PROGRAM
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
(CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejawat,
Puji syukur kita haturkan pada Allah SWT atas karunia, berkah serta rahmatNya,
akhirnya kerja keras kita semua, untuk menerbitkan Buku Panduan P2KB IDSAI
telah berhasil. Sesuai dg amanah UU no 29 thn 2004 mengenai Praktik Kedokteran
pasal .... , bahwa setiap dokter berkewajiban utk senantiasa menjaga kompetensinya
, IDI dalam hal ini BP2KB dan IDSAI telah berhasil menyusun suatu Program
Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB).
Seperti telah dinyatakan oleh World Federation of Medical Education (WFME),
bahwa pendidikan kedokteran saja tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
dan perkembangan ilmu akan pelayanan kedokteran, sehingga diperlukan upaya
tambahan dalam menjaga dan meningkatkan kompetensi tersebut yaitu melalui
program pendidikan berkelanjutan (P2KB) ini. Khusus bagi anggota IDSAI sesuai
dengan program kepengurusan IDSAI periode 2007-2010 yg telah disetujui dalam
Konas IDSAI ke di Denpasar Bali, selain menjalankan program P2KB IDI, IDSAI
juga berafiliasi dengan Foundation for European Education of Anaesthesiology
(FEEA) dan melaksanakan program CPD dari FEEA yg telah diakui oleh World
Federation of Society of Anesthesiology (WFSA).
Dengan demikian dalam masa menyongsong era globalisasi baik antar negara
Asean melalui MRA on medical practitioner yg akan ditanda tangani pada bulan
Agustus tahun 2008, maupun dilingkup dunia, dokter spesialis anestesiologi kita
sudah siap dan mampu berpraktek setara dengan mutu global. Hal ini memang
memerlukan upaya maksimal dan kesungguhan hati untuk maju.
Terima kasih kami ucapkan atas kerja keras dan kesungguhan hati dari seluruh pihak
yg terlibat dalam pembuatan program ini, yaitu Komisi P2KB IDSAI , Kolegium
Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia, pusat-pusat pendidikan, para pengurus
IDSAI Pusat dan Cabang, dan terutama juga para anggota IDSAI.
Semoga niat baik dan kerja keras kita semua untuk kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat mendapat ridha dan berkah dari Allah SWT.
Wassalamu alaikum Wr.Wb.
Ketua PP IDSAI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................
Badan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (BP2KB)
Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi Indonesia (IDSAI) ......................................
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
2.
Beberapa Prinsip dalam Program P2KB IDSAI
3.
Pengorganisasian
Pengertian Beberapa Istilah
Skema P2KB PP-IDSAI
Petunjuk Teknis Pelaksanaan
: Ketua PB IDI
: Ketua PP IDSAI
: dr. Eddy Harijanto, SpAnKIC
: dr. Andi Ade Wijaya, SpAn
: dr. Bambang Wahyuprajitno,SpAnKIC
: dr. Ratna Farida, SpAnK
dan : dr. Indro Mulyono, SpAnKIC
: dr. Syamsu Hilal, SpAn
: dr. Indira Bakti, SpAn
: dr. Dita Adityaningsih, SpAn
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikatan dokter Indonesia sebagai organisasi profesi kedokteran merupakan salah satu
stakeholder pelayanan kesehatan yang turut bertanggung jawab dalam menjamin
terselenggaranya pelayanan keedokteran yang bermutu. Dalam muktamarnya yang ke 26-IDI
telah mengeluarkna Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran
Berkelanjutan, dan untuk pelaksanaanya perlu dibuat Pedoman Pelaksanaan Program
Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (Program P2KB atau Continuing
Profesionalism Development, CPD) bagi seluruh anggotanya (1).
Tujuan Program P2KB yang diselenggarakan oleh IDI dan suborganisasinya (PPSp / PDPP)
adalah : 1) mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme seorang dokter (berkualitas
dan beretika) sesuai dengan standar kompetensi global ; 2) terjaminnya suatu
penyelenggaraan pelayanan kedokteran yang bermutu melalui upaya sertifikasi dokter.
