Anda di halaman 1dari 22

Anatomy of the Eye

Otot
1. MOO (n. VII) ! pars orbita, pars palpebra (preseptal & pretarsal)
2. M. riolani
1 dan 2 untuk menutup mata
3. M. levator palpebra (n. III)
4. M.mulleri
3 dan 4 untuk membuka mata



N III Upper division : levator palpebra, superior rectus
Lover division : rectus medial, rectus inferior, inferior oblique
N VI : rektus lateral
N IV : superior oblique



PALPEBRA
Palpebra anterior : MOO, kulit, folikel bulu mata
Palpebra posterior : tarsus, konjungtiva

Kelenjar pada palpebra
1. Meibom ! sebaseous (lemak)
2. Zeis ! sebaseous (lemak)
3. Moll ! sudorifera (keringat)
4. Krause dan Wolfring (kelenjar lakrimal aksesori) air mata
1, 2 ! membentuk lapisan minyak lemak pada permukaan lapisan air mata (tear film)
4, gl. Lakrimal ! membentuk lapisan air mata pada tear film

Kelainan palpebra
Infeksi dan radang palpebra
Hordeolum Chalazion Blefaritis Meibomitis
Infeksi stafilokokus akut Radang granulomatous
Meibom
Radang menahun tepi
palpebra
Radang Meibom bilateral,
menahun
H. Internum ! meibom Blefaritis stafilokok
Right
Left
R medial
adduksi
R lateral abduksi
R superior elevasi
R inferior
depresi
O superior insikloduksi


H. Externum ! zeis, moll
Th/ AB
Blefaritis seboroik

Kelainan kedudukan palpebra
! Entropion palpebra tertekuk ke dalam, sering palpebra inferior
Entropion spastik dan entropion sikatrisial
Th/ Operasi
! Ektropion tepi palpebra tertekuk ke luar

Kelainan bentuk anatomis palpebra
Dermato-
kalasis
Blefarokalasis Epikantus Blefarospasm Blefaroftosis Blefaro-
fimosis
Lagoftalmos Ankiloblefaro
n
Herpes
zoster
Kehilangan
kelenturan
!menggelamb
ir menutupi
tepi palpebra
Edema
berulang
! kulit jadi
kendor
Lipatan kulit
vertikal di
kantus medial

Esotropia semu

Kontraksi
MOO di luar
kehendak,
terus2an,
bilateral
Palpebra atas
menggelanyut
Unilateral
/bilateral
Mengecilnya
fisura
palpebra
karena kantus
lateralis
tertutup
lipatan kulit
vertikal
Tidak dapat
menutup
sempurna
kornea tetap
terbuka
kerusakan
kornea
Margo
palpebra
superior dan
inferior
melekat
Total or
sebagian
VZV
Menyerang
saraf perifer,
unilateral
Vesikel
merah pada
kulit
Orang tua Berkurang
dengan
pertumbuhan
usia
Orang tua

Th/ botox
Ggn. fungsi
m.levator
palpebra
Th/ operasi
Th/ operasi
plastik
Karena
ektropion,
paralisis
MOO, koma

Th/ salep
mata, tarsorafi
medialis
Th/ operasi
plastik
Th/ antivirus,
neurotropik

Tumor palpebra
! Kista dermoid
Di bawah kulit di daerah kantus eksternus atau medial palpebra superior
Th/ eksisi
! Xantelasma
Degenerasi lemak dari jar ikat kulit, disertai pigmen kuning
Di medial palpebra superior
Th/ Eksisi
! BCC
Di bagian nasal palpebra inferior
Th/ Eksisi seluasnya diikuti terapi sinar
! Ca sel skwama perjalanan penyakit sgt cepat. (Tx. Eksisi seluasnya diikuti terapi sinar)






APARATUS LAKRIMALIS
Bagian sekresi
Gl. Lakrimalis dan duktus lakrimalis (bagian atas
temporal)

Tes schirmer
Untuk mengukur produksi air mata, cukup/tidak
15mm N
<15 dry eye






Bagian ekskresi
1. Punctum lakrimalis (sup inf)
2. Kanalikuli lakrimalis (sup inf)
3. Sakus lakrimalis
4. Duktus nasolakrimalis
5. Meatus inferior dibwh concha (bagian nasal
medial)

Tes anel
Apakah fungsi dari bag ekskresi baik atau tidak, ada
obstruksi atau tidak
Anel (+) tidak ada obstruksi,
terasa cairan masuk
Anel (-) ada obstruksi



Infeksi
! Dakriosistitis (radang pd sakus lakrimalis) lebih sering ! obstruksi; cek dgn anel test
Gx. Lakrimasi dan sekret (+), mata tidak merah
Daerah sakus membengkak bila dipijat keluaran cairan mukoid
Tx. Kompres, AB, operasi
! Kanalikulitis radang dari kanalikuli lakrimalis, lebih sering superior, sering stenosis (Anel test (-))



! Dakrioadenitis radang pd glandula lakrimalis, sering unilateral

AIR MATA
Sumber dan fungsi air mata
! Air mata: campuran sekresi kelenjar lakrimal mayor & minor, sel-sel goblet, kelenjar meibom
! Lapisan tipis 7-10 mikron melapisi kornea dan conjunctiva
! Fungsi: 1 menjaga permukaan optik kornea (selalu rata)
2 melindungi/membasahi epitel kornea
3 membunuh mikroorganisme

Komposisi air mata
! Albumin
! Globulin: IgA, IgG, IgE
! Lisozim: lisozim dan IgA sinergistik shg bakteri mengalami lisis
! pH air mata 7.35 (netral)

Lapisan air mata preokuler (preocular tear film)
Lapisan lemak Lapisan air mata (aqueous) Lapisan musin
Paling superfisial
Berasal dari kl. Meibom, zeis
Fungsi untuk memperlambat/mencegah
penguapan

Paling tebal
Dihasilkan oleh kl. Lakrimal mayor
&minor
Membawa O
2
, K, Na, protein, garam
Paling dalam, menempel pada mikrovili
kornea
Dari sel goblet
Penting dalam membasahi kornea


Sindroma mata kering
! Defisiensi salah satu komponen lapisan air mata, sehingga lapisan air mata cepat terkoyak dan mata kering
! Tx. Air mata buatan

KONJUNGTIVA
I. C. Palpebra (1) Conj. Margina
(2) Conj. Tarsalis
(3) Conj. Orbital
(4) Conj. Fornix
II. C. Bulbar (5) Conj. Bulbar
(6) Conj. Limbal

Conjunctiva jaringan mukosa






1. C. Palpebra melekat pada tarsus
2. C. Bulbi bebas di atas sclera lecuali C. Limbal

Terdapat pembuluh darah
! A. Conjunctiva posterior ! conj. Bulbi
! A. Ciliaris anterior dgn cabang
A. Episclera ! iris + B. Cilia
A. Pericornea ! cornea
Terdiri dari epitel gepeng pd C. Palpebra
! Lapisan adenoid ! mengandung lekosit
! Lapisan firbos yg lebihpadat
Fungsi: Melindungi bola mata
Memudahkan gerak bola mata

Injeksi pembuluh darah
Injeksi konjungtiva Injeksi perikornea /siliar Injeksi episklera
Asal a. konjungtiva posterior a.siliar a.siliar longus
Supply Konjungtiva bulbi Kornea Intraocular
Warna Merah Ungu Merah gelap
Arah aliran Ke perifer Ke sentral Ke perifer
Gerakan konjungtiva Ikut gerak Tetap Tetap
+ epinefrin Menciut Tetap Tetap
Kelainan Konjungtiva Kornea, iris Glaukoma, enoftalmitis
Sekret + - -
Penglihatan N " """

Injeksi: pelebaran pembuluh darah yang bersifat menetap, due to trauma, beanda asing

ORBITA

Bentuk seperti pyramid
Puncak posterior foramen optikum
Basis anterior margo orbita









Tulang2 orbita











Dinding orbita
1. Os lakrimal
2. Os ethmoid
3. Os sphenoid
4. Os frontal
Dasar orbita
1. Os maxilla
2. Os palatinum
3. Os zigomatikus

