi istilah $
1. %rauma $ luka atau cedera #isiologis yang menimpa tubuh sehingga terjadi kerusakan atau
gangguan pada struktur
&. merintih $ bunyi seperti dengkuran pada saat melakukan ekspirasi.
'. nyeri $ sensasi tidak nyaman yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung!ujung sara#
tertentu
4. sesak $ perna#asan yang sukar
(. de#ormitas paha kiri $ perubahan bentuk tubuh atau bagian tubuh secara umum
). *+S $ glasgo, coma scale, skala yang dipakai untuk menilai tingkat kesadaran pasien
-. penanganan a,al $ proses e.aluasi secara tepat pada penderita ga,at darurat yang langsung
diikuti dengan tindakan resusitasi.
/. pucat $ perubahan ,arna pada kulit karena gangguan per#usi jaringan
0denti#ikasi masalah $
1. Dr. Salim, dokter di RSUD yang terletak 40 km dari palembang. Sekitar 100 meter dari
RSUD, terjadi kecelakaan lalu lintas. Mobil minibus yang melaju dengan kecepatan tinggi
menabrak pohon beringin. agian depan mobil hancur, kaca depan pecah. Sang sopir, satu!
satunya penumpang mobil terlempar keluar melalui kaca mobil
&. dr. Salim yang mendengar tabrakan langsung pergi ke tempat kejadian dengan memba,a
peralatan tatalaksana trauma seadanya.
'. Ditempat kejadian, terlihat sang sopir, laki!laki &/ tahun, tergeletak dan merintih,
mengeluh dadanya sesak, nyeri di dada kanan dan nyeri paha kiri.
4. 1emeriksaan #isik $
1asien sadar tapi terlihat bingung, cemas, kesulitan berna#as
%anda .ital $ laju respirasi 4023m
(. Dilakukan penanganan seadanya, sopir diba,a ke U*D RSDU, dilakukan penanganan
a,al, lalu persiapan rujuk ke RMS4
). Data tambahan $
"epala $
"epala terdapat luka lecet didahi dan pelipis kanan, &!4cm
5ang lain dalam batas normal
%hora2 $
0nspeksi $ perna#asan tidak simetris, kanan tertinggal, #rekuensi na#as 4023menit,
memar disekitar dada kanan ba,ah sampai kesamping.
1alpasi $ nyeri tekan pada dada kanan ba,ah sampai ke lokasi memar3samping. 6da
krepitasi pada costa 7!10!11 kanan depan
1erkusi $ kanan hipersonor, kiri sonor
6uskultasi $ bunyyi na#as kanan melemah, bising na#as kiri terdengar jelas
8antung terdengar jelas, cepat, RR 1103menit
6bdomen $
dinding perut datar, bisibg usus normal
9ks $ paha kiri tampak de#ormitas, memar, hematom pada paha tengah kiri.
1alpasi $ neyri tekan, krepitasi :tidak dapat diperiksa;. <imitasi pada gerakan pasi.
maupun akti..
6nalisis masalah
1! %rauma apa yang dialami sang supir minibus =
2! Tindakan apa yan/ harus dilakukan perta#a kali pada san/ supir di tkp0
a! Tatalaksana A1al di Te#pat Ke2adian
-ersiapan
1; Memberitahu pera,at3petugas kesehatan di puskesmas untuk
mempersiapkan ruang U*D dan peralatan!peralatannya.
&; Mempersiapakan alat!alat emergency yang dibutuhkan, meliputi $
- Stetoskop
- Spet
- 6mbu bag
- 9%%, >*%
- <aryngoskop
- 4ard neck collar
- Spalek 3 bidai
- <ong spine board
- 1erban elstic
- "apas
- <arutan antispetik
'; 1akai baju pengaman, hasnkun, google sebagai pengaman
4; Menuju %"1 dengan memba,a alat tersebut dengan ditemani & orang
asisten.
BLS 3Basic Li4e Support5 6 -7TLS 3-re 7ospital Li4e Support5 'i TK-
1) -e#eriksaan kesadaran
%anya nama pasien untuk menilai kesadaran
>ilai cara bicara untuk assessment airway
Neck Collar
Traction splint
Long spine
board
Spalek/splin
t
<akukan peraba nadi :arteri radialis; sambil mengajukan pertanyaan
2) &8aluasi airway! <akukan control serviks .1asang neck collar, dengan
terlebih dahulu mengukur dengan teknik 4 jari
Membuka atau melonggarkan pakaian pasien, tapi cegah hipotermia,
lakukan inspeks cepat.
