Anda di halaman 1dari 41

EKONOMI KOPERASI

UNIVERSITAS GUNADARMA
Nama: Pringgadani Fadlan
NPM: 16213928
Kelas: 2EA21



1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Ekonomi Koperasi berdasarkan Satua Acara Perkuliahan (SAP) Mata Kuliah Softskill
Ekonomi Koperasi Universitas Gunadarma 2014. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat selasi dengan baik.
Tugas ini menyangkut tentang pokok dan sub pokok Ekonomi Koperasi yang diantaranya
adalah Konsep, Aliran, dan Sejarah Ekonomi Koperasi, Pengertian Ekonomi Koperasi, Organisasi
dan Manajemen, Tujuan dan Fungsi Koperasi, dan lain-lain.
Ekonomi Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-
seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis memohon
maaf atas segala kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam tugas ini, baik dalam penulisan
ataupun diksi yang kurang tepat. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima kasih.



Jakarta, Oktober 2014
Penyusun


Pringgadani Fadlan



2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...... 1
DAFTAR ISI..... 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Konsep Koperasi.... 7
1.1.1. Konsep Koperasi Barat.. 7
1.1.2. Konsep Koperasi Sosialis.. 7
1.1.3. Konsep Koperasi Negara Berkembang. 7
1.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi. 8
1.2.1. Keterkaitan Ideologi, Sistem Perekonomian, dan Aliran Koperasi 8
1.2.2. Aliran Koperasi.. 8
1.3. Sejarah Perkembangan Koperasi... 9
1.3.1. Sejarah Lahirnya Koperasi..... 9
1.3.2. Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia 10
BAB II
PENGERTIAN dan PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
2.1. Pengertian Koperasi... 11
A. Definisi menurut ILO. 11
B. Definisi menurut Arifinal Chaniago. 11
C. Definisi menurut P.J.V. Dooren.... 11
D. Definisi menurut Hatta.. 12
E. Definisi menurut Munkner........... 12

3
F. Definisi menurut UU No. 25/1992......... 12
2.2. Tujuan koperasi...... 12
2.3. Prinsip-prinsip Koperasi..... 13
2.3.1. Prinsip Koperasi menurut Munkner.... 13
2.3.2. Prinsip Koperasi menurut Rochdale.... 13
2.3.3. Prinsip Koperasi menurut Raiffeisen .. 13
2.3.4. Prinsip Koperasi menurut Schulze...... 14
2.3.5. Prinsip Koperasi menurut ICA 14
2.3.6. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia. 14
BAB III
ORGANISASI dan MANAJEMEN
3.1 Bentuk Organisasi 15
A. Bentuk Organisasi menurut Hanel... 15
B. Bentuk Organisasi m\enurut Ropke.. 15
C. Bentuk Koperasi di Indonesia... 15
3.2. Hirarki Tanggung Jawab. 16
A. Pengurus.. 16
B. Pengelola.... 16
C. Pengawas. 16
3.3. Pola Manajemen 16
BAB IV
TUJUAN dan FUNGSI KOPERASI
4.1. Pengertian Badan Usaha.. 17

4
4.2. Koperasi Sebagai Badan Usaha... 17
4.3. Tujuan dan Nilai Koperasi... 17
4.4. Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi.. 17
4.5. Keterbatasan Teori Perusahaan. 18
4.6. Teori Laba. 18
4.7. Fungsi Laba... 18
4.8. Kegiatan Usaha Koperasi. 19
4.8.1. Status dan Motif Anggota Koperasi.. 19
4.8.2. Kegiatan Usaha... 19
4.8.3. Permodalan Koperasi. 19
4.8.4. Sisa Hasil Usaha Koperasi. 19
BAB V
SISA HASIL USAHA
5.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU).... 20
5.2. Rumus Pembagian SHU... 20
5.3. Prinsip-prinsip Pembagian SHU. 21
5.4. Pembagian SHU Per Anggota.. 21
BAB VI
POLA MANAJEMEN KOPERASI
6.1. Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi.. 23
a. Pengertian Manajemen.. 23
b. Pengertian Koperasi... 23
c. Pengertian Manajemen Koperasi.. 23

5
6.2. Rapat Anggota... 23
6.3. Pengurus. 23
6.4. Pengawas 24
6.5. Manajer.. 24
6.6. Pendekatan Sistem pada Koperasi.. 24
BAB VII
JENIS dan BENTUK KOPERASI
7.1. Jenis Koperasi... 25
7.1.1. Menurut PP No. 60/1959 25
7.1.2. Menurut Teori Klasik.... 26
7.2. Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No. 12/1967..... 26
7.3. Bentuk Koperasi... 26
7.3.1. Sesuai PP No. 60/1959. 26
7.3.2. Sesuai Wilayah Administrasi Pemerintah 27
7.3.3. Koperasi Primer dan Sekunder. 27
BAB VIII
PERMODALAN KOPERASI
8.1. Arti Modal Koperasi. 28
8.2. Sumber Modal... 28
8.2.1. Menurut UU No. 12/1967.... 28
8.2.2. Menurut UU No. 25/1992.... 28
8.3. Distribusi Cadangan Koperasi... 29


6
BAB IX
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI ANGGOTA
9.1. Efek-efek Ekonomis Koperasi. 30
9.2. Efek Harga dan Efek Biaya. 30
9.3. Analisis Hubungan Efek Ekonomis dengan Keberhasilan KoperasI 30
9.4. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan.... 31
BAB X
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI PERUSAHAAN
10.1. Efisiensi Perusahaan Koperasi 32
10.2. Efektivitas Koperasi. 33
10.3. Produktivitas Koperasi 33
10.4. Analisis Laporan Koperasi.. 33
BAB XI
PERANAN KOPERASI
11.1. Di Pasar Persaingan Sempurna... 34
11.2. Di Pasar Monopolistik. 34
11.3. Di Pasar Monopsoni. 35
11.4. Di Pasar Oligopoli 36
BAB XI
PEMBANGUNAN KOPERASI .. 37
KESIMPULAN ............................ 39
DAFTAR PUSTAKA .. 40


7
BAB I
KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI

1.1 KONSEP KOPERASI
1.1.1 Konsep Koperasi Barat
Konsep koperasi barat adalah konsep yang menyatakan bahwa koperasi adalah organisasi
swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang orang yang memiliki kepentingan yang sama,
dan bertujuan memenuhi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal
balik. Konsep koperasi barat memiliku unsur positif, antara lain :
a. Keinginan individu dapat dipenuhi secara bersama sama antara anggota. Sehingga para
anggota merasa saling diuntungkan.
b. Setiap anggota dengan tujuan yang sama, berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan
menanggung risiko bersama.
c. Hasil surplus/keuntungan diedarkan kepada anggota sesuai dengan metode yang telah
disepakati bersama.

