Anda di halaman 1dari 24

II.

GAMBARAN UMUM

A. Lokasi Proyek

Proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung berlokasi di Jalan Raden Intan
No. 88 Tanjung Karang, Bandarlampung.
Letak geografis bangunan gedung ini berbatasan dengan :
1. Utara : Honda Lampung Raya
2. Selatan : Rumah Penduduk
3. Barat : Rumah Penduduk
4. Timur : Jalan Raden Intan

Gambar 1. Denah Lokasi Proyek



B. Data Umum Proyek

Secara umum data Proyek Pembangunan Hotel Mercure Lampung ini adalah
sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Pembangunan Hotel Mercure Lampung
Bandarlampung
2. Lokasi : Jl. Raden Intan No. 88 Tanjung Karang
Bandarlampung
3. Pemilik Proyek : PT. Sinar Laut Lampung Permai
4. Arsitek : PT. Duta Cermat mandiri
5. Konsultan Struktur : PT. Davi Sukamta
6. Konsultan Lanskep : PT. Duta Cermat Mandiri
7. Konsultan Interior : PT. Duta Cermat Mandiri
8. Kontraktor Pelaksana:
a. Main Kontraktor : PT. Wijaya Kusuma Contractor
b. Sub Kontraktor : PT. Indonesia Pondasi Raya
9. Konsultan Pengawas : PT. Sinar Laut
10. Nilai Kontrak : Rp. 6.000.000.000,-
11. Waktu Pelaksanaan : 180 hari kalender (3 Januari 2014 s/d 13 Juli 2014)
12. Sumber Dana : Pribadi PT. Sinar Laut Lampung Permai
13. Jenis Pelelangan : Penunjukan Langsung
14. Sifat Tender : Tertutup
15. Luas Lahan : 40.000 m
2

16. Uang Muka : 70 %
17. Jenis Kontrak : Lump Sum Fixed Price
C. Data Sub Struktur Proyek

1. Luas Lahan
Pada proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung ini, memiliki luas
lahan 40.000 m
2
.
2. Retaining Wall
Pada area basement proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung ini
memakai retaining wall berupa primer pile dan secant pile. Dimana
primer pile adalah jenis pondasi yang tidak memiliki tulangan sedangkan
secant pile adalah pondasi yang memiliki tulangan.
Pada pekerjaan retaining wall proyek ini untuk secant pile yang dipakai
memiliki 7 tipe, dapat diliahat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tipe Secant Pile
Tipe
Secant
Pile
Kedalaman
(mm)
Dia-
meter
(mm)
Tulangan Utama Sengkang
Atas Tengah Bawah
1 14.500 880 12 D25 16 D25 6 D25 D13_200
1A 14.500 880 12 D25 16 D25 6 D25 D13_150
1B 14.500 880 20 D25 - 8 D25 D13_100
2 15.500 880 12 D25 16 D25 6 D25 D13_100
2A 15.500 880 20 D25 - 8 D25 D13_100
3 16.500 880 16 D25 - 8 D25 D13_100
4 17.500 880 16 D25 - 8 D25 D13_100

3. Bore Pile
Pada Proyek Pembangunan Hotel Mercure Lampung digunakan jenis
pondasi berupa Bored Pile dengan jenis/tipe yang telah ditentukan yang
nantinya akan digunakan sebagai pendukung bangunan di atasnya, yakni
struktur kolom. Untuk tipe Bored Pile yang direncanakan dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Tipe Bored Pile
Tipe
Bored
Pile
Kedalam
an
(mm)
Dia-
meter
(mm)
fc(kg/cm
2
)
/ Kuat tekan
(ton)
Tulangan Utama/Sengkang
Atas Tengah Bawah
A1 16000 1000 250/400 12D25/
D13_150
12D25/
D13_300
8D25/
D13_300
A2 16000 1000 250/400 16D25/
D13_150
12D25/
D13_300
8D25/
D13_300
A3 16000 1000 250/400 20D25/
D13_150
12D25/
D13_300
8D25/
D13_300
B1 18000 1000 250/445 12D25/
D13_150
12D25/
D13_300
8D25/
D13_300
B2 18000 1000 250/445 16D25/
D13_150
12D25/
D13_300
8D25/
D13_300
C2 20000 1000 250/480 16D25/
D13_150
12D25/
D13_300
8D25/
D13_300
C3 20000 1000 250/480 20D25/
D13_150
12D25/
D13_300
8D25/
D13_300