3) Breathin/ $ 6uskulatsi paru dan perkusi dada :menilai tension
pneumotorak;
erikan tambahan oksigen dengan ambu bag.
>eedle dekompresi tension pneumotoraks dengan tahapan $
%entukan intercostals & dengan palpasi
<akukan desin#eksi dengan larutan antiseptik
*unakan spet yang ditusuk pada intercostals &
4) 9irculation $
<akukan pemeriksaan perdarahan ekstrenal dengan teknik body sweep
ila terdapat perdarahan eksternal lakukan control dengan balut tekan
dan ele.asi.
5) Lakukan pe#:idaian 4e#ur :dengan spalek atau
teknik neighbouring splint; atau traksi dengan
menggunakan traction splint :penting untuk
mencegah terjadinya overriding tulang #emur;
Sebelum dan sesudah memasang traction splint,
lakukan perabaan arteri dorsalis pedis untuk
menilai apakah ikatan terlalu kuat.
6) Lakukan i##o:ilisasi pasien
1ersiapkan long spine board
<akukan ?penggulingan@ korban :70A; dengan
teknik logroll :teknik agar tulang belakang, pel.is, dll tidak bergerak,
membutuhkan min ' orang;
7) Teknik transport pasien
8ika ada ambulance, transport pasien dengan ambulance. 8ika tidak ada
sebaiknya menggunankan alat transport lain untuk #ence/ah /uncan/an
bila diba,a tanpa alat transpor.
;! agaimana mekanisme merintih, dada sesak, nyeri dada kanan, dan nyeri paha kiri
pada kasus =
4! Apa sa2a peralatan yan/ diperlukan dala# tatalaksana trau#a pada kasus 0
a. Stetoskop
b. Spet
c. 6mbu bag
d. 9%%, >*%
e. <aryngoskop
#. 4ard neck collar
g. Spalek 3 bidai
h. <ong spine board
i. 1erban elstic
j. "apas
k. <arutan antispetik
<! agaimana Dari hasil pemeriksaan sekilas, apa yang dapat disimpulkan =
6! Ba/ai#ana penan/anan a1al yan/ dilakukan di i/d 0
Base rumah sakit
Desain ruangan dan penyediaan alat atau obat harus di persiapkan untuk menanggulangi
pasien ga,at darurat terkait secara e#esien.
T"(A=&
%riage adalah seleksi klien sesuai dengan kebutuhan terapi. %erapi yang dilakukan sesuai
dengan prioritas 6, , + :6 air,ay dengan kontrol .ertebra se.ikal, breathing dan +
circulation dengan kontrol pendarahan;
%riage dapat di lakukan dengan di rumah sakit maupun dilapangan supaya tidak melakukan
kesalahan adalah memilih rumah sakit yang dituju ,dua tipe trage yaituC
ila jumlah klien tidak melebihi kapasitas rumah sakit3#asilitas kesehatan. Dalam keadaan ini
pasien dengankeadaan palin/ /a1at atau cedera #ultiple didahulukan
menanggulanginya (selection of problem)
ila jumlah pasien melebihi kapasitas rumah sakit3#asilitas kesehatan dalam keadaan ini klien
yang mempunyaike#un/kinan hidup didahulukan penanggulangannya, disini dilakukan
adalah selection of pasients
-"(.A", S%")&,
Disini dilakukan identi#ikasi keadaan yang membahayakan klien dan segera ditanggulangi.
1.?6ir,ay@
Menjamin kelancaran jalan na#as dan kontrol .ertebrae ser.ikalis. 8alan na#as dipertahankan
dengan melakukan ?chin li#t@ atau ?ja, thrust@ dapat juga dengan memasang ?guedel@ pada
klien dengan multiple trauma dan trauma tumpul di atas kla.ikula kita harus mengagap dan
memperlakukan seakan ada #raktur dari .ertebra ser.ikalis dengan memasang ?neck collar@
sampai dibuktikan negati#. 4asil pemeriksaan neurologi yang negati# tidak menyingkirkan
ada cedera ser.ikal. "arena itu sebaiknya dibuat D!ray crosstable lateral cer.ical spino atau
s,immer .ie, dan menilai ketujuh .etebra ser.ikal.
