Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 2

Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)


Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


1. DATA ROW COMPRESSION
Secara umum kompresi data (Data Compression) diartikan dengan proses mengubah
ukuran suatu file menjadi file yang ukurannya lebih kecil. Berdasarkan definisi di atas,
kompresi data dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Lossy Data Compression
Lossy Data Compression memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan rasio
kompresi yang lebih besar, tetapi sebagian data akan hilang (loss) pada saat
dilakukan proses uncompression. Salah satu contoh jenis kompresi ini digunakan
untuk mengubah file audio menjadi mp3.
b. Lossless Data Compression
Sebaliknya Lossless Data Compression mensyaratkan bahwa data hasil
rekontruksi akan persis sama dengan data yang terkompress.Terdapat 2 teknik
kompresi yang umum digunakan dalam Lossless Data Compression yaitu :
- Berdasarkan pada prinsip data yang sering muncul akan dikodekan dengan
lebih sedikit bit. Contoh : Huffman Coding
- Berdasarkan pada permodelan statistik untuk data teks. Misalkan dengan
membangun suatu kamus (dictionary) dari simbol-simbol yang sering
muncul pada suatu blok dan kemudian hanya akan diacu (reference)
dengan menggunakan pointer. Contoh : LZ (Lempel-Ziv) algorithm.
Dalam kompresi pada database, hal pertama yang harus dipahami bahwa
tujuan utama dari kompresi data pada database bukan untuk mendapatkan rasio
kompresi yang maksimum, tetapi untuk mendapatkan keimbangan terbaik antara
rasio kompresi yang didapat dengan cost dari proses kompresi/dekompresi.
Sehingga kompresi yang didapat akan bergantung pada distribusi dan skema data
yang ada.
Contoh membuat tabel menggunakan Data Compression :
CREATE TABLEPELANGGAN(kd_plgVARCHAR(5) NOT NULLPRIMARY KEY,
nm_plgVARCHAR(25) NULL,
alamatVARCHAR(25) NULL,tgl_joinDATE NULL )
WITH(DATA_COMPRESSION=PAGE)

Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


2. CONSTRAINT
2.1 Check
Constraint CHECK digunakan untuk mendefinisikan suatu kondisi yang harus
dipenuhi oleh tiap baris data dalam table.
Contoh :
ALTER TABLE employee
ADD CONSTRAINT emp_deptno_ck
CHECK (deptno BETWEEN 1 AND 99);
Constraint CHECK diatas akan ditambahkan pada table yang telah dibuat sebelumnya
dalam hal ini table EMPLOYEE. Kondisi yang harus dipenuhi pada CHECK adalah
bahwa nilai dari kolom deptno berada antara 1 dan 99.

2.2 Unique
Constraint UNIQUE mendefinisikan suatu kolom menjadi bersifat unik.
Kolom yang bersifat unik harus didefinisikan NOT NULL. Sebuah tabel dapat
memiliki berbagai unique constraints , dengan paling banyak satu unique constraints
yang didefiniskan sebagai primary key. Sebuah tabel tidak boleh memiliki lebih dari
satu unique constraints pada kolom yang sama.
Contoh :
CREATE TABLE department (
deptno NUMBER (2),
dname VARCHAR (20),
loc VARCHAR (25),
CONSTRAINT dept_name_uk UNIQUE (dname)) ;
Pada syntax diatas DNAME yang menjadi unique name pada table DEPARTMENT.

2.3 Foreign Key
Didefinisikan pada suatu kolom yang ada pada suatu table, dimana kolom
tersebut juga dimiliki oleh table yang lain sebagai suatu PRIMARY KEY.
Contoh membuat table dengan foreign key :
CREATE TABLE employee (
empno NUMBER (4),
Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


ename VARCHAR (30) NOT NULL,
job VARCHAR (25),
deptno NUMBER (7, 2) NOT NULL,
CONSTRAINT emp_deptno_fk FOREIGN KEY (deptno) REFERENCES
department (deptno));
Syntax diatas berarti deptno pada table employee merupakan referensi dari deptno
yang dimiliki oleh table department.