Program P2KB pada dasarnya merupakan upaya pembinaan (oversight) bersistem untuk
meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), serta
sikap (attitude) dokter agar ia senantiasa dapat menjalankan profesinya dengan baik (2).
Program P2KB juga merupakan bagian integral dari mekanisme pemberian izin praktik
(licensure). Penanggung jawab penyelenggaraan program P2KB adalah PB. IDI (BP2KB
IDI), melalui pelaksanaan oleh semua perhimpunan dokter spesialis (PDSp) dan kolegiumnya,
dan perhimpunan-perhimpunan lainnya di lingkungan IDI (3,4).
Profesi kedokteran sangat beragam bentuk layanannya. Secara garis besar dapat dibedakan
atas bidang profesi yang memberikan layanan bedah dan yang memberikan layanan medik,
yang teakhir ini ada yang melakukan intervensi ada pula yang tidak. Dari sisi kontaknya
dengan pasien, profesi kedokteran pun dibedakan atas yang memberikan layanannya secara
langsung dan secara tidak langsung. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa program
pengembangan keprofesian bagi berbagai bidang profesi ini tentu beragam pula cirinya,
walaupun tujuannya sama yaitu untuk menjamin profesionalisme dalam memberikan layanan
yang bermutu. Atas dasar ini perlu ditetapkan pedoman pelaksanaan umum yang akan
menjadi acuan operasional bagi semua perhimpunan dibawah IDI dalam menyusun petunjuk
teknis untuk pelaksanaan program P2KB/CPD-nya masing-masing.
Beberapa Prinsip dalam Program P2KB IDSAI
Menjalani P2KB merupakan kewajiban profesi (professional Imperative) bagi setiap dokter
dan merupakan prasyarat untuk meningkatkan mutu layanan kedokteran.Berbeda dengan
prinsip dalam pendidikan kedokteran dasar dan pendidikan pascadokter yang berstruktur,
P2KB merupakan kegiatan belajar mandiri dengn ciri Self-directed dan Practice-based. Oleh
karena itu keberlangsungan program P2KB sangat bergantung pada motivasi para dokter itu
sendiri. Selain untuk mendorong pengembangan profesionalisme, P2KB bertujuan
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi seorang dokter yang sangat penting untuk
memenuhi tuntutan pasien dan tuntutan sistem pelayanan kesehatan, serta menjawab
tantangan kemajuan ilmu kedokteran (5).
Dari sudut pandang dokter, motivasi untuk menjalankan P2KB seyogyanya muncul dari tiga
dorongan utama :
5
Banyak bukti memperlihatkan bahwa suatu P2KB ternyata baru effektif bila didukung oleh
(a) adanya kebutuhan untuk mempelajari suatu tema/topik, (b) cara belajar yang sesuai
dengan kebutuhan itu, dan (c) adanya kesempatan untuk menerapkan hasil belajar itu. Banyak
cara untuk menetapkan kebutuhan belajar seseorang , mulai dari tujuan formal sampai ke
acara yang umum dalam kehidupan sehari-hari seperti penilaian atasan atau teman sekerja,
medical audit, bahkan juga perenungan (refleksi) diri. Berdasarkan learning needs itu seorang
dokter hendaknya menyusun sendiri rencana pengembangan dirinya dalam bentuk RPD
(rencana pengembangan diri) atau personal development plan (PDP).
Pengorganisasian
P2KB meliputi semua kegiatan dokter, formal maupun nonformal, yang dilakukannya untuk
mempertahankan, membaharukan, mengembangkan, dan meningkatkan pengetahuan,
ketrampilam, dan sikap profesionalnya sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pasiennya.
Karena P2KB merupakan kegiatan belajar mandiri yang self-directed dan practice-based,
maka unsur utamanya adalah pencatatan untuk tujuan monitoring oleh perhimpunan. Dalam
hal ini pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu (5). Oleh karena itu sangat
dianjurkan agar semua perhimpunan membangun sistem pencatatan yang web-based
walaupun tetap dimungkinkan pencatatan manual. Sistem berinternet ini dimasa depan akan
terhubung ke sistem di tingkat IDI.
