Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Belajar

Nur Istiqlalial Firdausi


130341614808/ B
Fisiologi Tumbuhan, 07 Oktober 2014

Tema:Pengaruh suhu terhadap laju respirasi biji kacang hijau dan kecambah
Hal yang dipahami:
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses
yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang
memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber
energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang
berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari.
Respirasi merupakan kebalikan dari peristiwa fotosintesis. Respirasi merupakan proses
pembongkaran energy yang tersimpan untuk dimanfaatkan dalam proses kehidupannya.
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa
anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan
berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan
dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak
atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol,
asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi .
Bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa (C
6
H
12
O
6
) maka persamaan reaksi dapat
dituliskan sebagai berikut:
C
6
H
12
O
6
+ 6O
2
6 CO
2
+ 6H
2
O + Energi
Jumlah O
2
dan CO
2
yang dilepaskan tidak selalu sama. Perbedaan antara jumlah CO
2
yang
dilepaskan dan jumlah O
2
yang digunakan biasa dikenal dengan Respiratory Ratio atau
Respiratory Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk
respirasi dan sempurna atau tidaknya proses respirasi tersebut dengan kondisi lainnya.
Untuk mengetahui peristiwa respirasi, dihitung volume CO
2
hasil titrasi.
Yang diketahui : Lama inkubasi (respirasi) = 24 jam
Larutan KOH 0,1 N . X ml
Larutan standar (peniter) = 0,1 N HCl
Reaksi : 2 KOH + CO
2
K
2
CO
3
+ H
2
O
BaCl
2
+ K
2
CO
3
BaCO
3
= 2 KCl
Yang dititer : KOH sisa (yang tidak mengikat CO
2
)
KOH + HCl KCl + H
2
O

Konsentrasi KOH semula =


KOH sisa habis dititer oleh Y ml 0,1 N HCl , karena jumlah grol peniter = jumlah yang
dititer, maka grol KOH sisa dapat dicari sebagai berikut


Jadi, jumlah KOH yang bereaksi dengan CO
2
(A-B) = C grol
Dari persamaan reaksi diatas, maka jumlah grol KOH equivalen dengan 0,5 grol CO
2

Jadi, tiap grol gas CO
2
yang berikatan dengan KOH = 0,5 x C grol
Jika tiap grol gas (O
0
C, 76 CmHg) banyaknya gas terlarut = 22,4 liter, maka volume gas CO2
terlarut dapat dicari persamaan


V1 = Volume gas terlarut dalam 0
0
C, P 76 CmHg, untuk tiap grol = 22,4 liter
T1 = 0
0
C = 273
0
K
V2 = Volume gas yang dicari
T2 = Suhu pengamatan (dalam Kelvin) = x + 273

..liter
Respiras dipengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya yaitu:
a. Ketersediaan substrat
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju
yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju
respirasi akan meningkat.
b. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies. Bahkan, pengaruh oksigen berbeda antara organ satu
dengan yang lain pada tumbuhan yang sama.
c. Suhu
Umumnya, laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10
o
C.
Namun, hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
d. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme sehingga kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang tua.

Pada praktikum ini yang lebih ditekankan adalah mencari pengaruh suhu terhadap laju
respirasi yang dapat diketahui dari jumlah CO2 yang diikat oleh KOH selama proses inkubasi.
Suhu bertindak sebagai variable bebas. Suhu yang digunakan yaitu suhu ruangan, suhu
incubator, dan suhu kulkas. Pada perhitungan di rumus di buat waktu inkubasi 24 jam tapi
sebenarnya inkubasi baru dilakukan selama 17 jam dan itupun tidak semua karena praktikumnya
dilakukan bergiliran.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor laju
respirasi, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu
sebesar 10
o
C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Bagi sebagian besar bagian
tumbuhan dan spesies tumbuhan, laju respirasi biasanya 2,0 sampai 2,5 pada suhu antara 5 dan
25C. Bila suhu meningkat lebih jauh sampai 30 atau 35C, laju respirasi tetap meningkat, tapi
lebih lambat, sehingga laju respirasimulai menurun. Penjelasan tentang penurunan laju respirasi
pada suhu yang tinggi ini adalah bahwa laju penetrasi O
2
ke dalam sel lewat kutikula atau
periderma mulai menghambat respirasi saat reaksi kimia berlangsung dengan cepat. Difusi
O
2
dan CO
2
juga dipercepat dengan peningkatan suhu. Peningkatan suhu sampai 40C atau lebih,
laju respirasi perlahan menurun, khususnya bila tumbuhan berada pada keadaan ini dalam jangka
waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena enzim mengalami denaturasi dengan cepat pada
suhu yang tinggi, sehingga mencegah peningkatan metabolik yang semestinya terjadi.
Temperatur merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi produksi CO
2
yang
akan menyebabkan peningkatan produksi CO
2
, sejalan dengan meningkatnya suhu. CO
2
merupakan salah satu hasil atau produk dari respirasi. Respirasi dan fotosintesis sangat
berpengaruh dengan temperatur. Sedikit perubahan temperatur akan mempengaruhi laju
fotosintesis dan respirasi. Beberapa jenis tanaman mengalami ini, temperatur akan
mempengaruhi fotosintesis yang juga akan mempengaruhi laju respirasi atau sebaliknya.

Hal yang tidak dipahami:
Pada bab ni saya masih belum memahami fungsi dari perhitungan suhu awal dan suhu akhir.
Menurut saya dalam perhitungan sebaiknya digunakan suhu awal karena itulah suhu sebenarnya
namun dalam perhitungan suhu yang digunakan adalah suhu akhir. Suhu akhir yang dihasilkan
setelah proses reaksi Barium klorida dan Kalium Karbonat menyebabkan perubahan suhu akibar
reaksi eksoterm sehingga suhu akhir merupakan suhu akibat reaksi eksoterm dan bukan suhu
awal yang digunakan sebagai variable bebas.

Pertanyaan yang muncul:
1. Mengapa suhu yang digunakan suhu akhir dan bukan suhu mula-mula dalam
perhitungan?
2. Jika yang dihitung hanyalah pengaruh suhu mengapa menggunakan biji kacang hijau dan
kecambah yang mengindikasikan adanya perbedaan usia?
3. Bagaimana fungsi control jika yang diperhatikan hanya suhu sedangkan menurut saya
control mengindikasikan adanya perbedaaan laju respirasi dengan ada dan tidaknya
substrat?
Cara mencari jawaban:
1. Mencari sumber literature
2. Bertanya kepada asdos
3. Bertanya kepada teman

Anda mungkin juga menyukai