Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia.
Tanpa adanya air, maka segala kegiatan aktivitas manusia akan terganggu.
Selain digunakan untuk minum, air juga dipakai manusia untuk memasak,
mandi, mencuci, dan masih banyak lagi fungsi air bagi manusia. Karena
itu keberadaan air ,terutama air bersih sangat penting bagi manusia.
Ketersediaan air baik secara kuantitas, kualitas, mauupun kontinuitas
sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia.
Di daerah perkotaan, kebutuhan akan air bersih sangat besar. Hal
ini disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk sehingga
kebutuhan akan air pun meningkat. Selain itu di daerah perkotaan
sangatlah sulit untuk mendapatkan sumber air bersih karena terjadi
penurunan kualitas air akibat banyaknya pencemaran yang terjadi di
sungai dan air tanah yang menjadi sumber air bagi manusia sehingga air
tersebut tidak dapat digunakan oleh manusia.
Air juga merupakan media penularan penyakit. Air banyak
digunakan oleh vectorvektor penyakit seperti nyamuk untuk media
perkembangbiakkan. Selain itu air yang tidak bersih mengandung kuman
kuman penyakit yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia dapat
menyebabkan penyakit. Karena itu terdapat peraturan pemerintah
mengenai kriteriakriteria air untuk memberikan standar pada air sehingga
tidak menimbulkan kerugian bagi manusia bila digunakan atau pun
dikonsumsi. Dengan adanya peraturan tersebut diharapkan bah!a air yang
akan digunakan atau dikonsumsi sudah memenuhi standar sehingga tidak
menyebabkan kerugian dan penyakit pada manusia.
"leh karena itu perlu dilakukan suatu upaya untuk mengatasi
keterbatasan air bersih akibat pencemaran air yang terjadi dan juga agar air
yang akan digunakan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.
#paya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengolahan air dari
air yang tercemar yang tidak layak untuk digunakan menjadi air bersih
yang dapat digunakan manusia untuk melakukan segala aktivitasnya.
1
Salah satu cara pengolahan air bersih yaitu dengan proses koagulasi
flokulasi.
Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu cara pengolahan air
untuk menghilangkan $at$at yang berbahaya dalam air untuk
menghasilkan air bersih yang bisa digunakan manusia. Koagulasi adalah
proses destabilisasi koloid dan partikelpartikel yang ada di dalam air
sehingga membentuk flok dengan melakukan penambahan bahan kimia
%koagulan& dan proses pengadukan cepat. 'roses koagulasi ini berfungsi
untuk mengendapkan partikelpartikel kecil yang tidak dapat mengendap
dengan sendirinya. Sedangkan flokulasi adalah proses penggabungan flok
flok yang dihasilkan dari proses koagulasi menjadi flok yang lebih besar
sehingga membuat partikelpartikel tersebut dapat mengendap.
'enggabungan flokflok tersebut disebabkan karena proses pengadukan
lambat. Karena itu koagulasi dan flokulasi adalah proses yang terjadi
berurutan dan tidak dapat dipisahkan.
1.2. Rumusan Masalah
(. Apa itu proses koagulasiflokulasi dalam pengolahan air)
*. +agaimana proses koagulasiflokulasi dalam pengolahan air)
,. Seberapa efektif koagulasi dan flokulasi pada unit produksi )
-. Apa saja faktorfaktor yang mempengaruhi proses koagulasiflokulasi
pada instalasi pengolahan air
.. Apa kelebihan dari proses koagulasiflokulasi dalam usaha pengolahan
air)
1.3. Tujuan
(. /engetahui apa itu proses koagulasi dan flokulasi dalam sistem penyediaan air
minum
*. /engetahui 'roses kimia dari koagulasi dan flokulasi dalam sistem
penyediaan air minum
,. /engetahui seberapa efektif koagulasi dan flokulasi pada unit
produksi
-. /engetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi proses koagulasi dan
flokulasi.
