Anda di halaman 1dari 6

Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Limbah Industri

Penyisihan Logam Berat


Chromium



Anggota Kelompok :
Seny Damayanti 15309001
Melati Sekar Pertiwi 15309031
Siti Nabila Zafira 15309061
Kurnia Karima Dahlia Dhuha 15309095






Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2012
Penyisihan Logam Berat
Chrom

1. Senyawa Krom
Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting adalah
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor
atom 24.
natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran aluminum dengan
khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga dalam proses
pemucatan kulit.
Senyawa lainnya banyak digunakan di industri; timbal khromat berwarna kuning khrom,
merupakan pigmen yang sangat berharga. Senyawa khrom digunakan dalam industri tekstil
sebagai mordan atau penguat warna. Dalam industri penerbangan dan lainnya,senyawa khrom
berguna untuk melapisi aluminum.

2. Sifat dan Karakteristik

Kromium adalah 21 paling banyak unsur dalam kerak bumi dengan konsentrasi rata-rata 100
ppm. Senyawa Kromium terdapat di dalam lingkungan, karena erosi dari batuan yang
mengandung kromium dan dapat didistribusikan oleh letusan gunung berapi. Rentang
konsentrasi dalam tanah adalah antara 1 dan 3000 mg / kg, dalam air laut 5-800 g / liter, dan di
sungai dan danau 26 g / liter dengan 5,2 mg / liter. Hubungan antara Cr (III) dan Cr (VI) sangat
tergantung pada pH dan oksidatif sifat lokasi, tetapi dalam banyak kasus, Cr (III) adalah spesies
dominan, meskipun di beberapa daerah di tanah air dapat mengandung sampai 39 g dari total
kromium dari 30 g yang hadir sebagai Cr (VI).

3. Sumber Khrom
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru, Turki,
Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini biasanya
dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan aluminum.
4. Kegunaan
Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada
manusia. Kekurangan kromium trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit
kekurangan kromium (chromium deficiency).
Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk
banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan dalam proses pelapisan
logam untuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah
korosi. Khrom memberikan warna hijau emerald pada kaca..
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat.
Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen
bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis
perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas
putih.
Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit memiliki
titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan struktur kristal.
Beberapa senyawa kromium digunakan sebagai katalis. Misalnya Phillips katalis untuk produksi
polietilen adalah campuran dari kromium dan silikon dioksida atau campuran dari krom dan
titanium dan aluminium oksida. Kromium (IV) oksida (CrO 2) merupakan sebuah magnet
senyawa
Kromium (IV) oksida digunakan untuk pembuatan pita magnetik digunakan dalam performa
tinggi dan standar kaset audio.
Asam kromat adalah agen oksidator yang kuat dan merupakan senyawa yang bermanfaat untuk
membersihkan gelas laboratorium dari setiap senyawa organik. Hal ini disiapkan dengan
melarutkan kalium dikromat dalam asam sulfat pekat, yang kemudian digunakan untuk mencuci
aparat. Natrium dikromat kadang-kadang digunakan karena lebih tinggi kelarutan (5 g/100 ml vs
20 g/100 ml masing-masing). Kalium dikromat merupakan zat kimia reagen, digunakan dalam
membersihkan gelas laboratorium dan sebagai agen titrating.

5. Efek kesehatan krom
Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat toksik, dalam tubuh
logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr3+. Krom dapat menyebabkan kanker
paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal. Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika
tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengurangi kadar pencemar pada perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi proses biologi,
fisika dan kimia. Pada proses fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam
bak penampung yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih ditujukan untuk
mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan penyisihan lumpur. Pada proses
kimia, dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar
misalnya persenyawaan karbonat.
.
Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat menyebabkan kondisi jantung,
gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi terlalu banyak penyerapan kromium (III) dapat
menyebabkan efek kesehatan juga, misalnya ruam kulit.

Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi orang-orang yang bekerja di
industri baja dan tekstil. Orang yang merokok tembakau juga memiliki kesempatan yang lebih
tinggi terpapar kromium
Kromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan. sebuah senyawa dalam produk
kulit, dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Pada saat bernapas ada krom (VI)
dapat menyebabkan iritasi dan hidung mimisan. Masalah kesehatan lainnya yang disebabkan
oleh kromium (VI) adalah:
kulit ruam
sakit perut dan bisul
Masalah pernapasan
Sistem kekebalan yang lemah
Ginjal dan kerusakan hati
Perubahan materi genetik
Kanker paru-paru
Kematian
Bahaya kesehatan yang berkaitan dengan kromium bergantung pada keadaan oksidasi. Bentuk
logam (krom sebagaimana yang ada dalam produk ini) adalah toksisitas rendah. Bentuk yang
hexavalent beracun. Efek samping dari bentuk hexavalent pada kulit mungkin termasuk
dermatitis, dan reaksi alergi kulit. Gejala pernafasan termasuk batuk, sesak napas, dan hidung
gatal.
dampak kelebihan kromium pada tubuh akan terjadi pada kulit, saluran pernafasan, ginjal dan
hati Pengaruh terhadap saluran pernafasan yaitu iritasi paru-paru akibat menghirup debu
kromium dalam jangka panjang dan mempunyai efek juga terhadap iritasi kronis, polyp,
tracheobronchitis dan pharingitis kronis. Reaksi asma lebih sering terjadi akibat Cr (VI) daripada
Cr (III). Pada pekerja chrome-plating plants dan penyamakan kulit sering terjadi kasus pada
mucosa hidung. Krom eksavalen (Cr6+) dari buangan industri penyamakan kulit biasanya
terdapat dalam bentuk kromat (CrO4-2). Keracunan kromat ini dapat menimbulkan iritasi pada
kulit, terakumulasi dalam hati, dan keracunan sistemik Uap kromat apabila terhirup dapat
menimbulkan infeksi (radang) pada saluran pernafasan dan kanker paru-paru, serta kerusakan
kulit oleh garam krom sebagai borok krom.

6. Dampak lingkungan kromium
Ada beberapa jenis kromium yang berbeda dalam efek pada organisme. Kromium memasuki
udara, air dan tanah di krom (III) dan kromium (VI) bentuk melalui proses-proses alam dan
aktivitas manusia.
kegiatan utama manusia yang meningkatkan konsentrasi kromium (III) yang meracuni kulit dan
manufaktur tekstil. Kegiatan utama manusia yang meningkatkan kromium (VI) konsentrasi kimia,
kulit dan manufaktur tekstil, elektro lukisan dan kromium (VI) aplikasi dalam industri. Aplikasi ini
terutama akan meningkatkan konsentrasi kromium dalam air. Melalui kromium pembakaran
batubara juga akan berakhir di udara dan melalui pembuangan limbah kromium akan berakhir di
tanah.
Sebagian besar kromium di udara pada akhirnya akan menetap dan berakhir di perairan atau
tanah. Kromium dalam tanah sangat melekat pada partikel tanah dan sebagai hasilnya tidak
akan bergerak menuju tanah. Kromium dalam air akan menyerap pada endapan dan menjadi tak
bergerak.Hanya sebagian kecil dari kromium yang berakhir di air pada akhirnya akan larut.
Kromium (III) merupakan unsur penting untuk organisme yang dapat mengganggu metabolisme
gula dan menyebabkan kondisi hati, ketika dosis harian terlalu rendah.
Kromium (VI) adalah terutama racun bagi organisme.Dapat mengubah bahan genetik dan
menyebabkankanker.
Tanaman mengandung sistem yang mengatur kromium-uptake harus cukup rendah tidak
menimbulkan bahaya. Tetapi ketika jumlah kromium dalam tanah meningkat, hal ini masih dapat
mengarah pada konsentrasi yang lebih tinggi dalam tanaman. Peningkatan keasaman tanah juga
dapat mempengaruhi pengambilan kromium oleh tanaman. Tanaman biasanya hanya menyerap
kromium (III). Ini mungkin merupakan jenis penting kromium, tetapi ketika konsentrasi melebihi
nilai tertentu, efek negatif masih dapat terjadi.
Kromium tidak diketahui terakumulasi dalam tubuh ikan, tetapi konsentrasi tinggi kromium,
karena pembuangan produk-produk logam di permukaan air, dapat merusak insang ikan yang
berenang di dekat titik pembuangan.
Pada hewan, kromium dapat menyebabkan masalah pernapasan, kemampuan yang lebih rendah
untuk melawan penyakit, cacat lahir, infertilitas dan pembentukan tumor.