3 foramen di lubang orbita
! Foramen optikum : dilalui n II, a. oftalmika
! Fissure orbitalis superior : v. oftalmika, n III-IV-VI untuk otot2
Dan n V untuk saraf sensible
! Fissure orbitalis inferior : n,a,v infra orbita

Sinus2 orbita
! Di atas sinus frontalis
! Di bawah sinus maksilaris
! Di medial sinus etmoidalis, sinus sfenoidalis dan cavum nasi


Os frontalis, os sfenoidalis
Medial
Os maxillaries, os
lakrimalis, os sfenoidalis,
os ethmoidalis, lamina
Os maxillaries, os
zigomatikus, os palatum
Lateral
Os zigomatikus, os
sfenoidalis, os frontalis
paling tebal


Mata Merah












Mata merah tidak merata
Episcleritis Scleritis Perdarahan
subkonjungtiva
Pterigium Pseudopterigium Konjungtivitis
flikten
Penguekulitis
iritans
Definisi Radang
konjungtiva
dalam di luar
skera
Radang
granulomatosa
pd sclera yg
ditandai
destruksi
kolagen,
infiltrasi sel dan
vaskulitis

Pertumbuhan
fibrovaskular yg
invasive,
degeneratif
Perlekatan
konjungtiva +
kornea

Etiology Reaksi alergi
(rheuma)
Rx.toxic (Tb,
strepto)
Infeksi
Rx tipe III, IV
yg berkaitan
dengan penyakit
sistemik
Pecahnya
pembuluh darah
! Batuk lama,
conj.berat
! Kelainan
darah, vxx
! Def vit.C
Iritasi debu,
panas, sinar
matahari (UV)
Radang Radang alergi
Endogen (Tb,
staphy)
Iritasi debu,
panas matahari
Degenerasi hyalin
(orang tua)
Obyektif Benjolan merah
ungu
Nyeri tekan
Chemosis
Injeksi episklera
Minggu - bulan
= episkleritis
Benjolan biru
jingga (Salmon
patch)
Bilateral
Chemosis,
infeksi lebih
berat
Bisa perforasi
+ iritis, siklitis,
koroiditis
anterior
Komplikasi
Keratitis perifer,
glaucoma,
granuloma
subretina,
uveitis, ablasi
retina eksudatif,
proptosis,
katarak,
hipermetropia,
keratitis
sklerotikan
Bercak merah
Kecil atau luas
Warna jadi hitam

Bentuk segitiga,
puncaj sentral
(kornea)
Bilateral, bisa
melebar
Mudah infeksi,
letak di celah
kelopak

Di rima nasal,
temporal (celah
mata)
Sonde (+)
Letak di mana
ada proses
Benjol jarum
pentul di limbus,
kuning kelabu
Merah setempat
Tidak nyeri tekan
Kornea !
keratitis
(keratokonjungtiv
itis fliktenularis)
Bercak putih
masal
Subyektif Sakit ringan,
kering, ginjal
Tidak sakit
Therapy AB, CS AB, CS
Terapi uveitis,
keratitis
Tidak perlu !
absorpsi dalam 1-
3 mgg
Tidak perlu
Kecuali
meradang ! CS,
decongestan
Operasi bila
menutupi pupil,
bila astigmatism
= pterigium AB, CS Tidak perlu,
kecuali radang




Mata Merah Visus N

Blefaritis
Radang pd kelompok dan/atau tepi kelopak
Etiologi
Infeksi atau alergi yg biasanya berjalan kronik atau akibat disfungsi kelenjar Meibom
Manifestasi klinis
Kelopak merah, bengkak, sakit, gatal, eksudat lengket bergantungan pd bulu mata, epifora
Sering disertai konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazion
Laki usia lanjut ! blefaritis seboroik keluhan mata kotor, panas, eksudat berminyak, rasa kelilipan
Komplikasi
Trikiasis, hordeolum, kalazion, keratitis, madarosis, konjungtivitis
Pemeriksaan penunjang
Cari penyebab
Penatalaksanaan
! Bersihkan ! AB
! Kompres hangat
! Blefaritis seboroik: dibersihkan dengan kapas lidi hangat, soda bikarbonat, nitras argenti 1% ! salep
sulfonamide (keratolitik) ! kompres hangat 5-10
Prednisone 0.125% 2 x 1, tetrasiklin 2 x 250mg atau eritromisin 3 x 250mg
! Bila ada jamur: antimikotik
! Alergi: steroid lokal atau sistemik, antihistamin kalo gatal

Entropion
Melipatnya margo palpebra ke dalam ! silia tumbuh ke dalam (trikiasis) ! komplikasi ke konjungtiva dan kornea
Etiologi
Senilitas, congenital, spasme, sikatraiks
Patofisiologi
! Terbentuknya jaringan parut akibat trauma atau radang kronik eg. Trakoma
! Spasme MOO
Penatalaksanaan
! Tarsotomi, operasi plastic
! Epilasi silia atau palpebra inferior ditarik dengan plester kea rah temporal bawah ! tempelkan ke pipi

Ektropion
Kelainan posisi palpebra di mana tepi palpebra mengarah ke luar ! bagian dalam kelopak atau konjungtiva tarsal
berhubungan langsung dengan dunia luar


Etiologi
Kelainan congenital, paralisis n.VII, senile, spastic, sikatriks
Manifestasi klinis
Epifora, keratokonjungtivitis, keratitis, lagoftalmos
Penatalaksanaan
Bedah plastic
Bila disebabkan konjungtivitis menahun atau blefaritis ! obati penyakitnya

Mata merah merata
1. Konjungtivitis akut
2. Konjungtivitis kronik

Radang pada konjungtiva
Subyektif merah, sekret, mata kering, rasa ganjel, berair, gatal
Obyektif eksudat pada kantung konjungtiva dan permukaan konjungtiva
Kental (pseudomembrane), purulent, serosa, mucus
Injeksi konjungtiva, bilateral
Terdapat: Folikel ! nodus avaskular
Papil ! timbunan eksudat
Membrane /pseudomembrane
Sikatriks

Bakteri
Virus
Purulen Non-purulen
Jamur Alergi
Sekret Sedikit Penuh Sedikit Sedikit Sedikit
Air mata Banyak Sedang Sedang Sedikit Sedikit
Gatal Sedikit Sedikit - - Berat
Merah Merata Merata Local Local Merata
Kelainan
periaurikular
> N > > N
Pulasan Monosit, limfosit,
inclusion body
Bakteri, PMN Bakteri, PMN Spora /hifa Eosinofil granula
Demam
Sakit
Kadang kadang Jarang - - -








Pembagian konjungtivitis menurut etiologi
Konjungtivitis bakterial akut
Blenorrhea Gonorrhea Difteri Folikular Kataral
Pada bayi baru lahir Dewasa Membrane pd
konjungtiva tarsal, tdd:
Fibrin, jar.nekrotik yg
melekat ke dasar
berdarah bila diangkat
Folikel timbunan
limfosit pd jar.adenoid
subepitel
Banyak pada anak2
Sekret berlendir
Etiology Gonokok
Chlamydia
N.gonorrhea
Autoinfeksi uveitis
/servisitis
Infeksi akut: virus,
bakteri
Infeksi kronik:
trakoma
Pneumokok
Staphylococcus
Hemofilis egypti
Subjektif Merah, sakit, ganjel,
kotor
Merah, bengkak, kaku
pd palpebra
Ganjel, lengket
bangun tidur
Objektif Pus banyak, kental
Palpebra edema,
lengket
Ganas, mudah
menyebar ke kornea !
perforasi
3 stadium:
! Infiltrative
! Purulent
! Penyembuhan

Injeksi konjungtiva hebat
Pus kental /banyak
Palpebra edema
Chemosis
Papil besar
Pseudomembran di
konjungtiva tarsalis
Diagnosis ada difteri
bacillus
Merah
Subkonjungtival
bleeding
Penyulit Ulkus kornea
Perforasi kornea !
endoftalmitis ! ptisis
bulbi
Keratitis, simblefaron
Therapy Irigasi NaCl
Penisilin topikal, suntik
= blenorrhea Penisilin topikal
Antidifteri serum
AB suntik


Gonokok gram (-), diplokokus intrasel, leuko >>, PMN
Chlamydia basofil dalam sitoplasma, rx. neutrofil, sel plasma, sel MN









Konjungtivitis akut viral
Keratokonjungtivitis
epidemika
Keratokonjungtivitis
herpetik
Demam faring
konjungtivitis
Konjungtivitis
newcastle
AHC
Etiology Adenovirus tipe 3,7,8
Penularan kolam
renang
HSV tipe I
Pada anak <2 th
Adenovirus 2,4,7 Virus newcastle,
peternak unggas
Enterovirus 70
Gejala Demam, ganjel
Kel.periaurikular >
Folikel (+)
Infiltrate kornea
Pseudomembrane
s.d. 3 minggu
Konjungtivitis berat
>
Hipertrofi papil
Infiltrate dendrite pada
kornea
Lesi vesikuler
Ganjel, demam
>
Folikel (+)
Sakit mata, sakit
tenggorok
Keratitis subepitel
Ganjel, silau, berair
Edema palpebra
Keratitis

>
Folikel (+)
Perdarahan
Ganjel, karena
keratitis punctata
superfisialis
Therapy Sulfa topikal
Antiviral, KI steroid
Antiviral
KI steroid
Simpatomatis
Sulfa, antiviral

Komplikasi
Keratitis
Virus herpetic ! parut kelopak, neuralgia, katarak, glaucoma, paralisis n.III IV VI, atrofi n.II, kebutaan

Konjungtivitis jamur
! Radang konjungtiva akibat reaksi alergi thp noninfeksi
! Jarang, 50% tanpa gejala
! Akibat terapi steroid lokal yg lama KU buruk
! Etiology: C.abicans, actinomyces
! Terapi nistatin

Konjungtivitis alergi (vernalis)
! Recurrent, kronis bilateral, atopi
! Sekret mucus, gatal >, berair
! Papil cobble stone
! Fibrosis konjungtiva
! Keratitis superficial
! 2 tipe: palpebra, bulbar
! Dengan pewarnaan eosinofil, goblet >
! Terapi: steroid, vasoconstrictor








Keratokonjungtivitis sika (dry eyes)
Keringnya permukaan konjungtiva akibat berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal
Etiologi
! Penyakit yg menyebabkan defisiensi komponen lemak air mata, kelenjar air mata, musin, akibat penguapan
berlebihan
! Parut kornea
! Hilangnya mikrovili kornea
! Bila bersama arthritis rheumatoid, autoimmune dz ! sjgren syndrome
Manifestasi klinis
! Gatal, seperti berpasir, silau, kadang penglihatan kabur
! Sekresi mucus >>
! Sukar menggerakkan kelopak mata, mata tampak kering, erosi kornea
! Edema konjungtiva bulbi, hiperemis, menebal, kusam
! Kadang benang mucus kekuningan pada fornix, konjungtiva bawah
! Keluhan berkurang bila mata dipejamkan
Pemeriksaan penunjang
Uji schirmer ! abnormal bila <5 mm dalam 5 menit
Ragu2 bila antara 10-15 mm
Komplikasi
Ulkus kornea, infeksi sekunder, parit kornea, neovaskularisasi kornea
Penatalaksanaan
Air mata buatan seumur hidup, obati penyakit yg mendasari
Terapi bedah ! " drainase air mata melalui oklusi punctum + plug silicon atau plug collagen

Trachoma
! Chlamydia trachomatis
! Gejala gatal (merah), berair (lakrimasi), fotophobia
Stadium I insiden
Prefolikel: c.tarsal atas
Stadium II nyata /established
Folikel dan papil nyata
Stadium III Herbets pitt, pannus (+)


Stadium IV Parut sempurna, radang (-)
! Histologis: inclusion body Halber Statter Prowack berupa granula basofil nuclear
! Penyulit
Enteropion trichiosis
Simblefaron, keratitis
Xerosis konjungtiva + kornea
! Therapy
Tetrasiklin topikal (3 bulan), sulfonamide
Hygiene baik
Tarsotomi ! pd entropion, trchiasis