Kebijakan umum dalam pelaksanaan program P2KB disepakati bersama perhimpunan dan
kolegiumnya melalui Badan P2KB IDI, sedangkan implementasinya P2KB dilaksanakan oleh
Perhimpunan Dokter Spesialis dan Perhimpunan Dokter pelayanan pertama di lingkungan IDI
yang bertanggung jawab menyusun kebijakan operasionalnya (petunjuk pelaksanaan teknis)
sesuai dengan ciri layanan bidang profesinya masing-masing.
Petunjuk pelaksanaan teknis suatu skema P2KB hendaknya disusun dengan acuan standar
Internasional untuk suatu P2KB, antara lain yang ditetapkan oleh World Federation of
Medical Education,American Medical Association (AMA)/American Council, dan Federation
of Royal Colleges of Physicians of the UK. Acuan tersebut memberikan bakuan dasar bagi
semua unsur dalam program P2KB antara lain (5-7) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kompetensi:
Kompetensi dalam bidang kedokteran, khususnya bidang anestesiologi mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1. Ketrampilan klinik sebagai dokter spesialis anestesi
Tatalaksana pasien yang akurat, efektif, dan mengedepankan empati
2. Penguasaan dan penerapan ilmu kedokteran
Memiliki pengetahuan dalam bidang biomedis dasar, klinis medis, perilaku ilmiah
dan sosial, etika medis dan hukum, serta aplikasinya dalam penatalaksanaan pasien
3. Komunikasi Efektif
Kemampuan komunikasi interpersonal yang menjamin pertukaran informasi yang
efektif dengan pasien dan keluarganya, serta bekerja sama dengan tenaga kesehatan
lain , komunitas ilmiah dan masyarakat
4. Kemampuan memanfaatkan dan menilai secara klinis informasi
Kemampuan menilai dan memanfaatkan pengetahuan ilmiah terbaru untuk
memperbaiki praktek klinis
5. Riset
Melakukan penelitian secara mandiri maupun berkelompok dalam upaya
pengembangan ilmu kedokteran dengan pendekatan berbasis bukti
6. Belajar Sepanjang Hayat
Berfungsi sebagai supervisor, instruktur dan guru/dosen terhadap kolega, mahasiswa
dan tenaga kesehatan lain
7. Menerapkan etika, moral dan profesionalisme (dalam praktik sebagai dokter spesialis
anestesi).
Melakukan praktik dokter spesialis anestesi sesuai dengan aturan etika, undangundang dan standar profesi yang berlaku.
8. Manajerial
Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai profesi dan institusi
dalam upaya mengantisipasi dan memecahkan masalah kesehatan dan
mengembangkan penatalaksanaan pasien secara terintegrasi
METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan dalam P2KB
Proses pembelajaran dalam P2KB mencakup:
1. Integrasi antara praktek dan teori
2. Bentuk pembelajaran berupa:
Group learning activities merugikan : kegiatan belajar dalam suatu kelompok
Self-learning activities: kegiatan belajar mandiri
Practice assessment activities: kegiatan belajar dengan penilaian kemampuan
praktek
Education Development activities: kegiatan belajar dengan mengembangkan
proses pendidikan
3.
Jaring kerjasama (networking)
Hubungan antara P2KB dan Pelayanan Anestesi
P2KB IDSAI akan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
tatalaksana melalui penilaian diri sendiri dan evaluasi kinerja oleh peers, sehingga dapat
segera dilakukan tindakan. P2KB IDSAI diakui sebagai bagian dari praktek medis yang
terintegrasi dan dapat dioptimalkan manfaatnya dalam berbagai situasi klinis, pasien dan
masalah yang berbeda.