D. Fungsi dan Fasilitas Bangunan

Dalam proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung disediakan fasilitas-
fasilitas proyek untuk memperlancar pelaksanaan di lapangan sebagai berikut:
1. Kantor Direksi (Directie Keet)
Kantor direksi proyek merupakan bangunan kantor sederhana yang
dibangun di lokasi proyek sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf
kontraktor maupun pengawas, berfungsi sebagai tempat melakukan
rencana kerja dan evaluasi hasil kerja di lapangan. Kantor direksi juga
berfungsi sebagai tempat rapat koordinasi antara kontraktor dan MK
untuk membahas mengenai progres pada proyek.
2. Gudang Material dan Peralatan
Pada proyek ini disediakan gudang sebagai tempat untuk menyimpan
berbagai jenis material dan peralatan yang digunakan saat proyek
berlangsung. Sebagai tempat yang berfungsi menyimpan bahan material
dan peralatan, gudang harus memiliki kondisi yang tidak lembab agar
material atau peralatan yang tersimpan tidak mengalami kerusakan yang
dapat mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan.
3. Pabrikasi / Los Kerja
Los kerja yaitu area yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan
seperti perakitan tulangan, pembengkokan tulangan, pemotongan
tulangan sesuai dengan gambar kerja. Bangunan untuk fasilitas ini dibuat
lepas tanpa dinding (los) dan tidak diberi penutup atap.
4. Pos Satpam
Pos satpam menggunakan ruang yang dibangun berada di depan pintu
masuk pagar proyek. Selain itu, di tempat ini juga terdapat alarm yang
berfungsi untuk memberitahukan tanda istirahat maupun tanda adanya
bahaya.
5. Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi
merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan
kerja dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman,
maka pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh. Konstruksi
pagar proyek sebagian dibuat dengan seng yang didukung oleh balok
kayu yang diikat dengan baut pengikat pada jarak tertentu dan sebagian
lagi menggunakan beton precase.
6. Listrik
Listrik dan air merupakan sarana penting dalam membantu proses
pelaksanaan suatu proyek. Listrik yang digunakan berasal dari PLN yang
berfungsi sebagai penerangan dan pengoperasian komputer pada directie
keet serta berfungsi dalam pengoperasian beberapa alat kerja seperti bar
cutter dan lain-lain.
7. Sanitasi/WC
Kamar mandi / WC merupakan fasilitas yang penting disediakan bagi
pekerja pada proyek ini. WC ini ditempatkan di depan lokasi proyek
tepatnya di sebelah kantor satpam.




E. Manajemen Proyek

Proyek adalah rangkaian kegiatan yang kompleks dan saling terkait antara
satu dengan yang lain dan umumnya berlangsung hanya satu kali dalam
jangka waktu tertentu. Dengan demikian proyek mempunyai awal dan akhir
kegiatan yang jelas.
Proyek dapat digambarkan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang
telah ditentukan dengan tujuan dan manajemen yang jelas untuk mencapai
hasil yang telah dirumuskan pada awal dimulai pembangunan proyek
tersebut.
Didalam kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian yang berurutan dan
berkaitan, yaitu.
1. Studi Pengenalan (Recognation Study)
Studi pengenalan merupakan tahapan awal suatu proyek. Kegiatan ini
dilakukan dengan pengumpulan serta penyusunan data-data pendahuluan
dari proyek yang direncanakan, sesuai dengan tujuan dan kegunaan
proyek. Pada pelaksanaan proyek pembangunan Hotel Mecure Lampung,
studi pengenalan dilakukan oleh pemilik proyek PT. Sinar Laut Lampung
Permai.
2. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Merupakan tahap pelaksanaan kelayakan proyek pembangunn ditinjau
dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi, maupun aspek
lingkungannya.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah:
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi
biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut;
b. Menganalisis manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut
dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun
manfaat tidak langsung (fungsi sosial);
c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun
finansial;
d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila
proyek tersebut dilaksanakan.
3. Penjelasan (Briefing)
Merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi
penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan, dan
ketentuan-ketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam
perancangan. Tujuan tahap penjelasan (briefing) ini adalah mendapatkan
penjelasan dari pemilik proyek mengenai fungsi proyek dan biaya yang
diizinkan sehingga konsultan perencana dapat menafsirkan keinginan
pemilik proyek dan membuat tafsiran biaya yang diperlukan.
4. Perencanaan (Planning)
Tahapan ini dilakukan dengan menentukan perencanaan desain bangunan
proyek, program kerja, tata letak, serta metode konstruksi agar
mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang
terlibat selain itu juga untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang
diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi proyek.
Dalam proyek ini perencanaan meliputi beberapa hal, yaitu :
a. Melakukan perencanaan berdasarkan data-data pengamatan,
pengukuran, dan pengujian di lapangan.
b. Penggambaran struktur bangunan proyek.
c. Menentukan karakteristik dan standar mutu bahan yang akan
digunakan.
d. Merancang teknis dan manajemen pelaksanaan proyek sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan syarat yang telah ditentukan.
e. Menetapkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
f. Bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan
perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga pelaksanaan proyek
tersebut dapat mencapai tujuan yang telah menjadi cita-cita bersama.

5. Pengadaan Sarana (Procurement)
Tujuan dari pengadaan sarana adalah untuk mempersiapkan tahapan
pelaksanaan proyek dalam hal pengadaan fasilitas dan bahan-bahan
sebagai penunjang tercapainya konstruksi yang akan dilaksanakan.
Tahapan ini memerlukan perhitungan dan persiapan yang matang, sebab
spesifikasi dan mutu bahan yang dipilih berperan penting kepada
keberhasilan pembangunan konstruksi tersebut.
6. Pelaksanaan Konstruksi
Tujuan dari pelaksanaan konstruksi adalah mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan
perencana, dengan biaya dan waktu yang telah disepakati, dengan mutu
material dan peralatan pelaksanaan pekerjaan yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan,
mengendalikan, dan mengkoordinasikan, baik dari jadwal waktu
pelaksanaan, organisasi lapangan, sumber daya manusia, peralatan, dan
material.
7. Persiapan Penggunaan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah
selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja
sebagaimana mestinya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada persiapan penggunaan adalah:
a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as built drawing);
b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang terjadi;
c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman pemeliharaannya.

F. Sistem Pelelangan

1. Definisi dan Tujuan
Pelelangan adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman
resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha
yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya (KEPRES
No 80 Tahun 2003).
Tujuan pelelangan adalah mencari kontraktor yang memenuhi syarat
untuk melaksanakan pembangunan suatu proyek yang dilelangkan, sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
2. Jenis Pelelangan
Berdasarkan Keppres RI No.80 tahun 2003, dalam proses pelaksanaan
pelelangan dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
a. Pelelangan Umum/Terbuka
Pelelangan terbuka merupakan proses pelelangan yang bersifat tidak
terbatas, memberikan kesempatan pada kontraktor manapun untuk
melakukan penawaran jika mampu melaksanakan proyek tersebut.
Penentuan pemenang lelang berdasarkan kualifikasi dan juga
penawaran yang realitas. Dalam sistem ini, kontraktor diundang
melalui iklan surat kabar atau media lainnya.
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas merupakan bentuk pelelangan dimana jumlah
undangan peserta penawaran berdasarkan praseleksi, sekurang
kurangnya lima rekanan. Biasanya kontraktor yang telah diundang
adalah kontraktorkontraktor yang telah memiliki reputasi baik
dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.
c. Penunjukan Langsung
Metode penetapan ini dilakukan dengan menunjuk langsung suatu
kontraktor atau rekanan yang mampu tanpa melalui proses
pelelangan dengan alasan:
1) Adanya keterbatasan waktu pelaksanaan.
2) Merupakan pekerjaan lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh
kontraktor yang sama.
3) Adanya kepercayaan dari pemilik proyek atas prestasi yang
telah dicapai sebelumnya.
4) Kepercayaan terhadap suatu kontraktor karena kemampuannya.
d. Dilaksanakan Sendiri (Swakelola)
Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan,
dikerjakan dan diawasi oleh sendiri dengan menggunakan tenaga
sendiri, alat sendiri, atau upah borongan tenaga.
Pada proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung ini, sistem pelelangan
yang dipakai adalah penunjukan langsung.