3. APPLICATION OBJECT
3.1 Stored Procedure
Stored procedure adalah prosedur (seperti subprogram dalam bahasa
pemrograman) yang disimpan di dalam database.
Dalam Oracle, dapat ditulis dalam PL / SQL atau Java
Dalam SQL Server, dapat ditulis dalam Transact-SQL atau CLR
MySQL mendukung dua jenis rutin (subprogram):
stored procedure yang dapat dipanggil, fungsi yang menghasilkan nilai yang dapat
dipakai dalam statemen SQL lain.
Stored Procedure yang disimpan dapat dipanggil dari
Program yang ditulis dalam bahasa standar, misalnya: Java, C #
Scripting bahasa, misalnya: JavaScript, VBScript
SQL command prompt, misalnya: sqlcmd, SQL Plus, Query Analyzer
Contoh Statemen yang menciptakan strored procedure :
CREATE PROCEDURE procedure1 /* nama */
(IN parameter1 INTEGER) /* parameter */
BEGIN /* awal blok */
DECLARE variable1 CHAR(10); /* variabel */
IF parameter1 = 17 THEN /* awal IF */
SET variable1 = 'burung'; /* assignment */
ELSE
SET variable1 = 'kelelawar'; /* assignment */
END IF; /* akhir IF */
INSERT INTO table1 VALUES (variable1); /* statement */
END /* akhir blok */
Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


Dengan stored procedure eksekusi menjadi cepat. Tidak ada kompilasi.
Peningkatan kecepatan datang dari reduksi lalu-lintas jaringan. Jika ada pekerjaan
pengecekan berulang, looping, multiple statement, dikerjakan dengan pemanggilan
tunggal ke prosedur yang telah disimpan ke server.Stored procedure adalah
komponen. Andaikan aplikasi kemudian ditulis dalam bahasa berbeda, tidak ada
masalah, karena logika berada didalam database bukan dalam aplikasi.

3.2 User Defined Function
User define function merupakan subroutine yang digunakan untuk membuat
transact-SQL, dimana kode user define function tersebut berbentuk encapsulation
code, dan kode tersebut dapat digunakan digunakan untuk membangun transact-SQL
lain (reusable). User define function ini berfungsi hampir sama dengan stored
procedure. Perbedaannya adalah jika stored procedure tidak bisa digunakan untuk
menyimpan hasil proses, sedangkan pada user define function hasil dari proses dapat
dikembalikan berupa sebuah nilai atau table. Jika anda sudah familiar dengan bahasa
pemrograman Visual Basic, maka perbedaan user define function dan stored
procedure mirip seperti perbedaan antara Function dan Sub.
User define function dibuat dengan perintah CREATE FUNCTION,
dimodifikasi dengan ALTER FUNCTION atau di hapus dengan perintah DROP
FUNCTION.
Tipe User Define Function terbagi menjadi dua tipe yaitu:
a. Scalar function
Scalar function adalah sebuah user define function yang
mengembalikan sebuah nilai dengan satu tipe data scalar. Semua tipe
data yang ada pada SQL Server 2000 dapat digunakan untuk
menampung hasil pengembalian proses, kecuali tipe data text, ntext,
image, timestamp dan cursor. Bagian dari function ini harus berada
dalam blok BEGINEND. Berikut ini contoh membuat scalar function
yang mengembalikan nilai dengan tipe data decimal

Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


CREATE FUNCTION [ owner_name. ] function_name
( [ { @parameter_name [AS] scalar_parameter_data_type
[ = default ] } [ ,...n ] ] )
RETURNS scalar_return_data_type
[ WITH < function_option> [ [,] ...n] ]
[ AS ]
BEGIN
function_body
RETURN scalar_expression
END

Contoh scalar function :
CREATE FUNCTION CubicVolume
-- Input dimensions in centimeters
(@CubeLength decimal(4,1), @CubeWidth decimal(4,1),
@CubeHeight decimal(4,1) )
RETURNS decimal(12,3) -- Cubic Centimeters.
AS
BEGIN
RETURN ( @CubeLength * @CubeWidth * @CubeHeight )
END

b. Table valued function
Jika Scalar function dapat mengembalikan sebuah nilai dengan
tipe data tertentu, maka table value function dapat mengembalikan nilai
berupa table. Table valued function ini dibedakan menjadi dua jenis
yaitu Inline table valued function dan multistatement table valued
function. Inline valued function dapat digunakan jika hasil yang akan
dikembalikan merupakan hasil dari perintah SELECT. Bagian dari
deklarasi inline function tidak didalam blok BEGINEND. Fungsi Inline
table valued function ini mirip seperti view, perbedaanya adalah jika
pada view tidak bisa menggunakan parameter, sedangkan pada function
diijinkan mengggunaan parameter.
Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