Proses Pembelajaran
P2KB IDSAI bersifat terbuka bagi semua dokter anestesi untuk ikut serta dan
berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Setiap peserta merencanakan sendiri program
pembelajaran berdasarkan kebutuhannya dengan mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada
P2KB IDSAI. Proses pembelajaran ini juga termasuk penerapan dalam praktek profesi dan
bersifat Life-Long Learning
Kegiatan Pendidikan dalam P2KB-IDSAI
Bukti kesertaan dokter spesialis anestesi dalam P2KB IDSAI dinyatakan dalam satuan
kredit partisipasi (SKP) yang diperoleh dari kegiatan yang bernilai pendidikan profesi. Kredit
ini diberikan baik untuk kegiatan yang bersifat klinis maupun nonklinis (mengajar, meneliti,
manajemen).
Kegiatan yang dapat diberikan kredit dibedakan atas tiga jenis dibawah ini:
1.
2.
3.
Kegiatan Pribadi
Kegiatan Internal
Kegiatan Eksternal
Kredit Pendidikan
A.
Kredit Prasyarat
Kredit prasyarat yang ditetapkan oleh IDI Optimal requirement adalah 250 SKP IDI per 5
tahun, dengan minimal 25 SKP IDI atau 10% diantaranya harus berasal dari kegiatan
nonklinik. Minimal requirement ditetapkan 200 SKP IDI per 5 tahun.
B.
Bobot kredit berbagai bentuk kegiatan
Nilai kredit untuk berbagai kegiatan ditetapkan oleh Komisi verifikasi dan evaluasi
BP2KB-IDSAI dengan mempertimbangkan:
- Nilai kompetensi tersebut untuk melakukan praktek anestesi dan reanimasi
- Keluasan lingkup kompetensi yang diperlukan
- Keterjangkauan kegiatan itu oleh setiap anggotanya.
Dokter Spesialis Anestesi termasuk kedalam kelompok layanan bidang profesi bedah, dengan
komposisi nilai SKP sebagai berikut:
- Kognitif
40%
- Psikomotor 40%
- Afektif
10%
- Nonklinik
10%
Perhitungan batasan minimal dan maksimal bobot kredit kegiatan P2KB IDSAI untuk
simposium dan workshop (jangka pendek) adalah seperti tertera pada tabel berikut:
Kegiatan Pendidikan P2KB
Waktu dalam jam
Simposium / Peserta
seminar
Pembicara
(kognitif)
Moderator
Panitia
Jumlah
Workshop / Peserta
course
Pembicara
(psikomotor) Moderator
Panitia
Jumlah
Skala
Nasional
Lokal/Wilayah
<8
6
8
2
1
17
8
8
1
17
8 - 16
8
8
2
1
19
10
8
1
19
> 16
10
8
2
1
21
12
8
1
21
<8
8
12
4
2
26
10
12
2
24
8 - 16
10
12
4
2
28
12
12
2
26
Internasional
> 16
12
12
4
2
30
14
12
2
28
<8
10
14
6
3
33
14
14
3
31
8 - 16
12
14
6
3
35
16
14
3
33
> 16
14
14
6
3
37
18
14
3
35
Materi Pembelajaran
Berdasarkan keputusan dari KONAS IDSAI di Sanur Bali, ditetapkan P2KB IDSAI
mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh FEEA (Foundation For European Education in
Anaesthesiology) yang saat ini sudah menjadi bagian dari ESA (CEE) dan disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, BP2KB IDSAI
menyelenggarakan berbagai kegiatan pendukung yang bernilai P2KB. Bentuk kegiatan yang
diselenggarakan oleh Komisi P2KB IDSAI adalah:
1. KPPIA
2. CPD WORKSHOP
Merupakan workshop untuk memantapkan berbagai ketrampilan dasar dalam
praktek anestesia. Ada 3 workshop yang dilaksanakan, yaitu:
i. Workshop penatalaksanaan jalan nafas sulit
ii. Workshop Anesthesia Regional
iii. Workshop Tatalaksana Nyeri
10
3. CPD Course
Merupakan kursus ilmu anestesia dasar yang diselenggarakan bersama dengan
FEEA (Foundation for European Education in Anaesthesiology) dan WFSA
(World Federation of Society of Anesthesiology). Ada 6 materi kursus yang
akan dilaksanakan, yaitu:
i. Respiratory and thorax
ii. Cardiovascular
iii. Intensive care, Emergency Medicine, Blood and Blood Transfusion
iv. Mother and Child, and Adverse Reactions
v. Neurology, Loco Regional Anesthesia and Pain Therapy
vi. Anesthesia according to the Patients, Types of Surgery and Modes of
Organization
PERENCANAAN DAN DOKUMENTASI
Perencanaan kegiatan P2KB IDSAI disesuaikan dengan kebutuhan dalam praktek klinik
dan kesehatan masyarakat secara global. P2KB IDSAI mengembangkan sistem pencatatan
yang dapat memberikan peringatan lebih awal kepada dokter spesialis anestesi dan
stakeholders mengenai kualitas praktek, pencapaian tujuan dan perbandingan dengan
kelompok.