.. /engetahui kelebihan dari proses koagulasi dan flokulasi dalam sistem
penyediaan air minum
2
1.. Man!aat
/anfaat dari penulisan makalah ini adalah 0
(. /enambah pengetahuan mengenai proses koagulasi dan flokulasi
dalam instalasi pengolahan air.
*. Sebagai bahan referensi bagi pembaca mengenai metode koagulasi
dan flokulasi dalam instalasi pengolahan air.
BAB II
PEN"ERTIAN DAN PR#$E$ %#A"ULA$I&'L#%ULA$I
2.1 %#A"ULA$I
3
2.1.1 Pengert(an %)l)(*
Koloid merupakan sistem yang partikelpartikelnya
terdispersi secara merata dalam suatu medium. 'artikel koloid
memiliki beberapa sifat yang khas, diantaranya tidak dapat
disaring, fasa terdispersi tersebar secara merata dalam medium
pendispersi, serta dapat memberikan suatu hamburan cahaya yang
bergerak tidak teratur jika terkena seberkas cahaya yang dinamakan
efek Tyndall.
Definisi koloid yang lain adalah partikelpartikel yang
memiliki beberapa karakteristik dalam larutan juga memiliki
diameter yang berukuran 1,11((mikrometer dan beberapa koloid
ada yang berukuran sampai (1 mikrometer. 'artikel koloid dapat
dipisahkan dari larutannya dengan cara pendestabilisasian menjadi
agregatagregat yang memiliki ukuran yang lebih besar sehingga
mudah diendapkan. 'roses pendestabilan ini disebut proses
koagulasi.
2.1.2 Pengert(an %)agulas(
Koagulasi secara umum didefinisikan sebagai penambahan
$at kimia %koagulan& ke dalam air baku dengan maksud
mengurangi gaya tolakmenolak antar partikel koloid, sehingga
partikel 2partikel tersebut dapat bergabung menjadi flokflok halus.
Koagulasi terpenuhi dengan penambahan ionion yang mempunyai
muatan berla!anan dengan partikel koloid. 'artikel koloid umunya
bermuatan negatif oleh karena itu ionion yang ditambahkan harus
kation atau bermuatan positif. Kekuatan koagulasi ionion tersebut
bergantung pada bilangan valensi atau besarnya muatan. 3on
bivalen %4*& ,151 kali lebih efektif dari ion monovalen %4(&. 3on
trivalen %4,& 611(111 kali lebih efektif dari ion monovalen.
2.1.3 Pr)ses %)agulas(
4
'ada proses koagulasiflokulasi terdiri dari dua tahap besar, yaitu 0
(. 'enambahan koagulan Aluminium sulfat %Al
*
%S"
-
&
,
.(7H
*
"&
dan
*. 'engadukan campuran koagulanair umpan, yang terdiri
dari,
a& 'engadukan cepat
'engadukan cepat %Rapidmixing& merupakan
bagian integral dari proses Koagulasi. Tujuan
pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan
menyeragamkan penyebaran $at kimia melalui air yang
diolah, serta untuk menghasilkan dispersi yang seragam
dari partikelpartikel koloid, dan untuk meningkatkan
kesempatan partikel untuk kontak dan bertumbukan
satu sama lain
b& 'engadukan pelan.
'engadukan pelan ini bertujuan menggumpalkan
partikelpartikel terkoagulasi berukuran mikro menjadi
partikelpartikel flok yang lebih besar. 8lokflok ini
kemudian akan beragregasi9 berkumpul dengan
partikelpartikel tersuspensi lainnya %Duliman, (::7&.
Setelah pengadukan pelan selesai flokflok yang
terbentuk dibiarkan mengendap. Setelah proses
pralakuan koagulasiflokulasi selesai, derajat keasaman
%pH& air umpan mikrofiltrasi akan turun. Selanjutnya
air umpan jernih hasil koagulasi dialirkan ke reservoir
kedua agar terpisah dari endapan endapan yang
terbentuk. Air inilah yang kemudian akan diumpankan
pada proses mikrofiltrasi oleh membran.
5
'ada proses koagulasi, juga dibagi dalam tahap secara fisika dan
kimia.
