Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Rahma Fauzia

NIM : 4201412099
Makul : IPBA
Rombel : Pendidikan Fisika 01

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ahli geofisika, secara umum bumi dibagi atas
lapisan-lapisan kerak bumi, mantel, dan inti. Suess dan Wiechert mengadakan pembagian
perlapisan bagian dalam bumi sebagai berikut :
1. Kerak bumi
Bagian ini memiliki ketebalan 30-70 km, terdiri dari batuan-batuan basa dan asam yang
memiliki berat jenis kira-kira 2.7 gr/cm
3
. Bagian atas dan tengah kerak bumi disebut
lapisan sial karena sebagian besar terdiri atas zat-zat silisium dan alumunium, sedangkan
bagian bawah disebut sima karena sebagian besar terdiri atas zat-zat silisium dan
magnesium. Kerak bumi dibagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudra.
2. Selubung bumi (mantle) atau sisik silikat (Astenosfer)
Lapisan ini memiliki ketebalan kira-kira 1200 km dan memiliki berat jenis 3.4 4 gr/cm
3
.
Kerak bumi dan selubung bumi merupakan lapisan litosfer.
3. Lapisan antara atau Chalkosfera
Lapisan ini memiliki ketebalan kira-kira 1700 km dengan berat jenis kira-kira 6.4 gr/cm
3
.
Lapisan ini sebagian besar merupakan sisik oksida dan sulfida.
4. Inti Besi-Nikel atau Barisfera (Core)
Barisfer adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam tersusun atas
lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan
atas dua bagian yakni inti luar dan inti dalam.
Para ahli geofisika dapat mengetahui struktur bumi tersebut terutama dengan metode
seismik. Metode seismik adalah salah satu metode eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuran respon gelombang seismik yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian
direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan.
Metode seismik juga merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan sumber seismik. Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun
1845 oleh Robert Mallet. Mallet megukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal
sebagai gelombang permukaan yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Pada tahun 1909,
Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk
eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dankerak bumi yang
disebut sebagai Moho.
Bumi merupakan bahan yang dinamis, akibat massa batuan aktif bergerak satu dengan
yang lain, sehingga menghasilkan gempa bumi pada zona tunjaman lempeng. Gempa bumi
berasal dari pergerakan secara perlahan dari massa batuan akibat pertambahan gaya
deformasi, sehingga massa batuan melampaui batas elastisitasnya dan akhirnya pecah.
Tempat lepasnya energi deformasi elastis yang biasa disebut gelombang seismik menyebar ke
segala arah disebut sebagai hiposenter. Rekahan-rekahan yang terbentuk akibat deformasi
tersebut dinamakan patahan.
Terdapat dua jenis gelombang seismik, yaitu compressional wave (P wave) dan shear
wave (S wave). Gelombang P adalah gelombang tekanan penyebab deformasi elastis pada
massa batuan, bergerak searah dengan arah gaya deformasi. Sedang gelombang S adalah
gelombang tarikan yang bergerak membentuk sudut dengan arah gaya deformasi. Gelombang
P di dalam bumi, mempunyai kecepatan yang berbeda-beda sebagai akibat ketidak-
homogenan struktur dalam (interior) bumi. Sifat dari gelombang ini, baik pada fasa padat
maupun cair, tetap ditransmisikan. Sedangkan untuk gelombang S, tidak ditransmisikan pada
fasa cair.
Dari hasil penelitian ahli geofisika mengenai kecepatan gelombang P dan gelombang
S di dalam bumi, disimpulkan terdapat dua bidang utama diskontinuitas, pertama sekirat 5-70
km dari permukaan bumi, dan kedua pada kedalaman kurang lebih 2900 km dari permukaan
bumi.






Dari gambar tampak bahwa secara garis besar interior bumi terdiri atas kerak bumi
dengan ketebalan 5-70 km, selubung bumi (mantel) ketebalannya 70-2900 km, dan inti
bumi (core) ketebalannya 3450 km. Sehingga secara akumulasi, jari-jari bumi diperkirakan
6350 km. Gelombang P dapat dicatat hingga posisi 120
0
dari pusat gempa, tetapi pada
koordinat 102
0
-143
0
, getaran gelombang P tidak dapat direkam dan daerah tersebut
dinamakan shadow zone. Gerakan gelombang P tercatat mulai lemah kecepatannya pada
koordinat 143
0
-180
0
. Zona bayangan gelombang S mengindikasikan bahwa terdapat lapisan
cair dalam lapisan bumi yang menghentikan gelombang S. Pada 1914, Beno Gutenberg,
menggunakan zona bayangan S ini untuk mengukur lapisan inti (core) di dalam bumi. Dia
menetapkan batas inti mantel tajam pada kedalaman 2900 km, dimana gelombang P
dibiaskan serta dilambatkan dan gelombang S berhenti. Dari uraian mengenai metode seismik
di atas, diperoleh lah penampang struktur bumi sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai