Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Saat ini Indonesia mengalami krisis identitas, hal mana terlihat dalam kurangnya kepedulian dan
cinta bangsa akan kebudayaan Indonesia, pudarnya semangat nasional dari tahun ke tahun, tidak adanya
atau sedikitnya generasi penerus yang mempertahankan kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu
mencari tahu akan apa yang menyebabkan krisis tersebut, dan berusaha untuk menyelesaikannya. Sebab
apabila krisis ini terus berlanjut maka identitas bangsa akan menjadi kabur dan mudah untuk dikuasai dan
direbut hak hak nya. Misalnya saja klaim Negara Malaysia atas apa yang kita punya.
Malaysia sudah banyak mengklaim apa yang menjadi milik kita (bangsa Indonesia) mulai dari
kepulauan, tari tarian, naskah kuno, motif, lagu, serta kebudayaan lainnya. Mereka merasa berhak atas
apa yang bukan milik mereka dengan alasan bahwa kita masih serumpun dengan mereka (rumpun
melayu). Tapi sangat jelas terlihat bahwa Malaysia berusaha untuk mengambil semua yang menjadi milik
Indonesia. Karena tidak hanya sekali saja, Malaysia sudah melakukannya berkali kali. Hal mana seperti
menguji kesabaran bangsa Indonesia yang terus diam atas apa yang diperbuat oleh Malaysia.
Setiap orang berusaha untuk mencari identitas masing masing yang pastilah tidak sama, begitu
juga Negara! Bahkan anak kembar sekalipun walaupun mirip, identitas mereka tidaklah sama satu sama
lain dan apabila identitas orang direbut atau tidak diakui milik dia, maka orang tersebut pastinya marah
dan sedih ataupun kecewa atas sikap orang orang yang tidak mengakui identitas orang tersebut.
Demikian jugalah Negara, Negara akan marah apabila identitasnya diambil, negara akan sedih apabila
identitasnya tidak diakui, negara akan kecewa pada sikap orang orang yang tidak menghargai
identitasnya tersebut.
1.2 Tujuan
Maka dari itu perlulah bagi kita untuk mempelajari pentingnya identitas nasional bagi suatu
Negara dan untuk menyadarkan generasi muda akan pentingnya menjaga kebudayaan yang kita miliki.
1.3 Pokok Permasalahan
1. Apa pengertian identitas nasional itu serta hubungannya dengan kebudayaan nasional?
2. Apa sajakah unsur-unsur pembentuk identitas nasional?
3. Apa sajakah kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh Malaysia?
4. Apa penyebab berkurangnya bahkan tidak adanya minat bangsa Indonesia terhadap kebudayaan
sendiri?
5. Apa solusi untuk mengatasi masalah tersebut?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional
Identitas merupakan ciri-ciri khas yang melekat pada sesuatu sehingga menunjukkan keunikannya
serta membedakannya dengan yang lain. Nasional berasal dari kata nation yang memiliki arti bangsa,
menunjukkan kesatuan komunitas yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi,
yang dimaksud dengan identitas nasional adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
membedakannya dengan bangsa lain. Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa
lain dalam hidup dan kehidupannya.
Menurut terminologi antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai
dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara
sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas tidak terbatas pada individu semata, tetapi berlaku pula
pada suatu kelompok. Adapun kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok
yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik, seperti budaya, agama, dan bahasa,
maupun nonfisik, seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang
disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan
kelompok (colective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang
diberi atribut-atribut nasional. Dapat dikatakan bahwa hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di
dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin
dalam penataan kehidupan dalam arti luas. Misalnya, dalam aturan perundang-undangan atau hukum,
sistem pemerintahan yang diharapkan, serta dalam nilai-nilai etik dan moral yang secara normatif
diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional, dan sebagainya.
Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai
budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di bumi nusantara
ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan
Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai
dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
HUBUNGAN IDENTITAS NASIONAL DENGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
Hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam
arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai
etik, moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional.
Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat kita menyadarkan bahwa pelestarian
budaya sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen
konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam Pembukaan, khususnya
dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu :
Pemerintah memajukan Kebudayan Nasional Indonesia yang diberi penjelasan :


Kebudayan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia
seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat ebagi puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah
seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah
kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing
yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia .
Kemudian dalam UUD 1945 yang diamandemen dalam satu naskah disebutkan dalam Pasal 32
1. Negara memajukan kebudayan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Dengan demikian secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk membina dan mengembangkan
identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya, terlepas dari apa dan bagaimana kebudayaan itu
dipahami yang dalam khasanah ilmiah terdapat tidak kurang dari 166 definisi sebagaimana dinyatakan
oleh Kroeber dan Klukhohn di tahun 1952.