(. Secara fisika
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti0
a. 'emanasan
Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan
antar partikelpartikel sol dengan molekulmolekul air
bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang
teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel
tidak bermuatan. contoh0darah
b. 'engadukan, contoh0 tepung kanji
c. 'endinginan, contoh0 agaragar
*. Secara kimia
Sedangkan secara kimia seperti penambahan elektrolit,
pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan
penambahan $at kimia koagulan. Ada beberapa hal yang
dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu0
a. /enggunakan 'rinsip ;lektroforesis. 'roses
elektroforesis adalah pergerakan partikelpartikel koloid
yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang
berla!anan. Ketika partikel ini mencapai elektrode,
maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan
bersifat netral.
b. 'enambahan koloid, dapat terjadi sebagai berikut0
Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif
%kation&, sedangkan koloid yang bermuatan positif akan
menarik ion negatif %anion&. 3onion tersebut akan
membentuk selubung lapisan kedua. Apabila selubung
6
lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan
menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi.
/akin besar muatan ion makin kuat daya tariknya
dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi
koagulasi. %Sudarmo,*11-&
c. 'enambahan ;lektrolit. <ika suatu elektrolit ditambahkan
pada sistem koloid, maka partikel koloid yang bermuatan
negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif
%kation& dari elektrolit. +egitu juga sebaliknya, partikel
positif akan mengadsorpsi partikel negatif %anion& dari
elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi.
Dalam proses koagulasi, stabilitas koloid sangat
berpengaruh. Stabilitas merupakan daya tolak koloid karena
partikelpartikel mempunyai muatan permukaan sejenis %negatip&.
+eberapa gaya yang menyebabkan stabilitas partikel, yaitu0
(. =aya elektrostatik yaitu gaya tolak menolak tejadi jika
partikelpartikel mempunyai muatan yang sejenis.
*. +ergabung dengan molekul air %reaksi hidrasi&.
,. Stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar yang
diadsorpsi pada permukaan.
2.1. 'akt)r +ang Mem,engaruh( Pr)ses %)agulas(
a. Suhu air
7
"am-ar 1.1 Koagulasi %Rapid Mixing&
Suhu air yang rendah mempunyai pengaruh terhadap efisiensi
proses koagulasi. +ila suhu air diturunkan , maka besarnya
daerah pH yang optimum pada proses kagulasi akan berubah
dan merubah pembubuhan dosis koagulan.
b. Derajat Keasaman %pH&
'roses koagulasi akan berjalan dengan baik bila berada pada
daerah pH yang optimum. #ntuk tiap jenis koagulan mempunyai
pH optimum yang berbeda satu sama lainnya.
c. <enis Koagulan
'emilihan jenis koagulan didasarkan pada pertimbangan segi
ekonomis dan daya efektivitas daripadakoagulan dalam
pembentukan flok. Koagulan dalam bentuk larutan lebih efektif
dibanding koagulan dalam bentuk serbukatau butiran.
d. Kadar ion terlarut
'engaruh ionion yang terlarut dalam air terhadap proses
koagulasi yaitu 0 pengaruh anion lebih bsar daripada kation.
Dengan demikian ion natrium, kalsium dan magnesium tidak
memberikan pengaruh yang berarti terhadap proses koagulasi.
e. Tingkat kekeruhan
'ada tingkat kekeruhan yang rendahproses destibilisasi akan
sukar terjadi. Sebaliknya pada tingkat kekeruhan air yang tinggi
maka proses destabilisasi akan berlangsung cepat. Tetapi apabila
kondisi tersebut digunakan dosis koagulan yang rendah maka
pembentukan flok kurang efektif.
f. Dosis koagulan
#ntuk menghasilkan inti flok yang lain dari proses koagulasi
dan flokulasi sangattergantung dari dosis koagulasi yang
8
dibutuhkan +ila pembubuhan koagulan sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan maka proses pembentukan inti flok akan
berjalan dengan baik.
