Anda di halaman 1dari 37

LUSY NOVITASARI

1102011144
RETARDASI MENTAL Page 1

SKENARIO 3
REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG
FKUY 2013/2014

SASBEL
1. MM RETARDASI MENTAL
1.1. Menjelaskan Definisi Retardasi Mental
1.2. Menjelaskan Epidemiologi Retardasi Mental
1.3. Menjelaskan Etiologi Retardasi Mental
1.4. Menjelaskan Klasifikasi Retardasi Mental
1.5. Menjelaskan Patofisiologi Retardasi Mental
1.6. Menjelaskan Manifestasi Klinis Retardasi Mental
1.7. Menjelaskan Diagnosis, Diagnosis Banding, PF dan PP Retardasi Mental
1.8. Menjelaskan Penatalaksanaan dan Pencegahan Retardasi Mental
1.9. Menjelaskan Komplikasi Retardasi Mental
1.10. Menjelaskan Prognosis Retardasi Mental

2. MM GIZI ANAK DAN REMAJA

3. MM TUMBUH KEMBANG ANAK

4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KEWAJIBAN ORANG TUA KEPADA ANAK MENURUT
AJARAN AGAMA ISLAM



LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 2

SKENARIO 3

RETARDASI MENTAL

Seorang anak perempuan usia 8 tahun, dibawa konsultasi ke seorang psikolog dengan keluhan
kesulitan belajar, terutama belajar membaca dan menulis, dalam berbicara sehari-hari tak mengalami
banyak kesulitan. Klien mampu merawat diri seperti mandi, berpakaian, dan bab/bak, tetapi dalam
ketrampilan akademis ia banyak mendapatkan masalah sehingga ia terpaksa tinggal kelas, karena nilai
rapotnya jauh dibawah rerata kelas. Dari hasil tes psikologik diperoleh nilai Intellegence Quotien (IQ) 65,
yang menunjukkan klien menyandang Redartasi Mental Ringan. Oleh psikolog klien disarankan untuk
mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB), degan pertimbangan bila di sekolah umum klien
akan banyak megalami kesulitan dalam proses belajarnya.
Dari riwayat kehidupan sosial, klien berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah,
menempati rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai bungsu dari lima
bersaudara, klien lebih banyak diasuh kakak perempuan yang paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah
buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan
nutrisi, padahal usia tersebut adalah periode penting bagi pertumbuhan terutama sel-sel otak.
Orang tua klien sebetulnya tidak mampu untuk memasukkan anaknya ke SLB berhubung biayanya
yang tidak terjangkau untuk ukuran keluarga klien yang tergolong kaum duafa, tetapi dengan tekad yang
kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak
mengelola Zakat-Infak-Shodaqah (ZIS), akhirnya orang tua klien memasukkan anaknya ini ke SLB
sebagai tanggung jawab dan wujud dilanjutkan dengan pendidikan ketrampilan, agar klien dapat hidup
mandiri, tidak bergantung dengan orang lain.


LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 3

1. MM RETARDASI MENTAL
a. Menjelaskan Definisi Retardasi Mental
The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi
keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di
bawah rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaktif dan bermanifestasi
selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun. (Kaplan, 2008)
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia
(oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental.
Gangguan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan psikososial. Selama dekade terakhir, semakin dikenali
faktor biologis yang samar-samar, termasuk kelainan kromosom kecil, sindrom genetika, dan intoksikasi timbul
subklinis, dan berbagai pemaparan toksin pranatal.
(Soetjiningsih, 1995)

Menurut World Health Organization (WHO) retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi.
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan yang dinyatakan sebagai IQ (Intelengence Quitient)



M.A = Mental age, umur mental yang didapat dari hasil test.
C.A = Chronologist age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.

Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal apabila IQ dibawah 70. Anak ini tidak dapat mengikuti
pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingatnya lemah,
demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.
Pada retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan
masyarakat sekitarnya. Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan tidak sesuai dengan umurnya.
(http://www.nlm.nih.gov)
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam
otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif.
2 Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.
Hasil bagi intelegensi (IQ = Intelligence Quotient) bukanlah merupakan satu-satunya patokan yang dapat dipakai
untuk menentukan berat ringannya retardasi mental. Sebagai kriteria dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik
atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja.

b. Menjelaskan Epidemiologi Retardasi Mental
Prevalensi retardasi mental sekitar 1% dalam satu populasi. Di indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini.
Insidennya sulit di ketahui karena retardasi mental kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan
dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa sekolah dengan puncak umur 10 sampai
14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Pada
lanjut usia, prevalensi lebih sedikit, karena pada retardasi mental yang berat atau sangat berat memiliki angka
mortalitas yang tinggi disebabkan dari penyulit gangguan fisik yang menyertai.

c. Menjelaskan Etiologi Retardasi Mental
Faktor penyebab dalam retardasi mental adalah kondisi genetik (kromosom dan bawaan), pemaparan pranatal dengan
infeksi dan toksin, trauma perinatal (seperti prematuritas), faktor yang didapat dan faktor sosiokultural. Keparahan
retardasi mental yang dihasilkan berhubungan dengan saat dan lama trauma atau pemaparan pada sistem saraf pusat.
IQ adalah MA/ CA x 100%
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 4

Di antara gangguan kromosom dan metabolik, sindrom Down, sindrom X fragile, dan fenilketonuria (PKU) adalah
gangguan yang sering menyebabkan retardasi mental sedang.

Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental
1. Non Organik
Kemiskinan dan keluarganya yang tidak harmonis
Faktor sosiokultural
Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
Penelantaran anak

2. Organik
Faktor prakonsepsia.
Abnormalitas single gene ( penyakit - penyakit metabolik, kelainan neurokutaneus, dll).
Kelainan kromosom ( X-linked, translokasi, fragile-X), sindrom polygenic familial.
Faktor pranatal.
Gangguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom ( trisomi, mosaik, dll)
Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi)
Disfungsi plasenta
Kelainan kongenital dari otak (idiopatik)
Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV
Zat- zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat)
Ibu : diabetes mellitus, PKU ( phenilketonuria )
Toksemia gravidarum
Disfungsi plasenta
Ibu malnutrisi
Faktor perinatal.
Sangat prematur.
Asfiksia neonatorum
Truma lahir: perdarahan intrakranial
Meningitis
Kelainan metabolik : hipoglikemik, hiperbilirubinemia
Faktor post natal.
Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
Neurotoksin, misalnya logam berat
CVA ( Cerebrovaskuler accident )
Anoksia, misalnya tenggelam
Metabolik
Gizi buruk
Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipotiroid
Amino aciduria, misalnya PKU
Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia.
Polisakaridosis, misalnya sindrom Hurler
Cerebral lipidosis (Tay Sachs), dengan hepatomegali (Gaucher)
Penyakit degeneratif/ metabolik lainnya.
Infeksi
Meningitis, ensefalitis.
Subakut sklerosing panesefalitis
( Kaplan, 2008)
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 5

Kebanyakan anak yang menderita retardasi mental ini berasal dari golongan sosial ekonomi rendah akibat kurangnya
stimulasi dari lingkungannya sehingga secara bertahap menurunkan IQ yang bersamaan dengan terjadinya maturasi.
Demikian pula dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah dapat sebagai penyebab organik dari retardasi mental,
misalnya keracunan logam berat yang subklinik dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi kemampuan
kognitif, ternyata lebih banyak pada anak-anak dikota dari golongan sosial ekonomi rendah. Demikian pula dengan
kurang gizi, baik pada ibu hamil maupun pada anaknya setelah lahir dapat mempengaruhi pertumbuhan otak anak.
(Depkes, 2005)