2.2 Unsur-unsur Identitas Nasional
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Identitas Nasional
merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan,dan
bahasa.

1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan
berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong
Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara,
tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai
sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan
yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.



2.3 Kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh Negara Malaysia
Indonesia negara yang kaya akan budaya dan aneka ragam kekayaan lainnya. Semua yang
dimiliki Indonesia tentu menjadi kebanggaan rakyatnya yang jumlahnya ratusan juta berjajar di
pulau - pulau yang jumlahnya juga ribuan. Tetapi seiring itu, kabar tidak sedap pun berhembus,
bahwa budaya Indonesia di klaim oleh negara tetangga, Malaysia. Berikut ini adalah daftar
budaya Indonesia yang diklaim oleh Malaysia

1. BATIK
Batik telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Indonesia oleh UNESCO.
Pada saat awal kasus Klaim ini terjadi, Batik merupakan salah satu yang pertama di Klaim
oleh Malaysia sebagai warisan kebudayaan milik negaranya. Pengakuan tersebut sempat
membuat resah pengrajin batik dan juga menuai kemarahan rakyat Indonesia. Bahkan dalam
laga final piala AFF lalu, sempat ramai informasi melalui Broadcast Message untuk
memakai batik saat Indonesia bertanding melawan Malaysia. Klaim atas batik ini akhirnya
dimenangkan oleh Indonesia dengan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya Indonesia
oleh Unesco pada 2 Oktober 2009.

2. KUDA LUMPING
Awalnya, menurut sejarah, seni kuda lumping lahir sebagai simbolisasi bahwa rakyat juga
memiliki kemampuan (kedigdayaan) dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan
elite kerajaan yang memiliki bala tentara. Di samping, juga sebagai media menghadirkan
hiburan yang murah-meriah namun fenomenal kepada rakyat banyak. Pertunjukan juga
biasanya disuguhi adegan-adegan berbahaya seperti, makan dan jalan pada beling, jalan dan
makan bara api.

3. ANGKLUNG
Dalam rumpun kesenian yang menggunakan alat musik dari bambu dikenal jenis kesenian
yang disebut angklung. Adapun jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik
tersebut adalah awi wulung (bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu berwarna
putih). Purwa rupa alat musik angklung; tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung
bambunya yang berbentuk wilahan (batangan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga
besar.
Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Angklung gubrag di Jasinga,
Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau.
Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat
Dewi Sri turun ke Bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.

4. BUNGA RAFFLESIA ARNOLDI
Patma raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena
memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia
tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun
sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama
bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat
merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota


genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat.
Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.

5. WAYANG KULIT
Wayang berasal dari kata wayangan yaitu sumber ilham dalam menggambar wujud tokoh
dan cerita sehingga bisa tergambar jelas dalam batin si penggambar karena sumber aslinya
telah hilang. Awalnya, wayang adalah bagian dari kegiatan religi animisme menyembah
hyang, itulah inti-nya dilakukan antara lain di saat-saat panenan atau taneman dalam
bentuk upacara ruwatan, tingkeban, ataupun merti desa agar panen berhasil atau pun agar
desa terhindar dari segala bala.
Malaysia pernah mengklaim wayang kulit sebagai budayanya. Padahal sudah jelas wayang
kulit ini adalah budaya khas Jawa. Pertunjukan wayang kulit telah diakui
oleh UNESCO pada tanggal 27 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang
mengagumkan dalam bidang cerita narasi.

6. REOG PONOROGO
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan
Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya.
Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil
pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang
masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

7. KERIS
Keris adalah senjata tikam khas Indonesia, atau mungkin lebih tepat Nusantara. Berdasarkan
dokumen-dokumen purbakala, keris dalam bentuk awal telah digunakan sejak abad ke-9.
Kuat kemungkinannya bahwa keris telah digunakan sebelum masa tersebut.
Selain digunakan sebagai senjata, keris juga sering dianggap memiliki kekuatan
supranatural. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti
keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.