1.1.2 Konsep Koperasi Sosialis
Konsep ini menyatakan organisasi koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah
dan dibentuk atas tujuan inti yaitu merasionalkan produksi, menunjang perencanaan nasional. Pada
konsep ini dapat disimpulkan bahwa koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari
suatu tata administrasi yang menyeluruh, berfungsi sebagai badan yang turut membantu dalam
kebijakan publik.

1.1.3 Konsep Koperasi Negara Berkembang
Pada konsep, koperasi merupakan organisasi yang pembinaan dan perkembangannya
didominasi oleh campur tangan dari pemerintah. Misalnya campur tangan pemerintah dalam
pembinaan dan pengembangan koperasi di Indonesia. Memang konsep ini sedikit mirip dengan
konsep koperasi sosialis akan tetapi jika ditinjau dari tujuan konsep tentu berbeda. Tujuan Konsep
sosialis adalah untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan
kolektif, sedangkan koperasi di negara berkembang, tujuannya adalah meningkatkan kondisi sosial
ekonomi anggotanya.





8
1.2 LATAR BELAKANG TIMBULNYA ALIRAN KOPERASI
1.2.1 Keterkaitan Ideologi, Sistem Perekonomian dan Aliran Koperasi
Ideologi merupakan pemikiran mengenai konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki
metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut menjadi sebuah fakta, dan menjaga
pemikiran tersebut agar tidak absurd karena pemikiran pemikiran yang lain. Ideologi suatu
negara yang berbeda beda tentu akan memunculnya sistem perekonomian yang berbeda. Karena
seperti yang kita tahu ideologi negara menjadi pemikiran dasar suatu negara tersebut. Dan apabila
sistem berekonomian suatu negara berbeda tentu akan membuat aliran koperasi suatu negara
tersebut juga berbeda. Untuk lebih jelas berikut adalah gambar hubungan Ideologi, sistem
perekonomian dan aliran koperasi.

1.2.2 Aliran Koperasi
Aliran koperasi bermacam macam, sacara ringkas telah dibuat dalam tabel di bawah ini.

No


Nama Aliran
Koperasi

Penjelasan
1. Aliran Yardstick Aliran ini dijumpai pada negara - negara yang berideologi
kapitalis atau yang menganut sistem perekonomian liberal.
Misalnya : Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dll.
2.

Aliran Sosialis Aliran yang tidak lepas dari dampak yang timbulkan oleh
kapitalisme. Pada abad XIX Pertumbuhan koperasi ini didukung
oleh kaum sosialis kemudian kaum sosialis itu berkembang
menjadi kaum komunis yang mengupayakan gerakan koperasi
sebagai sistem alat komunis itu sendiri.
3. Aliran
persemakmuran
(commonwealth)
Aliran ini menyatakan koperasi sebagai suatu alat efisien dan
efektif dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat, serta
mengoptimalkan pemanfaatan potensi ekonomi rakyat terutama
yang berskala kecil.
4. Cooperative
Commonwealth
School
Aliran ini menginginkan agar koperasi sebagai cerminan sikap
yang menginginkan dan memperjuangkan agar prinsip - prinsip
koperasi diberlakukan pada kegiatan manusia dan lembaga.
Moh. Hatta wakil presiden pertama RI dalam pidatonya pada 23
agustus 1945 bahwa yang dikehendaki bangsa indonesia adalah
suatu kemakmuran masyarakat yang berdasarkan koperasi.
5. School of Modifed
Capitalism (School
Suatu paham dimana koperasi sebagai suatu bentuk kapitalisme,
namun memiliki suatu perangkat peraturan yang menuju pada

9
of Competitive
Yardstick)

pengurangan dampak negatif dari kapitalis dan koperasi harus
mampu bersaing dipasar.

6. Coorperative Sector
School

Paham yang mengganggap koperasi sebagai sesuatu yang
berbeda dari kapitalisme maupun sosialisme, dan berada diantara
kapitalis dan sosialis.
7. The Socialist School

Suatu paham yang menganggap koperasi sebagai bagian dari
sistem sosialis.



1.3 SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI
1.3.1 Lahirya Koperasi
Koperasi lahir pertama kali di Inggris, yaitu di kota Rochdale tahun 1884. Pada tahun 1851
koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan perumahan bagi
anggota-anggotanya yang belum mempunyai rumah. Perkembangan koperasi di Rocchdale sangat
mempengaruhi perkembangan gerakan koperasi di Inggris maupun di luar Inggris. Pada tahun
1852 jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah pusat
koperasi pembelian dengan nama The Cooperative Whole Sale Society (CWS). Kemudian pada
tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan dan
asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan berupa
surat kabar yang terbit dengan nama Cooperative News. Pada tahun 1919, didirikanlah
Cooperative College di Manchester yang merupakan lembaga pendidikan tinggi koperasi pertama.
Dalam sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang ke seluruh dunia di samping badan usaha
lainnya. Setengah abad setelah pendirian koperasi Rochdale, seiring dengan berkembangnya
koperasi di berbagai negara, para pelopor koperasi sepakat untuk membentuk Internacional
Cooperative Alliance (ICA-persekutuan Koperasi Internasional) dalam kongres Koperasi Koperasi
Internasional yang pertama pada tahun 1896, di London. Dengan terbentuknya ICA, maka koperasi
telah menjadi suatu gerakan internasional.







