Anda di halaman 1dari 2

- Hukum dan Sosiologi

Hukum
Fakta bahwa hukum adalah sebuah instrument formal dari suatu peraturan,
sebuah disiplin ilmu, suatu bentuk pembelajaran, belajar mengajar, dalam
waktu yang sama, membuat hukum tidak dapat dijelaskan dasarnya. Kita
harus selalu menentukan aspek hukum mana yang sedang kita diskusikan, dan
dari perspektif siapa.
Lebih lanjut, kebanyakan lawyer membuat hal ini semakin rumit dengan
mengatakan bahwa hukum meliputi berbagai macam keahlian, meskipun
keahlian yang penting adalah bagaimana keahlian seorang lawyer untuk meng-
handle sebuah peraturan.
Paradigma berbasis peraturan mengatur sebuah parameter untuk situasi factual
atau masalah hukum. Contohnya untuk menentukan hak dan kewajiban
seseorang atau suatu lembaga dalam situasi tertentu. Paradigma ini
memberikan konteks yang dipakai untuk memakai berbagai metode untuk
mengidentifikasi sumber hukum, untuk menggunakannya berdasarkan
peraturan yang valid/berlaku.
Paradigma ini juga memberikan konteks dalam hal bahwa mahasiswa-
mahasiswa hukum diajarkan untuk membaca dan mengkritisi secara hukum
sebuah argumen.
Suatu pandangan doctrinal (doktrin) tidak memberikan suatu penjelasan yang
memuaskan dalam hal bagaimana seorang lawyer menggunakan keahlian-
keahliannya. Seorang lawyer memiliki pengetahuan yang lebih pragmatis
tentang hukum daripada apa yang disampaikan oleh paradigma berdasarkan
peraturan.
Tidak mengherankan jika kemudian doktrin (doctrinal studies) merupakan
aspek hukum yang paling tidak disukai/diminati dalam penelitian cabang ilmu
pengetahuan. Penting untuk diingat bahwa doktrin hanya merupakan satu
aspek dari hukum. Mainfestasi lain dari hukum, seperti penelitian hukum non-
doktrin dan pendidikan hukum, yang berhubungan dengan peraturan sosial
dan regulasi, seperti hukum administrasi, sudah sangat dipengaruhi oleh
penelitian sosio-legal.

Sosiologi
Sosiologi, berbeda dengan hukum positif dan doktrin hukum,
memperbolehkan untuk meminjam konsep dan ide dari cabang ilmu lainnya
untuk kemudian mengembangkan paradigm-paradigma baru. Sosiologi
merupakan sebuah subyek berbagai paradigm. Berbagai kebiasaan sosiologi
telah mencoba untuk menghasilkan deskripsi yang lebih akurat tentang
masyarakat dan kehidupan sosial, meskipun belum ada suatu perjanjian yang
membahas tentang konsep power dan kelas sosial. Sosiologi masih dalam
tahap perdebatan yang menghasilkan pandangan-pandangan yang berbeda-
beda dan suatu kehidupan sosial yang kompleks.
Juga kemudian ada suatu perbedaan-perbedaan yang signifikan pada praktisi-
praktisi individual yang terlibat dalam reproduksi dalam bidang hukum dan
sosiologi. Disini kita meilhat bahwa lawyers cenderung berpikir dalam kasus-
kasus individu, dan para sosiolog mencoba untuk menggeneralisasi dalam hal
melihat suatu permasalahan secara rutin. Para lawyer secara kuat berakar pada
praktik hukum.
Hukum diperkenalkan oleh legislator untuk mengubah masyarakat dengan
memungkinkan suatu tindakan. Lawyers berpikir dengan cara pragmatis dan
lebih milih-milih, berfokus pada kasus-kasus individual. Diharapkan bahwa
kemudian sistem hukum dapat berkontribusi dalam hal membentuk tingkah
laku sosial, dan menghasilkan suatu hasil yang legislator inginkan.
Sedangkan, sosiologi secara umum dikemudikan oleh rasa keingintahuan para
sosiolog tentang kehidupan sosial, yang terlihat dalam percobaan mereka
untuk menjelaskan dan untuk mengerti apa itu realitas sosial secara general.
Secara umum, sosiologi mempunyai dua komitmen/tujuan:
1. untuk mengembangkan tradisi intelektual dalam konunitas keilmuan;
2. kewajiban seorang warga negara untuk public yang luas.

Anda mungkin juga menyukai