Anda di halaman 1dari 7

J. Sains MIPA, Desember 2011, Vol. 17, No. 3, Hal.

: 92 - 98
ISSN 1978-1873

2011 FMIPA Universitas Lampung 92

PENGARUH MODIFIKASI KIMIA TERHADAP TITIK ISOELEKTRIK (pI) ENZIM
HASIL MODIFIKASI
Yandri A.S.
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Lampung
Jl. Sumatri Brojonegoro 1 Bandar Lampung 35145
E-mail: yandrias@unila.ac.id
ABSTRACT
The objective of the research is to study the effect of chemical modification toward isoelectric point on
the modified enzymes by the use of cyanuric chloride polyethylene glycol (CC-PEG) and p-
nitrophenolcarbonate-polyethylene glycol (NPC-PEG). The results showed that the modified enzyme with CC-
PEG with modification degrees of 23, 63, and 67% had isoelectric point 6.5 ; 6.0 ; and 6.0 respectively. The
modified enzyme with NPC-PEG with modification degrees of 56, 76, and 89% had the same isoelectric point
at pH 6.0. The purified enzyme had isoelectric point at pH 7.0. All modified enzymes with CC-PEG and NPC-
PEG have decreased their isoelectric point than those of unmodified enzyme.
Key words: isoelectric point, chemical modification, Bacillus subtilis ITBCCB148
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh modifikasi kimia terhadap titik isoelektrik enzim
hasil modifikasi menggunakan sianurat klorida polietilenglikol (CC-PEG) dan nitrofenol karbonat
polietilenglikol (NPC-PEG). Hasil penelitian menunjukkan, enzim hasil modifikasi dengan CC-PEG dengan
derajat modifikasi 23, 63, dan 67% mempunyai pI berturut-turut 6,5 ; 6,0 ; dan 6,0.. Sedangkan enzim hasil
modifikasi dengan NPC-PEG dengan derajat modifikasi 56; 76; dan 89% mempunyai pI yang sama yaitu pH
6,0 . Enzim hasil pemurnian mempunyai pI pada pH 7,0. Semua enzim hasil modifikasi dengan CC-PEG dan
NPC-PEG mengalami penurunan titik isoelektrik dibandingkan dengan enzim hasil pemurnian.
Kata kunci: titik isoelektrik, modifikasi kimia, Bacillus subtilis ITBCCB148
1. PENDAHULUAN
Titik isoelektrik merupakan data yang sangat penting diketahui untuk proses pemurnian suatu protein.
Jika titik isoelektrik (pI) sutu protein sudah diketahui maka strategi awal pemisahan dapat dengan mudah
dikembangkan. Pada keadaan lain, bila informasi mengenai titik isoelektrik suatu protein tidak diketahui,
beberapa percobaan pendahuluan menggunakan kromatografi penukar ion dapat dilakukan untuk
mendapatkan titik isoelektrik protein tersebut, yang dapat digunakan untuk proses pemisahan berikutnya.
Pemisahan dan pemurnian menggunakan kromatografi penukar ion pada prinsipnya sama dengan isoelectric
focusing berdasarkan pada perbedaan dalam sifat ionik dari permukaan asam amino. Residu arginin, histidin,
dan lisin yang terpapar ke permukaan biasanya bermuatan positif pada pH netral. Sehingga pada pH yang
diberikan, protein akan mempunyai muatan netto keseluruhan. Pada pH yang lebih rendah, muatan netto
akan lebih positif, dan pada pH yang lebih tinggi, muatan netto akan lebih negatif. Pada pH yang muatan
positif sama dengan muatan negatif (muatan nettonya nol) disebut titik isoelektrik protein (pI). Untuk
kromatografi penukar ion, aturan yang baik untuk pemisahan protein yang titik isoelektriknya diketahui adalah
memilih pH kerja yaitu dengan jarak satu satuan dari pI protein
1)
. Titik isoelektrik suatu protein dapat juga
digunakan untuk meramalkan perubahan yang terjadi akibat proses modifikasi, terutama modifikasi terhadap
residu lisin yang terpapar ke permukaan
2)
, yang banyak mempengaruhi muatan dari protein tersebut dan
secara langsung berpengaruh terhadap titik isoelektrik protein tersebut. Semakin banyak residu lisin yang
J. Sains MIPA, Desember 2011, Vol. 17, No. 3

