Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kode merupakan kumpulan peraturan yang
bersistem. Etik berasal dari kata etika yang dalam bahasa Yunani ethos yang berarti adat
istiadat/kebiasaan yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika berarti ilmu
tentang apa yang baik dan buruk serta hak dan kewajiban moral (akhlak). Kode etik sendiri
didefinisikan sebagai norma dan asas yang diterima oleh kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku.
Profesi berasal dari bahasa latin, proffesio yang mempunyai dua arti, yaitu janji dan
pekerjaan. Pengertian lebih luasnya adalah kegiatan apa saja dan siapa saja untuk
memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan pengertian
sempit dari profesi adalah kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu serta
adanya tuntutan pelaksanaan norma-norma sosial yang baik.
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai
seseorang yang profesional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Kehadiran kode etik
profesi sendiri diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi. Selain itu, untuk
melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan dan penyalahgunaan keahlian.
Kode etik profesi ini akan digunakan sebagai rujukan (referensi) normatif dari pelaksanaan
pemberian jasa profesi kepada mereka yang memerlukannya.
Kode etik profesi memiliki fungsi sebagai berikut:
Sebagai pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan. Dengan adanya kode etik profesi, pelaksana profesi dapat mengetahui
batas-batas antara hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan
Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Etika
profesi dapat melakukan fungsinya sebagai sumber pengetahuan kepada masyarakat
agar mereka tahu arti penting dari suatu profesi, sehingga dapat dimungkinkan
pengontrolan terhadap pelaksana di lapangan kerja.
Sebagai pencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi. Para pelaksana profesi pada suatu instansi tidak
boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi.
Meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Disini, anggota profesi dapat
mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugas.
Meningkatkan mutu profesi. Kode etik memuat norma-norma dan anjuran agar para
anggota profesi meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
Meningkatkan mutu organisasi profesi. Dengan adanya kode etik, para anggota
profesi wajib untuk aktif berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan organisasi maupun
kegiatan yang dirancang organisasi sehingga dapat memajukan kualitas dari
organisasi profesi tersebut.


Kode Etik Profesi Guru
Menurut Supriadi (1999), profesi guru adalah orang suatu pelayanan atau jabatan
yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. UU No.14 Tahun 2005
menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Menurut Sulipan (2007), guru Indonesia yang profesional mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut; dasar ilmu yang kuat sebagai pengejahwantaan terhadap masyarakat
teknologi dan masyarakat pengetahuan. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan
praksis pendidikan masyarakat Indonesia. Dan yang terakhir, pengembangan kemampuan
profesional berkesinambungan, guru adalah profesi yang berkembang terus-menerus.

Pada Kongres PGRI ke XIII, ketua umum PGRI menyatakan bahwa Kode Etik Guru
Indonesia merupakan landasan moral dan tingkah laku guru warga PGRI dalam
melaksanakan panggilan pengabdian bekerja sebagai guru. Dari pendapat ini dapat
diperoleh kesimpulan bahwa kode etik guru berperan sebagai landasan moral dan sebagai
pedoman tingkah laku dari profesi guru. Guru dituntut untuk menjalankan profesinya
dengan ketulusan hati dan menggunakan keandalan kompetensi sebagai sumber daya dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik
menjadi manusia utuh yang beriman dan bertakwa serta menjadi warga negara yang baik,
demokratis, dan bertanggung jawab. Pelaksanaan tugas guru Indonesia terwujud dan
menyatu dalam prinsip, Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut Wuri
Handayani yang berarti Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di
belakang memberikan daya kekuatan.

Keputusan Kongres XXI Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tentang Kode etik
guru Indonesia memutuskan ada delapan pasal pada kode etik profesi guru, masing-masing
pasal terdiri atas isi dan penjelasan. Berikut merupakan rumusan dari kode etik profesi guru:

1. Kewajiban umum seorang guru
2. Kewajiban guru terhadap peserta didik
3. Kewajiban guru terhadap Orangtua/wali Peserta didik
4. Kewajiban guru terhadap masyarakat
5. Kewajiban guru terhadap teman sejawat
6. Kewajiban guru terhadap profesi
7. Kewajiban guru terhadap organisasi profesi
8. Kewajiban guru terhadap pemerintah

Berikut pula merupakan rincian penjabaran dari masing-masing pasal tersebut:
1. Kewajiban umum seorang guru
Dalam pasal ini, seorang guru harus menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan dari sumpah guru. Selain itu, seorang guru harus melaksanakan tugas
utamanya sebagai guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik untuk mewujudkan tujuan
nasional.
2. Kewajiban guru terhadap peserta didik
Seorang guru tidak cukup menguasai materi pelajaran tetapi juga mengayomi
peserta didik, menjadi contoh atau teladan bagi peserta didik serta selalu mendorong,
murid untuk lebih baik dan maju.
Selain itu, guru juga harus membimbing peserta didik untuk memahami,
menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan kewajibannya sebagai individu, warga
sekolah, dan anggota masyarakat.
Serta berprilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-
hak peserta didiknya, terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan
penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
Guru juga mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuan serta
disesuaikan dengan mata pelajaran, memodifikasi dan memperkayakan bahaan
pembelajaran, menggunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan
laporan, memahami bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang
sama, mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja
dengan kemampuan masing-masing pada setiap pelajaran, dan mengusahakan
keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran.

3. Kewajiban guru terhadap Orangtua/wali Peserta didik
Dalam kaitannya dengan orang tua peserta didik, ada beberapa hal yang harus
dilakukan guru. Di antaranya berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif
dan efisien dengan orang tua/wali peserta didik dalam melaksanakan proses
pendidikan, merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain selain
orang tua/wali, dapat memotivasi orang tua/wali untuk beradaptasi dan berpartisipasi
dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan, menjunjung tinggi hak
orang tua/wali untuk berkonsultasi berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan dan
cita-cita anak. Tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan
orang tua/wali untuk memperoleh keuntungan pribadi.

4. Kewajiban guru terhadap masyarakat
Guru harus dapat menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif,
dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan,
dapat mengakomodasi aspirasi dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas
pendidikan dan pembelajaran, harus peka terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di masyarakat sehingga dapat melakukan antisipasi dan pencegahan kalau
perubahan yang terjadi berdampak negatif. Guru juga harus melakukan semua usaha
untuk bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan
meningkatkan kesejahteraan peserta didik. Tidak boleh menampilkan diri secara
eksklusif dalam kehidupan bermasyarakat atau dengan kata lain menutup diri
terhadap kehidupan bermasyarakat.

5. Kewajiban guru terhadap teman sejawat
Bersama rekan sejawat, seorang guru harus memelihara dan meningkatkan
kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah. Harus menjunjung tinggi martabat
profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.
Juga tidak boleh membuka rahasia pribadi rekan sejawat kecuali untuk
pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum. Selain itu, harus
menghormati rekan sejawat saling membimbing antarsesama rekan sejawat, dan
saling membantu dengan rekan sejawat serta memiliki beban moral untuk bersama-
sama dengan sejawat uuntuk meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam
menjalankan tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.

6. Kewajiban guru terhadap profesi
Seorang guru harus menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.
Berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang
studi yang diajarkan, terus-menerus meningkatkan kompetensinya. Pendidik dan
tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Selain itu, guru seyogyanya
menciptakan iklim belajar yang kondusif, menarik, aman, nyaman dan kreatif.

7. Kewajiban guru terhadap organisasi profesi
Dalam pasal ini, guru harus menjadi anggota profesi guru dan berperan aktif
dalam melaksanakan program-program organisasi demi kepentingan kependidikan,
memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan manfaat
bagi kepentingan kependidikan, aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar
menjadi pusat informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan
masyarakat.

8. Kewajiban guru terhadap pemerintah
Dalam kaitan etika ini, guru harus membantu program peemtinah untuk
mencerdaskan kehidupan dan berbudaya, menciptakan, memelihara dan
meningklatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara berdasarka Pancasila dan UUD 1945.

Guru juga tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh
pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran.
Juga tak diperkenankan melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat
pada kerugian negara.

Dengan demikian, kode etik profesi guru merupakan pedoman sikap dan
perilaku yang bertujuan untuk menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia,
dan bermartabat yang dilindungi oleh undang-undang. Kode etik profesi guru
berperan sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku profesi guru. Sebaiknya,
seorang guru yang profesional mematuhi kode etik guru. Dengan adanya kode etik
profesi guru, diharapkan guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang
dari kode etik guru, dan dalam pelaksanaannya, seorang guru menjalankan
profesinya sesuai denga kode etik yang telah berlaku.

Anda mungkin juga menyukai