Tumor and cyst
Dermoid Dermo-lipomata Papiloma Granuloma Fibroma Nevus
pigmentosus
Kuning, bundar
Di tepi kornea luar
Usia puber
Congenital
Di kantus lateral
benjolan kecil
Di kantus medial
/fornix
Tonjolan papil2,
bisa jadi ganas
Jar.granuloma
setelah radang
Berasal dari
polipoid di socket
Tahi lalat

Tumor ganas
Maligna melanoma SCC Precancerous melanosis BCC
Pd limbus, berpigmen
Recurrent, pada orang tua
Menyebar tapi tidak tembus
Metastase ke organ
Mulai dari limbus
/epithelioma
Menyebar ke fornix, jarnag
menembus ke bola mata
Kalau recurrent !
eksenterasi
Pigmentasi seluruh
konjungtiva
Observasi ! jadi ganas
Mulai di kantus medial
Seperti tukak, pinggir tinggi,
keras
Membesar perlahan,
penetrasi ke bola mata
Eksenterasi

Mata Merah Visus !

Keratitis Ulkus kornea Endoftalmitis Uveitis anterior Glaucoma akut
Definisi Peradangan pd kornea Hilangnya sebagian
permukaan kornea
akibat kematian
jaringan kornea
Peradangan supuratif
bola mata
Peradangan jaringan
uvea anterior, tda
iritis, iridosiklitis
Mendadak, berjalan
6-8 mgg
Penyakit mata yg
disebabkan oleh
tekanan intraokuler
yg meningkat sangat
tinggi
Etiologi Bakteri, jamur, virus,
proses radang
Bakteri, jamur,
Acanthamoeba (dari
cairan softlens),
H.simplex
Kuman, jamur setelah
trauma bedah
Endogen sepsis
Bakteri: staph, strepto,
pneumokok,
pseudomonas
Jamur: actinomyces,
Exogen: trauma,
invasi
mikroorganisme
Endogen: idiopatik,
autoimmune,
keganasan,
mikroorganisme,
infeksi Tb, HS
Primer mata yg
memiliki bakat
bawaan berupa sudut
COA sempit
Sekunder akibat
penyakit mata lain
Primer sering, > 40 th


aspergillus
Predisposed f
Primer obat2
midriatik, berdiam
lama di t4 gelap, ggn
emosional
Sekunder hifema,
(sub)luksasi lensa,
katarak intumesen,
katarak hipermatur,
uveitis + suklusio
/oklusio pupil dan iris
bombe, post-surgical
intraocular
Manifestasi klinis Merah, silau, merasa
kelilipan, ggn kornea
Mata merah, sakit
(ringan berat),
fotofobia, penglihatan
", kadang kotor

Kornea keruh + defek
epitel
Edema kornea,
infiltrasi sel radang !
susah liat iris
Dapat disertai
oenipisan kornea, lap.
Descemet, flare,
hipopion, hifema,
sinekia posterior
Jamur ! infiltrate
abu2 dikelilingi
infiltrate halus
(fenomena satelit)
Rasa sakit berat
Kelopak merah,
bengkak, sukar dibuka
Pus
Konjungtiva chemosis,
merah
Kornea keruh
COA keruh
Kadang hipopon
Reflex merah pupil (-)
Rx. Imunologi thd
jar. Uvea anterior
Fotofobia, sakit, mata
merah, " penglihatan,
sukar lihat dekat,
lakrimasi saat akut
Kronik mata putih,
gejala minimal,
inflamasi berat

Injeksi siliar, miosis
pupil, flare pada
COA
Sangat akut: hifema
ato hipopion, nodul
iris ~benjolan
Koeppe atau benjolan
Busacca, tekanan
bola mata turun
akibat hipofungsi
badan siliar ato # due
to v/d pembulh siliar
dan perilimbus
Rasa sakit hebat
menjalar ke kepala +
mula, muntah
Mata bengkak, merah
Tajam penglihatan "
Melihat lingkaran2
spt pelangi