Contoh Table Valued Function
CREATE FUNCTION [dbo].[test] ( @X INT, @Y INT )
RETURNS INT
AS
BEGIN
RETURN @X + @Y
END
GO
Jalankan script diatas, dan kalo berhasil akan muncul pesan : Command(s)
completed successfully, dan hasilnya dapat dilihat di dalam folder
Programmability > Functions > Scalar-valued Functions.Untuk
menjalankannya, tinggal memanggil fungsi tersebut dengan paramater-
parameter yang dikirim :
USE [tempdb]
GO
Select dbo.test(4,5) as Hasil

3.3 Trigger
Trigger adalah blok PL/SQL atau prosedur yang berhubungan dengan table,
view, skema atau database yang dijalankan secara implicit pada saat terjadi sebuah
event. Trigger merupakan store procedure yang dijalankan secara automatis saat user
melakukan modifikasi data pada tabel. Modifikasi data yang dilakukan pada tabel
yaitu berupa perintah INSERT, UPDATE, dan DELETE. INSERT , UPDATE dan
DELETE bisa digabung jadi satu trigger yang dinamakan Multiple Trigger. Tipe dari
trigger adalah :
Application trigger : diaktifkan pada saat terjadi event yang berhubungan
dengan sebuah aplikasi
Database trigger : diaktifkan pada saat terjadi event yang berhubungan dengan
data (seperti operasi DML) atau event yang berhubungan dengan sistem
(semisal logon atau shutdown) yang terjadi pada sebuah skema atau database.
Trigger perlu dibuat pada saat membentuk sebuah aksi tertentu terhadap suatu
event dan memusatkan operasi global . Trigger tidak perlu dibuat, jika fungsionalitas
Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


yang diperlukan suatu ada pada Oracle server dan duplikat atau sama dengan fungsi
trigger yang lain.Sintak penulisan dari database trigger, berisi komponen berikut :
1. Trigger timing :
a. Untuk tabel : BEFORE, AFTER
b. Untuk view : INSTEAD OF
2. Trigger event : INSERT, UPDATE atau DELETE
3. Nama tabel : yaitu nama tabel atau view yang berhubungan dengan trigger
4. Tipe trigger : Baris atau Pernyataan (statement)
5. Klausa WHEN : untuk kondisi pembatasan
6. Trigger body : bagian prosedur yang dituliskan pada trigger

Trigger timing adalah waktu kapan trigger diaktifkan. Ada tiga macam trigger
timing, yaitu :
BEFORE : trigger dijalankan sebelum DML event pada tabel
AFTER : trigger dijalankan setelah DML event pada tabel
INSTEAD OF : trigger dijalankan pada sebuah view.
Trigger event ada 3 kemungkinan : INSERT, UPDATE atau DELETE.Pada
saat trigger event UPDATE, kita dapat memasukkan daftar kolom untuk
mengidentifikasi kolom mana yang berubah untuk mengaktifkan sebuah trigger
(contoh : UPDATE OF salary ... ). Jika tidak ditentukan, maka perubahannya akan
berlaku untuk semua kolom pada semua baris.Tipe trigger ada 2 macam, yaitu :
Statement : trigger dijalankan sekali saja pada saat terjadi sebuah event.
Statement trigger juga dijalankan sekali, meskipun tidak ada satupun baris
yang dipengaruhi oleh event yang terjadi.
Row : trigger dijalankan pada setiap baris yang dipengaruhi oleh terjadinya
sebuah event. Row trigger tidak dijalankan jika event dari trigger tidak
berpengaruh pada satu baris pun.
Trigger body mendefinisikan tindakan yang perlu dikerjakan pada saat
terjadinya event yang mengakibatkan sebuah trigger menjadi aktif.
Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


Contoh Penggunaan : Trigger After Delete
Berikut adalah contoh penggunaan trigger untuk event setelah
penghapusan (AFTER DELETE) pada table "tr_penjualan" - database
phi_minimart. Langkah yang akan kita lakukan adalah sebagai berikut :
1. Kita akan membuat satu table audit dengan nama "tr_penjualan_hapus"
yang berisi row-row yang dihapus dari table "tr_penjualan" dengan
tambahan dua field, yaitu tanggal penghapusan (tgl_perubahan) dan user
MySQL yang melakukan hal tersebut (nama_user). Berikut adalah
perintahnya :
USE phi_minimart;
CREATE TABLE `tr_penjualan_hapus` LIKE `tr_penjualan`;
ALTER TABLE `tr_penjualan_hapus` ADD
(`tgl_perubahan` DATETIME,`nama_user` VARCHAR(200));
2. Tahap berikutnya adalah membuat trigger yang akan melakukan populasi
data yang dihapus dari "tr_penjualan" ke table "tr_penjualan_hapus".
Berikut adalah perintahnya :
DELIMITER |
CREATE TRIGGER hapus_tr_penjualan AFTER DELETE
ON tr_penjualan FOR EACH ROW
BEGIN
INSERT INTO tr_penjualan_hapus
(tgl_transaksi, kode_cabang, kode_kasir,
kode_item, kode_produk, jumlah_pembelian,
tgl_perubahan, nama_user)
VALUES (OLD.tgl_transaksi, OLD.kode_cabang,
OLD.kode_kasir, OLD.kode_item, OLD.kode_produk,
OLD.jumlah_pembelian,SYSDATE(), CURRENT_USER);
END;
| DELIMITER ;
3. Setelah trigger di atas kita buat, sekarang saatnya kita melakukan
pengujian. Coba hapus tiga row data dari table "tr_penjualan" dan lihat
efeknya di table "tr_penjualan_hapus". Jalankan perintah berikut :

Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


DELETE FROM tr_penjualan LIMIT 3;
SELECT * FROM tr_penjualan_hapus;

4. Terlihat pada gambar di atas 3 row yang dihapus telah "pindah" ke table
"tr_penjualan_hapus" dengan tambahan informasi waktu penghapusan dan
user yang menghapus.
5. Selesai.

4. FEDERATED DATABASE OBJECT
Sistem federasi adalah tipe khusus dari sistem manajemen basis data
terdistribusi. Sebuah sistem federasi terdiri dari sebuah DB2 yang beroperasi sebagai
server federasi, database yang bertindak sebagai federasi database, satu atau lebih data
sumber, dan klien (pengguna dan aplikasi) yang mengakses sumber database dan data.
4.1 Wrappers
Wrappers merupakan mekanisme di mana federasi database berinteraksi
dengan sumber data. Federasi database menggunakan rutinitas yang tersimpan di
library yang disebut modul wrapper untuk mengimplementasikan wrapper.
Rutinitas ini memungkinkan federasi database untuk melakukan operasi
seperti koneksi ke sumber data dan mengambil data dari iteratif itu. Biasanya, pemilik
Federasi menggunakan statement CREATE WRAPPER untuk register wrapper dalam
federasi database. Anda dapat meregistrasi wrapper sebagai fenced atau terpercaya
(trusted) menggunakan pilihan wrapper DB2_FENCED.
Anda membuat satu wrapper untuk setiap jenis sumber data yang ingin Anda
akses. Misalnya, Anda ingin mengakses tiga DB2 untuk z / OS database tables, satu
DB2 untuk tabel Sistem I, dua tabel Informix, dan satu tampilan Informix. Dalam hal
Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


ini, Anda perlu membuat satu wrapper untuk objek sumber data DB2 dan satu
wrapper untuk Informix objek sumber data. Setelah wrapper tersebut terdaftar dalam
database federasi, Anda dapat menggunakan wrapper ini untuk mengakses objek lain
dari sumber-sumber data. Misalnya, Anda dapat menggunakan wrapper DRDA
dengan semua DB2 family sumber data objek -DB2 database untuk Linux, UNIX, dan
Windows, DB2 untuk z / OS, DB2 untuk Sistem i, dan DB2 Server untuk VM dan
VSE.
Anda menggunakan definisi server dan nickname untuk mengidentifikasi
secara spesifik (nama, lokasi, dan sebagainya) dari setiap objek sumber data.
Sebuah wrapper melakukan banyak tugas. Beberapa tugas-tugas ini adalah:
Terhubung ke sumber data. Wrapper menggunakan koneksi API standar
sumber data.
Ini menyampaikan query ke sumber data.
o Untuk sumber data yang mendukung SQL, query tersebut diajukan di
SQL.
o Untuk sumber data yang tidak mendukung SQL, query diterjemahkan
ke dalam bahasa query asli dari sumber atau menjadi serangkaian
sumber API calls.
Menerima hasil set dari sumber data. Wrapper menggunakan API standar
sumber data untuk menerima hasil yang ditetapkan.
Menanggapi query federasi database tentang mapping tipe data default untuk
sumber data. Wrappernya berisi mapping default yang digunakan ketika
nickname diciptakan untuk objek sumber data. Untuk wrapper relasional, tipe
data mapping yang Anda buat menimpa tipe data mapping default. User-
defined tipe data mapping disimpan dalam katalog global.
Menanggapi query federasi database tentang mapping fungsi default untuk
sumber data. Federasi database membutuhkan tipe data informasi mapping
untuk keperluan perencanaan query. Wrappernya berisi informasi federasi
database untuk menentukan apakah fungsi DB2 dipetakan ke fungsi sumber
data, dan bagaimana fungsi dipetakan. Informasi ini digunakan oleh SQL
Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