5ang sering dilupakan atau tidak disadari$
adanya benda asing pada jalan na#as
adanya #raktur mandibula atau maksilo#asial
adanya disrupsi #raktur trakheal atau laringeal
cedera .etebra ser.ical
&. reathing dan Eentilasi@
Sebaiknya thoraks harus dapat dilihat semuanya untuk melihat .entilasi. 8alan na#as yang
bebas tidak menjamin .entilasi yang cukup, pertukaran udara yang cukup diperlukan untuk
oksigenisasi yang cukup. ila ada gangguan instabilitas kardio.askuler, respirasi atau
kelainan neurologis. Maka kita harus melakukan .entilasi dengan alat ?bag .al.e@ yang
disambungkan pada masker atau pipa endrokeal. Fksigenisasi atau .entilasi yang cukup
pada klien trauma termasuk memberikan .olume dan konsentrasi oksigen :1& liter per menit;
yang cukup.
Eentilasi akan terganggu terutama pada tiga keadaan $
tension peneummothoraks
open peneumothoraks
#lail chest dengan kontusi paru, perna#asaan yang melebihi &0 kali 3 menit menandakan
gangguan respirasi.
'. +irculation
Salah satu penyebab kematian di rumah sakit adalah pendarahan yang segera tidak diatasi,
ditandai dengan hipotensi yaitu$
kesadaran menurun
,arna kulit pucat,kelabu menandakan kehilangan darah lebih dari '0G
nadi cepat dan lemah,ireguler merupakan pertanda hipo.olume
1endarahan bagian luar diatasi dengan balit tekan, jangan peke torniket karena akan
mengakibatkan metabolisme anaerobe.sedangkan pada pendarahan tungkai atau abdomend
diatasi dengan memakai M6S%.
Masalah yang sering dilupakan atau tidak disadari$
cedera intra abdoment dan intratoraks
#raktur #emur atau pel.is
luka tusuk yang mengenai arteri!.ena
pendarahan eksternal
Disability
1ada akhir primary sur.ey dilakukan pemeriksaan neurologis untuk menentukan$
kesadaran
pupil
reaksi re#lek
"esadaran ditentukan dengan metode 6E1U$
A!?6lert@
H )!?bereaksi pada .okal stimuli@
H -!?bereaksi pada pain stimuli@
H %!?unresponsi.e@
*lasco, +oma Scale :*+S; dilakukan pada ?primary sur.ey@ atau ?seconder sur.ey@.
1erubahan pada neurologis atau kesadaran klien menunjukkan kelainan intrakranial, dengan
demikian kita harus menilai ulang $
H Fksigenisasi
H Eentilasi
H 1er#usi
"ehilangan kesadaran dapat disebabkan oleh 6!0!U!9!F
H 6!?alkohol@
H 0!?injury atau in#eksi@
H U!?uremia@
H 9!? epilepsi@
H F!? opium ? atau other drag
Dapat juga ?don@t #orget them@
H D ?diabetes@
H B ? #e.er@
H % ?trauma@
Masalah yang sering muncul tapi terlupakan oleh kita adalah $
H Menurunnya oksigenesasi
H Syok
H %rauma kepala
H %erganggunya kesadaran karena alkohol atau obat lain
I 9ksposure
"lien harus ditelanjangi untuk pemeriksaan lebih lengkap dan harus diselimuti untuk
menghindari hipotermi.
R9SUS0%6S0
Air1ay pada setiap pasien harus dilihat dan amankan terutama pada pasien yang
.entilasinya tidak cukup. 0ni dapat dilakukan dengan$
H chin li#t
H ja, thrust
H naso3oropharyngeneal air,ay
H intubasi naso3oropharyngeal sebagai tindakan de#initi# dengan memperhatikan .ertebra
ser.ikal. ila ini tidak dapat dilakukan maka dibuat @surgical air,ay@
:cricothiroidotomy3trakheostomy;
Breathin/6.entilasi3 oksigenasi
%ension pneuthoraks dapat menggangu .entilasi dan harus segera dilakukan dekompresi dan
semua pasien trauma harus mendapat suplement oksigen.
Syok
dalam penanggulangan syok karena trauma ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan$
H Minimum diperlukan & buah slang in#us dengan jarum no.1) atau lebih besar.
H "ecepatan cairan yang masuk ditentukan oleh diameter lubang jarum dan panjangnya
selang bukan oleh besarnya .ena.
H 0n#us dimulai pada .ena peri#er tungkai atas kalau semua gagal dapat dipasang .enaseksi
pada kaki dengan memotong selang in#us yang langsung dimasukan kedalam .ena. Dapat
juga dipasangpada .ena central seperti +E1 sesuai dengan kemampuan dokter yang
bersangkutan.
H 1ada ,aktu memsang in#us harus sekalian diambil darah untuk pemeriksaan golongan
darah ?cross match@ dan pemeriksaan darah dasar.