8. RENDANG PADANG
Rendang daging adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai bahan
utamanya. Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini sangat digemari di semua
kalangan masyarakat baik itu di Indonesia sendiri ataupun di luar negeri.
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang
memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat.

9. LAGU RASA SAYANGE
Rasa Sayange atau Rasa Sayang-Sayange adalah lagu daerah yang berasal dari Maluku,
Indonesia. Lagu ini merupakan lagu daerah yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun
sejak dahulu untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan sosialisasi
di antara masyarakat Maluku. Pada bulan Oktober 2007, iklan pariwisata Malaysia bertajuk
Malaysia, Truly Asia, menggunakan lagu rakyat. Liriknya terdiri dari campuran Bahasa
Inggris, Melayu dan Mandarin, tetapi, jika didengarkan lebih lanjut, terdapat lirik Rasa


sayang sayang hey. Yang sangat mirip dengan lagu Rasa Sayange, lagu turun temurun
rakyat Maluku. Protes keras muncul dari Indonesia. Terutama di Internet, bahwa Malaysia
mencuri lagu Rasa Sayange untuk mempromosikan pariwisata mereka. Tapi Tengku
Adnan Tengku Mansor, Menteri Pariwisata Malaysia ketika itu menyatakan, Rasa Sayang
versi mereka dari lagu Rasa Sayange adalah lagu rakyat di kepulauan Nusantara, dan
Indonesia tak bisa mengklaim punya lagu tersebut. Sementara menurut Menteri Penerangan
Malaysia, YB Dato menegaskan bahwa tidak ada niatan dari Malaysia untuk mengklaim
lagu tersebut sebagai milik Malaysia.

10. TARI PENDET
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura.
Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun,
seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi ucapan selamat
datang, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Tarian khas asal Pulau Dewata
tersebut juga tak luput dari klaim Negeri Jiran. Hal itu diketahui ketika dalam sebuah iklan
pariwisata Visit Malaysia menampilkan cuplikan Tari Pendet tersebut. Meskipun begitu,
pemerintah Malaysia berkilah bahwa mereka tidak melakukan klaim dan yang terjadi
semata-mata hanya kesalah pahaman belaka.

2.4 Penyebab berkurangnya minat bangsa Indonesia terhadap Kebudayaan sendiri
Apabila kita melihat penomena yang terjadi di masyarakat saat ini, identitas yang dimiliki bangsa kita
seolah-olah telah terkikis dengan adanya pengaruh yang timbul dari pihak luar. Budaya-budaya barat
yang masuk ke negara kita ini, rasanya begitu cepat di serap oleh lapisan masyarakat. Misalnya saja kita
ambil contoh dalam hal berpakaian. Pakaian kita pada umumnya sudah bergaya kebarat-baratan, dan
secara tidak langsung kita telah mengabaikan prinsip-prinsip ajaran dan budaya masyarakat kita pada
umumnya yang memang telah di tentukan oleh kaum timur. Masyarakat lebih mudah mengambil budaya-
budaya barat yang tidak sesuai dengan corak ketimuran. Yang pada dasarnya masih menjunjung tinggi
nilai moral dan etika. Namun kenyataannya, hal itu sering kali di abaikan.
Dengan melihat kenyataan ini, terlihat jelas bahwa identitas nasional telah mulai terkikis dengan
datangnya budaya-budaya barat yang memang tidak sesuai dengan budaya bangsa indonesia. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kebudayaan kita dapat di klaim oleh Negara lain :
1. Karena bangsa Indonesia kurang menghargai kebudayaan sendiri
Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan, sepertinya tidak akan terbangun dari rasa
ketidakpeduliannya apabila tidak dibangunkan oleh klaim bangsa Malaysia. Bangsa Indonesia
marah dan merasa kecolongan atas pencurian budaya tersebut. Hal mana telah membangkitkan
rasa persatuan yang kuat karena persamaan nasib yang sama akan hal pencurian tersebut.
Pemerintah juga tersentak atas apa yang terjadi, selama ini pemerintah tidak memiliki kesadaran
untuk membantu masyarakat untuk turut memelihara kebudayaan tersebut, bisa saja kebudayaan
Indonesia tersebut diberi hak paten dalam dunia internasional sehingga kebudayaan Indonesia
diketahui oleh bangsa lain, sehingga tidak mudah bagi Negara lain untuk mengklaim milik
Indonesia seenaknya.