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Retardasi Mental
Menurut PedomanPenggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 (W.F. Maramis, 2005: 386-388) faktor-faktor
penyebab retardasi mental adalah sebagai berikut.
a. Infeksi dan atau intoksinasi
Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada perkembangan janin, yaitu rusaknya jaringan
otak. Begitu juga dengan terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya menimbulkan
retardasi mental. Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll. ke dalam tubuah ibu yang
sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan intoksinasi, karena masuknya racun atau obat yang semestinya
dibutuhkan.

b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain
Rudapaksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi, alat kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus
dapat mengakibatkan kelainan berupa retardasi mental. Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat
mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak. Mungkin juga karena terjadi kekurangan oksigen
yang kemudian menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak mengakibatkan retardasi mental.

c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi
Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme (misalnya gangguan metabolism
karbohidrat dan protein), gangguan pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam kelompok ini. Gangguan gizi yang
berat dan berlangsung lama sebelum anak berusia 4 tahun sangat mempengaruhi perkembangan otak dan dapat
mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi
sebelum anak berusia 6 tahun, sesudah itu biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi, inteligensi
yang rendah tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.

d. Penyakit otak yang nyata
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, yang dapat bersifat
degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai
keterbelakangan mental.

e. Penyakit atau pengaruh prenatal
Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly
cranial primer dan defek congenital yang tak diketahui sebabnya.

f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya. Kelainan pada jumlah kromosom
menyebabkan sindroma down yang dulu sering disebut mongoloid.

g. Prematuritas
Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi yang pada
waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.

h. Akibat gangguan jiwa yang berat
Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada masa kanak-kanak.

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 6

i. Deprivasi psikososial
Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial awal-awal perkembangan
ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.


d. Menjelaskan Klasifikasi Retardasi Mental
Keadaan Nilai IQ
Sangat superior 130 atau lebih
superior 120-129
Rata-rata 110-119
Diatas rata-rata 90-190
Dibawah rata-rata 80-89
Retardasi mental borderline 70-79
Retardasi mental ringan (mampu didik) 52-69
Retardasi mental sedang (mampu latih) 36-51
Retardasi mental berat 20-35
Retardasi mental sangat berat Dibawah 20

Penggolongan Retardasi mental untuk Keperluan Pembelajaran adalah sebagai berikut:
Taraf perbatasan dalam pendidikan disebut sebagai lamban belajar (slow learner) dengan IQ 70 - 85.
Retardasi mental mampu didik (educable mentally retarded) dengan IQ 50 - 75.
Tunagrahit mampu latih (trainable mentally retarded) dengan IQ 30 - 50 atau IQ 35 - 55.
Retardasi mental butuh rawat (dependent or profoundly mentally retarded) dengan IQ dibawah 25 atau 30.
(Soetjiningsih, 1995)

Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala inteligensi Wechsler (Kirk
dan Gallagher, 1979, dalam B3PTKSM, p. 26), yaitu:
Retardasi mental ringan (mild mental retardation) dengan IQ 55 69.
Retardasi mental sedang (moderate mental retardation) dengan IQ 40 54.
Retardasi mental berat (severe mental retardation) dengan IQ 20 39.
Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation) dengan IQ 20 kebawah.

Klasifikasi Retardasi Mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi
mental.
2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental.
3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental.
4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental.
Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat
pertama atau kedua disekolah.
(Depkes, 2009)

Ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi :
a. Tipe klinik. Tipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebab
sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus da kelainan ini dapat terjadi
pada kelas sosial tinggi ataupun rendah. Orang tua dar si anak yang menderiita retardasi mental tipe ini cepat
mencari pertolongan karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.

b. Tipe sosialbudaya. Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti
pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu mereka
keluar sekolah, mereka dapat bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 7

golongan sosial ekonomi rendah. Orang tua dari anak tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya,
mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa kali
tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan retardasi mental
ringan.

Penggolongan anak Retardasi mental menurut kriteria perilaku adaptif
Retardasi mental ringan (IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe sosial
budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik,
artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai
bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka kurang
mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.

Karakteristik :
Usia presekolah tidak tampak sebagai anak retardasi mental, tetapi terlambat dalam kemampuan berjalan,
bicara , makan sendiri, dll.
Usia sekolah, dapat melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dengan pendidikan khusus, diarahkan
pada kemampuan aktivitas sosial.
Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tidak dianjurkan
memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi

Retardasi mental sedang (IQ 35- 40 hingga 50 55; umur mental 3 7 tahun)
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka mampu latih tetapi tidak mampu didik.
Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu
keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan.
Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stress
dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.

Karakteristik :
Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan
perawatan diri.
Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan
mulai sederhana. Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung.
Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dalam rekreasi, dapat melakukan
perjalanan sendiri ke tempat yg dikenal, tidak bisa membiayai sendiri.

Retardasi mental berat (IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun)
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini
karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua, dimana anak sejak awal
sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat
dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan
memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.

Karakteristik :
Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi sedikit bahkan
tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan.
Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon,
membantu bila dilatih sistematis.
Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan, protektif
lingkungan, kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 8

Retardasi mental sangat berat (IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah diteakkan karena gejala baik mental
dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya.

Karakteristik :
Usia prasekolah retardasi mencolok.
Sensorimotor minimal, butuh perawatan total.
Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar,
ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang.
Butuh pengawas pribadi.
Usia mental bayi muda.
Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan fisik.
(Depkes, 2009)

Klasifikasi retardasi mental menurut Pedoman PenggolonganmDiagnosa Gangguan Jiwa (PPDGJ/DSM II
1968) adalah
1. Retardasi mental taraf sangat berat = Idiot (IQ 0-19)
Tidak dapat dilatih dan dididik tidak dapat merawat dirinya sendiri.
makan harus disuap.
mandi dan berpakaian harus ditolong
tidak mengenal bahaya, tak dapat menjaga diri terhadap ancaman fisik.
pergerakan motorik biasanya terganggu, pergerakan kaku atau spastis. biasanya didapatkan kelainan
kongential misalnya bentuk kepala abnormal, kelainan fisik pada badan anggota badan seperti badan kecil,
bungkuk; bentuk tangan abnormal jari kelingking bengkok (mongolism).
perkembangan fisik (duduk, jalan) dan bicara terlambat. Sering tak dapat diajar berbicara, bicara hanya 1
suku katabsaja (ma,pa).
mudah terserang penyakit lain, misalnya tbc, infeksi lain.
2. Retardasi mental taraf berat = Imbecile berat (IQ 20-35)
Dapat dilatih dan tak dapat dididik.
dapat dilatih merawat dirinya sendiri; makan, mandi dan berpakaian sendiri. kadang-kadang masih dapat
mengenal bahaya dan menjaga dirinya.
pergerakan motorik biasanya masih terganggu, pergerakan kaku dan spastis.
biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.
perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.
masih mudah terserang penyakit lain.

3. Retardasi mental sedang = Imbecile ringan (IQ 36-51)
Dapat dilatih dan dapat dididik (Trainable & Educable) sampai ke taraf kelas II - III SD.
dapat dilatih merawat dirinya sendiri misalnya : makan,
mandi dan berpakaian sendiri.
mengenal bahaya dan dapat menyelamatkan diri.
koordinasi motorik biasanya masih sedikit terganggu.
biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.
dapat dilatih pekerjaan yang sederhana dan rutin misalnya : menyapu, mencuci piring, membersihkan rumah
dsb.
bisa menghitung 1 - 20, mengetahui macam-macam warna dan membaca beberapa suku kata.
perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.
sering tersangkut perkara krimini lkarena mudah disugesti dan penilaian terhadap baik dan buruknya suatu
hal masih kurang.