10
1.3.2 Perkembangan Koperasi Di Indonesia
Sejak masa penjajahan telah mulai diperkenalkan koperasi. Pelopor dari koperasi itu sendiri
adalah Drs. Moehammad Hatta atau Bung Hatta sang Proklamator Kemerdekaan Koperasi
Indonesia. Gerakan koperasi sendiri mendeklarasikan sebagai suatu gerakan sudah dimulai sejak
tanggal 12 Juli 1947 melalui Kongres Koperasi di Tasikmalaya. Kemudian setelah kemerdekaan
diperbaharui dan diberikan kedudukan yang sangat tinggi dalam penjelasan undang-undang dasar.
Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai penafsiran bagaimana harus mengembangkan
koperasi.
Keterangan mengenai koperasi Indonesia Sampai dengan bulan November 2001, jumlah
koperasi di seluruh Indonesia tercatat ada sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah
keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi
per Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga
mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November
2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Ini menandakan bahwa perkembangan koperasi di
Indonesia memang sudah berkembang pesat.


















11
BAB II
PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP KOPERASI

2.1 PENGERTIAN KOPERASI
Sudah kita ketahui sebelumnya kata koperasi berasal dari kata co yang berarti bersama dan
dari kata operation yang berarti bekerja. Bisa kita simpulkan bahwa koperasi memiliki makna
bekerja sama. Melalui makna kata memang mudah mengartikan koperasi. Namun, apakah
sebenarnya makna koperasi yang kemukakan oleh berbagai pihak? Dalam hal ini para ahli dan
sumber lainnya. Berikut merupakan beberapa pengertian koperasi. Antara lain :
A. Definisi ILO
Menurut ILO (International Labour Organization) definisi koperasi berbunyi Cooperative
defined as an association of person usually of limited means, who are voluntarily joined together
to achieve a common economic end through the formation of a democratically controlled business
organization, making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of
the risk and benefits of the undertaking
Dalam definisi tersebut dapat disimpulkan. Antara Lain :
Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (Association of person).
Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan (Voluntary joined together).
Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common economic end).
Koperasi di bentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang diawasi dan dikendalikan
secara demokratis (formation of a democratically controlled business organization).
Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan (making equitable contribution
the capital required).
Anggota koperasi meminta resiko dan manfaat secara seimbang (accepting a fair of the risk
and benefits or the undertaking).

B. Definisi Chaniago
Arifinal Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota
untuk masuk dan keluar, kemudian bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

C. Definisi Dooren
P.J.V Dooren mengatakan bahwa, tidak ada satupun defenisi koperasi yang diterima secara
umum (Nasution, M. dan M. Taufik, 1992). Dooren memperluas pengertian koperasi, dimana
koperasi tidak hanya kumpulan orang-orang melainkan juga kumpulan badan-badan hukum.

12
D. Definisi Hatta
Pelopor serta bapak koperasi Indonesia , dalam bukunya The Movement in Indonesia. Bung
Hatta mendefinisikan koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh
keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang untuk semua dan semua untuk
seorang.

E. Definisi Munkner
Menurut definisi yang diungkap Munker, koperasi adalah organisasi tolong-menolong yang
menjalankan urus niaga secara kumpulan, yang berasaskan konsep tolong menolong. Aktivitas
dalan urus niaga semata mata bertujuan ekonomi, bukan social seperti dikandung gotong
royong.

F. Definisi UU No. 25 Tahun 1992
Menurut UU No. 25 tahun1992, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang per
orang atau badan hokum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan.

2.2 TUJUAN KOPERASI
Tujuan Koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 3 koperasi bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Disambung dengan UU No. 25 tahun 1992 pasal 4 tentang tujuan koperasi. Antara lain :
Membangun dan Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota nya pada khusus
nya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai kopegurunya.
berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan
usaha bersama berdasarkan asas kekluargaan dan demokrasi ekonomi.



13
2.3 PRINSIP PRINSIP KOPERASI
2.3.1 Prinsip Munkner
Prinsip Hans H. Munkner, antara lain :
Keanggotaan bersifat sukarela
Keanggotaan terbuka
Pengembangan anggota
Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
Manajemen dan pengawasan dilaksanakan scr demokratis
Koperasi sbg kumpulan orang-orang
Modal yang berkaitan dg aspek sosial tidak dibagi
Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
Perkumpulan dengan sukarela
Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil hasil ekonomi
Pendidikan anggota

2.3.2 Prinsip Rochdale ( 1944 )
Prinsip Rochdale antara lain :
Pengawasan secara demokratis
Keanggotaan yang terbuka
Bunga atas modal dibatasi
Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan jasa masing masing anggota
Penjualan sepenuhnya dengan tunai
Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip prinsip anggota
Netral terhadap politik dan agama

1.3.3 Prinsip Raiffeisen ( 1818 1888 )
Prinsip menurut Freidrich William Raiffeisen, antara lain :
Swadaya
Daerah kerja terbatas
SHU untuk cadangan
Tanggung jawab anggota tidak terbatas
Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
Usaha hanya kepada anggota
Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang


14
2.3.4 PRINSIP SCHULZE ( 1800 1883 )
Prinsip menurut Herman Schulze, antara lain :
Swadaya
Daerah kerja tak terbatas
SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota
Tanggung jawab anggota terbatas
Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota

2.3.5 PRINSIP ICA ( INTERNATIONAL COOPERATIVE ALLIANCE )
Prinsip ICA antara lain :
Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang dibuat-buat
Kepemimpinan yang demokratis atas dasar satu orang satu suara
Modal menerima bunga yang terbatas (bila ada)
SHU dibagi 3 : cadangan, masyarakat, ke anggota sesuai dengan jasa masing-masing
Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus
Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik ditingkat regional, nasional
maupun internasional

2.3.6 PRINSIP KOPERASI INDONESIA
Prinsip Koperasi Indonesia, antara lain :
Sifat keanggotaan sukarela dan terbuka untuk setiap WNI.
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pemimpin demokrasi dalam koperasi
Pembagian SHU diatur menurut jasa masing masing anggota
Adanya pembatasan bunga atas modal
Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya
Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka
Swadaya, swakarta dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada diri
sendiri






15
BAB III
ORGANISASI DAN MANAJEMEN

3.1 BENTUK ORGANISASI
A. MENURUT HANEL
Menurutnya organisasi koperasi, antara lain :
Merupakan bentuk koperasi / organisasi yang tanpa memperhatikan bentuk hukum dan dapat
didefiniskan dengan pengertian hukum.
Suatu sistem sosial ekonomi atau sosial tehnik yang terbuka dan berorientasi pada tujuan.
Dan terdiri dari sub sistem :
1) individu (pemilik dan konsumen akhir).
2) Badan Usaha yang melayani anggota dan masyarakat.
3) Pengusaha Perorangan/kelompok ( pemasok /supplier).