2. Negara kurang peduli terhadap budaya budaya kita.
Negara Indonesia memang terkesan kurang perduli terhadap kebudayaan yang menjadi identitas
nasional Indonesia. Kalaulah semua kebudayaan Indonesia telah memiliki hak paten tidak akan
terjadi hal yang memalukan itu (diklaimnya kebudayaan Indonesia oleh Malaysia). Malaysia
tidak akan berani untuk melakukan hal tersebut, Malaysia berani melakukan hal tesebut kepada
kita karena mereka tahu kita tidak memiliki bukti yang kuat untuk mengatakan kebudayaan itu
milik kita. Identitas kita telah direbut!!

3. Kurangnya minat generasi penerus terhadap budaya bangsa sendiri
Generasi penerus sekarang ini lebih tertarik terhadap kebudayaan dari Negara lain Mereka lebih
senang memakai baju yang terbuka dari pada memakai batik. Mereka merasa malu untuk
menunjukkan identitas nasional mereka sendiri. Hal ini harus dicegah sesegera mungkin. Tidak
saja bisa menghilangkan identitas bangsa ini tapi juga dapat merusak persatuan bangsa. Hal ini
memperlihatkan kurangnya rasa nasionalisme kita.

2.5 Solusi untuk mengatasi masalah kebudayan yang diklaim Negara lain

Ada beberapa solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut antara lain :
1. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan perkembangan budaya kita
2. Pemerintah seharusnya membuatkan Undang-undang (UU) perlindungan untuk semua
kebudayaan bangsa kita.
3. Semua penduduk atau masyarakat seharusnya lebih mencintai terhadap budaya sendiri.
4. Perlunya penyadaran kepada generasi muda untuk terus melestarikan dan menjaga kebudayaan
bangsa Indonesia.












BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Identitas nasional adalah ciri-ciri khas yang melekat pada suatu bangsa yang membedakan suatu
bangsa dengan bangsa lainnya. Budaya merupakan salah satu unsur dari identitas nasional. Banyak
kebudayaan kita telah diklaim oleh Negara tetangga dikarenakan kurang sadarnya masyarakat Indonesia
terhadap kebudayaannya sendiri dan lebih cenderung mengikuti budaya barat. Oleh karena itu diperlukan
kesadaran masyarakat terhadap kebudayaan bangsanya sendiri agar tidak diklaim oleh Negara lain.



2. Saran
Seharusnya rakyat Indonesia sadar bahwa Indonesia kaya akan budaya dan lebih mencintai
dan menghargainya.
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menumbuhkan kembali sifat-sifat identitas
nasional kedalam pribadi manusia itu sendiri. Agar timbul dalam dirinya sebuah pemahaman
akan identitas nasional suatu bangsa.
















MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PEMERATAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA


ILHAM SAMARA
3315122086
PENDIDIKAN KIMIA REGULER




PROGAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA REGULER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat- Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Kewarganegara an ini dengan baik.
Atas selesainya tugas ini, kami tak lupa mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada dosen kami
Baapak Tukina, S.Pd. M.Si yang memberikan tugas ini, karena kami merasa dengan tugas ini maka
bertambahlah pengetahuan kami, demikian juga kepada orang tua kami dan semua pihak lainnya yang
telah membantu kami menyelesaikannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Dengan demikian, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk memahami
identitas nasional dan masalah yang terkait dengannya di Negara Indonesia.


Jakarta, November 2012



Penulis














DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, H. 2000. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Koentjaraningrat.2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Undang-Undang Dasar 1945
Unit Pelaksana UPT MKU. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: UNJ
Winarno, S.Pd., M.Si. 2009. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Bumi Aksara
Zubaidi,M.Si,Achmad.2007.Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi.Yogjakarta:Paradigma
http://forum.kompas.com/nasional/106600-inilah-daftar-kebudayaan-indonesia-yang-diklaim-
malaysia.html
http://sibukforever.blogspot.com/2012/06/12-budaya-indonesia-yang-pernah-di.html

Anda mungkin juga menyukai