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 9

4. Retardasi mental taraf ringan = Debil (IQ 52-67).
Dapat dilatih dan dididik.
dapat merawat dirinya dan melakukan semua pekerjaan di rumah.
dalam keadaan cocok dapat mencari nafkah - tetapi tak dapat bersaing dengan orang lain dan tak dapat
mengurus pekerjaannya dengan bijaksana, sehingga bila ada penghematan tenaga kerja, penderita
diberhentikan lebih dahulu.
tidak dapat dididik di sekolah biasa tetapi harus di lembaga istimewa atau Sekolah Luar Biasa.
pada saat menginjak Taman Kanak-kanak belum tampak kekurangannya, sesudah menginjak Sekolah Dasar
tampak kurang kepandaiannya, sehingga sukar untuk naik kelas (kelas I SD - 3 tahun).
tak dapat berfikir secara abstrak, hanya hal-hal konkrit yang dapat difahami.
kurang dapat membedakan hal-hal yang penting dan remeh atau hal-hal yang baik dan buruk, sehingga
mudah tersangkut perkara kriminil. Oleh karena itu perlu pengawasan orang tua dalam melakukan
aktivitasnya.
koordinasi motorik tidak mengalami gangguan.
kelainan kongenital biasanya tidak didapatkan.
perkembangan fisik biasanya normal tetapi perkembangan bicara biasanya masih terlambat (biasanya bicara
kurang sempurna dan perbendaharaan kata-kata kurang).

5. Retardasi mental taraf perbatasan = Subnormal (IQ 68-85)
Dapat dididik di sekolah biasa, meskipun tiap kelas dicapai dalam 2 tahun.
dapat berfikir secara abstrak.
dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.

Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
A. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi
mental.
B. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi
mental.
C. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi
mental.
D. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental.
Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak
tingkat pertama atau kedua disekolah.

e. Menjelaskan Patofisiologi Retardasi Mental
Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum
usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai
keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif yaitu berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat
diri, ketrampilan sosial, penggunaan sarana prasarana komunitas, bekerja.
Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis meliputi kerusakan otak, kelainan
kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan muskuloskeletal meliputi anomali ekstremitas konganital, masukan
kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan muskuloskeletal akan
menyebabkan terjadinya kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan
muncul berbagai masalah dalam keperawatan. ( Depkes, 2005)

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 10


f. Menjelaskan Manifestasi Klinis Retardasi Mental
Karakteristik anak retardasi mental menurut Brown et al, 2003; Wolery & Haring, 2004 pada Exceptional Children,
six edition, p.485-486, menyatakan:
Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari pengetahuan abstrak, dan
selalu cepat lupa apa yang dipelajari tanpa latihan yang terus menerus.
Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.
Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi mental berat mempunyai ketebatasan dalam
gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun dengan bantuan. Mereka lambat dalam
mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.
Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak retardasi mental berat sangat sulit untuk
mengurus diri sendiri, seperti: berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan
khusus untuk mempelajari kemampuan dasar.
Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapat bermain bersama dengan anak reguler,
tetapi anak yang mempunyai retardasi mental berat tidak melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan
kesulitan bagi anak retardasi mental dalam memberikan perhatian terhadap lawan main.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata
congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini
beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :

1. Kelainan pada mata :
a. Katarak
- Sindrom Cockayne
- Sindrom Lowe
- Galactosemia
- Sindrom Down
- Kretin
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 11

- Rubella Pranatal, dll.
b. Bintik cherry-merah pada daerah macula
- Mukolipidosis
- Penyakit Niemann-Pick
- Penyakit Tay-Sachs
c. Korioretinitis
- Lues congenital
- Penyakit Sitomegalovirus
- Rubella Pranatal
d. Kornea keruh
- Lues Congenital
- Sindrom Hunter
- Sindrom Hurler
- Sindrom Lowe
2. Kejang
a. Kejang umum tonik klonik
- Defisiensi glikogen sinthesa
- Hipersilinemia
- Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI
- Phenyl ketonuria
- Sindrom malabsobrsi methionin, dll.
b. Kejang pada masa neonatal
- Arginosuccinic asiduria
- Hiperammonemia I dan II
- Laktik asidosis, dll.
3. Kelainan kulit
a. Bintik caf-au-lait
- Atakasia-telengiektasia
- Sindrom bloom
- Neurofibromatosis
- Tuberous selerosis
4. Kelainan rambut
a. Rambut rontok
- Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopati
b. Rambut cepat memutih
- Atrofi progresif serebral hemisfer
- Ataksia telangiektasia
- Sindrom malabsorbsi methionin
c. Rambut halus
- Hipotiroid
- Malnutrisi
5. Kepala
a. Mikrosefali
b. Makrosefali
- Hidrosefalus
- Neuropolisakaridase
- Efusi subdural
6. Perawakan pendek
a. Kretin
b. Sindrom Prader-Willi
7. Distonia
a. Sindrom Hallervorden-Spaz
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 12

Tingkatan Retardasi Mental

Tingkat Kisaran IQ Kemampuan Usia
Prasekolah
(sejak lahir - 5 thn)
Kemampuan Usia
Sekolah
(6-20 thn)
Kemampuan
Dewasa
(21 thn keatas)
Ringan 52-68 *Bisa membangun
kemampuan sosial &
komunikasi.
*Koordinasi otot sedikit
terganggu.
*Sering tidak
terdiagnosis.
*Bisa mempelajari
pelajaran kelas 6
pada akhir usia
belasan tahun
*Bisa dibimbing ke
arah pergaulan
sosial.
*Bisa dididik.
*Bisa kerja &
bersosialisasi,
tetapi ketika
mengalami stres
memerlukan
bantuan.
Moderat 36 51 *Bisa berbicara,
belajar,berkomunikasi.
*Kesadaran sosial
kurang.
*Koordinasi otot cukup.
*Bisa mempelajari
kemampuan sosial &
pekerjaan.
*Bisa bepergian
sendiri di tempat yg
dikenalnya dengan
baik.
*Bisa memenuhi
kebutuhan sendiri.
*Memerlukan
pengawasan &
bimbingan ketika
stres.
Berat 20 35 *Bisa mengucapkan
beberapa kata.
*Mampu menolong diri
sendiri.
*Tidak memiliki
kemampuan
ekspresif/hanya sedikit.
*Koordinasi otot jelek

*Bisa
berbicara/belajar
berkomunikasi
*Bisa mempelajari
kebiasaan hidup
sehat yg sederhana.

*Bisa merawat
diri sendiri
dibawah
pengawasan.

Sangat berat 19 / kurang *Sangat terbelakang
*Koordinasi ototnya
sedikit sekali.
*Memerlukan perawatan
khusus.
*Memiliki
koordinasi otot
*Tidak dapat
berjalan/berbicara
*Memiliki
beberapa
koordinasi otot &
berbicara.
*Bisa merawat
diri tapi terbatas.
*Perlu perawatan
khusus
(Kaplan, 2008)

g. Menjelaskan Diagnosis, Diagnosis Banding, PF dan PP Retardasi Mental
Diagnosis Retardasi Mental
Untuk menegakkan diagnosis, anamnesis yang baik sangat diperlukan, yaitu untuk mengetahui penyebab kelainan ini
organik atau non organik, apakah kelainannya dapat diobati/tidak dan apakah ada faktor genetik/tidak. Dengan
melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test),
maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau
gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur enam tahun dapat dilakukan tes IQ.
Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambil kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak
ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari
masalah lingkungan/faktor non organik lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak.
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata
congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. (Depkes, 2005)
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 13

Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang tua dengan teliti mengenai
kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu
diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi psikiatrik dikerjakan untuk
mengetahui adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi mental.1
Tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah
besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang
tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku adaptif dan hasil tes psikometrik. Untuk diagnosis yang pasti harus ada
penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari
lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai
macam perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down.
Wajah pasien dengan retardasi mental sangat mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar,
gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.

Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau dibawahnya pada individu
yang dilakukan test IQ.
Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan menolong diri sendiri,
berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.
Onsetnya sebelum berusia 18 tahun.

ANAMNESIS
Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah membedakannya dari variasi
perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar pada usia saat mereka belajar berbicara dan
terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam
hubungan interpersonal, serta gangguan emosional dan perilaku.
Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa pertanyaan yang
dapat ditanyakan antara lain :
Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau menggerakkan
bagian tubuh.
Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara padanya.
Kapan bayi mulai mengeluarkan suara aaaggh
Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke arah suara
Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum
Mengikuti perintah satu langkah, seperti beri ayah sepatu atau ambil koran
Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung, telinga.
(Depkes, 2009)

American Psychiatric Associations Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV) membagi
gangguan bahasa dalam 4 tipe:
1. Gangguan bahasa ekspresif
2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap

Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas terbatas,
membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang
panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak
tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata
dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya.
Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan bahasa ekspresif, juga
disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk
yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 14

gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses
simbol visual seperti arti suatu gambar, biasanya tampak tuli.
Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu berhubungan dengan gangguan
motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara.
Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau perpanjangan suara, kata,
atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki

Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian khusus pada kehamilan
ibu, persalinan, dan kelahiran; adanya riwayat retardasi mental; hubungan darah pada orang tua; dan gangguan
herediter. Sebagai bagian riwayat penyakit, klinisi menilai latar belakang sosialkultural pasien, iklim emosional di
rumah, dan fungsi intelektual pasien. Serta dilakukan anamnesis pada ibu pasien, sebagai berikut:
Riwayat kehamilan dan persalinan ibu?
Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak?
Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya?
Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan anjuran dokter?
Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil?
Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur?
Riwayat perkembangan anak?
Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat?
Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya?
Latar belakang sosiokultural?
(Depkes, 2009)

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan bicara. Perlu
diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom William (facies
Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan
oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang
suku kata pa, ta, pata, pataka. (Depkes, 2007)

Cara Pengukuran Pertumbuhan
Parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pengukuran
tertentu yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan parameter yang sudah terstandardisasikan, yaitu meliputi:
A. Tinggi badan
B. Berat badan
C. Lingkar lengan
D. Lingkar kepala
E. Lingkar dada
F. Lingkar abdomen

A. Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan sambil berbaring atau dalam posisi tubuh berdiri. Pengukuran
pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Panjang badan berbaring
diukur ketika anak berbaring di atas sebuah meja yang kokoh yang memiliki tongkat pengukur. Telapak
kaki dipegang kuat-kuat pada sebilah papan vertikal yang dipasang pada tanda nol. Kemudian anak
diukur panjang padannya baik dengan tongkat pengukur ataupun menggunakan meteran untuk menjahit.
Pengukuran panjang/tinggi badan sambil berdiri dilakukan saat berdiri tegak lurus, dengan tumit, bokong,
bagian atas punggung dan oksiput (belakang kepala) pada suatu bidang vertikal (misal dinding tembok).
Saat melakukan pengukuran, kedua tumit harus dirapatkan. Kemudian ukurlah tinggi/panjang badan
dengan alat ukur meteran.
Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetik berdasarkan tinggi badan orang tua dengan
asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang digunakan:



TB anak perempuan = ( TB ayah 13 cm ) + TB ibu 8,5 cm

2

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 15




B. Pengukuran Berat Badan
Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Banyak timbangan yang dapat digunakan untuk
menimbang berat badan. Yang penting harus menggunakan alat timbang yang standar.

C. Pengukuran Lingkar Kepala
Cara melakukan pengukuran lingkar kepala dapat menggunakan pita meteran yang tidak mudah berubah
panjangnya, seperti pita meteran yang dipakai untuk menjahit baju. Pita dilingkarkan pada kepala anak,
menutupi alis mata dan melewati oksipital.

Umur Anak Ketika
Diperiksa
Angka normal anak
Laki-laki (cm) Perempuan (cm)
0 bulan 32 - 37.5 32 - 36.5
1 Bulan 34.5 - 40.5 34 39
2 Bulan 36.5 42 36 41
3 Bulan 38 - 43.5 37 42
4 Bulan 39 - 44.5 38.5 - 43.5
5 Bulan 40.5 45 39 - 45
6 Bulan 41 46 40 - 46
7 Bulan 42 47 41 - 47
8 Bulan 43 48 41.5 - 47.5
9 Bulan 43.5 - 48.5 42 - 48
10 Bulan 44 49 42.75 - 48.5
11 Bulan 44.5 - 49.5 43.5 - 48.75
12 bulan 45 - 49.75 43.75 - 49
13 Bulan 45 - 49.75 43.75 - 49
14 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.5
15 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.5
16 Bulan 46.25 51 45 - 50
17 Bulan 46.25 51 45 - 50
18 Bulan 46.25 51 45 - 50
19 bulan 46.25 - 51.5 45 - 50
20 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75
21 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75
22 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75
23 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75
24 Bulan 47 52 45.75 - 51
2.5 Tahun 47 52 45.75 - 51
3 Tahun 48 53 46.5 - 52
3.5 Tahun 48 53 46.5 - 52
4 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 53
4.5 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 53
5 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 53
5.5 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 53
TB anak laki-laki = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah 8,5 cm

2

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 16

6 Tahun 49 54 48 - 53

Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada pasien
retardasi mental dan memiliki penyebab pranatal.
Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll
Mulut : bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
Geligi : odontogenesis yang tdk normal
Telinga : keduanya letak rendah; dll
Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar,
klinodaktil, dll
Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll
Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing diujungnya,
lebar, besar, gemuk
(Kaplan, 2008)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)
Merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat-pusat
neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respon terhadap stimulus auditorik.
Gangguan neurologis sering terjadi pada retardasi mental seperti gangguan kejang terjadi pada 10 %
dari semua orang retardasi mental. Gangguan pada motorik dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus
(spastisitas atau hipotonia), refleks (hiperrefleksia), dan gerakan involunter (koreoatetosis). Derajat
kecacatan yang lbih kecil ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi yang buruk.
Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran yang ringan. Gangguan visual dapat
terentang dari kebutaan sampai gangguan konsep ruang, pengenalan rancangan, dan konsep citra
tubuh. Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak, pemeriksaan tomografi computer (CT) dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan
retardasi mental, pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang luas, dicurigai adanya
tumor intra kranial, kejang local.
Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk menentukan adanya gejala kejang yang dicurigai,
kesulitan mengerti bahasa yang berat. (Kaplan, 2008)

2. Pemeriksaan audiometric
a. Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk anak-anak
yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan
audiometri :
b. Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat
respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke arah
sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang atau
kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian dilakukan terhadap
respon yang diperlihatkan anak.
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 17

c. Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain,
misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia mendengar
bunyi.
d. Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam daftar
yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk mengulangi kata-
kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat
membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak
dalam pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid).
e. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus. (Toback, 2003)

3. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area otak
yang abnormal.