H 0n#us dimulai dengan >a+l atau coloid.
H "eadaan syok pada trauma pada umumnya disebabkan karena hipo.olemi.
H "alau setelah diberikan &!' lt.>a+l,3 koloid, masih syok maka sebaiknya diberikan
darah.sebaiknya jangan diberikan lama karna sudah tidak ada trombosit 3 #aktor!#aktor
pembekuan darahnya.kalau tidak ada yang cocok bisa diberikan darah golongan F.
H Syok hipo.olemi tidak dapat diatasi dengan .asopresor, steriod >a+l, bikarbonat.
H 4ipotermi dapat terjadi bila kita memberikan in#us3 tran#usi cepat tanpa di panaskan
H "alau ada M6S% dapat digunakan pada penanggulangan syok .dan M6S% dilepaskan
setelah dicapai tekanan darah yang diharapkan tercapai.
H Monitor dengan 9+* harus dilakukan pada pasien dengan trauma dan diperhatikan$
J disritmia, termasuk taekardia yang tidak dapat dijelaskan,atrial.ibrilasi,kontrasi .entrikel
yang prematur dan perubahan segment S% menunjukan adanya kontusi jantung. 4ipotermi
dapat juga menyebabkan terjadinya distrimia
J disosiasi elektromekanik :9MD; menunjukan kemungkinan adanya tamponade
jantung@tension peneumothhoraks@3 hipo.elemi lanjut.
J ila ada brakiardi,kondusi aberand dan nadi prematur dicurigai adanya hipoksia dan
pre#usi jaringan yang rendah.
Kateter urine
6danya produksi urine merupakan indikator penting tentang .olume cairan tubuh. Resisutasi
dianggap berhasil jika mulai terdapat produksi urine bila terdapat $
H darah pada meatus
H hematom pada skrotum
H prostat tidak teraba 3 letak tinggi
maka kateter tidak dipasang sebelum dilakukan uretrogram.
Sonde la#:un/
Sonde lambung dapat menghindari terjadinya distensi lambung dan aspirasi paru. 1ada
trauma tumpul kepala, terutama bila ada darah tidak beku pada mulut, hidung atau telinga,
pemasangan sonde lambung dapat masuk ke dalam tengkorak :#raktur ?cribri#ron plate@;
Dalam keadan demikian sebelum dipasang sonde lambung sebaiknya dilakukan test @halo@
:ekimosi periobital; atau ?doble ring@ :cairan tersebut ditempatkan pada kertas #ilter, bila ini
cairan cerebrospinal maka akan terbentuk dua lingkaran;
.onitor
4asil resusitasi dapat dinilai dengan memperhatikan nilai perbaikan kualitati# dari parameter
#isiologis seperti perna#asan :.entilasi;, nilai tekanan darah, tekanan nadi, gas darah, arteri
dan produksi urine.
H 8umlah .entilasi dan gas darah arteri dapat dipakai untuk memonitor jalan na#as dan
perna#asan.
H ?end tidal carbon dioksida@ dapat dipakai untuk menilai kalau 9%% terlepas ,aktu
memindahkan atau transportasi pasien.
H ?pulse o2ymetery@ sangat penting untuk memonitor pasien dengan trauma pulse
o2ymeter dapat mengukur saturasi oksigen dari hemaglobin tetapi tidak memberi nilai 1aF&
oksigenasi yang cukup menunjukan adanya jalan na#as. 1erna#asan dan sirkulasi yang baik.
H %ekanan darah dapat diukur, tetapi harus diingat bah,a ini tidak menunjukan adanya
per#usi yang baik.
"u2ukan
1erlu di ingat bah,a pada ?primary sur.ey@ kelainan pada jalan na#as, perna#asan dan
sirkulasi harus segera ditanggulangi tanpa menunggu selesainya ?primary sur.ey@ setelah
?primary sur.ey@ kita mendapat cukup im#ormasi untuk menentukan apakah pasien perlu
dirujuk atau tidak. 1roses rujuk dilakukan oleh personalia dari administrasi dan dokter yang
akan menerima pasien harus diberi tahu mengenai keadaan, kedatangan dan cara e.akuasi
:darat, laut atau udara;
>?ray
1embuatan D!ray tidak boleh menghambat resusitasi. ' macam D!ray yang boleh dilakukan$
H <ateral dari .etebra spinalis
H 61 thoraks
H 61 pel.is
"etika D!ray tersebut harus dilakukan druang resusitasi dengan alat D!ray protabel. 1ada #ase
1rimary sur.ey dapat dilakukan D!ray dari ?open mouth odontoid@ dan 61 thorakolumbal
jika di curigai
S9+F>D6R5 SURE95
Secondary sur.ey tidak dimulai bila primery sur.ey belum selesai. Resusitasi sudah
dilakukan dari e.aluasi 6+ dire.aluasi. 5ang dilakukan dalam secondary sur.ey adalah
anamnese yang lengkap termasuk biomekanik kecelakaan dan pemeriksaan #isik dari kepala
sampai ke ujung kaki.