B. MENURUT ROPKE
Bentuk organisasi koperasi menurut Ropke memiliki identifikasi ciri khusus. Antara lain :
Kumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama ( kelompok koperasi )
Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi (swadaya kelompok koperasi)
Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan koperasi)]
Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya (penyediaan barang dan jasa)
Dan terdiri dari sub sistem :
1) Organisasi Koperasi
2) Badan Usaha Koperasi
3) Anggota Koperasi

C. BENTUK ORGANISASI KOPERASI DI INDONESIA
Merupakan suatu susunan tanggung jawab para anggotanya yang melalui hubungan dan
kerjasama dalam organisasi perusahaan tersebut
Bentuk : Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola dan Pengawas

16
3.2 HIRARKI TANGGUNG JAWAB
A. PENGURUS
Pengurus koperasi adalah suatu perangkat organisasi koperasi yang merupakan suatu badan
struktural organisasi koperasi. Sebagaimana yang tertuang di UU No. 25 tahun1992, ayat 2
mengenai tugas dan wewenang pengurus koperasi disebutkan bahwa pengurus merupakan
pemegang kuasa rapat anggota, dimana rapat anggota adalah tempat diputuskannya anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga serta peraturan lainnya. Sedangkan di pasal 30 di antaranya juga
disebutkan bahwa :
pengurus bertugas mengelola koperasi dan usahanya
pengurus berwenang mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.

B. PENGELOLA
Pengelola koperasi bertugas melakukan pengelolaan usaha sesuai dengan kuasa dan wewenang
yang diberikan oleh pengurus.

C. PENGAWAS
Pengawas pada organisasi koperasi merupakan suatu perangkat organisasi yang menjalankan
amanat untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi, sebagaimana telah diterapkan dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga
koperasi, keputusan pengurus dan peraturan lainnya yang diterapkan dan berlaku dalam koperasi.
Kedudukan pengawas sebagai lembaga kontrol dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab
khusus menunjukkan identitas tersendiri disamping itu pengawas juga mempunyai kewajiban
hukum dan karenanya dapat terkena sanksi hukum sebagaimana yang diatur dalam peraturan UU.

3.3 POLA MANAJEMEN
Manajemen koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha
bersama berdasarkan azas kekeluargaan.untuk mencapai tujuan koperasi, perlu diperhatikan
adanya sistim manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi
fungsi manajemen. Dan Menurut Prof. Ewell Paul Roy, Ph.D mengatakan bahwa manajemen
koperasi melibatkan 4 unsur (perangkat), antara lain :
Manajer
Pengurus
Anggota
Karyawan : Penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan


17
BAB IV
TUJUAN DAN FUNGSI KOPERASI

4.1 PENGERTIAN BADAN USAHA
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari
laba atau keuntungan.

4.2 KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA
Koperasi sebagai Badan Usaha Menurut UU No. 25 tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha.
Sebagai badan usaha, koperasi tetap tunduk terhadap kaidah kaidah perusahaan dan prinsip prinsip
ekonomi yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada suatu badan
usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi manusia, aset aset
fisik dan nonfisik, informasi dan teknologi.

4.3 TUJUAN DAN NILAI KOPERASI
Tujuan dan nilai koperasi, antara lain :
Memaksimumkan keuntungan, berarti segala sesuatu kegiatan untuk mencapai keuntungan
yang maksimum.
Memaksimumkan nilai perusahaan, berarti membuat kualitas perusahaan bernilai tinggi dan
mencapai tingkat maksimal, yaitu dari nilai perusahaan itu sendiri.
Meminimumkan biaya, berarti mencari alternatif biaya sehingga biaya yang dikeluarkan dapat
sekecil mungkin.

4.4 MENDEFINISIKAN TUJUAN PERUSAHAAN KOPERASI
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-semata hanya pada
orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit oriented). Karena
itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebagai tujuan
utama perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan (service at cost). Untuk
koperasi di Indonesia, tujuan badan usaha koperasi adaalah memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan
dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat angggota tahunan.




18
4.5 KETERBATASAN TEORI KOPERASI
A. Maximization of sales (William Banmoldb); jika tidak memaksimumkan penjualan maka
anggota akan di pecat, tetapi koperasi tidak
B. Maximization of management utility (Oliver Williamson); antara pemilik dan anggota terjadi
perbedaan yang mencolok, tetapi koperasi tidak
C. Satisfying Behaviour (Herbert Simon); hanya satu pihak yang berjuang, tetapi koperasi
semua anggota berperan penting.

4.6 TEORI LABA
Tingkat laba biasanya berbeda di antara perusahaan dalam industri yang sama dan perbedaannya
semakin besar pada industri yang berbeda. Beberapa teori berusaha untuk menjelaskan perbedaan
tersebut.
a. Teori Laba Monopoli (Monopoly Theory Of Profits)
Teori ini mengatakan bahwa beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi
output dan menekankan harga ang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam
kondisi persaingan sempurna.
b.Teori laba dalam menghadapi risiko
Menurut teori ini, hasil laba ekonomi di atas normal dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk
dan bertahan di beberapa bidang seperti eksplorasi minyak yang memiliki risiko di atas rata-rata.
c. Teori laba Frisional (frictional Theory Of Profit)
Teori ini menekankan bahwa keuntungan menigkat sebagai suatu hasil ari friksi keseimbangan
jagka panjang (long run equilibrium).

4.7 FUNGSI LABA
Fungsi Laba Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang
lebih dari industri. Begitu pula sebaliknya. Dan fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar
kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota.

4.8 KEGIATAN USAHA KOPERASI
Kegiatan usaha koperasi, antara lain :



19
4.8.1 STATUS DAN MOTIF ANGGOTA KOPERASI
Status anggota koperasi sebagai suatu badan usaha adalah sebagai pemilik (owner) dan sebagai
pengguna (user).
Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi di koperasinya.
Sebagai pengguna, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang
diselenggarakan oleh koperasi.
4.8.2 KEGIATAN USAHA
Kegiatan usaha koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan
prinsipgerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan
4.8.3 PERMODALAN KOPERASI
Modal koperasi berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan modal luar (modal
asing). Koperasi dapat memanfaatkan modal sendiri dan modal asing dalam upaya
memenuhi kebutuhan modalnya.Modal sendiri adalah modal yang berasal dari koperasi itu
sendiri atau modal yang menanggung resiko.
4.8.4 SISA HASIL USAHA KOPERASI
Dari sisi pertama, SHU ditentukan dari cara menghitungnya yaitu seperti yang disebut di dalam
Pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang Perkoperasian. Sehingga SHU adalah merupakan laba atau
keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan
bukan koperasi. Dari sisi kedua, sebagai badan usaha yang mempunyai karakteristik dan nilai-
nilai tersendiri, maka sebutan sisa hasil usaha merupakan makna yang berbeda dengan
keuntungan atau laba dari badan usaha bukan koperasi.Sisi ini menunjukkan bahwa badan usaha
koperasi bukan mengutamakan mencari laba tetapi mengutamakan memberikan pelayanan
kepada anggotanya.












20
BAB V
SISA HASIL USAHA

5.1 PENGERTIAN SISA HASIL USAHA & INFORMASI DASAR
Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, dapat diuraikan mengenai sisa hasil usaha dan
informasi dasar. Antara lain :
Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku
yang bersangkutan.
SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan
pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh
Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya
partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar
SHU yang akan diterima.

5.2 RUMUS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA
Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa Pembagian sisa hasil usaha
kepada anggota dilakukan tidak sematamata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam
koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan
ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan. Di dalam AD/ART koperasi telah
ditentukan pembagian SHU sebagai berikut :
Cadangan koperasi 40%.
Jasa anggota 40%.
Dana karyawan 5%.
Dana pengurus 5%.
Dana pembangunan lingkungan 5%.
Dana sosial 5%.
Dana pendidikan 5%.
Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung
dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.



21
Rumus : SHUA = JUA + JMA
Keterangan :
SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA = Jasa Usaha Anggota
JMA = Jasa Modal Anggota

5.3 PRINSIP PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA
Prinsip pembagian sisa hasil usaha, antara lain :
Sisa hasil usaha yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
Sisa hasil usaha anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota
sendiri.
Pembagian sisa hasil usaha anggota dilakukan secara transparan.
Sisa hasil usaha anggota dibayar secara tunai.

5.4 PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA ANGGOTA
Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan
sebelumnya oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi. Dan besarnya sisa hasil usaha
yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan
transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Berikut ini adalah contoh
perhitungan pembagian SHU per anggota:
a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009 (Rp000)
Penjualan /Penerimaan Jasa Rp 850.000
Pendapatan lain Rp 150.000
Rp 1.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp (200.000)
Pendapatan Operasional Rp 800.000
Beban Operasional Rp (300.000)
Beban Administrasi dan Umum Rp (35.000)
SHU Sebelum Pajak Rp 465.000
Pajak Penghasilan (PPH Ps 21) Rp (46.500)
SHU setelah Pajak Rp 418.500
b. Sumber SHU
SHU Koperasi A setelah pajak Rp 418.500

22
Sumber SHU:
- Transaksi Anggota Rp 400.000
- Transaksi Non Anggota Rp 18.500
c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A:
1. Cadangan : 40% X 400.000 ; Rp 18.500
2. Jasa Anggota : 40 % X 400.000 : Rp 18.500
3. Dana Pengurus : 5% X 400.000 : Rp 10.000
4. dana Karyawan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
5. dana Pendidikan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
6. dana Sosial : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:
jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000
Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000
d. Jumlah anggota, simpanan dan volume usaha koperasi:
jumlah Anggota : 142 orang
total simpanan anggota : Rp 345.420.000
total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000.
Contoh: SHU yang dierima per anggota:
SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62
SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;.
Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah:
Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;.


23
BAB VI
POLA MANAJEMEN KOPERASI

6.1 PENGERTIAN MANAJEMEN & PERANGKAT ORGANISASI
a. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui
orang orang dan sumber daya organisasi lainnya.

b. Pengertian Koperasi
Koperasi memiliki makna bekerja sama. Menurut UU No. 25 tahun1992, Koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang per orang atau badan hokum koperasi, dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat,
yang berdasar atas asas kekeluargaan.

c. Pengertian Manajemen Koperasi
Melalui dua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Koperasi diartikan
sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azas
kekeluargaan.

6.2 RAPAT ANGGOTA
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi yang berarti berbagai
persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam rapat anggota. Di sini para anggota
dapat berbicara, memberikan usul dan pertimbangan, menyetujui suatu usul atau menolaknya,
serta memberikan himbauan atau masukan yang berkenaan dengan koperasi. Rapat Anggota
Tahunan (RAT) diadakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang mengadakan dua kali
dalam satu tahun, yaitu satu kali untuk menyusun rencana kerja tahun yang akan dan yang kedua
untuk membahas kebijakan pengurus selama tahun yang lampau.

6.3 PENGURUS
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Pada
umumnya pengurus koperasi adalah mereka yang bukan anggota atau belum anggota koperasi
(mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi
anggota)Dalam hal dapatlah diterima pengecualian itu dimana yang bukan anggota dapat dipilih
menjadi anggota pengurus koperasi.

24
6.4 PENGAWAS
Pengawas Koperasi juga ditentukan dalam rapat anggota. Pengawas pada organisasi koperasi
merupakan suatu perangkat organisasi yang menjalankan amanat untuk melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, sebagaimana telah
diterapkan dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga koperasi, keputusan pengurus dan
peraturan lainnya yang diterapkan dan berlaku dalam koperasi. Kedudukan pengawas sebagai
lembaga kontrol dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab khusus menunjukkan identitas
tersendiri disamping itu pengawas juga mempunyai kewajiban hukum dan karenanya dapat terkena
sanksi hukum sebagaimana yang diatur dalam peraturan UU.

6.5 MANAJER
Manajer adalah orang yang ditunjuk sebagai pelaksana manajemen untuk mencapai tujuan.
Peranan manajer di koperasi sangat penting. Antara lain :
Mengembangkan kepercayaan atas kekuatan dan kemampuan koperasi sendiri dalam kegiatan-
kegiatannya.
Sebagai pelaksana dari kebijakan pengurus.
Dapat bekerja terus selama tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan keputusan rapat
anggota, sekalipun ada penggantian pengurus.
Menetapkan struktur organisasi dan manajemen koperasi serta menjamin kelangsungan usaha.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer juga sering dikelompokan menjadi manajer
puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan
bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
1. Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering
disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer
departemen, atau mandor (foreman).
2. Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang
berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai
penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala
bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas
merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief
Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel
dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah,
berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan pekerjaan.