4. Timpanometri
Digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system osikular. Selain tes audiometri,
bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala Wechsler, yang menyajikan 3 skor
intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan.
Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes ini terdiri dari satu
set gambar-gambar objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang
penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau
salah.
Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak diberikan pola bangunan dua
dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna.
Respon dinilai sebagai benar atau salah. (Depkes, 2005)

5. Tes Laboratorium
Pada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah untuk
mencari gangguan actorti. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom down.
Amniosentesis yaitu pengambilan cairan actort dari ruang amnion secara trans-abdominal antara usia
kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan kromosom bayi terutama sindrom Down. Sel
cairan amnion, yang terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk pemeriksaan sitogenetik dan
biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di atas usia 35 tahun.
Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik skrining yang baru
untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6
minggu lebih awal dibandingkan amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu yang singkat
(beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri kehamilan dapat
dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)

6. Pemeriksaan Psikologis
Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley, dan Cattell adalah tes yang
sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan Benton Visual Retention test juga digunakan
untuk anak retardasi mental. Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai kemampuan
actortic, motorik, actortic, dan kognitif. Informasi tentang actor motivasional, emosional, dan
interpersonal juga penting.

Pemeriksaan lainnya:
1. Kromosomal kariotipe
- Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
- Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 18

- Terdapat beberapa kelainan kongenital
- Genital abnormal
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
- Gejala kejang yang dicurigai
- Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
- Pemebesaran kepala yang progresif
- Tuberous sklerosis
- Dicurigai kelainan otak yang luas
- Kejang lokal
- Dicurigai adanya tumor intrakranial
4. Titer virus untuk infeksi kongenital
- Kelainan pendengaran tipe sensorineural
- Neonatal hepatosplenomegali
- Petechie pada periode neonatal
- Chorioretinitis
- Mikroptalmia
- Kalsifikasi intrakranial
- Mikrosefali
5. Serum asam urat
- Choreoatetosis
- Gout
- Sering mengamuk
6. Laktat dan piruvat darah
- Asidosis metabolik
- Kejang mioklonik
- Kelemahan yang progresif
- Ataksia
- Degenerasi retina
- Ophtalmoplegia
- Episode seperti stroke yang berulang
7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
- Hepatomegali
- Tuli
- Kejang dini dan hipotonia
- Degenerasi retina
- Ophtalmoplegia
- Kista pada ginjal
8. Serum seng (Zn)
- Acrodermatitis
9. Logam berat dalam darah
- Anamnesis adanya pika
- Anemia
10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
- Gerakan involunter
- Sirosis
- Cincin Kayser-fleischer
11. Serum asam amino atau asam organik
- Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada bayi
- Gagal tumbuh
- Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 19

- Warna rambut yang tidak biasa
- Mikrosefali
- Asidodis yang tidak diketahui sebabnya
12. Plasma amonia
- Muntah-muntah dengan asidosis metabolik
13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit
- Kehilangan fungsi motorik dan kognitif
- Atrofi N. Optikus
- Degenerasi retina
- Sereberal ataksia yang berulang
- Mioklonus
- Hepatosplenomegali
- Kulit yang kasar dan lepas-lepas
- Kejang
- Pemebsaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun
14. Urin mukopolisakarida
- Kiposis
- Anggota gerak yang pendek
- Badan yang pendek
- Hepatosplenomegali
- Kornea keruh
- Gangguan pendengaran
- Kekakuan pada sendi
15. Urin reducing substance
- Katarak
- Hepatomegali
- Kejang
16. Urin ketoacid
- Kejang
- Rambut yang mudah putus
17. Urin asam vanililmandelik
- Muntah-muntah
- Isapan bayi pada saat menyusu lemah
- Gejala disfungsi autonomik
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)
DIAGNOSIS BANDING RETARDASI MENTAL
*Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)
Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen transporter
dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem dopaminergik dan nor-
adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit fronto-striatal.

Manifestasi Klinis:
Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat
berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang
pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Bila sedang berjalan anak sering
menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya yang seperti itu, akan
menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak berjatuhan.
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 20

Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan diantaranya ada
yang diatas rerata. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah
diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang sulit.
(Depkes, 2009)

h. Menjelaskan Penatalaksanaan dan Pencegahan Retardasi Mental
Penatalaksanaan Retardasi Mental
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin, sedini
mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan
sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin. Pendekatan perilaku sangat penting dalam
memahami dan bekerja sama dengan anak retardasi mental.
Perlu melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan kognitifnya,
dokter anak untuk memeriksa perkembangan fisiknya, menganalisis penyebab dan mengobati penyakit
atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran dari pekerja sosial kadang diperlukan untuk menilai
situasi keluarganya. Atas dasar itu maka dibuatlah strategi terapi.
Psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan dukungan
terapi keluarga. Ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan
sensoriknya. Ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang
perkembangan bicaranya. Serta diperlukan guru pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang retardasi
mental ini.
Pada orang tuanya perlu diberikan penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya dan apa yang dapat
diharapkan dari terapi yang diberikan. Kadang-kadang diperlukan waktu yang lama untuk meyakinkan
orang tua mengenai keadaan anaknya maka perlu konsultasi pula dengan psikolog atau psikiater.
Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan orangtuanya, agar tidak terjadi kesimpang
siuran dalam strategi penanganan anak disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus
diberi pengertian agar anak tidak diejek atau dikucilkan. Disamping itu, masyarakat perlu diberikan
penerangan tentang retardasi mental agar mereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar.
Anak dengan retardasi mental memerlukan pendidikan khusus yang sesuaikan dengan taraf IQ-nya.
Mereka digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan dan yang mampu latih
untuk anak dengan retardasi mental sedang. Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-
C. Di sekolah ini diajarkan juga keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri di
kemudian hari. Di ajarkan pula tentang baik-buruknya suatu tindakan tertentu sehingga mereka
diharapkan tidak memerlukan tindakan yang tidak terpuji, seperti mencuri, merampas, kejahatan seksual
dan lain-lain.
Semua anak retardasi mental memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin, imunisasi
dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini juga disertai dengan kelainan fisik yang
memerlukan penangan khusus. Misalnya pada anak yang mengalami infeksi prenatal dengan
cytomegalovirus akan mengalami gangguan pendengaran yang progresif walaupun lambat, demikian pula
anak dengan sindrom Down dapat timbul gejala hipotiroid. Masalah nutrisi juga perlu mendapat
perhatian.
(Depkes, 2009)

Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
Obat-obat psikotropika (tioridazin, Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang membahayakan diri
sendiri.
Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan konsentrasi/gangguan
hyperaktif.
Antidepresan ( imipramin, tofranil)
Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol (Inderal)

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 21

Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam rentang waktu singkat.
Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas, dan berbagai jenis yang lebih
hebat seringkali disalahgunakan menjadi obat yang ilegal atau dipakai tanpa resep dokter. Stimulan
menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat (CNS), atau kedua-duanya sekaligus.
Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegirangan yang berlebihan, khususnya jenis-jenis yang
memberikan pengaruh terhadap CNS. Stimulan dipakai di dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara
kewaspadaan, untuk menjadi penawar rasa lelah, di dalam situasi yang menyulitkan tidur (misalnya saat
otot-otot bekerja), untuk menjadi penawar keadaan tidak normal yang mengurangi kewaspadaan atau
kesadaran (seperti di dalamnarkolepsi), untuk menurunkan bobot tubuh (phentermine), juga untuk
memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang-orang yang didiagnosis sulit memusatkan perhatian
(terutama ADHD). Dalam peristiwa yang jarang terjadi, stimulan juga dipakai untuk merawat orang yang
mengalami depresi. Stimulan kadang-kadang dipakai untuk memompa ketahanan dan produktivitas, juga
untuk menahan nafsu makan. Eforia yang dihasilkan oleh beberapa stimulan mengarah kepada
penggunaan rekreasionalnya, meskipun hal ini tidaklah legal di dalam sebagian besar sistem hukum.
Kafein, ditemui di dalam minuman seperti kopi dan minuman ringan, seperti halnya nikotin, yang
dijumpai pada tembakau, adalah salah satu di antara stimulan yang paling biasa dipakai di dunia. Contoh
lain dari stimulan yang dikenal adalah efedrin, amfetamin, kokain, metilfenidat, MDMA, dan modafinil.
Stimulan biasa disebutkan di dalam bahasa gaul Amerika sebagai "upper".

Stimulan yang berpotensi disalahgunakan diawasi secara ketat di Amerika dan sistem hukum lainnya.
Beberapa di antaranya bisa saja tersedia secara sah hanya melalui resep dokter (misalnya metamfetamin,
nama dagang Desoxyn, campuran garam amfetamin, nama dagang Adderall, deksamfetamin, nama
dagang Dexedrine) atau dilarang sama sekali (misalnyametkatinon).

Pencegahan Retardasi Mental

1. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi
yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut
termasuk (1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang
retardasi mental, (2) usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan
memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan yang memberikan pelayanan kesehatan
maternal dan anak yang optimal 4) eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system
saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam
keluarga dengan riwayat gangguan genetik retardasi mental. (Kaplan, 2008)
Pencegahan primer juga dapat di lakukan dengan perbaikan sosio ekonomi dan tindakan kedokteran
(umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita
adolesen dan di atas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak anak )

2. Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura
tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital,
operasi tidak menolong). Penyakit metabolik dan endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria
(PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.

3. Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sesuai.
Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi hari dengan dosis
tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum
20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti kejang. Konseling untuk orang tua.
(Soetjiningsih, 1995)
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 22

Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu
mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering
menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada
obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat
(metabolisme) sel-sel otak.

Konsultasi iasic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak retardasi
mental mengenai penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi MMR secara dramatis telah
menurunkan angka kejadian rubella sebagai salah satu penyebab retardasi mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan amniosentesis dan
pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita Sindrom Down.
USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan
spina bifida juga bias dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat di lakukan untuk mencegah retardasi mental :
1. Genetik. Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk
keluarga- keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental yang
penyebabnya adalah factor genetik.
2. Sosial. Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan
yang baik dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental ringan akibat kemiskinan dan status
ekonomi yang rendah.
3. Keracunan. Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan
mengurangi retardasi mental akibat keracunan. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari
pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian retardasi
mental.
4. Infeksi. Pencegahan rubella merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah
salah satu bentuk retardasi mental. Kewaspadaan yang konstan ( misalnya yang berhubungan dengan
kucing, toksoplasmosis,dan kehamilan) membantu mengurangi retardasi mental akibat
toksoplasmosis.
5. Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang
merangsang pertumbuhan.
6. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup
dalam kemiskinan dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler, pelayanan
dukungan keluarga.

i. Menjelaskan Prognosis Retardasi Mental
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada
umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental ringan dengan
kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan
orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan
gizi, sering meninggal pada usia muda.

2. MM TUMBUH KEMBANG ANAK DAN GIZI ANAK REMAJA
a. Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja

Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama kehidupan. Pada umur setahun berat badan
anak menjadi 3 kali BB lahir, tetapi pada umur 2 tahun BB anak hanya 4 kali BB lahir. Panjang badan
anak bertambah 50% pada umur setahun, namun panjang badan lahir baru tercapai pada umur 4 tahun.
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 23

Pada anak yang baru sembuh dari suatu penyakit atau anak mengalami kekurangan gizi akan mengalami
pertumbuhan yang lambat.
Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot dan darah. Anak
mempunyai risiko mengalami malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya buruk, asupan
makanan yang terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energi dibutuhkan oleh anak untuk keperluan
metabolisme basal, pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada masa ini dianjurkan terdiri dari
60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30% lemak. Dalam menghitung kebutuhan energi pada anak
normal lebih baik berdasarkan kebutuhan energi per kg BB dan jenis kelamin anak.Anak umur 1 3
tahun mempunyai risiko mengalami anemia defisiensi besi. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya
kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan, dan akibat dari diet anak yang tidak cukup mengandung
energi. Kalsium dibutuhkan untuk mineralisasi tulang dan mempertahankan pertumbuhan tulang.
Kebutuhan kalsium tergantung pada kemampuan absorpsi dan faktor diet seperti jumlah protein, vitamin
D dan fosfor. Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan deposisi kalsium di tulang.
Seng sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Defisiensi seng dapat mengakibatkan gagal tumbuh,
penurunan nafsu makan atau pengecapan, dan penyembuhan luka yang lambat. Kebutuhan seng adalah 10
mg/hari. (Moersintowati, 2008)

Faktor faktor yang mempengaruhi asupan makanan adalah :
Keluarga
Media
Teman sebaya
Penyakit

Masalah makanan yang sering terjadi pada masa anak adalah :
Obesitas
Kurang gizi
Defisiensi besi
Defisiensi vitamin A
Karies gigi
Alergi makanan
Gizi pada masa prasekolah

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah
dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian
status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan
interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat,
menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering
muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2
tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun
adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa
umur dalam hari tidak diperhitungkan (Depkes, 2008).

2. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan
tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun
konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 24

menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran
dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi
kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Depkes, 2007).
3. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil
pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan
keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam
bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut
Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya
dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan
yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes, 2009).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan
manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh
(Soekirman, 2000).

Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik,
kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena
pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya
maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan
dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :
- Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung
individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga
kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia
lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak
lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat
atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam
masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan
sebagainya. Sehingga mengharuskan mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya. (Phyllis,
2000)

b. Jenis Gizi Anak Dan Remaja

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh
setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi
merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh
kembang khususnya pada anak. (Soekirman, 2000)

Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi
untuk membentuk sel-sel otak baru.
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 25

Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi
terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang
lain.
Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru.
Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam
lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini
paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.
Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem
imun dan sistem saraf pusat.
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi.
DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.

Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang
diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua
tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan
seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok asam lemak
tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).

1. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa
60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:
DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak,
dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya,
terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa
yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya
dalam tubuh, termasuk ke otak.
Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa
diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.
(Moersintowati, 2008)

2. Kalori dan protein
Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan
mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak,
sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua
zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu,
dan kedelai.

3. Zat besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan
mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam
sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam
tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

4. Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan
B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 26

sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses
penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang
mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah
kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu
pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam,
daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.

5. Seng (Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga
bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat
berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat
dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
(Hurlock, 2007)

Jenis Nutrisi Fungsi Sumber
Air Pelarut untuk pertukaran seluler
Transportasi nutrien dan produk buangan tubuh
Mengatur suhu tubuh
Air, makanan
Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan
perbaikan jaringan
Menjaga keseimbangan osmotik
Membentuk hemoglobin, nukleoprotein, glikoprotein,
lipoprotein, enzim, dan antibodi
Susu, telur, daging,
kacang-kacangan, padi-
padian
Karbohidrat Sebagai sumber energi
Membentuk glikogen dan lemak
Membantu pembentukan asam amino
Susu, padi-padian, buah,
sirup, tepung, sayuran
Lemak Sebagai sumber cadangan energi
Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-organ
tubuh
Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar
Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K
Memperlambat proses pengosongan lambung
Susu, mentega, telur,
daging, ikan, minyak
sayur
(Nelson, 1999)

Jenis Vitamin Fungsi Sumber
Vitamin A
Penglihatan
Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitel
Diferensiasi sel-sel epitel
Susu, telur, buah, sayur,
cod & halibut liver oil
Vitamin B
Thiamine

Riboflavin



Niasin


Asam
Pantothenat

Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat
Konduksi membran dan saraf
Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan FMN
Berperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD
dehidrogenase
Merupakan komponen dari hampir semua zat-zat
pembawa elektron dalam sel hidup
Berperan dalam berbagai proses metabolisme
Sebagai bagian dari koenzim A dan protein pembawa
asil
Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan piridiksamine