K %rauma tumpul
1enyebab terbanyak dari trauma tumpul adalah kecelakaan lalu lintas. Disini kita mendapat
memprediksikan cedera yang dierita korban "<<.
1ada saat terbanyak terjadi kecelakaan dari depan maka pada$
H Base 1 $ pengemudi bergeser ditempat duduknya dan lutut mengenai ?dasbord@ dan dapat
terjadi #raktur patela, #emur dan dislokasi sendi panggul
H Base 00 $ pengemudi dilempar ke atas depan dan kepala3dahi mengenai #rame kaca dan
dapat terjadi #raktur #rontalis3cedera kepala dan .etebra se.ikalis.
H Base 000 $ pengemudi dilempar ke depan dan thoraks mengenai stir dan dapat terjadi
#raktum sternum, iga ?traumatic ,at lung ? pneumotoraks atau hematotoraks.
H Base 0E $ pengemudi dilempar ke depan dan muka mengenai kaca dan dapat terjadi
segala macam cedera
H Base E $ pengemudi dilempar lagi ke belakang dan leher mengenai sandaran kursi.bila
tidak ada ?head rest@ maka akan terjadi hiperektensi se.ikal lagi dan dapat terjadi #raktur.
H 4al yang sama dapat terjadi pada penumpang disamping pengemudi :tanpa trauma
thoraks ;
H 1ada penumpang di belakang pengemudi dapat terjadi proses yang sama terutama disini
dapat terjadi #raktur ser.ikal karena kepala kena sandaran kursi depan dan terjadi hiperektensi
ser.ikal
H 1ada tabrakan disamping dapat terjadi$
J contralateral neck strain
J #lail chest lateral
J pneumothoraks
J ruptur hati 3 limpa
J #raktur pel.is 3asetabulum
H %abrakan dari belakang dapat menyebabkan #raktur .etebra ser.ikal karena hiperektensi
jika kursi tidak ada ?head rest@nya
H "alau penumpang terlempar dari kendaraan akan terjadi cedera multiple
H 1ada pejalan kaki, pengendara sepeda motor, bila ditabrak mobil, bemper akan mengenai
kaki dan dilempar ke atas mengenai #rame kaca3ke samping dan dan dapat menderita$
J cedera kepala
J #raktur .ertebra ser.ikal
J cedera thorakal 3 abdominal
J #raktur tungkai ba,ah
"husus pada pengendara sepeda3sepedamotor dapat menderita ?4endel ar 0njury@, :jejak
setang pada abdomen; dimana setang menjepit usus kiri .ertebra
K %rauma tembus
Dua #aktor menentukan tipe cedera dan penanggulangannya $
H daerah badan yang terkena
H ?trans#er o# energy@
1ada luka tusuk, ,anita mempunyai kebiasaan ke atas karena kebiasaan cara mengepal.
1ada luka tembak perlu diperhatikan$
H jarak tembak
H perubahan kecepatan peluru dalm tubuh
H berputar peluru
H #ragmentasi dan de#ormasi peluru
H kecepatan 3 pelositas peluru
H jenis jaringan :padat atau berongga;
K <uka bakar
1ada luka bakar perlu diperhatikan
H cedera termal
H inhalasi asap
H cedera panas pada paru!paru
H inhalasi +F
H pengaruh Lat kimia
H trauma tumpul dan #raktur seperti pada ?blast injury@, lari dari api dan kejatuhan benda
keras dari tembok.
4ipotermi
"ehilangan panas badan dapat terjadi pada temperatur sedang seperti 1(!&0o+, jika korban
memakai pakaian yang basah, kurang bergerak dan .asodilatasi karena alkohol atau ganja.
Mat berbahaya
Mat kimia, toksin dan radiasi dapat menyebabkan kelainan pada kulit, jantung, paru!paru dan
organ internal, keadaan ini berbahya bukan hanya untuk korban tetapi juga untuk penolong.
"arena dokter3U*D harus mempunyai protokolnya atau dapat menghubungi pusat keracunan
di RS
19M9R0S66> B0S0"
1ada pemeriksaan #isik kita mencari cedera yang kita duga terjadi sesui dengan biomekanik.
K "epala
Selain cedera sesuai dengan biomekanik pada pemeriksaan kepala harus diperhatikan mata $
H esar pupil
H 1endarahan dalam pundus
H Dislokasi lensa
H 1endarahan pada konjungti.a
H <uka tembus
H enda asing
H <ensa kontak :lepaskan sebelum terjadi cedera;
H 1eriksa .isual dengan membaca ?snelling chart@ atau tulisan pada botol in#us
5ang sering dilupakan pada pemeriksaan kepala $
H 4y#ema
H +edera n. optikus
H Dislokasi lensa atau luka tembus mata
H +edera kepala
H <aserasi bagian kepala belakang
K Maksilo#asial
+idera maksilo#asial yang tidak ada gangguan perna#asan, ditanggulangi setelah pasien stabil.
Dan penanggulangan dapat dilakukan pada hari ke - atau 10.
5ang sering dilupakan pada pemeriksaan maksila#asial $
H ?impending@ gangguan jalan na#as
H perubahan jalan na#as
H cedera .ertebra ser.ikal
H pendarahan : ?e2sanguinating@; #raktur@ mid#ace@
H laserasi duktus lakrimalis
H cedera n. #asialis
K <eher
%iga hal yang penting yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan leher$
H Semua pasien dengan trauma tumpul yang menyebabkan cedera pada maksilo #asial
harus dianggap menderita #raktur .ertebra ser.ikal dan diperlukan demikian. %idak ada
kelainan neurologis dan nyeri tidak menyingkirkan kemukinan adanya cedera .ertebra
ser.ikal.
H Semua pasien kecelakaan yang memakai topi pengaman34elm posisi kepala dan leher
harus dipegang dari ba,ah dalam posisi netral ,aktu melepas topi pengaman nya.setelah
lepas kepala tetap dipertahankan posisinya dengan memegang dari atas
H Setiap luka tusuk yang menembus platisma harus dilakukan e2splorasi di kamar operasi
dan pemeriksaan oprasi termasuk arteriogra#i, bronkhoskopi, esophaguskopi, dan
esophagogra#i
5ang sering dilupakan pada pemeriksaan leher$
H +edera .ertebra ser.ikalis
H +edera eso#agus
H +edera trhkeo!laringeal
H +edera arteri carotis
K %horaks
+edera pada dinding toraks seperti$
H ?sucking chest injury@
H ?#lail chest@
H #raktur iga
H kontusi dan hematoma dingding toraks
dapat diketahui dekan inspeksi dan palpasi. +edera pada paru!paru seperti$
H pneumothoraks
H hemathotoraks
dapat diketahi dengan perkusi dan auskultasi. unyi na#as yang lemah sudah merupakan
indikasi yang cukup untuk melakukan punksi pleura pada pneumthoraks tamponade jantung
dapat diketahui sengan adanya $
H denyut jantung terdengar jauh
H .ena di leher melebar.tetapi seing tidak ada melebar bila terjadi hipo.elemi
H ?narro, pulse pressure@ merupakan tanda tamponade jantung yang pasti
5ang sering dilupakan pada pemeriksaan thoraks
H ?tension pneumtoraks@
H luka toraks terbuka
H ?#lall chest@
H tamponade jantung
H ruptua aorta
K 6bdomen
Setiap cedera abdomen harus ditanggulangi dengan agresi. karena merupakan cedera yang
berbahaya. 1ada pemeriksaan #isik abdomen, hasil dapat berbeda beberapa jam
kemudian.karna itu kalau kita tidak mendapatkan hasil yang positi#,harus dilakukan
obser.asi.
Setiap trauma tumpul abdomen dengan tanda Ntanda yang tidak jelas dan kesadaran yang
menurun karena alkohol,ganja trauma kepala,dan trauma toraks,#raktur pel.is merupakan
indikasi untuk melakukan la.ase peritoneal karenapemeriksaan akan sukar dilakukan
5ang sering dilupakan pada pemeriksaan #isik abdomen$
H Ruptur hati 3 limpa
H Frgan berongga dan .ertebra lumbalis
H +edera pankreas
H +edera pembuluh darah besar
H +edera ginjal
H Braktur ginjal
K 1erineum, rektal, .aginum
1ada perineum dapat terjadi kontusio, hematoma, laserasi dan pendarahan uretra. +olok
dubur merupakan pemeriksaan yang penting untuk menilai $
H Darah dalam usus
H <etak prostat yang tinggi
H Braktur pel.is
H 0ntegritas dinding rektum
H %onus s#inkter
1ada ,anita pemeriksaan colok .agina dapat memberikan in#ormasi danya darah dalam
.agina dan laserasi .agina.