System pencatatan kegiatan P2KB IDSAI dilakukan secara transparan dan sistematis
dalam buku Log dan Portofolio . Catatan tersebut akan digunakan sebagai bukti pembelajaran
serta umpan balik dalam meningkatkan kualitas praktek. Dokter spesialis anestesi harus
membuat portofolio dan mengisi buku log yang juga dapat diakses oleh penilai.
System pencatatan dilakukan dengan cara normal dan system on line.
PERANAN DOKTER SPESIALIS ANESTESI DALAM P2KB-IDSAI
Dapat memberikan layanan anestesi dengan kualitas tinggi harus menjadi dorongan bagi
dokter spesialis anestesi dalam mengikuti kegiatan P2KB IDSAI. Kegiatan P2KB IDSAI
sendiri harus dapat meningkatkan motivasi untuk belajar dan motivasi untuk berkembang, dan
dapat dikenal sebagai suatu kegiatan profesi yang bermanfaat.
Dokter spesialis anestesi dengan dibantu oleh BP2KB IDSAI secara sistematis
merencanakan, melaksanakan dan mendokumentasikan kegiatannya untuk menentukan
kebutuhan pembelajaran yang akan mengacu kepada peningkatan kualitas pelayanan termasuk
pembelajaran antar disiplin ilmu.
Setiap dokter spesialis anestesi diberi kesempatan untuk mendiskusikan kebutuhan
pembelajarannya dengan BP2KB IDSAI.
STAKEHOLDERS P2KB- IDSAI
P2KB IDSAI mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh FEEA dan yang sudah biasa
bekerjasama dengan FEEA (Foundation For European Education in Anaesthesiology) dan
KARI (Kolegium Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia) sebagai nara sumber. Sebagai
stakesholder kegiatan adalah PP IDSAI dalam hal ini Komisi P2KB IDSAI, dan BP2KB PB
IDI.
Setiap penyelenggara kegiatan P2KB harus dapat menjelaskan materi pendidikan dari
setiap kegiatannya, termasuk metode dan teknologi pembelajaran yang digunakan. Sistem
umpan balik yang sistematis harus memungkinkan bagi panitia ataupun organisasi yang
menyelenggarakan kegiatan P2KB IDSAI.
11
12
Evaluasi akan dilakukan setiap tahun, sehingga dokter spesilis anestesi mendapat
kesempatan lebih awal untuk menilai kekurangan dalam kinerja dan kompetensinya,
sehingga dapat membuat perencanaan dalam menentukan kegiatan P2KB IDSAI berikutnya.
Hasil akhir evaluasi yang dilakukan oleh Komisi IDSAI setelah 5 tahun kegiatan berupa surat
rekomendasi dari IDSAI yang akan diserahkan kepada KARI untuk menrurus STR (surat
tanda registrasi) dan selanjutnya untuk memperoleh Sertifikat Komplasi (dari Kolegium
Anesthesi & Reanimasi Insonesia), STR (dari KKI) dan Reanimasi (dari IDI) untuk mengurus
Ijin Praktek.