Injeksi konjungtiva,
injeksi siliar, kornea
suram krn sembab, rx
pupil (-) ato
melambat, kadang
pupil midriasis, COA
dangkal (1), etiologi
(2)
Funduskopi sukar
media refraksi keruh
Perabaan bola mata
sakit, lebih keras
Pemeriksaan
penunjang
DD/ Keratomalasia,
tukak hipersensitif
staph, infiltrate sisa
benda asing

Sediaan langsung,
KOH u jamur
Mikroskopik cairan
aspirasi 0.5 1ml
cairan vitreus mll
sklerotomi pars plana
Tonometri Schiotz
peningkatan tekanan
Perimteri,
gonioskopi, tonografi
setelah edema
kornea hilang
Komplikasi Panoftalmitis
Kebutaan
Sinekia posterior,
anterior perifer !
glaucoma 2
Uveitis simpatis
Kebutaan
Penatalaksanaan AB, air mata buatan,
sikloplegik
Keratitis bakteri !
gentamisil 15 mg/ml,
tobramisin 15 mg/ml,
sefuroksin 15 mg/ml
Tiap 30 ! tiap 1-2 h
Sikloplegik ! avoid
sinekia posterior, "
AB topikal, steroid
Sikloplegik
Tidak boleh dibebat
Keratitis herpetic !
debridement epitel
dengan aplikator
kapas, sikloplegik
atropine 1%, balut
tekan
AB topikal mll
periokular
/subkonjungtiva
Sistemik ampisilin
2g/d, kloramfenikol 3
g/d
Gagal ! eviserasi
Enukleasi ! mata
telah tenang ato ftisis
Segara to avoid
blindness
CS (betamethasone,
prednisolon) 1 tetes
tiap 5 ! " per hari
Sikloplegik ! rasa
sakit, melepas
sinekia,
mengistirahatkan iris
yg meradang
Intraocular
diturunkan !
asetazolamid 500 mg,
lanjut 4x250 mg,
solusio gliserin 50%
4x100 150 ml
dalam air jeruk, beta
blocker 0.25 0.5%
2x1 dan KCl 3x0.5g
CS tetes, AB ! "


nyeri krn spasme siliar
Keratitis jamur !
ekonazol 1% spectrum
luas
Antiviral topikal u
percepat
Keratitis varisela
zoster ! asiklovir
IV/PO 5x800 mg, 72
h, setelah gej.kulit 10
14 d
AAcanthamoeba !
debridement epitel,
topikal propamidin
isetionat 1%, neomisin
tetes
Atau poliheksametilen
biguanid 0.01-0.02%,
or gol. Imidazol
bulbi

Prognosis
Buruk bila jamur,
parasit
Bila hipopion !
kronik
inflamasi

Primer pilokarpin
2% tetes tiap 0.5 1
h, 3 x1 tetes pd mata
sebelahnya
Rawat, operasi mata
(iridektomi, filtrasi)
Sekunder cari
penyebab, obati
Hifema !
parasentesis
Kelainan lensa !
ekstraksi lensa
Uveitis !
iridektomi, operasi
filtrasi
Mata Tenang












Mata tenang visus turun perlahan
Glaukoma kronik
Penyakit mata dengan gejala #IOP sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yg permanen



Etiologi
Keturunanm DM, arteriosklerosis, CS jangka lama, myopia tinggi dan progresif

Manifestasi klinis
! Akibat #IOP
! Keluhan (-) pd stadium dini
! Stadium lanjut sering nabrak karena pemandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang jadi sempit,
kebutaan permanen

Pemeriksaan penunjang
! IOP palpasi, tonometri ! peningkatan
Nilai 21 25 mmHg mencurigakan
>25 mmHg patologik
! Funduskopi cekungan papil jadi lebihlebar dan dalam, ddg cekungan bergaung, warna memucat, terdapat
perdarahan papil
! Lapang pandang menyempit, depresi bag.nasal, tangga Ronne, skotoma busur
! Uji provokasi minum air, uji variasi diurnal, uji provokasi steroid