5ang sering dilupakan pada pemeriksaan$
H cedera uretra
H cedera rektum
H cedera buli!buli
H cedera .agina
K Muskulo skeletal
1emeriksaan pada tungkai dilakukan dengan$
H 0ns#eksi untuk melihat kontusi dan de#ormitas
H 1alpasi dengan rotasi atau ?three point pressure@ untuk menyertai nyeri, krepitasi dengan
gerakan abnormal
H %ahanan antero!posterior dengan telapak tangan pada kedua ?aterior superior lliaca
spines@ dan sim#isis pubis untuk menilai #raktur pubis
H 1asien harus di ?log rollll 7/@untuk menilai punggung dan meraba .ertebra torakalis dan
lumbalis
H >euro .askuler distal pada kedua sisi dinilai ada kelainan
5ang sering terlupakan pada pemeriksaan muskuloskeletal $
H #raktur .ertebra
H #raktur dengan gangguan .askuler
H #raktur pel.is
H #raktur jari!jari
K >eurologis
1ada trauma harus dilakukan penilai mengenai motorik, sensorik, kesadaran dan pupil. 0ni
dapat dilakukan secara objekti# dengan ?glasco, coma scale@ setiap tanda!tanda
paresis3paralisis menunjukan adanya cedera pada .ertebra dan harus segera di#iksasi dengan
?short3long board? atau ?semi rigid cer.ikal collar? pendarahan e2stra dural maupun
subdural, depresi tengkorak dan cedera intrakranial lainnya harus dikonsultasikan dengan ahli
bedah sara#, perubahan keadaan intrakranial berhubungan neurologis dapat merubah prioritas
penanggulangan oksigenasi dan per#usi otak harus dinilai ulang. Dan bila tidak ada
perubahan maka merupakan indikasi untuk tindakan bedah atau e.akuasi.
5ang sering dilupakan pada pemeriksaan neurologis$
H %ekanan intrakranial yang sangat meninggi
H 4ematom subdural dan e2stradural
H Depresi tengkorak
H +edera .etebra
R99E6<US0 16S09>
1ada pasien trauma harus diree.aluasiterus menerus sehingga tidak ada simptom baru yang
terle,atkan. 1enanggulangan rasa sakit merupakan bagian dari penanggulangan trauma tetapi
pemakaian opiat akan mengkaburkan tanda!tanda kelainan neurologis dan dapat
mengakibatkan gangguan perna#asan. "arena itu pemakaiannya harus hati!hati monitor
kesadaran dan produksi urine :0,(!1 cc3kg 3jam pada orang de,asa dan 1cc 3kg 3 jam
pada anak!anak; adalah yang terpenting, selain tanda!tanda .ital lainnya, karena
menunjukkan per#usi jaringan.
19>6>**U<6>*6> D9B0>0%0B
1enanggulangan selanjutnya dipakai konsep ?total care? sehingga semua masalah dapat
diprediksi dan ditanggulangi sebelum terjadi.
"9S0M1U<6>
1ada penanggulangan pasien pada trauma harus diingat urutan kegiatan 3 tindakan$
K "9S061S06*66>
K %R06*9
K 1R0M6R5 SURE95
1. N? 6ir,ay@ dan kontrol .ertebra se.inalis
&. N ?breathing@
'. N ?circulation ? dan kontrol pendarahan
4. N ? diasbility@ e.aluasi neurologis
(. N? 92sposure 3 end.ironment@ pasien di telanjangi
K R9SUS0%6S0
H oksigenasi dan .entilasi
H penanggulangan syok, in#us dan penggantian .olume
H penangulangan masalah yang mengancam nya,a dilanjutkan :diidenti#ikasi pada
?primary sur.ey@;
H monitor
J gas darah artei dan .entilasi
J end tidal +F&
J 9+*
J ?pulse o2ymetry@
J tekanan darah
K S9+F>D6R5 SURE95
H "epala dan tengkorak
H +edera maksilo#asial
H <eher
H %oraks
H 6bdomen
H 1erineum 3rektum 3 .agina
H Muskuloskeletal 3 punggung
H >eurologi
H D!ray, laboratorium, dll
?#ingers and tubes in 9.ery F##ice ?
Ree.aluasi
1enanggulangan di#initi# dengan konsep ?total cidera atau e.akuasi@
7! agaimana interpretasi pemeriksaan di 0*D =
@! 6pa Diagnosis kerja pada kasus =
A! 6pa komplikasi pada kasus =
10! 6pa indikasi pasien dirujuk ke RSM4=
11! 6pa saja persiapan pasien ini dirujuk =
12! agaimana prognosis pasien ini =
1;! Apa SK'( pada kasus 0
S"D0 $ '
4ipotesis $
Seorang supir minibus, laki!laki &/ tahun, mengalami trauma multiple dangan
%ension 1neumothora2 dan Syok hipo.olemik akibat #raktur iga 7!10!11 kanan, dan #raktur
#emur kiri tertutup dikarenakan kecelakaan lalu lintas.
<earning 0ssue$
1. %rauma
2! Syok
+&N(S?+&N(S S,OK 'AN -&N=&"T(ANN,A

erdasarkan etiloginya maka syok digolongkan atas beberapa macam yaitu $Syok
4ipo.olemik, Syok "ardiogenik, Syok Distributi#, dan Syok Fbstrukti#
S,OK 7(-O)OL&.(K
-en/ertian
Syok hipo.olemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan penurunan
.olume intra.ascular. +airan tubuh terkandung dalam kompartemen intraseluler dan
ekstraseluler. +airan intraseluler menempati hamper &3' dari air tubuh total sedangkan cairan
tubuh ekstraseluler ditemukan dalam salah satu kompartemen inta.askular dan interstitial.
Eolume cairan interstitial adalah kira!kira '!42 dari cairan intra.ascular. Syok hipo.olemik
terjadi jika penurunan .olume inta.askuler 1(G sampai &(G. 4al ini akan menggambarkan
kehilangan -(0 ml sampai 1'00 ml pada pria dgn berat badan -0 kg.
&tiolo/i
"ondisi!kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok hipo.olemik adalah :1;
kehilangan cairan eksternal seperti $ trauma, pembedahan, muntah!muntah, diare, diuresis, :&;
perpindahan cairan internal seperti $ hemoragi internal, luka baker, asites dan peritonitis

S,OK KA"'(O=&N(K
-en/ertian
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan #ungsi pompa jantung yang mengakibatkan
curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali.
&tiolo/i
1enyebab syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner dan non koroner. !oroner,
disebabkan oleh in#ark miokardium, Sedangkan "on#koroner disebabkan oleh kardiomiopati,
kerusakan katup, tamponade jantung, dan disritmia.

S,OK '(ST"(B%T($
-en/ertian
Syok distributi# atau .asogenik terjadi ketika .olume darah secara abnormal berpindah
tempat dalam .askulatur seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah peri#er.
&tiolo/i
Syok distributi# dapat disebabkan baik oleh kehilangan tonus simpatis atau oleh pelepasan
mediator kimia ke dari sel!sel. "ondosi!kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok
distributi# yaitu ($) syok neurogenik seperti cedera medulla spinalis, anastesi spinal, :&; syok
anafilaktik seperti sensiti.itas terhadap penisilin, reaksi trans#usi, alergi sengatan lebah :';
syok septik seperti imunosupresi#, usia yang ekstrim yaitu O 1 thn dan O )( tahun, malnutrisi
erbagai mekanisme yang mengarah pada .asodiltasi a,al dalam syok distributi# lebih jauh
membagi klasi#ikasi syok ini kedalam ' tipe $
1! Syok Neoru/enik
1ada syok neurogenik, .asodilatasi terjadi sebagai akibat kehilangan tonus simpatis. "ondisi
ini dapat disebabkan oleh cedera medula spinalis, anastesi spinal, dan kerusakan sistem sara#.
Syok ini juga dapat terjadi sebagai akibat kerja obat!obat depresan atau kekurangan glukosa
:misalnya $ reaksi insulin atau syok;. Syok neurogenik spinal ditandai dengan kulit kering,
hangat dan bukan dingin, lembab seperti terjadi pada syok hipo.olemik. %anda lainnya adalah
bradikardi.
2! Syok Ana4ilaktik
Syok ana#ilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika pasien yang sebelumnya sudah
membentuk anti bodi terhadap benda asing :anti gen; mengalami reaksi anti gen! anti bodi
sistemik.
'. Syok Septik
Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributu# dan disebabkan oleh in#eksi yang
menyebar luas. 0nsiden syok septik dapat dikurangi dengan melakukan praktik pengendalian
in#eksi, melakukan teknijk aseptik yang cermat, melakukan debriden luka ntuk membuang
jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan
secara menyeluruh.
'. <S
4. 6%<S

Anda mungkin juga menyukai