25
BAB VII
JENIS & BENTUK KOPERASI

7.1 JENIS KOPERASI
7.1.1 MENURUT PP NO. 60 TAHUN 1959
Adapun jenis koperasi menurut PP No. 60 tahun 1959, antara lain :
a. Koperasi Kerajinan/Industri
Koperasi Kerajinan/Industri adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari pengusaha,
pemilik alat-alat produksi dan buruh yang berkepentingan serta mata pencahariannya berhubungan
dengan kerajinan atau industri yang bersangkutan.
b. Koperasi Pertanian
Koperasi Pertanian adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari petani,pemilik tanah,
penggarap ,buruh tani dan orang-orang yang berkepentingan serta mata pencahariannya
berhubungan dengan pertanian.
c. Koperasi Konsumsi
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang dalam kegiatan usahanya menyediakan kebutuhan akan
barang-barang sehari-hari atau bisa berbentuk barang lainnya.
d. Koperasi Perikanan
Koperasi Perikanan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
pengusaha,pemilik,buruh/nelayan yang berkepentingan serta mata pencaharianya berhubungan
dengan perikanan.
e. Koperasi Desa
Koperasi Desa adalah koperasi yang menjalankan usahanya di desa-desa. Koperasi ini biasa
disebut dengan koperasi unit desa (KUD).
f. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang anggota-anggotanya/ non anggota
mempunyai kepentingan langsung di bidang perkreditan.
g. Koperasi Peternakan
Koperasi Peternakan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari pengusaha dan buruh
ternak yang mata pencahariannya berhubungan dengan peternakan.



26
7.1.2 MENURUT TEORI KLASIK
Adapun jenis koperasi menurut teori klasik, antara lain :
a. Koperasi Pemakaian (konsumsi)
Koperasi pemakai adalah koperasi yang dalam kegiatan usahanya menyediakan kebutuhan primer
bagi anggota-anggotanya atau bisa juga dalam bentuk barang lainnya.
b. Koperasi Penghasil (Produksi)
Koperasi penghasil adalah koperasi yang menyelenggarakan perusahaan yang menghasilkan
barang dan jasa,dimana anggotanya bekerja dalam koperasi sebagai pegawai/karyawan.

7.2 KETENTUAN PENJENISAN KOPERASI
Menurut UU No. 12 Tahun 1967, penjenisan koperasi antara lain :
Penjenisan koperasi didasarkan pada kebutuhan dalam masyarakat homogen karena kesamaan
aktivitas/kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota anggotanya.
Untuk maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepentingan dan perkembangan Koperasi
Indonesia, di tiap daerah kerja hanya terdapat satu koperasi yang sejenis dan setingkat.

7.3 BENTUK KOPERASI
7.3.1 Sesuai PP No. 60 Tahun 1959. Antara lain :
a. Koperasi Primer
Koperasi ini dibentuk sekurang-kurangnya 20 orang yang telah memenuhi syarat-syarat
keanggotaan.
b.Koperasi Pusat
Koperasi pusat adalah koperasi yang terdiri dari sekurang-kurangnya 5 koperasi primer yang
berbadan hukum.
c. Koperasi Gabungan
Koperasi gabungan adalah koperasi yang terdiri dari sekurang-kurangnya 3 pusat koperasi yang
berbadan hukum.
d.Koperasi Induk
Koperasi Induk adalah koperasi yang terdiri dari sekurang-kurangnya 3 gabungan koperasi yang
berbadan hukum.




27
7.3.2 Menurut Wilayh Administrasi Pemerintah
Antara lain :
Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa
Di tiap Daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi
Di tiap Daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi
Di Ibu Kota ditumbuhkan Induk Koperasi

7.3.3 Koperasi Primer & Koperasi Sekunder
a. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang dengan jumlah minimalnya
20 orang yang memiliki kepentingan yang sama.
b. Koperasi Sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang dibentuk oleh sekurang kurangnya tiga koperasi
berbadan hukum.


















28
BAB VIII
PERMODALAN KOPERASI

8.1 Pengertian Modal Koperasi
Modal merupakan dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha-usaha koperasi. Modal
terdiri dari modal jangka panjang & modal jangka pendek.

8.2 Sumber Modal Koperasi
8.2.1 Menurut UU No. 12 Tahun 1967
Sumber sumber modal koperasi menurut UU No. 12 tahun 1967, antara lain :
Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas koperasi oleh para
pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat
ditarik kembali oleh anggota koperasi tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat
menjadi anggota koperasi.
Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota yang
membayarnya kepada Koperasi pada waktu-waktu tertentu.
Simpanan Sukarela
Simpanan sukarela adalah simpanan anggota atas dasar sukarela atau berdasarkan perjanjian-
perjanjian atau peraturan peraturan khusus.

8.2.2 Menurut UU No. 25 Tahun 1992
Antara lain :
Modal Sendiri (Equity Capital)
Modal Ini terdiri dari modal anggota, baik yang bersumber dari simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan-simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan
pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, dana cadangan, dan SHU
yang belum dibagi.




29
Modal Pinjaman (Debt capital)
1) Pinjaman dari Anggota
2) Pinjaman dari Koperasi Lain
3) Pinjaman dari Lembaga Keuangan
4) Obligasi dan Surat Utang
5) Sumber Keuangan Lain

8.3 DISTRIBUSI CADANGAN KOPERASI
Cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uangyang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan.

Sesuai Anggaran Dasar yang menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa 25 % dari
SHU yang diperoleh dari usaha anggota disisihkan untuk Cadangan , sedangkan SHU yang
berasal bukan dariusaha anggota sebesar 60 % disisihkan untuk cadangan.


















