Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kolon ( termasuk rectum ) merupakan tempat keganasan tersering dari saluran cerna. Kolon
(termasuk rectum) merupakan keganasan tersering Tempat Dari saluran cerna. Kanker kolon
menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker rectal. Kanker kolon menyerang
individu doa kali lebih Besar dibandingkan Kanker dubur. Insiden karsinoma rektum di
Indonesia cukup tinggi demikian juga angka kematiannya. Insiden pada pria sebanding dengan
wanita, dan lebih banyak pada orang muda. Sekitar 75 % ditemukan di rektosigmoid. Di negara
barat, perbandingan insiden pria : wanita = 3 : 1 dan kurang dari 50 % ditemukan di
rektosigmoid dan merupakan penyakit orang usia lanjut. Pemeriksaan cocok dubur merupakan
penentu karsinoma rektum.Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui secara
pasti, tetapi faktor resiko telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada
keluarga, rowayat penyakit usus inflamasi kronisndan diet tinggi lemak protein dan daging serta
rendah serat.
B. Rumusan masalah
1 apa pengertian dan epidemiologi dari kanker rektal ?
2 bagaimana etiologi, patofisiologi dan manifestasi klinis kanker rektal ?
3 bagaimana komplikasi, pencegahan dan pemerikasaan diagnostic kanker rectal ?
4 bagaimana penataklaksanaan medis dan ASKEP kanker rektal ?

C. Tujuan
1 mengetahui pengertian dan epidemiologi dari kanker rektaal
2 mengetahui etiologi, patofisiologi dan manifestasi klinis kanker rektal
3 mengetahui komplikasi, pencegahan dan pemeriksaan diagnostic kanker rektal
4 mengetahui penatalaksanaan medis dan ASKEP kanker rektal


Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kanker rectal
kanker rektal adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum. kanker rektal adalah
keganasa jaringan epitel pada daerah rectal. karsinoma rektal merupakan salah satu dari
keganasaan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian rekti yang terjadi akibat
gangguan ploliferasi sel epitel yang tidak terkendali.karsinoma rekti merupakan keganasan
viseral yang terjadi yang biasanya berasal dari kelenjar sekretore lapisan mukosa sebagian besar
kanker kolostomi berawal dari polip yang sudah ada sebelumnya,karsinoma rektum merupakan
tumor ganas yang berupa masa polifoid besar,yang tumbuh kedalam lumen dan dapat dengan
cepat meluas ke bsekitar usus anular.

B. Epidemiologi
Insiden karsinoma rektum di Indonesia cukup tinggi demikian juga angka kematiannya.
Insiden pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada orang muda. Sekitar 75 %
ditemukan di rektosigmoid. Di negara barat, perbandingan insiden pria : wanita = 3 : 1 dan
kurang dari 50 % ditemukan di rektosigmoid dan merupakan penyakit orang usia lanjut.
Pemeriksaan cocok dubur merupakan penentu karsinoma rektum.

C. Etiologi .
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui secara pasti, tetapi faktor resiko
telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, rowayat penyakit
usus inflamasi kronisndan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat (Smeltzer,
2002)


Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 3

Faktor Resiko
1. Polip di usus (Colorectal Polyps)
Polip diketahui memiliki potensi untuk menjadi kanker rektal. Evolusi dari kanker itu
sendiri merupakan sebuah proses bertahap, dimana proses itu dimulai dari hiperplasia sel
mukosa, adenoma formation, perkembangan dari displasia menuju transformasi maligna
dan masa invasif kanker. Aktofasi onkogen , inaktifasi tumor supresi gen, dan
penghapusan kromosom memungkinkan penyebaran dari formasi adenoma,
perkembangan dan peningkatan displasia dan invasif karsinoma.
Pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang
berusia 50 tahun ke atas. Sebagian polip bersifat jinak (bukan kanker), tetapi beberapa
polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
2. Colitis Ulcerativa
Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon (mis:colitis ulcerativa)
selama bertahun-tahun memiliki resiko yang tinggi terkena kanker rectal. 1% dari pasien
dengan riwayat penyakit kronik kolitis ulseratif ini akan terkena kanker rektal.
3. Penyakit Crohns
Pasien yang menderita penyakit crohns mempunyai resiko tinggi untuk menderita kanker
kolorektal tetapi masih kurang jika dibandingkan dengan ulserativ colitis.Keseluruhan
insiden dari kanker yang muncul pada pasien dengan penyakit crohns sekitar 20%.
4. Faktor genetik
Sekitar 15% dari seluruh kanker kolon muncul pada pasien dengan riwayat penyakit
kanker kolorektal pada keluarga terdekat. Seseorang dengan keluarga terdekat yang
mempunyai kanker rektal mempunyai kemungkinan untuk menderita kanker rectal dua
kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki riwayat kanker
rektal pada keluarganya.
5. Diet
Pada kebanyakan penelitian, masyarakat yang menjalankan pola diet tinggi lemak, tinggi
kalori, daging dan diet rendah serat berkemungkinan besar menderita kanker rektal,
meskipun ada juga penelitian yang tidak menunjukkan adanya hubungan antara serat dan
kanker rektal.
Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 4