Padi-padian, ragi, jeroan
Susu, telur, daging,
kacang-kacangan


Ikan tuna dan halibut,
daging, sereal gandum

Kuning telur, susu,
kacang-kacangan
Daging, ikan, tepung
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 27

Piridoksin

Asam Folat

Kobalamin
fosfat
Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam
metabolisme asam amino, purin, dan nukleat
Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA
kedelai, ragi
Sayuran hijau, kacang-
kacangan, telur, ikan
Telur, susu
Vitamin C
Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks
potensial tubuh
Integritas epitel melalui kesehatan kolagen
Mekanisme imunitas
Mempercepat absorbsi besi
Sintesis hormon norepinefrin dan reseptor
neurotransmitter asetilkolin
Kacang-kacangan,
sayuran hijau, buah-
buahan
Vitamin D
Homeostasis kalsium dalam plasma
Mengatur sintesis protein yang mengatur transpor Ca
Pembentukan garam Ca di jaringan yang
membutuhkan
Minyak ikan laut, kuning
telur
Vitamin E
Sebagai antioksidan alam paling kuat
Berperan dalam metabolisme selenium
Minyak biji-bijian, buah,
sayur, lemak
Vitamin K
Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan X
Sebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi
karboksilase pada hati
Sayuran hijau, sereal,
susu, telur
(Nelson, 1999)

Jenis Mineral Fungsi Sumber
Kalsium


Membentuk struktur tulang dan gigi
Membantu proses kontraksi otot dan kerja jantung
Susu, sayur hijau,
salmon, kerang


Klorida

Membantu koagulasi darah
Membantu keseimbangan asam basa
Membentuk HCl lambung
Garam, daging, susu,
telur
Khromium Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin Ragi
Kobalt Merupakan komponen pembentuk molekul vitamin
B12 dan eritropoietin
Tersebar luas
Tembaga Penting untuk produksi sel darah merah, transferin,
dan hemoglobin
Membantu penyerapan besi
Hati, tiram, daging, ikan,
butir padi, kacang
Fluorin Membentuk struktur gigi dan tulang Air, makanan laut
Iodium Merupakan komponen pembentuk hormon T3 dan T4 Garam, makanan laut
Besi Membentuk struktur hemoglobin, enzim oksidatif,
sitokrom C, dan katalase
Hati, daging, kuning
telur, sayuran hijau
Magnesium Membentuk struktur tulang dan gigi
Iritabilitas otot dan saraf
Kation intraseluler
Biji-bijian, kacang,
daging, susu
Mangan Berperan dalam aktivasi enzim
Metabolisme karbohidrat
Sayuran hijau, biji-bijian
Molibdenum Komponen enzim santin oksidase
Mobilisasi feritin dalam hati
Sayuran
Fosfor Membantu pembentukan tulang dan gigi
Struktur nukleus dan sitoplasma sel
Susu, kuning telur,
kacang-kacangan
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 28

Kalium Berperan dalam kontraksi otot
Hantaran impuls saraf
Keseimbangan cairan dalam tubuh
Tersebar luas
Selenium Kofaktor glutation peroksidase Sayuran, daging
Sulfur Unsur pokok protein seluler
Berperan dalam pembentukan melanin
Makanan berprotein
Natrium Berperan dalam menjaga tekanan osmotik
Menjaga keseimbangan asam basa
Garam, susu, telur
Seng Unsur pokok enzim Daging, susu, kacang
(Nelson, 1999)

Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan
Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua. Untuk
mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang
pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman
serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :
Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.
Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat.
Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam
penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.
Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk
pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.
Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat
dan kecerdasan anak.
Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh,
selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum
juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya
konstan.
Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C.
Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara
umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya.
(Hurlock, 2007)

Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi
Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai sejak
di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah
anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau
periode pacu tumbuh otak.
Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.
Pada umur 10 mencapai 99%.

Faktor genetik hanya berperan 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat kecerdasan
anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang
diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak.
DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi penting,
yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara fungsi otak serta
indera penglihatan (terutama retina).
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 29

Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah,
letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja
serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
(Moersintowati, 2008)

c. Penilaian Status Gizi
Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja
berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja
pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Remaja
yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan
yang kurang aktif.
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal,
sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60%
berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya
(mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.

Protein. Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang
terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat. Pada akhir masa
remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi
tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda
adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.

Kalsium. Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular,
skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa.
Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa
remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan
dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.

Zat Besi. Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat.
Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan
konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan,
kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini
mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki.
Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat, akan
mengalami anemia defisiensi besi.

Seng (Zink). Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk
remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta
laki-laki.

Vitamin. Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa
vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi
seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 30

dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan
vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.

Kebutuhan gizi bayi
Kalori
100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100
/120 = 800/960 kkal.
Protein
1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2
= 12/16 : 4 = 3/4 gram.
Karbohidrat
50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya
= 400 : 4 = 100 gram.
Lemak
20 persen dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40
gram.
(Soekirman, 2000)

Kebutuhan gizi pada balita
Beda orang dewasa dengan balita
Gula & Garam
Jika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita tidak
lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan anak juga
berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam
jumlah lebih kecil namun sering.
Kebutuhan Energi & Nutrisi
Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat
wajib dikonsumsi anak setiap hari.
Susu Pertumbuhan
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh 350
ml/12 oz per hari.
Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya
karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak
tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarin.
(Moersintowati, 2008)

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan
penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-tanda atau penampilan seseorang akibat
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi
(Sunarti, 2004).
Menurut Supariasa, dkk (2001) menyatakan bahwa status gizi yaitu ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
1. Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak
hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup
makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 31

2. Penyebab tidak Langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
a) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah
maupun mutu gizinya.
b) Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan
baik baik fisik, mental dan sosial.
c) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada
diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar
Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Supariasa, dkk (2002), mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh. Jika dilihat dari tujuannya
antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu :
Untuk ukuran massa jaringan : Pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah kulit, lingkar lengan
atas. Ukuran massa jaringan ini sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan
menggambarkan keadaan sekarang.
Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar dada. Ukuran linier
sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukuranya tetap atau naik, dapat menggambarkan riwayat
masa lalu.
Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indikator
Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh menurut
Umur (IMT/U) (Depkes RI, 2006).

A. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan gambaran tentang massa tubuh
(otot dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak misalnya karena
penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunya makanan yang dikonsumsi maka berat badan
merupakan ukuran antropometri yang sangat labil. Berdasarkan sifat-sifat ini, maka indeks berat badan
menurut umur (BB/U) digunakan sebagai salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan
yang stabil maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang pada saat kini (current
nutritional status).
Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu
mendapat perhatian.

Kelebihan indeks BB/U yaitu :
Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek.
Dapat mendeteksi kegemukan (Over weight).

Kelemahan dari indek BB/U adalah :
Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat udema.
Memerlukan data umur yang akurat.
Sering terjadi kesalahan pengukuran misalnya pengaruh pakaian, atau gerakan anak pada saat
penimbangan.
Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam
hal ini masih ada orang tua yang tidak mau menimbangkan anaknya karena seperti barang
dagangan (Supariasa, 2002).
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 32

B. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal. Pengaruh
defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama.

Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yaitu :
Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas.
Dari segi operasional, sering dialami kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak mengalami
keadaan takut dan tegang (Jahari, 2002).

C. Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan perbaikan gizi adalah dengan
menentukan atau melihat. Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan
lemak tubuh (non-fat mass) (Riyadi, 2004).

Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan menggunakan
Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) anak sekolah.
Rumus IMT :




(Soekirman, 2000)

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri
Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku (reference).
Pada tahun 2009, Standar Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO sebagai standar
antopometri untuk anak dan remaja di dunia.