30
BAB IX
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DARI SISI ANGGOTA

9.1 EFEK EKONOMIS KOPERASI
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya,
yang kedudukannya sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Motivasi ekonomi anggota
sebagai pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah diserahkannya,
apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalan
kontinuitas pengadaan kebutuhan barang dan jasa, menguntungkan atau tidaknya pelayanan
koperasi dibandingkan penjual atau pembeli di luar koperasi.
Pada dasarnya anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi:
Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan
Jika pelayanan tersebut ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih
menguntungkan dibanding yang diperolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi

9.2 EFEK HARGA & EFEK BIAYA
Pada dasarnya partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi, sedangkan tingkat
partisipasi anggota dipengaruhi oleh besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian
dan normatif. Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis,maksudnya insentif
berupa pelayanan barang dan jasa yang dilakukan koperasi secara efisien, atau adanya
pengurangan biaya atau diperolehya harga menguntungkan serta penerimaan bagian sisa hasil
usaha secara tunai maupun bentuk barang. Bila dilihat dari peranan anggota, maka setiap harga
yang ditetapkan koperasi harus dibedakan antara harga unruk anggota dan harga non anggota,
perbedaan ini megharuskan daya analisis yang lebih tajam dlam melihat koperasi dalam pasar yang
bersaing.

9.3 ANALISIS HUBUNGAN EFEK EKONOMIS & KEBERHASILAN KOPERASI
Dalam badan usaha koperasi, laba bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen,
melainkan aspek pelayanan (benefit oriented).Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi
koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan
kopersinya.Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang
diterima oleh anggota.
Keberhasilan koperasi ditentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan
partisipasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang
didapat oleh anggota tersebut.


31
9.4 PENYAJIAN & ANALISIS NERACA PELAYANAN
Disebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi,
terutama tantangan-tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara
kontinyu di sesuaikan
Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya,
yaitu:
1. Adanya tekanan persaingan dari anggota lain (terutama organisasi non koperasi)
2. Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan
kebutuhan ini akan menentukan kebutuhan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi
produk-produk yang ditawarkan koperasi.
Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih
besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan
meningkat. Untuk meningkatkan peayanan, koperasi membutuhkan informasi-informasi yang
datang terutama dari anggota koperasi.


















32
BAB X
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI PERUSAHAAN

10.1 Efesiensi Perusahaan Koperasi
koperasi adalah badan usaha yang lahir dilandasi oleh pikiran sebagai usaha kumpulan orang
bukan kumpulan modal. Oleh karena itu, koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi
usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota. Efesiensi perusahaan koperasi terdiri atas
Ukuran kemanfatatan ekonomis yang diartikan sebagai manfaat ekonomi dan pengukuranynya
dihubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau diperolehnya
manfaat ekonomi. Serta Efisiensi yang diartikan penghematan input yang diukur denngan cara
membandingkan input anggaran. Jenis manfaat ekonomi dibedakan menjadi dua, antara lain :

10.1.1 Manfaat Ekonomi Langsung (MEL)
MEL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung diperoleh pada saat
terjadinya transaksi antara anggota dengankoperasinya.

10.1.2 Manfaat Ekonomi Tidak Langsung
MELT adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pda saat terjadinya
transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah berakhirnya sutu periode tertentu atau periode
pelaporan keuangan/ pertangguangjawaban pengurus dan pengawas yakni penerimaan SHU
anggota.
Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang diterima anggota dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut :
TME =MEL +MELT
MEN = (MEL+MELT)-BA
Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurposen), maka
besarnya manfaat ekonomi langsung dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
MEL =Efp+EfPK+Evs+EvP+EvPU
MELT= SHUa


33
10.2 EFEKTIVITAS KOPERASI
Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output
anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau seharusnya (Os), jika Os > Oa disebut
efektif.
Rumus perhitungan efektivitas koperasi (EvK) adalah sebagai berikut:
EvkK = RealisasiSHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk + Anggaran MEL
Jika EvK > 1, berarti Efektif

10.3 PRODUKTIVITAS KOPERASI
Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika O>1
maka disebut produktif.
Rumus perhitungan Produktifitas Perusahaan Koperasi adalah:
PPK (1) = SHUk x 100%
Modal Koperasi
Setiap Rp.1,00 Modal Koperasi menghasilkan SHU sebesar Rp
PPK (2) = Lababersihdariusahadengan non anggota x 100%
Modal Koperasi
Setiap Rp.1,00 modal koperasi menghasilkan laba bersih dari usaha dengan non anggota
sebesar Rp

10.4 ANALISIS LAPORAN KOPERASI
Analisis laporan koperasi laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan
pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat
dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi:
Neraca
Perhitungan Hasil Usaha
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan
Laporan Perubahan kekayaan bersih sebagai laporan keuangan tambahan


34
BAB XI
PERANAN KOPERASI

Peranan Koperasi Indonesia secara umum terdapat dalam UU No. 25 tahun 1992 ialah badan
usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatanya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asa
kekeluargaan
Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia diantaranya :
Sebagai soko guru perekonomian nasional Indonesia (tiang utama pembangunan ekonomi
nasional).
Membantu pemerintah dalam meletakkan fondasi perekonomian nasional yang kuat dengan
menjalankan prinsip-prinsip koperasi Indonesia.
Membantu pemerintah dalam mengelola cabang-cabang produksi yang tidak menguasai hajat
hidup orang banyak.
Alat pendemokrasi ekonomi.
Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat.

11.1 PERANAN KOPERASI DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Suatu pasar disebut bersaing sempurna jika terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga
tidak ada satu pun dari mereka dapat mempengaruhi harga yang berlaku; barang dan jasa yang
dijual di pasar adalah homogen; terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna; setiap produsen
maupun konsumen mempunyai kebebasan untuk keluar-masuk pasar; setiap produsen maupun
konsumen mempunyai informasi yang sempurna tentang keadaan pasar meliputi perubahan harga,
kuantitas dan kualitas barang dan informasi lainnya; tidak ada biaya atau manfaat eksternal
berhubungan dengan barang dan jasa yang dijual di pasar. Peranan koperasi di pasar persaingan
sempurna, antara lain :
Koperasi tidak akan mempengaruhi harga bahkan mengikuti harga yang berlaku di pasar.
Koperasi bersaing dalam hal biaya, yaitu meminimumkan biaya yang keluar berdasarkan skala
ekonomi.