g. Kecepatan pengadukan
Tujuan pengadukan adalah untuk mencampurkan koagulan ke
dalam air. Dalam pengadukan halhal yang perlu diperhatikan
adalah pengadukan harus benarbenar merata, sehingga semua
koagulan yang dibubuhkan dapat bereaksi dengan partikel
partikel atau ionion yang berada dalam air. Kecepatan
pengadukan sangat berpengaruh terhadap pembentukan flok bila
pengadukan terlalu lambat mengakibaykan lambatnya flok
terbentuk dan sebaliknya apabila pengadukan terlalu cepat
berakibat pecahnya flok yang terbentuk
h. Alkalinitas
Alkalinitas dalam air ditentukan oleh kadar asam atau basa yang
terjadi dalam air. Alkalinitas dalam air dapat membentuk flok
dengan menghasil ion hidroksida pada reaksihidrolisa koagulan.
2.2. 'L#%ULA$I
8lokulasi adalah suatu proses aglomerasi %penggumpalan& partikelpartikel
terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat
dipisahkan oleh sedimentasi dan filtrasi.
'roses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk
mempercepat proses penggabungan flokflok yang telah dibibitkan pada
proses koagulasi. 'artikelpartikel yang telah distabilkan selanjutnya saling
bertumbukan serta melakukan proses tarikmenarik dan membentuk flok yang
ukurannya makin lama makin besar serta mudah mengendap. =radien
kecepatan merupakan faktor penting dalam desain bak flokulasi. <ika nilai
gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul akan mencegah
9
pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradient terlalu rendah9tidak memadai
maka proses penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok besar
serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan. #ntuk itu nilai gradien
kecepatan proses flokulasi dianjurkan berkisar antara :19detik hingga
,19detik. #ntuk mendapatkan flok yang besar dan mudah mengendap maka
bak flokulasi dibagi atas tiga kompartemen, dimana pada
kompertemen pertama terjadi proses pende!asaan flok, pada kompartemen
kedua terjadi proses penggabungan flok, dan pada kompartemen ketiga terjadi
pemadatan flok. 'engadukan lambat %agitasi& pada proses flokulasi dapat
dilakukan dengan metoda yang sama dengan pengadukan cepat pada proses
koagulasi, perbedaannya terletak pada nilai gradien kecepatan di mana pada
proses flokulasi nilai gradien jauh lebih kecil dibanding gradien kecepatan
koagulasi.
2.2.1 E!ekt(.(tas 'l)kulas(
;fisiensi dari proses flokulasi pada prakteknya seringkali dapat
dilihat dari kualitas air setelah dilakukan pemisahan flok secara
mekanik. Dengan demikian, cara pemisahan $at padat atau flok sangat
penting dan sangat dipengaruhi oleh bentuk flok yang ada, misalnya
untuk melakukan flotasi diperlukan bentuk flok yang lain berbeda
10
"am-ar 1.2 8lokulasi %Slow Mixing&
dengan flok untuk sedimentasi. <ika dipakai sedimentasi diperlukan flok
dengan berat jenis dan diameter yang besar. 'ada proses flotasi
dibutuhkan flok yang lebih kecil dan mempunya berat jenis yang lebih
ringan tetapi mempunyai sifat untuk bergabung dengan gelembung
udara. #ntuk filtrasi dibutuhkan flok yang kompak yang cukup
homogen dengan struktur yang kuat terhadap abrasi dan dengan sifat
mudah melekat diatas partikel media penyaring %filter& untuk menjamin
pemisahan yang efisien dan operasional penyaringan yang ekonomis.
#ntuk efek penjernihan air secara keseluruhan, belum cukup
apakah flok bisa dipisahkan dari air secara efektif, karena belum dapat
menjamin dengan pasti apakah kualitas air yang diinginkan bisa
tercapai hanya dengan kondisi ini saja. Selain itu dibutuhkan bah!a
semua $at yang akan dihilangkan dari air juga melekat pada flok.
2.3. Pr)ses ,eng)lahan a(r /%)agulas( & 'l)kulas(0
Air baku dari air permukaan sering mengandung bahanbahan yang
tersusun oleh partikel koloid yang tidak bisa diendapkan secara alamiah
dalam !aktu singkat. 'artikelpartikel koloid dibedakan berdasarkan ukuran.
