Anda di halaman 1dari 2

Pada praktikum ini kami mengamati pencernaan pada paramecium yang

berasal dari air kolam dan air sawah. Kami mengamati bagaimana perubahan
warna pada vakuola makanan serta waktu yang diperlukan dalam perubahan
warna tersebut. Diperoleh hasil bahwa ketika bahan amatan paramecium pada
kaca preparat ditetsesi sediaan makanan (campuran yeast 1mg , air20 ml dan
congored 1 biji) awalnya vakuola makanan pada paramecium berwarna bening, 1
menit kemudian warna vakuola berubah menjadi pink. Dari warna pink vakuola
makanan berubah menjadi merah dalam waktu 5 menit. Warna merah pada
vakuola makanan kemudian berubah menjadi warna biru tua dalam waktu 45
menit. Selain perubahan warna kami juga mengamati arah siklosisnya. Pergerakan
vakuola bermula dari posisi awalnya yaitu pada bagian posterior paramecium
kemudian terus bergerak menuju bagian anterior dan berakhir pada sitopage. Dari
hal tersebut dapat disimpulkan, perubahan warna yang terjadi pada vakuola
makanan menandakan terjadinya proses pencernaan pada paramecium, dimana
didalamnya terjadi perubahan pH selama proses pencernaan berlangsung.
Pada praktikum ini kami mengamati pengaruh pH terhadap kerja enzim
khusunya enzim ptialin pada saliva. Dalam praktikum ini terdapat 4 perlakuan
(A, B, C dan D). Pada perlakuan A warna yang dihasilkan pada menit ke-1 hingga
menit ke-4 sama yaitu warna biru tua. Pada perlakuaan B warna yang dihasilkan
pada menit ke-1 hingga ke-3 sama yaitu bening kebiruan dan pada menit ke-4
tidak berwarna (bening). Pada perlakuan C warna yang dihasilkan pada menit ke-
1 adalah bening kebiruan, pada menit ke-2 adalah bening agak kebiruan, pada
menit ke-3 adalah bening pucat dan pada menit ke-4 adalah tidak berwarna
(bening). Pada perlakuan D warna yang dihasilkan pada menit ke-1 adalah bening
kebiruan, pada menit ke-2 adalah bening biru pucat, pada menit ke-3 adalah
bening biru pucat dan pada menit ke ke-4 adalah tidak berwarna (bening).
Berdasarkan hal hal tersebut dapat disimpulkan bahwa enzim ptialin tidak dapat
bekerja pada pH 3 (asam lemah) hal ini ditandai dengan warna biru tua yang
dihasilkan pada uji amilum yang menunjukkan banyaknya kandungan amilum
(amilum tidak dihidrolisis dengan reaksi katalis enzim), namun dapat bekerja
pada pH 5 (asam lemah), pH 7( netral) dan pH 9 (basa lemah) yang ditandai
dengan beningnya warna yang dihasilkan (bisa dikatakan tidak terjadi perubahan
warna atau hanya terjadi sedikit perubahan warna) yang menunjukkan terjadinya
reaksi hidrolisis yang dikatalisis oleh enzim ptialin (karena tidak terdapat
kandungan amilum pada bahan uji).
Selain itu kami melihat bahwa semakin lama waktunya maka semakin
pudar warnanya atau bahkan tidak berwarna pada perlakuan B, C dan D. Hal ini
membuktikan bahwa amilum telah habis bereaksi sehingga pada uji amilum
dengan lugol tidak terdeteksi adanya amilum. Semakin lama waktuya maka
semakin banyak amilum yang dihidrolisis kecuali perlakuan A.

Anda mungkin juga menyukai