G. Sistem Kontrak

Sistem kontrak yang umum digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia
antara lain:
1. Kontrak Lump Sum
Biasa dikenal dengan istilah kontrak borongan, yang mana seluruh harga
kontrak dianggap tetap dan pemilik proyek tidak mengakui adanya
fluktuasi biaya konstruksi proyek. Fluktuasi biaya yang terjadi selama
proses konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor
sehingga kontraktor harus bisa bekerja dengan mengendalikan biaya dan
waktu pelaksanaan secara efektif dan efisien.
2. Kontrak Harga Satuan
Kontraktor selaku pelaksana hanya menawarkan harga satuan pekerjaan
kepada pemilik proyek. Hal ini karena volume pekerjaan telah dihitung
sebelumnya oleh konsultan perencana dan dicantumkan dalam dokumen
tender. Meskipun volume pekerjaan telah dihitung oleh konsultan
perencana, pihak kontraktor bisa meneliti ulang perhitungan volume
pekerjaan. Dengan kontrak sistem harga satuan, risiko fluktuasi biaya di
proyek ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan
kontraktor. Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan
menjadi tanggung jawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya akibat
kenaikan harga bahan, upah kerja, dan ongkos peralatan menjadi risiko
kontraktor.


3. Kontrak terima jadi (Turn key)
Pada kontrak jenis ini segala kebutuhan dalam pelaksanaan proyek dan
penyediaan dananya diatur oleh kontraktor. Pemilik akan membayar
semua biaya pembangunan proyek kepada kontraktor sesuai dengan
perjanjian yang ada setelah proyek selesai ditambah dengan masa
pemeliharaan. Jika pihak pemilik proyek menghendaki diadakannya
perubahan terhadap bangunan maka biaya yang berhubungan dengan hal
tersebut diperhitungkan sebagai biaya tambah-kurang.
4. Kontrak Persentase
Kontrak Persentase merupakan Kontrak Pengadaan Jasa konsultansi/jasa
lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan
berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu;
b. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.
Pada proyek pembangunan Hotel Mecure Lampung, sistem kontrak yang
digunakan adalah kontrak Lump Sum.

H. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek merupakan suatu cara penyusunan atau bagan
yang membuat gambaran tentang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
proyek dan menunjukan kedudukan, pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab dalam proyek tersebut agar kegiatan lapangan dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
Prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur
organisasi kerja adalah :
a. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.
b. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan
terperinci.
c. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan jabatan.
d. Iklim kerja harus dibina agar kerja sama dapat berjalan dengan baik.
Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari:
a. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki
dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai penyandang dana
atas pembangunan proyek tersebut. Owner pada proyek
Pembangunan Hotel Mercure Lampung Bandarlampung adalah PT.
Sinar Laut Lampung Permai, yang dilaksanakan oleh tim pelaksana
pembangunan proyek yang dibentuk oleh pihak owner.
Tugas dan wewenang pemilik proyek :
1) Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan
pengawas, maupun kontraktor, mengenai tugas dan wewenang
masing-masing secara jelas.
2) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksaan pekerjaan
proyek.
3) Menerima atau menolak saran-saran kontraktor yang
berhubungan dengan pembangunan proyek.
4) Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan
perubahan pekerjaan.
5) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor
mengenai segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan
proyek.
6) Mengambil tindakan berupa kebijaksanaan atau keputusan yang
diperlukan untuk menjamin kelancaran proyek.
7) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek
yang tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi
surat perjanjian kontrak.
8) Menerima penyerahan pekerjaan apabila pekerjaan sudah
selesai dan sesuai dengan kontrak.
b. Konsultan perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan usaha yang merencanakan
proyek dan bergerak di bidang desain fisik proyek, yaitu berupa
rencana dalam bentuk gambar-gambar konstruksi, struktur serta
bestek suatu proyek. Pada proyek ini sebagai konsultan perencana
adalah PT. Duta Cermat Mandiri.
Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah :
1) Mengadakan penyesuaian keadaan lapngan dengan keinginnan
pemilik proyek (owner).
2) Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar
sesuai keinginan atau ide pemilik proyek.
3) Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta
jangka waktu pelaksanaan.
4) Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak.
5) Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan
desain tersebut diwujudkan.
6) Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan perencanaan.
c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas ditunjuk oleh pemilik proyek untuk mengawasi
jalannya pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditentukan. Pada proyek pembangunan Hotel Mercure,
pengawasan dilakukan oleh PT. Sinar Laut.
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :
1) Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan
kuantitas.
2) Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi
penyimpangan.
3) Membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan
tambahan.
4) Memeriksa dan memberikan persetujuan izin kerja,
penggunaan/pengujian material, schedule kerja dan berita acara
kemajuan pekerjaan kontraktor pelaksana.
5) Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi,
melakukan perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur dan
kelayakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6) Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan-
pekerjaan yang bersifat teknis.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi
surat perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu
pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek
pembangunan Hotel Mercure Lampung, kontraktor pelaksana
ditentukan oleh sistem penunjukan langsung.
Tugas dan wewenang kontraktor adalah:
1) Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk
melaksanakan proyek.
2) Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan
pekerjaan.
3) Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
4) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilakukan.
5) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita
acaranya.
Organisasi proyek merupakan suatu sistem jaringan yang melibatkan pihak-
pihak terkait yang saling berkoordinasi untuk melaksanakan suatu proyek
sesuai dengan rencana. Untuk memperjelas kedudukan pihak yang terkait
dalam sebuah organisasi proyek digambarkan dalam suatu susunan bagan.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan Hotel Mercure
adalah seperti pada Gambar berikut:










Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Tanggungjawab
: Garis Koordinasi

Gambar 2. Struktur Organisasi Proyek
Pemilik Proyek
PT. Sinar Laut
Lampung Permai
Konsultan Perencana
PT. Davi Sukamta
Kontraktor Pelaksana
PT. Wijaya Kusuma Contractor
PT. Indonesia Pondasi Raya
Konsultan Pengawas
PT. Sinar Laut
Lampung Permai
2. Struktur Organisasi Lapangan
Pelaksanaaan proyek dalam kegiatan mempunyai struktur organisasi
lapangan, agar kegiatan yang berlangsung di lapangan sesuai dengan
rencana yang telah di tetapkan, selalain dapat mempermudah dalam
pelaksanaan nya. Pihak pihak yang terkait yang berperan dalam proyek
ini adalah sebagai berikut :
a. Manajer Proyek (Project Manager)
Manajer proyek (project manager) dapat didefinisikan sebagai
seseorang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan hingga
selesainya suatu proyek, mulai dari kegiatan yang paling awal.
Manajer proyek (project manager) bertanggung jawab terhadap
organisasi induk, proyeknya sendiri, dan tim yang bekerja dalam
proyeknya. Tugas dan wewenang project manager:
1) Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai
perkembangan pelaksanaan maupun permasalah teknis.
2) Memberikan laporan lisan atau tertulis kepada pemilik proyek
3) Mengkoordinasi dan memimpin seluruh kegiatan proyek.
4) Menjalankan manajemen proyek dan sewktu waktu dapat
mengadakan pemeriksaan pekerjaan di lapangan.
b. Manajer Lapangan (Site Manager)
Site Manager adalah orang yang bertugas mengatur, mengawasi
pelaksanaan proyek sesuai konstruksi dan sepesifikasi yang telah di
tetapkan dalam dokumen proyek.