PENGORGANISASIAN PROGRAM
Kegiatan P2KB IDSAI merupakan suatu kegiatan yang terorganisir dan terstruktur, yang
mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh BP2KB IDI dengan materi pembelajaran
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh FEEA (Foundation For European Education in
Anaesthesiology)/ESA.
PP IDSAI bertanggung jawab dalam hal pengorganisasian dan pelaksanaan setiap kegiatan
P2KB IDSAI, yang harus selalu dievaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Struktur
administrasi P2KB IDSAI mencakup pengembangan dan kepastian kualitas (quality
assurance) .
Anggaran pembiayaan P2KB IDSAI merupakan bagian dari pembiayaan system layanan
kesehatan secara luas. Sistem pendanaan kegiatan P2KB IDSAI bersifat independen dan tidak
mengikat.
Skema Pelaksanaan
Aplikasi
Uji Diri
Rencana Pengembangan
Diri
Audit
13
14
Pengabdian
Masyarakat
Maks 2 SKP
Maks 1 SKP
Maks 1 SKP
Maks 1 SKP
Maks 2 SKP
2. Kegiatan Internal
Yang dimaksud dengan kegiatan internal adalah setiap aktivitas yang dilaksanakan
bersama teman sekerja dan merupakan kegiatan terstruktur ditempat kerja yang bersangkutan,
dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional yang berujung pada perbaikan
kualitas pelayanan. Setiap dokter spesialis anestesiologi yang mengikuti aktivitas internal
harus mencatat kedalam buku log dan portofolio, serta menyimpan dokumen yang diperlukan
untuk verifikasi.
15
Jenis Kegiatan Internal yang dapat dimintakan nilai kredit CPD adalah:
a) Penanganan pasien
Aktivitas pengananan pasien dirumah sakit akan memperkaya kemampuan dan
ketajaman diagnosis klinis. Yang dimaksud dengan aktivitas penanganan pasien di
rumah sakit adalah jumlah pasien yang ditangani, dengan berbagai kondisi status fisik.
Pengecualian penilaian bagi dokter anestesiologi yang hanya menjalankan praktek
subspesialis, seperti kardiotorasik, intensivist, dan lain-lain. Yang bersangkutan dapat
mengajukan permohonan akreditasi nilai SKP kepada BP2KB IDSAI dengan
membawa buku log dan portofolio
b) Pendidikan
Aktivitas pendidikan kedokteran yang dilakukan dilingkungan rumah sakit tempat
bekerja atau lebih luas. Bentuk aktivitas dapat berupa kegiatan memberi kuliah,
tutorial, penguji atau pengawas ujian mahasiswa kedokteran/ peserta PPDS dan/atau
perawat. Setiap kegiatan harus dicatat dalam buku log dan portofolio, serta
menyimpan dokumen yang dibutuhkan untuk keperluan verifikasi dan pemberian nilai
kredit
c) Aktivitas Ilmiah
Aktivitas ilmiah yang dilakukan dilingkungan tempat bekerja, berupa siang klinik,
pertemuan ilmiah komite medik, ronde besar, pembahasan kasus, audit medis dan lainlain yang bertujuan untuk proses pembelajaran dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan. Setiap kegiatan harus dicatat dalam buku log dan portofolio, serta
menyimpan dokumen yang dibutuhkan untuk keperluan verifikasi dan pemberian nilai
kredit.
Kegiatan Internal dan Nilai SKP maksimal
Penanganan Pasien*
Pendidikan
Aktivitas Ilmiah
8 SKP
2 SKP
2 SKP
2
4
3. Kegiatan Eksternal
Yang dimaksud dengan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh
kelompok lain diluar tempat bekerja yang dapat berskala regional, nasional atau internasional.
PERTEMUAN ILMIAH
KONAS
PIB
KPPIA
10 SKP
10 SKP
10 SKP
17
18
PENUTUP
19