Penatalaksanaan
! Beta blocker (pilokarpin, epinefrin, asetazolamid)
Timolol 0.25 0.5% tetes tiap 12 h, kecuali ps gagal jantung, respiratory dz
Betaksolol 0.25 0.5% epinefrin 0.5 1% sbg pengganti
Pilokarpin 1 4% 3-4 x sehari
! Datang teratur tiap 6 bulan ! nilai IOP, lapang pandang
! Iridotomi, trabekuloplasti dengan fotokoagulasi laser, iridektomi, filtrasi
! Anjuran olah raga, minum sedikit2

Pencegahan
Pasien >40 th periksa teraur IOP untuk deteksi dini, diobati bila peningkatan








LENSA
Anatomi
Diameter 9mm
Tebal 5mm
Kapsul posterior lebih cembung dp kapsul anterior
Kapsul membrane semipermeable
Korteks lamella konsentris
Nucleus inti lebih keras

Embriologi
! Ectoderm
! Tonjolan optic
! Sempurna dalam 7 bulan
Fisiologi
! Memfokus cahaya menuju ke retina
! Daya refraksi berubah tergantung sinar
! Bisa mencembung dan menipis dengan retraksi dan kontraksi zonula zinii

Kelainan lensa Katarak (mata tenang, visus ")
Dislokasi lensa





KATARAK
Kekeruhan pada serabut /bahan lensa /kapsul lensa

Etiologi
! Primer : hidrasi, denaturasi protein, ggn metabolism, ggn perkembangan
! Sekunder : tindakan bedah lensa
! Komplikata : penyakit lokal dan sistemik
! Traumatika : tumpul, tajam, kimia, radiasi

Pembagian katarak
! Onset : developmental , degeneratif
! Umur : congenital <1 th
Juvenile 1-40 th
Presenilis 40-50 th
Senilis >50 th
! Etiologi : primer, sekunder, komplikata, traumatika
! Konsistensi : cair, lunak, keras
! Lokasi /bentuk : Polaris anterior, Polaris posterior, axialis, zonular, stellata, totalis, centralis,
Membranasea

Congenital Juvenile Senilis
Etiologi Ggn metabolism O
2

Ggn perkembangan embrional
Infeksi virus rubella
Lanjutan congenital
Penyulit penyakit lain:
! Lokal (uveitis, galukoma,
myopia, ablasio, ptisis)
! Sistemik (DM, hypo T,
myotonia distrofi)
Trauma

Onset Sejak perkembangan 1 th Setelah umur >1 th
Gejala subyektif Melihat kabur
Seperti awan /berkabut
Silau (fotophobia)
Melihat makin gelap
Sulit membaca
Gejala obyektif Leukokoria
Nystagmus
Leukokoria
Kekeruhan tergantung stadium
Shadow test
Visus ", reflex fundus "
Terapi Dissisio lentis Ekstraksi liniea (+ irigasi aspirasi) EKIK


Ekstraksi linear
Irigasi /aspirasi ! kecuali Polaris
post
ECCE + IOL ECCE
ECCE + IOL


Stadium Senilis

Lensa Insipient Imatur Matur Hypermatur
Keruh Ringan Sebagian Seluruh Massive
Besar N >N N <N
Cairan N >N N <N
Iris N Terdorong N Tremulans
COA N Dangkal N Dalam
Sudut COA N Sempit N Lebar
Shadow test - + - Pseudo +
Reflex fundus + - -
Penyulit - Glaucoma sekunder - Uveitis
Glaucoma fakolitik
Visus 5/5 5/7.5 5/10 1/60 1/60 1/300 1/~

Penyulit
1. Fakotopik /fakomorfik
Lensa lebih besar ! intumesen ! COA dangkal ! aliran humor aquos tidak lancar ! IOP# ! glaukoma
2. Fakolitik
Kapsul rusak ! resorpsi ! menyumbat sudut COA ! glaucoma
Substansi lensa ! menyumbat COA ! eksfoliatif glaukoma
3. Fakotoksik
Substasi lensa = toxin ! reaksi alergi ! uveitis ! glaucoma

Anda mungkin juga menyukai