<arak ukurannya antara 1,11( mikron %(15 mm& sampai ( mikron %(1, mm&.
'artikel yang ditemukan dalam kisaran ini meliputi %(& partikel anorganik,
seperti serat asbes, tanah liat, dan lanau9silt, %*& presipitat koagulan, dan %,&
partikel organik, seperti $at humat, virus, bakteri, dan plankton. Dispersi
koloid mempunyai sifat memendarkan cahaya. Sifat pemendaran cahaya ini
terukur sebagai satuan kekeruhan. Koloid merupakan partikel yang tidak
dapat mengendap secara alami karena adanya stabilitas suspensi koloid.
Stabilitas koloid terjadi karena gaya tarik van der >aal?s dan gaya
tolak9repulsive elektrostatik serta gerak bro!n. Kestabilan koloid dapat
dikurangi dengan proses koagulasi %proses destabilisasi& melalui penambahan
bahan kimia dengan muatan berla!anan. Terjadinya muatan pada partikel
menyebabkan antar partikel yang berla!anan cenderung bergabung
membentuk inti flok.
#ntuk penghilangan $at$at berbahaya dari air, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah proses koagulasi dan flokulasi. Koagulasi dan flokulasi
11
merupakan proses yang terjadi secara berurutan untuk mentidakstabilkan
partikel tersuspensi, menyebabkan tumbukan partikel dan tumbuh menjadi flok.
'roses koagulasi selalui diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan
inti flok atau flok kecil menjadi flok yang berukuran besar. Tahap a!al
dimulai dengan proses koagulasi, koagulasi melibatkan netralisasi dari
muatan partikel dengan penambahan elektrolit. Dalam hal ini bahan yang
ditambahkan biasanya disebut sebagai koagulan atau dengan jalan mengubah
pH yang dapat menghasilkan agregat9kumpulan partikel yang dapat dipisahkan. Hal
ini dapat terjadi karena elektrolit atau konsentrasi ion yang ditambahkan
cukup untuk mengurangi tekanan elektrostatis di antara kedua partikel.
Agregat yang terbentuk akan saling menempel dan menyebabkan
terbentuknya partikel yang lebih besar yang dinamakan mikroflok, dimana
mikroflok ini tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. 'engadukan cepat
untuk mendispersikan koagulan dalam larutan dan mendorong terjadinya
tumbukan partikel sangat diperlukan untuk memperoleh proses koagulasi
yang bagus. +iasanya proses koagulasi ini membutuhkan !aktu sekitar (, menit.
Tahap selanjutnya dari proses koagulasi adalah proses flokulasi. 8lokulasi
disebabkan oleh adanya penambahan sejumlah kecil bahan kimia yang
disebut sebagai flokulan %@ath A Singh, (::6&. /ikroflok yang terbentuk
pada saat proses koagulasi sebagai akibat penetralan muatan, akan saling
bertumbukan dengan adanya pengadukan lambat. Tumbukan tersebut akan
menyebabkan mikroflok berikatan dan menghasilkan flok yang lebih besar.
'ertumbuhan ukuran flok akan terus berlanjut dengan penambahan flokulan
atau polimer dengan bobot molekul tinggi. 'olimer tersebut menyebabkan
terbentuknya jembatan, mengikat flok, memperkuat ikatannya serta
menambah berat flok sehingga meningkatkan rate pengendapan flok. >aktu
yang dibutuhkan untuk proses flokulasi berkisar antara (.*1 menit hingga (
jam.
'roses koagulasiflokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat dan pengaduk
lambat, %seperti terlihat pada gambar (.,& . 'ada bak pengaduk cepat,
dibubuhkan bahan kimia %disebut koagulan&. 'engadukan cepat dimaksudkan
agar koagulan yang dibubuhkan dapat tercampur secara merata9homogen.
12
'ada bak pengaduk lambat, terjadi pembentukan flok yang berukuran besar
hingga mudah diendapkan pada bak sedimentasi.