7. Penyisihan Logam Krom
Menurut Kenneth H. Lanoute dalam Heavy Metal Removal menyatakan bahwa Cr(OH)3
mengendap sempurna pada pH 7,5 8,0. Sedangkan menurut Benefield Cr(OH)3 adalah
senyawa yang bersifat ampoter akan melarut dengan minimum pada pH 7,5 10, dan kelarutan
kromium melalui proses reduksi dan netralisasi mendekati 0 (nol)pada pH 8,5 9,0. Kondisi
optimal pengendapan Cr(OH)3 dipengaruhi oleh unsur-unsur lain yang terdapat dalam larutan.
Cr(OH)3 merupakan bentuk senyawa dari proses pengendapan Cr2O3 menggunakan senyawa
alkali yang dianggap sudah stabil dan tidak menimbulkan bahaya terhadap lingkungan
dibandingkan dengan senyawa kromat(krom valensi 6). Krom valensi 3 dengan adanya oksidator
tertentu dan kondisi lingkungan yang memungkinkan akan teroksidasi menjadi krom valensi 6.
Oleh karena itu untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari maka perlu
segdusera dilakukan penanganan lanjut terhadap endapan Cr(OH)3 ini.

8. Prosedur penyisihan krom dalam industry
a. Penyisihan dalam industri penyamakan kulit
Senyawa kromium (Cr) dalam limbah cair industri penyamakan kulit berasal dari proses
produksi penyamakan kulit, dimana dalam penyamakan kulit yang menggunakan senyawa
kromium sulfat antara 60 %- 70 % dalam bentuk larutan kromium sulfat tidak semuanya
dapat terserap oleh kulit pada saat proses penyamakan sehingga sisanya dikeluarkan dalam
bentuk cairan sebagai limbah cair. Keberadaan kromium dengan konsentrasi yang tinggi
dalam limbah cair industry penyamakan kulit tentunya dapat menyebabkan pencemaran
terhadap lingkungan.
a. Penyisihan kromium dan nikel dari limbah elektroplating

Dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

- Tahap reduksi (tahap 1).
Tahap reduksi dapat berlangsung pada kisaran pH 2 - 3 dengan penambahan larutan HCl.
Larutan yang digunakan untuk mereduksi ion Cr6+ menjadi Cr3+ adalah sodium bisulfite
(NaHSO3) menurut reaksi berikut :

2 CrO42- + 3 SO2 + 4 H+ 2 Cr3+ + 3 SO42- + 2 H2O

- Tahap penetralan (tahap 2).
Tahap penetralan dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH sampai pH 8 untuk
menghasilkan endapan kromium (III) hidroksida Cr(OH)3.

Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3

- Tahap ultrafiltrasi (tahap 3).
Larutan hasil penetralan merupakan umpan membran ultrafiltrasi. Penelitian dilakukan
pada variasi tekanan0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 kg/cm2. Operasi ultrafiltrasi dilakukan dengan
mengembalikan aliran konsentrat ke dalam umpan. Setiap penambahan recovery 10 %
dilakukan pengukuran laju alir permeat, TDS, analisa turbiditas danCOD.


Gambar 1. Skema Tahapan Penelitian

Sumber
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Kromium (diakses tanggal 26 April 2012)
2. http://lovekimiabanget.blogspot.com/2010/04/kromium-cr.html diakses tanggal 26 April
2012)
3. eprints.undip.ac.id/5285/1/artikel_Tri_Joko.pdf (diakses tanggal 26 April 2012)

Anda mungkin juga menyukai