2011 FMIPA Universitas Lampung 93
mengalami modifikasi, akan mempengaruhi muatan protein secara keseluruhan dan akan mempengaruhi titik
isoelektrik protein tersebut.
Pada penelitian ini enzim -amilase hasil pemurnian dari bakteri lokal Bacillus subtilis ITBCCB148
yang dimodifikasi menggunakan PEG teraktivasi yaitu CC-PEG dan NPC-PEG dipelajari pengaruh modifikasi
kimia terhadap titik isoelektriknya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pemurnian enzim,
sehingga diperoleh enzim dengan tingkat kemurnian yang tinggi, kemudian enzim hasil pemurnian
dimodifikasi menggunakan CC-PEG dan NPC-PEG. Enzim hasil modifikasi dan tanpa modifikasi ditentukan
pH isoelektriknya.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Bahan dan Alat yang Digunakan
Enzim -amilase yang akan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengisolasi dan
memurnikan dari bakteri lokal Bacillus subtilis ITBCCB148
3)
. Bahan kimia yang digunakan mempunyai
derajat proanalisis.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Spektrofotometer UV-Visible Shimadzu;
Mikropipet Socorex; Oven Memmert-Germany; Neraca analitis Sartorius-Germany; pH meter Fisher-
Canada; Magnetic stirrer NUOVA II-USA.
2.2. Prosedur Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pemurnian enzim dan modifikasi kimia
enzim hasil pemurnian dengan menggunakan CC-PEG dan NPC-PEG
4,5)
. Enzim hasil pemurnian dan hasil
modifikasi ditentukan pH isoelektriknya
6)
.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Penentuan Titik isoelektrik enzim hasil pemurnian dan enzim hasil modifikasi
Penentuan pI enzim hasil pemurnian dan enzim hasil modifikasi dilakukan dengan menentukan
kondisi yang sesuai untuk enzim agar dapat menukar counter ion atau kondisi enzim tidak dapat menukar
counter ion. Untuk mendapatkan kondisi tersebut enzim dielusi pada penukar anion (DEAE) dan penukar
kation (CMC) pada berbagai pH. Aktivitas enzim ditentukan untuk masing-masing pH yang digunakan.
3.2. Titik isoelektrik enzim hasil pemurnian
Grafik pada Gambar 1 menunjukkan enzim -amilase hasil pemurnian mempunyai titik isoelektrik
(pI) pada pH 7,0. Karakterisasi enzim hasil pemurnian menggunakan matriks penukar anion (DEAE-Selulosa)
menunjukkan enzim ini dapat menukar counter ion dengan baik pada pH 9,0. Sedangkan pada karakterisasi
menggunakan matriks penukar kation (CM-Selulosa), enzim hasil pemurnian mampu dengan baik menukar
counter ion pada pH 5,0. Data penentuan pI enzim hasil pemurnian berdasarkan aktivitas enzim yang lepas
menunjukkan enzim ini mempunyai pI pada pH 7,0.
Yandri A.S . Pengaruh Modifikasi Kimia terhadap Titik Isoelektrik

2011 FMIPA Universitas Lampung 94

0
2 0
4 0
6 0
8 0
1 0 0
1 2 0
4 4 , 5 5 5 , 5 6 6 , 5 7 7 , 5 8 8 , 5 9 9 , 5
pH
% Akt ivit as (DEAE) % Akt ivit as (CMC)

Gambar 1. Hubungan antara pH dengan aktivitas (%) enzim hasil pemurnian, untuk penentuan pI. Titik
isoelektrik enzim hasil pemurnian ditentukan pada DEAE-selulosa dan CM-selulosa yang dielusi
dengan berbagai pH
3.3. Titik isoelektrik enzim hasil modifikasi dengan CC-PEG
Berdasarkan Gambar 2, 3, dan 4 enzim hasil modifikasi dengan CC-PEG mempunyai pI sebagai
berikut: CC-PEG 23% mempunyai pI pada pH 6,5; CC-PEG 63% pada pH 6,0; dan CC-PEG 67% pada pH
6,0.
Gambar 2. Hubungan antara pH dengan aktivitas (%) enzim hasil modifikasi (CC-PEG 23%), untuk
penentuan pI. Titik isoelektrik enzim hasil modifikasi ditentukan pada DEAE-selulosa dan CM-
selulosa yang dielusi dengan berbagai pH
A
k
t
i
v
i
t
a
s

(
%
)

0
2 0
4 0
6 0
8 0
1 0 0
1 2 0
4 4 .5 5 5 .5 6 6 .5 7 7 .5 8 8 .5 9 9 .5
pH
% Aktivitas (CMC) % Aktivitas (DEAE)
A
k
t
i
v
i
t
a
s

(
%
)

J. Sains MIPA, Desember 2011, Vol. 17, No. 3

2011 FMIPA Universitas Lampung 95
Gambar 3. Hubungan antara pH dengan aktivitas (%) enzim hasil modifikasi (CC-PEG 63%), untuk
penentuan pI. Titik isoelektrik enzim hasil modifikasi ditentukan pada DEAE-selulosa dan CM-
selulosa yang dielusi pada berbagai pH
Gambar 4. Hubungan antara pH dengan aktivitas (%) enzim hasil modifikasi (CC-PEG 67%), untuk
penentuan pI. Titik isoelektrik enzim hasil modifikasi ditentukan pada DEAE-selulosa dan CM-
selulosa yang dielusi dengan berbagai pH
Grafik pada Gambar di atas menunjukkan semua enzim hasil modifikasi dapat menukar counter ion
dengan baik pada pH 9,0. Aktivitas (%) yang diperoleh pada pH tersebut sangat kecil dibandingkan dengan
aktivitas tertinggi. Aktivitas (%) enzim hasil modifikasi yang tidak dapat menukar counter ion pada pH 9,0
0
20
40
60
80
100
120
4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5
pH
% Aktivitas (CMC) % Aktivitas (DEAE)
A
k
t
i
v
i
t
a
s

(
%
)

0
20
40
60
80
100
120
4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5
pH
% Aktivitas (CMC) % Aktivitas (DEAE)
A
k
t
i
v
i
t
a
s

(
%
)

Yandri A.S . Pengaruh Modifikasi Kimia terhadap Titik Isoelektrik

2011 FMIPA Universitas Lampung 96

adalah: 7 untuk CC-PEG 23%; 5,7 untuk CC-PEG 63%; dan 2,3 untuk CC-PEG 67%. Sedangkan pada pH
5,0 semua enzim hasil modifikasi tidak dapat menukar counter ion dengan baik. Aktivitas (%) enzim yang
tidak dapat menukar counter ion pada pH 5,0 adalah: 94,1 untuk CC-PEG 23%; 94,4 untuk CC-PEG 63%;
dan 95,3 untuk CC-PEG 67%. Enzim hasil pemurnian dapat menukar counter ion dengan baik pada pH 5,0.
Dari data ini dapat diperkirakan telah terjadi perubahan pada enzim hasil modifikasi dengan CC-PEG
dibandingkan dengan enzim hasil pemurnian.
3.4. Titik isoelektrik enzim hasil modifikasi dengan NPC-PEG
Grafik penentuan pI enzim hasil modifikasi dengan NPC-PEG dapat dilihat pada Gambar 5, 6, dan 7.
Grafik pada Gambar 5, 6, dan 7 di bawah menunjukkan enzim hasil modifikasi dengan NPC-PEG dengan
derajat modifikasi 56%, 76%, dan 89% mempunyai harga pI yang sama, yaitu pada pH 6,0. Gambar tersebut
juga menunjukkan semua enzim hasil modifikasi dapat menukar counter ion dengan baik pada pH 9,0.
Aktivitas yang diperoleh pada pH tersebut sangat kecil dibandingkan dengan aktivitas tertinggi. Aktivitas
enzim hasil modifikasi yang tidak dapat menukar counter ion pada pH 9,0 adalah: 4,3% untuk NPC-PEG 56%;
3,9% untuk NPC-PEG 76%; dan 2,8% untuk NPC-PEG 89%.
Gambar 5. Hubungan antara pH dengan aktivitas (%) enzim hasil modifikasi (NPC-PEG 56%), untuk
penentuan pI. Titik isoelektrik enzim hasil modifikasi ditentukan pada DEAE-selulosa dan CM-
selulosa yang dielusi dengan berbagai pH
Sedangkan pada pH 5,0 semua enzim hasil modifikasi tidak dapat menukar counter ion. Aktivitas
enzim yang tidak dapat menukar counter ion pada pH 5,0 adalah: 80,6% untuk NPC-PEG 56%; 84,2% untuk
NPC-PEG 76%; dan 85% untuk NPC-PEG 89%. Dari data ini juga dapat diperkirakan telah terjadi
perubahan pada enzim hasil modifikasi dengan NPC-PEG dibandingkan dengan enzim hasil pemurnian.
Dari data penentuan pI enzim hasil modifikasi dengan CC-PEG dan NPC-PEG menunjukkan semua
enzim hasil modifikasi dapat mengusir counter ion dengan baik pada pH 9,0 menggunakan penukar anion
DEAE-selulosa, hasil ini sama dengan enzim hasil pemurnian. Sedangkan pada penukar kation CM-selulosa
semua enzim hasil modifikasi tidak dapat mengusir counter ion pada pH 5,0; hal ini menunjukkan telah terjadi
perubahan pada enzim hasil modifikasi dibandingkan dengan enzim hasil pemurnian. Enzim hasil modifikasi
tidak dapat mengusir counter ion pada pH 5,0 menunjukkan terjadinya perubahan pada muatan enzim hasil
modifikasi khususnya residu lisin yang banyak memberikan muatan positif pada protein. Pada proses
modifikasi residu lisin akan berikatan dengan PEG teraktivasi sehingga muatan protein pada pH 5,0 tidak
terlalu positif dan tidak dapat mengusir counter ion. Data ini mendukung hasil yang diperoleh pada proses
penentuan derajat modifikasi menggunakan TNBS
7)
yang menunjukkan telah terjadi modifikasi pada protein
hasil pemurnian dengan PEG teraktivasi dengan berkurangnya residu lisin bebas pada enzim hasil modifikasi.
0
2 0
4 0
6 0
8 0
1 0 0
1 2 0
4 4 .5 5 5 .5 6 6 .5 7 7 .5 8 8 .5 9 9 .5
pH
% Aktivitas (CMC) % Aktivitas (DEAE)
A
k
t
i
v
i
t
a
s