Indeks BB/U Indeks TB/U Indeks IMT/U
a. Normal : -2 SD s/d 2 SD
b. Kurang : -3 SD s/d < -2 SD
c. Sangat Kurang : < -3 SD
a. Normal : -2 SD s/d 2 SD
b. Pendek : -3 SD s/d < -2 SD
c. Sangat pendek : < -3 SD

a. Sangat gemuk : > 3 SD
b. Gemuk : > 2 SD s/d 3 SD
c. Normal : -2 SD s/d 2 SD
d. Kurus : -3 SD s/d < -2 SD
e. Sangat kurus : < -3 SD

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil
(persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak
dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil,
sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik
menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias
Abunaim,1990).

Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku
Antropometeri WHO-NCHS)
No
Indeks yang digunakan
Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB

1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi
Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +
IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 33

2 Normal Normal Normal Normal
Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang
3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal
Tinggi Rendah Tinggi Obese
Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek
(NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi
dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :




Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi
dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga
indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.

Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut
Diketahui BB= 60 kg TB=145 cm
Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi <
18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun

Table weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Age Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 31.6 39.9 48.3 56.7 69.2 81.6 94.1
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS
Stature Standard Deviations
Cm -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
145 0 24.8 28.8 32.8 36.9 43.0 49.2 55.4
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Stature Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 144.8 152.9 160.9 169.0 177.1 185.1 193.2
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD
= status gizi baik
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 34

Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk

AKG Remaja

Uraian Perempuan Laki laki
13- 15 th 16 19 th 20 - 45 th 13 - 15 th 16 - 19 th 20 - 45 th
Energi (kcal) 2100 2000 2200 2400 2500 2800
Protein (g) 62 51 48 64 66 55
Kalsium (mg) 700 600 600 700 600 500
Besi (mg) 19 25 26 17 23 13
Vit. A (RE) 500 500 500 600 700 700
Vit. E (mg) 8 8 8 10 10 10
Vit B1 (mg) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,2
Vit C (mg) 60 60 60 60 60 60
Folat (mg) 130 150 150 125 165 170
(Hurlock, 2007)


3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KEWAJIBAN ORANG TUA KEPADA ANAK
MENURUT AJARAN AGAMA ISLAM
Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda yang bisa
diperlakukan sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin oleh
yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai kemanusiaan yang tidak
bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.
1. Anak mempunyai hak untuk hidup.
Allah berfirman:

Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi
kepadamu dan kepada mereka. ( QS. Al-Anam: 151)

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa hidup
betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada kita bahwa Allah
saw pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak, asalkan berusaha.

2. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah (QS AI
Baqarah: 233)

322 }

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 35

Artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan.
Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang ibu
diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat diterima
oleh hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan pengaruh positif terhadap
sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.

3. Memberi Nama yang Baik
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak
anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-
Quran dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa.
Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya kamu
sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama
kalian. (HR.Abu Dawud)
Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama yang baik,
diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.

4. Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan aqiqah adalah; menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru lahir,
dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda; Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih (aqiqah)
itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia. (Diriwayatkan oleh Ahmad
dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).

5. Mendidik anak
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa mendidik
anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia.
Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi
merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti mencucikan
pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas,
mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi
generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.
Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan
berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang
mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada anak-anaknya.

6. Memberi makan dan keperluan lainnya
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisan pun berkewajiban demikian. Rasulullah
s.a.w. bersabda;
Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan (tanggung jawab) memberi makan keluarganya. ( HR Abu
Daud)

7. Memberi rizqi yang thayyib
Rasulullah s.a.w. bersabda; Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca,
mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik. HR Al Hakim.

LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 36

8. Mendidik anak tentang agama
Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan
menyebabkannya masuk surga. ( HR Al Bukhary ).
Mengenai kekhassan kaum wanita, antara lain Rasulullah s.a.w. bersabda; Wanita itu bagaikan tulang
rusuk. Apabila anda biarkan begitu saja, dia akan tetap bengkok. Namun apabila anda luruskan
sekaligus, dia akan patah.

9. Mendidik anak untuk sholat
Rasulullah s.a.w. bersabda; Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan
pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka (putra putri).
Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak berumur tujuh
tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan
pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan yang membekas atau menyakitkan.

10. Mendidik anak tentang adab yang baik
Islam mengutamakan pendidikan mental. Taqwa itu ada disini, kata Rasulullah seraya menunjukkan
kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber yang menentukan baik buruknya perilaku seseorang.

11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik
Berkata shahabat Aly r.a.; Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang
berbeda dengan zamanmu.

12. Memberi pengajaran Al Quraan
Rasulullah s.a.w. bersabda;Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur aan dan
mengajarkannya.
Nabi s.a.w. bersabda; Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun yang tiga
macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Quraan) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan
ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).

13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis
Rasulullah s.a.w. bersabda; Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca,
mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik. HR Al Hakim.

14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan
Rasulullah s.a.w. bersabda; Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan.
Sesungguhnya Allah SAW menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga
kecuali orang yang memelihara kebersihan. ( HR At Thabarany ).

15. Memberikan pengajaran ketrampilan
Rasulullah s.a.w. bersabda; Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri.
Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan; Mengapa tidak kau ajarkan padanya (anak itu) menenun
sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca? (HR An- Nasai).

16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar menjadi anak
yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi
segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan
dia dengan ikhlas pada hati, belailah dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun.
Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w.
menjawab; Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan
yang baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )
LUSY NOVITASARI
1102011144
RETARDASI MENTAL Page 37

17. Memberi kasih sayang
Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik berupa pakaian,
makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan rasa
kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.
Rasulullah s.a.w. bersabda; Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan
(bukan dari golongan kami) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.(HR At Tirmidzi).

18. Menikahkannya
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam
belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu
memasuki usia senja.
Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji
akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya,
Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari
hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak
mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya. (QS. An-Nur:32)

19. Mengarahkan anak
Orang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka untuk memilih kawan, teman duduk
maupun teman dekat yang baik. Hendaknya orang tua menjelaskan kepada anak tentang manfaat di dunia
dan di akhirat apabila duduk dan bergaul dengan orang-orang sholeh, dan bahaya duduk dengan orang-
orang yang suka melakukan kejelekan ataupun teman yang jelek.
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mencari tahu setiap keadaan anak, menanyakan tentang teman-
temannya. Betapa banyak terjadi seorang anak yang jelek mengajak teman-temannya untuk berbuat
kemungkaran dan kerusakan, serta menghiasi perbuatan jelek dan dosa di hadapan teman-temannya.
Bila suatu ketika orang tua mendapati anaknya berbuat kejelekan dan kerusakan, tidak mengapa orang tua
berusaha mencari tahu tentang keadaan anaknya. Walaupun dengan hal itu mereka terpaksa melakukan
salah satu bentuk perbuatan tajassus (mata-mata). Ini tentu saja dengan tujuan mencegah kejelekan dan
kerusakan yang terjadi, karena sesungguhnya Allah k tidak menyukai kerusakan.
Inilah kiranya sebuah kewajiban yang tak boleh dilupakan oleh setiap orang tua. Hendaknya orang tua
mengingat sebuah ucapan yang dituturkan oleh Amr bin Qais Al-Mala`I:
Sesungguhnya pemuda itu sedang tumbuh. Maka apabila dia lebih mengutamakan untuk duduk bersama
orang-orang yang berilmu, hampir-hampir bisa dikata dia akan selamat. Namun bila dia cenderung pada
selain mereka, hampir-hampir dia rusak binasa. (Dinukil dari Lammud Durril Mantsur minal Qaulil
Ma`tsur, bab Hukmus Salaf alal Mar`i bi Qarinihi wa Mamsyahu).

(Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, 2000)

Anda mungkin juga menyukai