IV. Percobaan
a. Alat dan Bahan
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
1 Gelas plastik 5 unit K
2
CrO
4
2,5 g
2 Gelas kimia 1000 mL 1 unit Asam Borax 1 g
3 Gelas kimia 250 mL 1 unit NaCl 3,56 g
4 Labu takar 1000 mL 1 unit Aquades Secukupnya
5 Labu takar 50 mL 1 unit Ethanol 200 mL
6 Batang pengaduk 1 unit HCl pekat 50 mL
7 Pelat baja 5 batang
8 Pipet volume 1 unit
9 Isolasi Secukupnya
b. Prosedur Kerja
Persiapan benda kerja
Dimana: = berat yang hilang (gr)
A = luas permukaan (cm
2
)
t = waktu (jam)
r = laju korosi (mpy)
HCl
peka
tr
5 batang pelat
baja terlapisi
Pembilasan logam
5 batang pelat
baja bersih
Pengampelasan
Persiapan larutan
Larutan NaCl 3,56 gpl
Larutan K
2
CrO
4
Larutan borax
Gelas kimia
250 mL
Labu takar
1000 mL
3,56 g NaCl
400 mL aquades
600 mL aquades
1 L
NaCl
3,56
Gelas kimia
100 mL
Labu takar
50 mL
2,5 g K
2
CrO
4
20 mL aquades
30 mL aquades
50mL
K
2
CrO
4
5%
Gelas kimia
100 mL
Labu takar
50 mL
1 g Borax
20 mL aquades
30 mL aquades
50 mL
Borax
2%
Proses Korosi
NaCl 3,56 gpl
Penampungan NaCl pada
setiap gelas yaitu sebanyak
200 mL
Na
Cl
Na
Cl
Na
Cl
Na
Cl
Na
Cl
10 mL
K
2
CrO
4
2,5 %
10 mL
K
2
CrO
4
5 %
10 mL
Borax 1 %
10 mL
Borax 2 %
Penambahan inhibitor
pada beberapa gelas
Perendaman logam pada
ethanol
Penimbangan logam
dengan neraca
P
e
r
s
i
a
p
a
n
p
e
r
e
n
d
a
m
a
n
s
p
e
s
i
m
e
n
Perendaman logam pada
setiap larutan pada gelas
plastik
Massa awal
logam
Analisis logam yang telah
direndam
*setelah 7 hari
Massa akhir
logam
V. Data Hasil Praktikum
a. Data Pengukuran
No
Lingkungan
elektrolit
Luas
(dm
2
)
Berat awal
logam (g)
Berat akhir
logam (g)
1 NaCl 0.18 8,5383 8,5060
2 NaCl + K
2
CrO
4
2,5 % 0.18 8,5435 8,5257
3 NaCl + K
2
CrO
4
5% 0.176 8,3263 8,3112
4 NaCl + Boraks 1% 0.1786 8,179 8,16
5 NaCl + Boraks 2% 0.1786 7,32 7,28
b. Data Pengamatan
Jenis larutan Foto Keterangan
Larutan NaCl Sebelum dikorosikan
Larutan jernih, logam
pun bersih.
Setelah dikorosikan
Larutan keruh dengan
padatan merah
kecoklatan. Pada logam
terdapat banyak
padatan yang
menempel
Larutan NaCl + K
2
CrO
4
5% Sebelum dikorosikan
Proses pengkorosian
logam sudah dimulai,
dengan tanda
terdapatnya lapisan
berwarna coklat pada
beberapa titik pada
logam
Sesudah dikorosikan
Terdapat padatan yang
menempel pada logam,
jumlahnya sedikit.
Larutan NaCl + K
2
CrO
4
2,5%
Sebelum dikorosikan
Terdapat padatan coklat
yang menempel
Sesudah dikorosikan
Padatan yang
menempel pada logam
lebih banyak daripada
logam yang dicelupkan
dalam larutan elektrolit
dengan campuran
K
2
CrO
4
5%.
Jenis Larutan Foto Keterangan
NaCl tanpa inhibitor
Larutan keruh dengan
padatan oranye kecoklatan.
Pada logam terdapat banyak
padatan yang menempel
NaCl+borax (1%)
Terdapat padatan oranye
kecoklatan yang menempel
pada plat Fe hanya tidak
sebanyak jika tanpa
inhibitor.
NaCl+borax (2%)
VI. Pengolahan Data
Perhitungan Laju Korosi (r)
No Lingkungan elektrolit A (dm
2
) w (mg) t (hari) r (mdd)
1 NaCl 0.1800 32.3 7 25.6349
2 NaCl + K
2
CrO
4
2,5 % 0.1800 17.8 7 14.1270
3 NaCl + K
2
CrO
4
5% 0.1760 15.1 7 12.2565
4 NaCl + Boraks 1% 0.1786 19.0 7 15.1976
5 NaCl + Boraks 2% 0.1786 40.0 7 31.9949
0
5
10
15
20
25
30
35
0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00%
L
a
j
u
K
o
r
o
s
i
Konsentrasi Inhibitor (%)
Laju Korosi vs Konsentrasi Inhibitor
K2CrO4
Boraks
VII. Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan pada praktikum ini, penambahan inhibitor dapat
mengurangi laju korosi. Pada penambahan K
2
CrO
4
2,5% laju korosi dapat
berkurang hingga 11.5079 mdd dan pada konsetrasi K
2
CrO
4
5% laju korosi
dapat berkurang hingga 13.3784 mdd. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi inhibitor maka laju korosi akan semakin kecil. Laju
korosi berkurang karena kalium kromat merupakan inhibitor campuran yang
dapat dapat berfungsi sebagai inhibitor katodik dan inhibitor anodik. Sebagai
inhibitor katodik senyawa kromat bekerja dengan mengikat cara elektron dan
bereaksi dengan air sehingga membentuk gas hidrogen yang dapat
menyebabkan korosi pada logam, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Sebagai inhibitor anodik, senyawa kromat menurunkan potensial logam baja
hingga berada dalam zona pasif sehingga terlindungi dari korosi.
Pada penambahan inhibitor boraks 2.5%, laju korosi berkurang hingga
10.4373 mdd sedangkan pada penambahan boraks 5%, laju korosi justru
bertambah sebesar 6.36 mdd. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori karena
penambahan konsentrasi inhibitor seharusnya menurunkan laju korosi logam.
Anomali ini dapat disebabkan oleh terdapat kesalahan dalam pembuatan
larutan, kontaminasi, dan atau sifat borax sebagai inhibitor anodik non
oksidator.
VIII. Kesimpulan
Logam baja yang direndam dalam larutan NaCl tanpa inhibitor mengalami reaksi
korosi
Penambahan inhibitor dapat mengurangi laju korosi logam dan laju korosi tersebut
terus berkurang seiring dengan bertambahnya konsentrasi inhibitor yang
ditambahkan
Lingkungan elektrolit r (mdd)
NaCl 25.6349
NaCl + K
2
CrO
4
2,5 % 14.1270
NaCl + K
2
CrO
4
5% 12.2565
NaCl + Boraks 1% 15.1976
NaCl + Boraks 2% 31.9949
DAFTAR PUSTAKA
Alif, Shelfi. 2012. Diakses 27 Mei 2014.
Anonim. 2012. Pengkorosian Besi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Bayu, Angga Kusuma. Inhibitor Korosi. http://www.academia.edu/5493762/114755146-
Daster-Inhibitor-Korosi. Diakses 30 Mei 2014.
Choerunnisa, Ghea, dkk. 2012. Laporan Praktikum Pencegahan Korosi. Inhibitor. Bandung:
Polban.
Indarti, Retno. Jobsheet Praktikum Pengendalian Korosi: Inhibitor. Bandung: Politeknik
Negeri Bandung.
Putri, Nur Azizah, dkk. 2012. Laporan Praktikum Mandiri Kimia Dasar III Inhibitor Alami. Jakarta:
Program Studi Pendidikan Kimia, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Roberge, Pierre R., 2000. Handbook of Corrosion Engineering. United State of Amerika: McGraw-Hill.