11.2 PERANAN KOPERASI DI PASAR MONOPOLISTIK
Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar
monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter
tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi,
dll. Peranan koperasi di pasar ini antara lain :

35
Turut mendistribusikan barang kepada konsumen.
Memberikan pelayanan terbaik kepada pembeli.

11.3 PERANAN KOPERASI DI PASAR MONOPSONI
Monopsoni adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau
menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar.
komoditas.Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan
potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen. Salah satu
contoh monopsoni juga adalah penjualan perangkat kereta api di Indonesia. Perusahaan Kereta
Api di Indonesia hanya ada satu yakni KAI, oleh karena itu, semua hasil produksi hanya akan
dibeli oleh KAI. Apabila seorang pengusaha membeli suatu factor produksi secara bersaing
sempurna dengan pengusaha lain,maka ia secara perorangan tidak bisa mempengaruhi harga dari
factor produksi itu.

Misalkan penawaran dari suatu factor produksi x ditunjukkan oleh fungsi dibawah ini:
X = f.(Hx)
Dimana x = jumlah factor produksi yang ditawarkan, Hx = harga dari faktor produksi itu,sedang
f = fungsi.
Bagi pengusaha tadi yang bertujuan mencapai keuntungan maksimum,berlakulah syarat dibawah
ini :
Y = f(x)
Maka agar mencapai maksimum,berlaku juga syarat dibawah ini :
d/dx = Hy.dY/dX Hx = 0
Hy. dY/dX = Hx
Hy. dY/dX adalah nilai produk marjinal ditinjau dari factor poduksi x yang dipakai.
Apabila harga produksi X itu adalah H1 maka pengusaha akan membeli dan mempergunakan
factor produksi tersebut sejumlah X1. kalau factor harga naik menjadi H2 maka jumlah yang
dibeli dan dipakai adalah X2. dan sebaliknya,apabila harga turun menjadi H3 maka jumlah yang
dibeli dan dipakai adalah X2. dan sebaliknya apabila harga turun menjadi H3 maka jumlah yang
dibeli dan dipakai X3, dalam semua keadaan itu,nilai produk marjinal dari factor x sama dengan
harga factor itu.
Bagi pengusaha monopsoni berlaku syarat sebagai brkut apabila bertujuan mencapai keuntungan
yang maksimum.
= Hy.Y X.Hx
Tambahan:
Monopsoni adalah kebalikan dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat satu pembeli saja yang
membeli produk yang dihasilkan


36
11.4 Peranan Koperasi Di Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa
perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat
dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-
tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan
harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
























37
BAB XII
Pembangunan Koperasi di Indonesia
Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang
memang sangat diametral.Di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan
pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan
kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting da lam konstelasi kebijakan
ekonomi termasuk dalam perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur
koperasi tumbuh kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi
dirinya.
Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang
dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan
koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara
berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah
kemerdekaan, berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud
mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta
dukungan/perlindungan yang diperlukan.

Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan
perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi
di Indonesia adalah menciptakan keadaan masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu
mengurus dirinya sendiri (self help).
Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan koperasi di negara berkembang adalah
sebagai berikut :
Kriteria ( tolok ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti perkembangan
anggota, dan hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar penjualan koperasi, modal
penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan sebagainya, telah dan masih sering
digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi koperasi.
Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang controversial
mengenai keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa proses pembangunan
ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang berkembang) merupakan alas an yang
mendesak untuk mengadakan perbaikan tatacara evaluasi atas organisasi-organisasi swadaya
koperasi.
Sering koperasi hanya dianggap sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif dan
demokratis dari rakyat kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang dan
pekerja/buruh



38
12.1 PERMASALAHAN DALAM PEMBANGUNAN KOPERASI
Koperasi bukan kumpulan modal, dengan demikian tujuan pokoknya harus benar-benar
mengabdi untuk kepentingan anggota dan masyarakat di sekitarnya. Pembangunan koperasi di
Indonesia dihadapkan pada dua masalah pokok yaitu masalah internal dan eksternal koperasi.
Masalah internal koperasi antara lain: kurangnya pemahaman anggota akan manfaat koperasi
dan pengetahuan tentang kewajiban sebagai anggota. Harus ada sekelompok orang yang punya
kepentingan ekonomi bersama yang bersedia bekerja sama dan mengadakan ikatan sosial.
Dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai penggerak organisatoris
untuk menggerakkan koperasi ke arah sasaran yang benar.
Masalah eksternal koperasi antara lain iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum
selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang jelas dan efektif
untuk perjuangan koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.

12.2 KUNCI PEMBANGUNAN KOPERASI
Dekan Fakultas Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman, berpendapat
bahwa untuk kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan manajemen
modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
semua anggota diperlakukan secara adil,
didukung administrasi yang canggih,
koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang lebih kuat
dan sehat,
pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan hanya
menunggu pembeli,
kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk
kepentingan koperasi,
manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,
memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada anggota dan
pelanggan lainnya,
perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah
internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas,
keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi
dalam jangka panjang,
selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.




39
KESIMPULAN
Koperasi sebagai Badan Usaha Menurut UU No. 25 tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha.
Sebagai badan usaha, koperasi tetap tunduk terhadap kaidah kaidah perusahaan dan prinsip prinsip
ekonomi yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada suatu badan
usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi manusia, aset aset
fisik dan nonfisik, informasi dan teknologi. Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha
tidaklah semata-semata hanya pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi
manfaat (benefit oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak
mengejar keuntungan sebagai tujuan utama perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan
pelayanan (service at cost).
Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3). Tapi peranan
Koperasi Indonesia secara umum terdapat dalam UUNo. 25 tahun 1992 ialah badan usaha yang
beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatanya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asa
kekeluargaan.

















40

Daftar Pustaka

Arifin Sitio Dan Halomoan Tamba, 2001 Koperasi, Tori Dan Praktek, Penerbit Erlangga, Jakarta
Republik Indonesia, Undang Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992
Www.Google.Com
http://fahrikurniawan.blogspot.com/2012/01/rangkuman-materi-ekonomi-koperasi.html
http://syintia.wordpress.com/2012/10/21/materi-bab-iiidan-iii-ekonomi-koperasi-softskill-syintia-
hairunisa-11208405-2ea06/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/konsep-aliran-dan-sejarah-koperasi-13/
http://www.scribd.com/doc/49312434/BAB-II-koperasi

Anda mungkin juga menyukai