Tugas Site Manager adalah :
1) Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan
proyek sesuia dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik.
2) Mengatasi masalah masalah mengenai pelaksanaan teknis dan
kelancaran proyek dilapangan.
3) Bekerjasama dengan konsultan untuk mengadakan pengecekan
mutu dan volume pekerjaan atas kebenaran data tagihan.
c. Administrasi dan keuangan
Bagian administrasi dan keuangan adalah orang yang mengatur
administrasi dan keuangan proyek berfungsi membantu pimpinan
proyek dalam hal perencanaan biaya yang harus di penuhi. Tugas
dan wewenang bagian keuangan anatara lain :
1) Membuat rencana anggaran proyek mingguan dan bulanan
sesuai dengan rencana kerja lapangan
2) Mengeluarkan biaya kebutuhan proyek yang sudah di setujui
oleh atasan langsung.
3) Mendokumentasikan surat-surat dan dokumen penting.
4) Membuat laporan pertanggungjawaban atas biaya proyek.
5) Melakukan inventarisasi barang dan peralatan.
d. Quality control
Tugas dan wewenang quality control yaitu :
1) Mengadakan tes contoh material yang akan digunakan sebagai
bahan pada item pekerjaan yang bersangkutan.
2) Mengadakan tes lapangan pada lokasi yang di gunakan sebagai
konstruksi suatu pekerjaan.
3) Mengadakan tes lapangan atau laboraturium dari hasil
pelaksanaan pekerjaan.
4) Membuat laporan hasil tes lapangan maupun laboratorium.
5) Berkoordinasi dan bekerja sama dengan pelaksana lain.
6) Melaporkan mutu hasil produksi yang tidak sesuai sepesifikasi
teknik ke atasan langsung.
e. Pelaksana Lapangan (Supervisor)
Pelaksana Lapangan adalah orang yang bertugas mengatur serta
mengawasi pelaksanaan proyek sesuai kontruksi dan spesifikasi yang
telah ditetapkan. Dalam sebuah pelaksanan pembangunan konstruksi
dibutuhkan pelaksana proyek agar dapat selesai dengan baik.
Tugas pelaksana proyek yaitu:
1) Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai
pedoman dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.
2) Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode
pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
3) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu, dan biaya
yang telah ditetapkan.
4) Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan
memproses berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan.
5) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja
mingguan, metode kerja, gambar kerja, dan spesifikasi teknik.
6) Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan,
tenaga, dan alat di lapangan.
7) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di
lapangan.
8) Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar
selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang
telah ditetapkan.
f. Satpam (Security)
Satpam bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar lokasi
pekerjaan proyek.
g. Safety Inspector
Petugas K3 ( kesehatan, keselamatan, dan kerja) berfungsi untuk
menjaga keselamatan para pekerja di lokasi proyek agar tidak terjadi
hal hal yang membahayakan.
h. Surveyor
Surveyor adalah orang yang melakukan pemetaan lapangan gagar
para pekerja dapat bekerja lebih akurat dalam hal pengukuran.
i. Logistik
Logistik berkaitan dengan penyedian suatu bahan dan peralatan serta
kebutuhan matreal di proyek. Tugas bagian logistik adalah:
1) Bertanggungjawab terhadap sirkulasi barang dan peralatan.
2) Mengecek dan mencatat material yang masuk sesuai pesanan.
3) Membuat laporan logistik untuk dilaporkan kepada pelaksana
lapangan.

STRUKTUR ORGANISASI DI LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MERCURE LAMPUNG
PT. INDONESIA PONDASI RAYA














Kepala Operasional
Hery Putranto
Project Manajer
Pindo Setyo
Safety Inspector
Zainudin S.
Site Manajer
Abdul Kasim
Pelaksana
Sarkoni
Checker
Yunita
Logistik
Tejo
Admin.
Nur Hadi
Surveyor
Bhike P.
Operator Bor
Robbih
Electric
Riyanto

Mekanik
Santo
Welder
Wawan
Operator Servis
Mugiono
Mandor
Gembel
Ass. Operator
Servis
Sabarudin
Ass. Operator
Bor
Kusmayadi
Operator Exc
Suherman
Ass. Operator
Bor

Crew
Siswanto Ismail
Idrus Hendi
Karim Suhendra

Ass. Surveyor
Adit
Dian
Kantor Pusat
Gambar 3. Struktur Organisasi di Lapangan Proyek
Pembangunan Hotel Mercure Lampung

Anda mungkin juga menyukai