Koagulan yang banyak digunakan dalam pengolahan air minum adalah
aluminium sulfat atau garamgaram besi. Kadangkadang koagulan
pembantu, seperti polielektrolit dibutuhkan untuk memproduksi flok yang
13
"am-ar 1.3 'roses Koagulasi8lokulasi
cepat mengendap. 8aktor utama yang mempengaruhi koagulasi dan flokulasi
air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi, temperatur, pH, komposisi dan
konsentrasi kation dan anion, durasi dan tingkat agitasi selama koagulasi dan
flokulasi, dosis koagulan, dan jika diperlukan, koagulanpembantu. +eberapa
jenis koagulan beserta sifatnya dapat dilihat pada Tabel ..(.
'emilihan koagulan dan kadarnya membutuhkan studi laboratorium atau
pilot plant %menggunakan jar test apparatus& untuk mendapatkan kondisi
optimum.
@eaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah0
'ada air yang mempunyai alkalinitas tidak cukup untuk bereaksi dengan
alum, maka perlu ditambahkan alkalinitas dengan menambah kalsium
hidroksida
2.3.1. Taha,an Pa*a Pr)ses %)agulas( *an 'l)kulas(
14
Ta-el 1.1 +eberapa <enis Koagulan dalam praktek pengolahan
Air
'roses koagulasiflokulasi dijelaskan secara ringkas pada =ambar (.-,
dengan penjelasan sebagai berikut0
(. 'artikel koloid tidak bisa mengendap karena bersifat stabil.
*. Kestabilan koloid dapat diganggu dengan penambahan koagulan
dan pengadukan cepat.
,. 'artikel yang tidak stabil cenderung untuk saling berinteraksi dan
bergabung membentuk flok yang berukuran besar.
2.3.1.1. Penga*ukan
8aktor penting pada proses koagulasiflokulasi adalah
pengadukan. +erdasarkan kecepatannya, pengadukan dibedakan
menjadi dua, yaitu pengadukan cepat dan pengadukan lambat.
Kecepatan pengadukan dinyatakan dengan gra*(en ke1e,atan
%G&, yang merupakan fungsi dari tenaga yang disuplai %P&0
15
Gambar 1.4
a) Penga*ukan mekan(s adalah metoda pengadukan
menggunakan alat pengaduk berupa impeller yang
digerakkan dengan motor bertenaga listrik. #mumnya
pengadukan mekanis terdiri dari motor, poros pengaduk, dan
gayung pengaduk %impeller&, lihat =ambar (... 'engadukan
lambat secara mekanis umumnya memerlukan tiga
kompartemen dengan ketentuan G di kompartemen 3 lebih
besar daripada G di kompartemen 33 dan G di
kompartemen 333 adalah yang paling kecil.
16
Gambar 1.5
Gambar 1.6
b) Penga*ukan h(*r)l(s adalah pengadukan yang
memanfaatkan gerakan air sebagai tenaga pengadukan.
Sistem pengadukan ini menggunakan energi hidrolik yang
dihasilkan dari suatu aliran hidrolik. ;nergi hidrolik
dapat berupa energi gesek, energy potensial %jatuhan& atau
adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran. +eberapa
contoh pengadukan hidrolis adalah terjunan %=ambar (.6&,
loncatan hidrolis, parshall 57 flume, baffle basin (baffle
channel, =ambar (.7), perforated wall, gravel bed dan
sebagainya.
10 Penga*ukan ,neumat(1 adalah pengadukan yang
menggunakan udara %gas& berbentuk gelembung yang
dimasukkan ke dalam air sehingga menimbulkan gerakan
pengadukan pada air %=ambar ..6&. 3njeksi udara
bertekanan ke dalam suatu badan air akan menimbulkan
17
Gambar 1.7
Gambar 1.8
turbulensi, akibat lepasnya gelembung udara ke permukaan
air. /akin besar tekanan udara, kecepatan gelembung
udara yang dihasilkan makin besar dan diperoleh turbulensi
yang
makin besar pula.
