Dengan:
C = daya gelombang pembawa yang diterima
N
up
= daya derau (hubungan ke atas)
N
down
= daya derau (hubungan ke bawah)
N
IM
= daya derau (intermodulasi)
Besar daya derau intermodulasi N
IM
tergantung dari karakteristik TWT yang
digunakan jumlah gelombang pembawa yang disalurkan.
Untuk operasi gelombang pembawa tunggal maka TWT tersebut dapat dikemukakan
sampai jenuh outputnya, sehingga harga (C/N)
up
dan (C/N)
down
nya mencapai harga yang
maksimal.
Pada operasi gelombang pembawa ganda maka derau intermodulasi akan menjadi
maksimum pada titik jenuh dari TWT, sehingga atsa dasar ini titik kerja TWT perlu digeser
ke daerah yang linear guna memperkecil derau intermodulasi.
Penggeseran titik kerja dari TWT ke daerah yang linear tersebut diatas disebut dengan
Input Backoff.
Input backoff dari TWT akan mengakibatkan output backoff dari TWT tersebut.
Karakteristik perpindahan dari TWT dapat digambarkan seperti tersebut pada table VI
2 di bawah ini:
TABEL V 2
TWT KARAKTERISTIK PERPINDAHAN
Input
Backoff
(dB)
Jumlah gelombang permbawa yang disalurkan
4 Gelombang
pembawa
6 gelombang
pembawa
8 gelombang
pembawa
8 gelombang
pembawa
Output
backoff
C/ N
IM
Output
backoff
C/ N
IM
Output
backoff
C/ N
IM
Output
backoff
C/ N
IM
0 1,8 10,9 1,9 10,3 1,9 10,0 2,1 9,3
-2 1,8 12,4 1,9 11,8 2,0 11,6 2,1 11,0
-4 2,3 14,0 2,4 13,4 2,5 13,1 2,6 12,5
-6 3,1 15,6 3,2 14,9 3,3 14,6 3,4 13,9
-8 4,3 17,4 4,4 16,6 4,4 16,3 4,5 15,5
-10 5,8 19,7 5,8 18,7 5,8 18,3 5,9 17,3
Amplitudo dari masing masing pembawa dianggap semua sama.
Contoh:
Bila daya input yang diperlukan untuk menjenuhkan TWT adalah -91 dBW pada
operasi gelombang pembawa tunggal, maka bilamana untuk transponder tersebut digunakan
untuk sistem gelombang pembawa ganda, maka daya input dayanya harus dikurangi misalnya
dengan 4 buah gelombang pembawa. Dengan amplitude yang sama besarnya (-101 dBW)
maka daya input total yang dihasilkan adalah -95 dBW, dalam hal ini harga input backoff
adalah sebesar 4 dB.
Dari table V 2 dapar dilihat bahwa untuk input backoff