Compiler untuk menentukan apakah sumber data dapat melakukan operasi
query. Untuk wrapper relasional, mapping fungsi yang Anda buat
menggantikan tipe fungsi mapping default. Fungsi User-didefinisikan mapping
disimpan dalam katalog global.
Pilihan wrapper digunakan untuk mengkonfigurasi wrapper atau untuk
menentukan bagaimana IBM InfoSphere Federation Server menggunakan
wrappernya.
Contoh :
1. Default wrappers

Syntax :
CREATE WRAPPER DRDA;
2. User defined wrappers
CREATE WRAPPER "wrapname" LIBRARY 'db2drda.dll' OPTIONS
(DB2_FENCED 'N')
Contoh :
CREATE WRAPPER MYDB2SERVER LIBRARY
'db2drda.dll'OPTIONS (ADD DB2_FENCED 'N')

4.2 Remote Servers
Server Definition mendefinisikan remote database di federated server. Untuk
setiap remote database di mana kita merujuk objek sumber, kita membuat definisi
Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


server. Definisi Server berisi versi remote server, wrapper dan kita dapat
menyediakan pilihan server seperti node dan nama database dari remote database dan
sebagainya.
Untuk menyambung ke sumber data lain seperti SQL, Oracle dll kita
membutuhkan client required yang diinstal dan dikonfigurasi untuk mengakses
database sumber lain. Untuk database DB2 kita perlu remote database di federated
server.
Syntax :
CREATE SERVER servname TYPE DB2/UDB VERSION 9.7 WRAPPER DRDA
AUTHORIZATION userid PASSWORD password OPTIONS (NODE
nodename ,DBNAME dbname')

Contoh :
CREATE SERVER QUEST TYPE DB2/UDB VERSION '8.2'
WRAPPER MYDB2SERVER
AUTHID "<user_id>" PASSWORD "<password>"
OPTIONS(ADD DBNAME 'QUEST', PASSWORD 'Y');


Kelompok 2
Dewi Fajarshanti Firdaus P. (125150200111035)
Gilang Yanuar Wirana (125150200111037)
Az Zahra Rahma Putri Afifa (125150200111064)
Mochammad Imam Syaroni (125150201111066)
Anggita Rezky R. (125150207111010)
ABD-KELAS C-03


4.3 User Mapping
Hubungan antara otorisasi ID pada server federasi dan informasi yang
diperlukan untuk menyambung ke sumber data remote. User ID dan password yang
Anda gunakan untuk mengakses server federasi yang dipetakan ke user ID dan
password yang Anda gunakan untuk mengakses server sumber data.
Syntax :
CREATE USER MAPPING FOR federatedsserverauthid SERVER servname
OPTIONS (REMOTE_AUTHID sourceauthid, REMOTE_PASSWORD
sourcepasswd)
Contoh :
CREATE USER MAPPING FOR "QUESTUSER" SERVER "QUEST"
OPTIONS (ADD REMOTE_AUTHID '<user_id>',
ADD REMOTE_PASSWORD '*****')

4.4 Nicknames
Sebuah nama lokal yang Anda buat untuk mengidentifikasi setiap objek pada
sumber data yang ingin Anda akses. Objek nickname yang mengidentifikasi disebut
sebagai objek sumber data.
Syntax :
CREATE NICKNAME nick1 FOR
SERVERDEFINITION.SOURCESCHEMANAME.SOURCETABLENAME
Contoh :
Membuat nickname untuk DEPARTMENT, yang berada pada schema
bernama HEDGES yang disimpan di DB2 UDB untuk data source z/OS dan OS/390
bernama OS390A.
CREATE NICKNAME DEPT for OS390A.HEDGES.DEPARTMENT

Anda mungkin juga menyukai