2.. %ele-(han %)agulas( & 'l)kulas(
Bebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan bahanbahan limbah dalam
bentuk koloid, dengan menambahkan koagulan. Dengan koagulasi, partikel
partikel koloid akan saling menarik dan menggumpal membentuk flok
%Suryadiputra, (::.&, serta memudahkan partikelpartikel tersuspensi yang
sangat lembut dan bahanbahan koloidal di dalam air menjadi agregat9jonjot
%proses sebelum penggumpalan& dan membentuk flok, sehingga dapat
dipisahkan dengan proses pengendapan dan dapat juga berfungsi
menghilangkan beberapa jenis organisme dalam air. 8lokulasi terjadi setelah
koagulasi dan berupa pengadukan pelan pada air limbah. Dengan
mengendapnya koloid, diharapkan laju fouling yang terjadi pada membran
akan berkurang, sehingga penggunaan mikrofiltrasi dalam proses pengolahan
air bersih menjadi layak untuk dilakukan. Dengan aplikasi teknologi
koagulasiflokulasi $at yang berbentuk suspensi atau koloid dirubah
bentuknya menjadi $at yang dapat dipisahkan dari air. Agregasi sebagai akibat
dari pemakaian koagulan9flokulan adalah tahap a!al dimana selanjutnya
18
Gambar 1.9
dilakukan pemisahan flok dari air misalnya dengan proses sedimentasi,
filtrasi atau flotasi.
'roses koagulasiflokulasi selain untuk menurunkan tingkat kekeruhan untuk
memperoleh air yang bening, juga ada efek samping yaitu fraksi $at
tersuspensi dalam air yang seringkali menyebabkan pencemaran. Dengan
koagulasiflokulasi $at suspensi tersebut yang juga sebagai pencemar, bisa
dihilangkan dari air.
Ta-el 1.2. @ingkasan 'roses Koagulasi8lokulasi
%)agulas( 'l)kulas(
Destabilisasi partikel koloid
'embubuhan bahan kimia0
koagulan, misal koagulan,
misal0 ta!as
Dilakukan pengadukan cepat
%rapid mixing&0
Hidrolis0 terjunan atau
hidrolik jump
/ekanis0
menggunakan batang
pengaduk
Bamanya proses0 ,1 2
:1 detik
'embentukan dan pembesaran
flok
Dilakukan pengadukan lambat
%slow mixing&0
'neumatis
/ekanis
Hidrolis
>aktu operasi0 (. 2
,1 menit
'entingnya koagulasiflokulasi di 3'A terhadap air baku air permukaan dan
air tanah yang sudah mengalami pengolahan pendahuluanC seringkali terdapat
$at padat dalam bentuk atau ukuran yang tidak memungkinkan mengendap
pada proses sedimentasi saja atau dengan proses lain di dalam !aktu dentensi
yang efisien.
Dat tersuspensi yang mempunyai ukuranlebih dari . 2 (1 Em dapat
dihilangkan agak mudah dengan filtrasi atau sedimentasi dan filtrasi.
Sedangkan penghilangan koloid yang tidak tercemar berat dapat
menggunakan Saringan pasir lambat. Timbul kesulitan bilamana kualitas air
19
baku tidak baik sehingga tidak semua $at koloid dan kotoran lainnya dapat
dihilangkan dengan saringan pasir cepat atau saringan pasir lambat. #ntuk
mengatasi hal ini maka proses koagulasi dengan menggunakan bahan kimia
dilakukan.
Selain itu juga penting bagi proses desinfeksi dengan adanya pemisahan
$at padat sebelum desinfeksi dilakukan, karena sering kali mikroorgamisme
terdapat di dalam $at padat, yang tidak dapat dimusnahkan oleh proses
oksidasi reduksi, karena oksidan akan tereduksi oleh $at organik didalam flok
sebelum bisa menembus mikroorganisme untuk dimusnahkan.
'roses koagulasiflokulasi bisa juga menghilangkan sebagian atau seluruh $at
terlarut, sehingga hal ini yang menjadi fungsi utama dari koagulasiflokulasi.
Teknologi koagulasiflokulasi bisa juga dipadukan dengan proses
pengendapan secara kimia!i %bukan proses pengendapan flok secara fisik&,
akan tetapi reaksi kimia antara koagulan9flokulan dan $at terlarut didalam air
yang menghasilkan senya!a kimia yang tidak larut.
2.2. 3ara Mel(hat %an*ungan A(r Has(l %)agulas(&'l)kulas(
#ji koagulasiflokulasi dilaksanakan untuk menentukan dosis bahanbahan
kimia, dan persyaratan yang digunakan untuk memperoleh hasil yang
optimum. Fariabelvariabel utama yang dikaji sesuai dengan yang disarankan,
termasuk 0
a. +ahan kimia pembantu
b. 'H0 nilai ekstrim baik tinggi maupun rendah, dapat berpengaruh
terhadap koagulasi9flokulasi, pH optimum bervariasi tergantung jenis
koagulan yang digunakan
c. Temperatur0 suhu rendah berpengaruh terhadap daya
koagulasi9flokulasi dan memerlukan pemakaian bahan kimia
berlebih, untuk mempertahankan hasil yang dapat diterima.
d. 'ersyaratan tambahan dan kondisi campuran.
20
/etode uji ini digunakan untuk mengevaluasi berbagai jenis koagulan dan
koagulan pembantu pada proses pengolahan air bersih dan air 3imbah.
'engaruh konsentrasi koagulan dan koagulan pembantu dapat juga dievaluasi
dengan metode ini.
21
BAB III
%E$IMPULAN
Koloid merupakan sistem yang partikelpartikelnya terdispersi secara
merata dalam suatu medium, partikelpartikel yang memiliki beberapa
karakteristik dalam larutan juga memiliki diameter yang berukuran 1,11(
(mikrometer dan beberapa koloid ada yang berukuran sampai (1 mikrometer
yang membuat air menjadi keruh sehingga perlu dihilangkan dengan
pendestabilan yaitu proses koagulasiflokulasi.
Koagulasiflokulasi merupakan proses berkelanjutan, dimana koagulasi
adalah proses a!al dengan pengadukan cepat untuk menyatukan koloidkoloid
menjadi flokflok kecil. Kemudian dilanjutkan dengan proses flokulasi yaitu
pengadukan lambat untuk membentuk flok menjadi lebih besar sehingga lebih
mudah untuk dipisahkan dengan air.
'roses koagulasi memiliki beberapa kelebihan yaitu lebih cepat, efektif
dan efisien menghilangkan bahanbahan limbah dalam bentuk koloid, dengan
menambahkan koagulan.
22
DA'TAR PU$TA%A
+udi Sudi Setyo. Penurunan osfat !engan Penambahan "apur(#ime), $awas%
!an iltrasi &eolit Pada #imbah 'air. Disitasi
http099eprints.undip.ac.id9(71(*9(9SudiGSetyoG+udi.pdf
;va 8athul,dkk. Prala(uan "oagulasi !alam Proses Pengolahan )ir !engan
Membran*Pengaruh +a(tu Pengadu(an Pelan "oagulan )lumunium Sulfat
$erhadap "inerja Membran. Disitasi
http099repository.ui.ac.id9contents9koleksi9*9:.-e1:5:-f65ae(f..5,e.1:5ae
16611e:(d7*6.pdf
@avina, Bouis. 'oagulation and loculation.(::,.Firginia0Deta/eter,3nc
Suryadiputra,3.H.H. Pengantar Mata "uliah Pengolahan #imbah*Pengolahan )ir
#imbah !engan Metode "imia("oagulasi dan lo(ulasi),(::..8akultas
'erikanan, 3nstitut 'ertanian +ogor
Anonim. Pengantar Pengolahan )ir. *11:. Disitasi http099kuliah.ftsl.itb.ac.id9!p
content9uploads9*11:91,9pengantarpengolahanairbersihcompability
mode.pdf
23

Anda mungkin juga menyukai