KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul Manajemen Operasi Global Kodak Business Imaging Systems Division ini dengan baik. Makalah ini penulis susun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi Global yang diampu oleh Ibu Dr. Fitri Lukiastuti, SE. MM. Tujuan dari penulisan makalah ini sendiri dimaksudkan agar para mahasiswa dapat memberi solusi terhadap studi kasus dengan objek Kodak Business Imaging Systems Division. Penulis berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sehingga di kemudian hari penulis mampu menyusun makalah dengan lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Cover.............................................................................. i Kata Pengantar .............................................................................. ii Daftar Isi........................................................................................ iii I Pendahuluan ............................................................................... iv 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................. iv 1.2 Perumusan Masalah ........................................................ vi II Isi .............................................................................................. vii 2.1 Landasan Teori ............................................................... vii 2.2 Pembahasan Masalah ...................................................... xiii III Kesimpulan .............................................................................. xv IV Daftar Pustaka .......................................................................... xvi
I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Eastman Kodak Company merupakan sebuah perusahaan multinasional yang berbasis di Rochester, New York. Didirikan oleh George Eastman dan Henry Strong pada tahun 1892. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam produk kamera, fotografi, pencetak, dan lain-lain. Selama abad ke-20, Kodak memegang peranan yang dominan dan menjadi pioner dalam perkembangan fotografi film, bahkan pada tahun 1976 menguasai 90% market di Amerika Serikat. Saat itu Kodak terkenal dengan tagline-nya "Kodak moment". Namun memasuki abad ke-21, perusahaan ini mulai mengalami kemunduran dan pada 19 Januari 2012, perusahaan ini resmi mengajukan permohonan mendapat perlindungan kepailitan. Ini berawal, sejak diketemukannya teknologidigital fotografi, fotografi film mulai ditinggalkan dan berdampak terhadap merosotnya kinerja Kodak Kodak Digital merupakan teknologi yang mempunyai keterkaitan langsung dan berkembang dari teknologi yang sama seperti ketika berfungsi untuk merekam gambar pada televisi. Pada tahun 1951, untuk pertama kalinya video tape recorder (VTR) mengambil gambar dari kamera televisi, kemudian mengkonversi informasi tersebut menjadi suatu impuls listrik (digital) dan menyimpan informasi tersebut ke dalam tape magnetis. Seorang ahli Bing Crosby Laboratorium (tim peneliti yang didanai oleh seorang insinyur bernama Vrosby dan dipimpin oleh John Mullin) membuat versi awal dari VTR. Pada tahun 1956, teknologi VTR telah disempurnakan (VR1000 yang dibuat oleh Charles P. Ginsburg dan Ampex Corporation) dan umum dipakai oleh industri televisi. Antara televisi/kamera video dan kamera digital yang menggunakan CCD (Charged Couple Device)untuk mengatur warna dan intensitas cahaya. Pada saat itu pula era kamera digital telah dimulai dengan sangat pesat.
Pada tahun 1981, Sony memperkenalkan kamera elektronik komersil pertama mereka yang disebut Mavica. Gambar yang direkam ke mini disc dan kemudian dimasukkan ke dalam video reader yang terhubung ke monitor atau televisi warna. Walaupun Mavica belum dapat dikatakan kamera digital, itu sebenarnya merupakan modifikasi kamera video yang mengambil foto secara spontan. Sejak pertengahan tahun 1970-an, Kodak memiliki beberapa penemuan tentang solid-state/kejernihan untuk sensor gambar yaitu mengubah cahaya ke gambar digital untuk penggunaan pada tingkat profesional dan konsumen rumah tangga. Pada tahun 1886, ilmuwan Kodak untuk pertama kalinya di dunia mengenalkan sensor megapixel, dimana sensor ini mampu merekam 1,4 juta pixel yang dapat menghasilkan 57 inci foto digital cetak berkualitas baik pada saat itu. Pada tahun 1987, Kodak merilis tujuh produk untuk merekam, menyimpan, memanipulasi, transmisi elektronik, dan mencetak sesuatu seperti gambar suatu objek. Pada tahun 1990, Kodak mengembangkan sistem foto CD dan mengusulkan pertama kalinya di seluruh dunia untuk menetapkan standar warna digital dalam lingkungan komputer dan peripheral komputer. Pada tahun 1991, Kodak merilis pertama kalinya untuk para profesional, suatu sistem dalam pemotretan yanitu Digital Camera System (DCS), yang bertujuan untuk photo journalist. Kamera tersebut adalah Nikon yang dilengkapi dengan sensor 1.3 Megapixels. Kamera digital yang pertama untuk tingkat konsumen pasar yang bekerja dengan komputer rumah melalui USB (Unit serial Bus) adalah kamera QuickTake 100 Aplle (17 Februari 1994), kamera Kodak DC40 (28 maret 1995), Casio QV-11 (dengan monitor LCD, akhir 1995), dan Sony Cyber-Shot Digital Still Camera (1996). Namun, kodak memasuki era tersebut dengan agresif kampanye pemasaran untuk memajukan DC40 dan membantu memperkenalkan gagasan digital fotografi kepada masyarakat. Kinkos dan Microsoft bekerja sama dengan Kodak Digital untuk membuat gambar digital yang menggunakan software di berbagai tempat kerja dan kios foto, dimana para pelanggan diizinkan untuk memproduksi CD foto, gambar digital, dan kemudian dapat menambahkan ke dokumen komputer mereka. IBM bekerja sama dengan Kodak membaut internet berbasis jaringan pertukaran gambar. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bandingkan pendekatan Keith dan Andy dalam mengambil keputusan untuk merelokasi perusahaan Kodak dengan yang telah diambil oleh Kodak BISD Managers ? 2. Mengapa para manager Kodak memutuskan untuk memindahkan lokasi perusahaan microfilm dan printer ke luar negeri ? 3. Atas analisis Keith dan Andy, mereka menyimpulkan bahwa perusahaan Kodak tidak perlu direlokasi. Apa kami setuju ? Apa alasannya ? 4. Apa yang akan saya rekomendasikan kepada Kodak Management apabila saya menjadi Manager dalam perusahaan tersebut ?
II. Isi
2.1 Landasan Teori
Teori Lokasi Teori lokasi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi. Atau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber daya yang langka, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain. Secara umum, pemilihan lokasi (Hoover dan Giarratani, 2007) ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Bahan baku lokal (local input); 2. Permintaan lokal (local demand); 3. Bahan baku yang dapat dipindahkan (transferred input) dan; 4. Permintaan luar (outside demand).
Von Thunen (1826) mengidentifikasi tentang perbedaan lokasi dari berbagai kegiatan pertanian atas dasar: 1. Perbedaan sewa lahan (pertimbangan ekonomi). 2. Tingkat sewa lahan paling mahal di pusat pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar. 3. Menentukan hubungan sewa lahan dengan jarak ke pasar dengan menggunakan kurva permintaan. 4. Berdasarkan perbandingan (selisih) jenis produksi antara harga jual dengan biaya produksi untuk membayar sewa lahan (makin tinggi kemampuannya untuk membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan itu berlokasi dekat ke pusat pasar).
Weber (1909) menganalisis tentang lokasi kegiatan industri. Menurut teorinya pemilihan lokasi industri didasarkan atas: prinsip minimisasi biaya; bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya harus minimum. Artinya tempat di mana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.
Menurut Weber ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, sbb: 1. Biaya transportasi; 2. Upah tenaga kerja; 3. Kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi.
Ahli-Ahli Lain Tentang Penentuan Lokasi, Sebagai Berikut: 1. Richardson (1969) mengemukakan bahwa aktivitas ekonomi atau perusahaan cenderung untuk berlokasi pada pusat kegiatan sebagai usaha untuk mengurangi ketidakpastian dalam keputusan yang diambil guna meminimumkan risiko. Dalam hal ini, baik kenyamanan (amenity) maupun keuntungan aglomerasi merupakan faktor penentu lokasi yang penting, yang menjadi daya tarik lokasi karena aglomerasi bagaimanapun juga menghasilkan konsentrasi industri dan aktivitas lainnya. 2. Teori Lokasi dari August Losch melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar), berbeda dengan Weber yang melihat persoalan dari sisi penawaran (produksi). Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat pasar.
3. Teori Christaller (1933) menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller ini merupakan suatu sistem geometri, di mana angka 3 yang diterapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti dan model ini disebut sistem K = 3. Model Christaller menjelaskan model area perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi yang dinamakan range dan threshold.
4. D.M. Smith memperkenalkan teori lokasi memaksimumkan laba dengan menjelaskan konsep average cost (biaya rata-rata) dan average revenue (penerimaan rata-rata) yang terkait dengan lokasi. Dengan asumsi jumlah produksi adalah sama maka dapat dibuat kurva biaya rata-rata (per unit produksi) yang bervariasi dengan lokasi. Selisih antara average revenue dikurangi average cost adalah tertinggi maka itulah lokasi yang memberikan keuntungan maksimal.
5. McGrone (1969) berpendapat bahwa teori lokasi dengan tujuan memaksimumkan keuntungan sulit ditangani dalam keadaan ketidakpastian yang tinggi dan dalam analisis dinamik. Ketidaksempurnaan pengetahuan dan ketidakpastian biaya dan pendapatan di masa depan pada tiap lokasi, biaya relokasi yang tinggi, preferensi personal, dan pertimbangan lain membuat model maksimisasi keuntungan lokasi sulit dioperasikan.
6. Menurut Isard (1956), masalah lokasi merupakan penyeimbangan antara biaya dengan pendapatan yang dihadapkan pada suatu situasi ketidakpastian yang berbeda-beda. Isard (1956) menekankan pada faktor-faktor jarak, aksesibilitas, dan keuntungan aglomerasi sebagai hal yang utama dalam pengambilan keputusan lokasi.
Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut. Model ini dapat digunakan untuk menentukan lokasi yang optimal.
Resiko Dari Nilai Tukar Valuta Asing Dan Biaya Modal Resiko dari nilai tukar valuta asing dan biaya modal. Valuta asing merupakan perubahan nilai dari suatu mata uang ke mata uang lainnya. Suatu negara dapat menggunakan valuta asing dimiliki untuk melakukan pembayaran pada negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu arti apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Biaya modal merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi perusahaan. Dengan melakukan kegiatan di bursa valuta asing dan di pasar modal global perusahaan memiliki resiko yang besar diantaranya : 1. Perubahan nilai tukar mata uang yang tidak stabil yang dapat mempengaruhi besarnya tingkat bunga yang harus dibayar, misalnya pada awal peminjaman nilai tukar stabil sehingga tingkat bunga rendah tapi setelah terjadi pergerakan nilai tukar (melemah) peminjam harus membayar bunga lebih tinggi. 2. Jika terjadi gejolak ekonomi, politik, dan keamanan investor dapat tiba- tiba menarik investasinya atau membatalkan investasinya. 3. Jika nilai tukar suatu mata uang tinggi akan mendorong terjadinya impor dan menghambat ekspor dan sebaliknya.
Volatile Exchange Rates Can Put Operations at Risk by Donald R. Lessard and John B. Lightstone Sebagian besar eksekutif senior memahami bahwa nilai tukar yang berubah dapat mempengaruhi nilai dolar aset perusahaan mereka dan kewajiban moneter dalam mata uang asing. Tidak banyak, bagaimanapun, memahami bahwa nilai tukar dapat memiliki dampak serius pada laba usaha. Beberapa perusahaan telah diberi tanggung jawab manajer untuk mengawasi eksposur operasi ini. Namun demikian, operasi paparan sering menjadi penyebab besar variabilitas laba usaha dari tahun ke tahun, dan banyak keputusan tergantung pada pemahaman yang baik tentang itu. Dalam jangka panjang, manajer harus mempertimbangkan operasi pemaparan menyusun strategi dan perencanaan produk di seluruh dunia. Dalam jangka pendek, pemahaman paparan operasi sering akan meningkatkan operasi keputusan. Selain itu, evaluasi unit bisnis dan manajer perusahaan harus terjadi setelah efek nilai tukar telah diperhitungkan karena mereka berada di luar kendali manajemen. Paparan Operasi menjadi lebih penting karena beberapa alasan. Kurs lebih berfluktuasi di dunia tingkat bunga mengambang dikelola daripada selama periode ekspansi AS di ekonomi internasional. Semakin banyak, negara-negara yang mengikuti kebijakan moneter yang berbeda. Pada saat yang sama, pasar menjadi lebih global. Amerika Serikat tidak lagi memiliki 70% atau 80% pangsa pasar dunia dalam industri kunci, tetapi pasar saham lebih sama dengan Eropa dan Jepang. Karena perubahan ini, nilai tukar terhadap laba operasi perusahaan dalam industri berdaya saing global, apakah mereka mengekspor produk mereka. Bahkan, perubahan nilai tukar seringkali dapat mempengaruhi laba usaha perusahaan yang tidak memiliki operasi di luar negeri atau ekspor tetapi menghadapi persaingan asing penting dalam pasar domestik mereka.
Dengan memahami perilaku jangka panjang dan jangka pendek nilai tukar, kita dapat mengerti bagaimana mereka mempengaruhi laba usaha. Dalam jangka panjang, perubahan kurs mata uang nominal dolar- mata uang asing cenderung hampir sama dengan perbedaan antara AS dan tingkat inflasi asing dalam harga barang yang diperdagangkan. Jika tingkat inflasi AS adalah 4% lebih tinggi dari Jerman sepanjang tahun, tanda deutsche akan cenderung memperkuat sekitar 4% terhadap dolar. Hubungan jangka panjang antara nilai tukar dan tingkat harga-biasanya disebut paritas daya beli (PPP)-menunjukkan bahwa perubahan daya saing antar negara, yang dinyatakan akan timbul karena tingkat inflasi yang tidak sama, cenderung diimbangi oleh perubahan yang sesuai pada nilai tukar. Dalam jangka pendek dari enam bulan sampai beberapa tahun, bagaimanapun, nilai tukar yang tidak stabil dan sangat mempengaruhi daya saing perusahaan yang menjual ke pasar yang sama tetapi mendapatkan bahan-bahan dan tenaga kerja dari berbagai negara. Perubahan jangka pendek dalam hasil daya saing relatif dari perubahan kurs nominal yang tidak diimbangi oleh perbedaan dalam tingkat inflasi di kedua negara. Jika tanda deutsche memperkuat 4% terhadap dolar dan tingkat inflasi Jerman adalah 1%, eksportir AS ke pasar Jerman dilayani terutama oleh produsen Jerman akan melihat naik nya harga dolar 5%. Namun, jika tingkat inflasi di Amerika Serikat adalah 4%, atau 3% lebih tinggi dari tingkat inflasi Jerman, margin operasi dari produsen AS akan naik hanya satu persen. Contoh ini menunjukkan bahwa perubahan daya saing relatif tidak tergantung pada perubahan-nominal tingkat jumlah tanda deutsche tukar diperoleh untuk setiap dolar-tetapi pada perubahan nilai tukar riil, yang perubahan kurs nominal minus perbedaan tingkat inflasi di kedua negara. Dengan demikian, dalam hal eksportir AS untuk Jerman, perubahan kurs nominal adalah 4% tetapi perubahan kurs riil (yang kemudian mempengaruhi laba operasi) hanya 1%.
Karena perubahan nilai tukar riil mencerminkan penyimpangan dari PPP, selama jangka waktu yang lama perubahan kumulatif dalam nilai tukar riil cenderung lebih kecil daripada nilai tukar nominal. Volatilitas nilai tukar riil dalam jangka waktu enam bulan sampai beberapa tahun, bagaimanapun, menyebabkan variabilitas berlebihan dalam operasi marjin.
Ketidakpastian, Kontrak, Dan Fleksibilitas Tingkat Upah Aliran kuantitas yang menggunakan dasar teori klasik mengasumsikan bahwa situasi yang dihadapi masyarakat adalah pasti dan pasar tenaga kerja yang bekerja sempurna. Dengan pasar tenaga kerja yang sempurna, proses tatonementakan menjamin terbentuknya keseimbangan dan kestabilan tingkat upah, serta kepastian masa depan. Model keseimbangan umum Walras yang memakai dasar teori klasik mengasumsikan hal yang sama. Ini berarti terdapat implikasi bahwa proses transaksi tidak akan terjadi sampai keseimbangan tercapai. Friedman secara eksplisit menyatakan bahwa teori moneternya didasarkan pada persamaan-persamaan keseimbangan umum dari Walras dan juga menyatakan bahwa semua antisipasi akan menjadi kenyataan pada jangka panjang. Keynes sebaliknya, menyatakan bahwa uang penting karena menjembatani masa sekarang dan masa mendatang.Hal tersebut hanya dapat berlaku apabila terdapat ikatan-ikatan kontrak dalam satuan uang yang kontinu sepanjang waktu.Keinginan orang untuk memegang uang sebagai bentuk kekayaan menunjukkan adanya ketidakpercayaan seratus persen terhadap perkiraan-perkiraan dan perhitungan masa mendatang.Artinya terdapat ketidakpastian yang selalu terjadi dan tidak dapat dihindari. Keynes menyatakan bahwa bila keadaan dunia selalu dipenuhi kepastian, dan semua harapan serta antisipasi masyarakat selalu terwujud, orang tidak perlu memegang uang karena tidak rasional. Uang dalam situasi seperti yang diasumsikan oleh kaum klasik merupakan suatu jenis aset yang memberikan jasa berupa likuiditas yang lebih kecil dibandingkan dengan biaya memegangnya, jadi return memegang uang adalah negatif, yang tidak mungkin terjadi.
2.2 Pembahasan Masalah
1. Menurut Andrew Bartmess dan Keith Cerny, terdapat lima kriteria untuk menilai kebutuhan akan relokasi : a. Complexity b. Required level of interaction c. Similarity of background and expertise d. Requirement of a prior relationship e. Concreteness of Information
Faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi pabrik antara lain: 1. Lingkungan masyarakat 2. Kedekatan dengan pasar 3. Tenaga kerja 4. Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok 5. Fasilitas dan biaya transportasi 6. Sumberdaya alam lainnya
Hambatan dalam pemilihan lokasi: 1. Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja 2. Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi 3. Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun 4. Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
2. Relokasi pabrik ini dianggap penting sebagai usaha untuk menekan biaya produksi 3. Iya kami setuju bahwa pabrik Kodak Microfilm dan Printers tetap berada di Rochester, New York karena Keunggulan Rochester sebagai pemilihan lokasi pabrik ini salah satunya adalah karena sejak awal berdirinya, Kodak sudah didirikan di Amerika Serikat. Oleh karena itu, Kodak sudah mengetahui dengan pasti mengenai aturan upah tenaga kerja, pajak, serta tidak perlu memikirkan tentang ketidakpastian nilai tukar lantaran masih sama-sama menggunakan mata uang USD. 4. Jika kami sebagai Manajer Kodak, kami setuju terhadap pendapat Andrew dan Keith tersebut. Dikarenakan jika harus merelokasi pabrik, akan diperlukan biaya yang cukup besar untuk pembangunan pabrik baru beserta pemindahan peralatan-peralatan. Dengan tetap berada di Rochester, perusahaan tidak perlu memikirkan mengenai perbedaan tingkat nilai tukar.
III. Kesimpulan
Menurut kami Kodak merupakan perusahaan multinasional yaitu perusahaan yang berusaha di banyak negara dan perusahaannya sangat besar. Perusahaan ini memiliki kantor-kantor, pabrik, dan kantor cabang di banyak negara. Yakni Kodak ada di beberapa negara AS, Taiwan, dan Australia. Dan perusahaan ini memiliki kantor pusat, dimana untuk mengkoordinasi manajemen global, Kodak sendiri kantor pusatnya di Rochester, New York. Perusahaan ini menggunakan strategi relokasi untuk mengembangkan industri. Menurut kelompok kami, Kodak Microfilm and Printers tidak perlu merelokasi pabrikya, karena hal itu nanti akan berdampak pada : 1. Industri kecil yang berhubungan dengan industri yang dipindahkan akan terkena dampak yang merugikan sehingga menjadi lambat berkembang. 2. pekerjaan semakin berkurang karena adanya pemindahan lokasi pabrik tanpa disertai pemindahan pekerja/buruh/pegawai/karyawan. 3. Pendapatan negara maju tersebut akan berkurang. 4. Meningkatkan tingkat pengangguran di negara tersebut.
IV. Daftar Pustaka
Ike Nurcahyono.2009. Pemiihan Lokasi Sekolah Sekolah Dasar Dengan Mempertimbangkan Jarak Tempuh Calon Siswa Dan Jumlah Sekolah Yang Ideal Sekecamatan Pejagoan Kebumen. Surakarta. http://eprints.uns.ac.id/8022/1/144331308201009391.pdf
Eastman Kodak Company.2007. Tersedia di http://en.wikipedia.org/wiki/Eastman_Kodak