PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 A. DEFINISI Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif diantara terapi nonfarmakologi lainnya. Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih hanya 6-7 kali per hari atau 3-2 jam sekali. pasien diharapkan dapat menahan sensasi untuk berkemih. Pasien diinstruksikan untuk berkemih pada interval waktu tertentu, mula-mula setiap jam, selanjutnya interval berkemih diperpanjang secara bertahap sampai pasien ingin berkemih setiap 2-3 jam. Teknik ini terbukti bermanfaat pada inkontinensia urgensi dan stress, namun untuk itu diperlukan motivasi yang kuat dari pasien untuk berlatih menahan keluarnya urin dan hanya berkemih pada interval waktu tertentu saja. Program latihan bladder training meliputi : 1. Penyuluhan Bagian penyuluhan mengkombinasikan tulisan, lisan, instruksi verbal yang melayani untuk membiasakan pasien dengan anatomi dan fisiologi dari traktus urinarius bagian bawah. Pasien lalu diminta untuk melawan atau menahan sesuai urgensi, menunda miksi, dan miksi berdasarkan waktu yang tepat lebih baik daripada miksi yang mendesak. Penyesuaian pada muatan cairan dan penundaan miksi untuk meningkatkan jumlah volume buli-buli dapat saja digunakan untuk memperjelas terapi ini. Pasien juga diminta untuk melengkapi catatan harian. 2. Upaya berkemih terjadwal 3. Memberikan umpan balik positif Pada pasien yang terpasang kateter, bladder training dapat dilakukan dengan mengklem aliran urin ke urin bag. Bladder training dilakukan sebelum kateterisasi diberhentikan. Tindakan ini dapat dilakukan dengan menjepit kateter urin dengan klem kemudian jepitannya dilepas setiap beberapa jam sekali. kateter di klem selama 20 menit dan kemudian dilepas. Tindakan menjepit kateter ini memungkinkan kandung kemih terisi urin dan otot detrussor berkontraksi sedangkan pelepasan klem memungknkan kandung kemih untuk mengosongkan isinya.
B. TUJUAN Tujuan dari bladder training adalah melatih kandung kemih untuk meningkatkan kemampuan mengontrol, mengendalikan, dan meningkatkan kemampuan berkemih.
C. INDIKASI 1. Pasien yang mengalami retensi urin 2. Pasien yang terpasang kateter dalam, waktu yang lama 3. Pasien yang mengalami inkontinensia urin
D. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Lakukan cuci tangan 2. Mengucapkan salam 3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman dengan menutup ruangan atau tirai ruangan. 5. Atur posisi pasien yaitu dengan posisi dorsal recumbent 6. Pakai sarung tangan disposibel 7. Lakukan pengukuran volume urin pada kantong urin 8. Kosongkan kantong urin 9. Klem selang kateter sesuai dengan program selama 1 jam yang memungkinkan kandung kmeih terisi urin dan otot detrussor berkontraksi, supaya meningkatkan volume urin residual. 10. Anjurkan klien minum (200-250 cc) 11. Tanyakan pada klien apakah terasa ingin berkemih setelah 1 jam 12. Buka klem dan biarkan urin mengalir keluar 13. Lihat kemampuan berkemih klien 14. Lepaskan sarung tangan dan merapikan semua peralatan
SUMBER : Aru, W,Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Peusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Smeltzer, Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner&Suddarth Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC