Anda di halaman 1dari 2

Era Kerajaan: Kerajaan Aceh Darussalam

* Kerajaan Aceh Darussalam


Sebagai pusat penyebaran agama
Islam, berdirinya kerajaan Samudra Pasai mengilhami pendirinya Kerajaan Aceh
Darussalam pada tahun 1511 M. Kerajaan Aceh Darusalam berlokasi di daerah hulu
pulau Sumatra, atau ujung Pantai Aceh yang disebut sebagai Aceh Besar. Raja pertama Kerajaan
Aceh Darussalam
adalah Sultan Ali Mughayat Syah. Setelah Sultan Ali Mughayat Syah wafat, tahta
Kerajaan Aceh Darussalam beralih pada putranya yang kemudian bergelar Sultan
Salahuddin. Sayangnya, keadaan pemerintahan kurang mendapat perhatian raja
sehingga selama masa pemerintahannya Aceh Darussalam mengalami kemunduran
drastis. Kekuasan Sultan Salahuddin, kemudian direbut oleh Sultan
Alauddin.
Selama pemerintahan, Sultan Alauddin mengadakan perbaikan kondisi kerajaan
dan perluasan wilayah, antara lain ke Kerajaan Aru. Namun, usahanya untuk
merebut Malaka dari Portugis mengalami kegagalan. Sultan Alauddin juga aktif
menyebarkan pengaruh Islam dengan mengirim banyak ahli dakwah ke Pulau Jawa.
Salah satunya adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Sultan
Alauddin wafat, Kerajaan Aceh Darussalam kembali mengalami kemunduran. Hal ini terjadi akibat
pergolakan politik
internal dan pemberontakan yang berlangsung cukup lama. Kerajaan Aceh
Darussalam mengalami perkembangan pesat dan mencapai masa keemasan pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Kerajaan Aceh Darussanlam pada saat itu
tumbuh menjadi kerajaan besar yang berhasil menguasai jalur perdagangan
alternatif. Keberhasilan ini
mampu menyaingi monopoli perdagangan Portugis di Kerajaan Malaka.
Struktur
pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam dibentuk oleh Sultan Iskandar Muda. Pada
dasarnya, struktur kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam terbagi menjadi dua
wilayah, yaitu kekuasaan oleh kaum bangsawan dan alim ulama. Dalam kekuasaan
Halaman 1/2
(c) 2013 Webmaster <indopedia@gunadarma.ac.id>
URL: http://indopedia.gunadarma.ac.id/content/1/534/id/kerajaan-aceh-darussalam.html
Era Kerajaan: Kerajaan Aceh Darussalam
kebangsawanan, wilayah Kerajaan Aceh Darusalam terbagi dalam daerah-daerah
kehulubalangan yang dikepalai oleh Uleebalang.
Penganti Sultan Iskandar Muda adalah menantunya
yang bergelar Sultan Iskandar Thani. Ia menjadi raja pada tahun 1636. Pada masa
itu Sultan Iskandar Thani menerapkan kebijakan yang lebih lunak daripada
Iskandar Muda. Hal itu menyebabkan daerah-daerah taklukan melepaskan diri satu
per satu. Pemerintahan Iskandar Thani tidak berlangsung lama karena meninggal
pada tahun 1641. Pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam akhirnya dilanjutkan
oleh putri Sri Alam Permaisuri, putri Sultan Iskandar Muda, yang bergelar
Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Syah (1641-1675M). Sultanah adalah gelar untuk ratu Kerajaan
Aceh Darussalam. Selama
59 tahun berikutnya, Kerajaan Aceh Darussalam diperintah oleh ratu.
Setelah
Sultan Iskandar Muda meinggal dunia, secara perlahan Kerajaan Aceh Darussalam
mengalami kemunduran. Hal ini karena raja-raja setelah sultan Iskandar Muda
tidak mampu mempertahankan wilayah Aceh yang sangat luas. Terjadi perpecahan
antar kelompok dalam masyarakat Aceh, yaitu antara golongan ulama (Tengku) dan golongan
bangsawan yang
lebih dekat dengan penjajahan Kolonial Belanda.
Unique solution ID: #1533
Penulis: Diah AW
Terakhir diperbaharui: 2009-08-03 08:31
Halaman 2/2
(c) 2013 Webmaster <indopedia@gunadarma.ac.id>
URL: http://indopedia.gunadarma.ac.id/content/1/534/id/kerajaan-aceh-darussalam.html

Anda mungkin juga menyukai