(
%
)

J. Sains MIPA, Desember 2011, Vol. 17, No. 3

2011 FMIPA Universitas Lampung 97
Gambar 6. Hubungan antara pH dengan aktivitas (%) enzim hasil modifikasi (NPC-PEG 76%), untuk
penentuan pI. Titik isoelektrik enzim hasil modifikasi ditentukan pada DEAE-selulosa dan CM-
selulosa yang dielusi dengan berbagai pH
Gambar 7. Hubungan antara pH dengan aktivitas (%) enzim hasil modifikasi (NPC-PEG 89%), untuk
penentuan pI. Titik isoelektrik enzim hasil modifikasi ditentukan pada DEAE-selulosa dan CM-
selulosa yang dielusi dengan berbagai pH
0
20
40
60
80
100
120
4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5
pH
% Aktivitas (CMC) % Aktivitas (DEAE)
0
20
40
60
80
100
120
4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5
pH
% Aktivitas (CMC) % Aktivitas (DEAE)
A
k
t
i
v
i
t
a
s

(
%
)

A
k
t
i
v
i
t
a
s

(
%
)

Yandri A.S . Pengaruh Modifikasi Kimia terhadap Titik Isoelektrik

2011 FMIPA Universitas Lampung 98

4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa modifikasi kimia menggunakan PEG teraktivasi yaitu
CC-PEG dan NPC-PEG menyebabkan penurunan titik isoelektrik dibandingkan dengan enzim hasil
pemurnian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bollag, D. M., Rozycki, M. D., Edelstein, S. J. ,1996, Protein Methods, John Wiley & Sons, Inc.,
Publication, New York, 91-93; 232-274.
2. Janecek, S., 1993, Strategies for obtaining stable enzymes, Process Biochem., 28, 435-445.
3. Yandri, A.S. , Kosasih, P., Soetijoso, S., Muliawati, S., 2000, Isolasi, pemurnian dan karakterisasi enzim
-amilase termostabil dari bakteri lokal Bacillus sp. B. 148, Prosiding Kimia Bersama ITB-UKM
Keempat, Bandung, 294-302.
4. Yandri, A.S. , Kosasih, P., Soetijoso, S., Muliawati S., 2003, Modifikasi kimia enzim -amilase dari
bakteri lokal Bacillus sp. B. 148 dengan sianurat klorida polietilenglikol, J. Sains Tek., 9 (1), 9-16.
5. Yandri, A.S., 2004, Modifikasi kimia enzim -amilase dari bakteri lokal Bacillus sp. B. 148 dengan
nitrofenol karbonat polietilen-glikol, Prosiding Seminar Nasional , Bandar Lampung, 94-201.
6. Lampson, G.P. and Tytell, A.A., 1965, A simple methods for estimating isoelectric points, Anal.
Biochem., 11, 374-377.
7. Synder, S.L. and Sobocinski, P.Z., 1975, An improved 2,4,6-trinitrobenzenesulfonic acid method for the
determination of amines, Anal. Biochem., 64, 284-288.

Anda mungkin juga menyukai