Ada dua hipotesis yang menunjukkan mekanisme hubungan antara diet dan resiko kanker
rektal. Hipotesis pertama adalah pengakumulasian bukti epidemiologi untuk asosiasi,
antara resistensi insulin dengan adenoma dan kanker rektal. Mekanismenya adalah
mengkonsumsi diet yang berkalori tinggi mengakibatkan perkembangan resistensi insulin
diikuti dengan peningkatan level insulin, trigliserida dan asam lemak tak jenuh pada
sirkulasi. Faktor sirkulasi ini mengarah pada sel epitel kolon untuk menstimulasi
proliferasi dan juga memperlihatkan interaksi oksigen reaktif. Pemaparan jangka panjang
hal tersebut daspat meningkatkan pembentukan kanker rektal. Hipotesis kedua adalah
identifikasi berkelanjutan dari agen yang secara signifikan menghambat karsinogenesis
kolon secara eksperimental. Dari pengalaman tersebut dapat disimpulkan mekanismenya,
yaitu hilangnya fungsi pertahanan lokal epitel yang disebabkan kegagalan diferensiasi
dari daerah yang lemah akibat terpapar toksin yang tidak dapat dikenali dan adanya
respon inflamasi lokal, karakteristik ini didapat dari bukti teraktivasinya enzim COX-
2dan stres oksidatif dengan lepasnya mediator oksigen reaktif.
6. Gaya Hidup
Pria dan wanita yang merokok selama kurang dari 20 tahun mempunyai resiko tiga kali
untuk memiliki adenokarsinoma yang kecil, tapi tidak untuk yang besar. Sedangkan
merokok selama lebih dari 20 tahun memiliki resiko dua setengah kali untuk menderita
adenoma yang berukuran besar .
Diperkirakan 5000-7000 kematian karena kanker kolorektal di Amerika dihubungkan
dengan penggunaan rokok (Depkes, 2006). Pengkonsumsian alkohol juga dapat
menunjukkan hubungan dengan meningkatnya resiko kanker rektal.
7. Usia
Proporsi dari semua kanker pada orang usia lanjut (>65 tahun) pria dan wanita adalah
61% dann 56%. Frekuensi kanker pada pria berusia lanjut hampir 7 kali (2158 per
100.000 orang per tahun) bila dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda (30-
64 tahun).




Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 5




D. Klasifikasi
1. stadium 0: kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau
rektum.carsinoma insitu adalah nama lain untuk kanker kolorektal stadium 0.
2. stadium 1:tumor telah tumbuh kediniding dalam kolom atau rektum,tumor belum tumbuh
menembus dindidng.
3. stadium 2: tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dindidng kolon atau
rektum,kanker ini mungkin telah menyerang jaringan sekitarnya tetapi sel-sel kanker
belum meyebar ke kelenjar gatah bening.
4. stadium 3:kanker telah meyebar kekelenjar getah bening sekitarnya,tetapi belum
menyebar ke bagian tubuh yang lain.
5. stadium 4: kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain misalnya hati atau paru.
6. kambuh:kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tetapi kambuh kembali setelah
priode tertentu karena kanker tidak terdeteksi,penyakit ini dapat kambuh kembali dalam
kolon atau rektum,atau dibagian tubuh yang lain.














Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 6

E. Patofisiologi




















Adanya polip di
usus yg jinak
Factor makanan (karbohidrat
,lemak hewani ,serat
Gaya hidup (kurang
olahraga,merokok,minu
m alcohol)
Tidak cepat
ditangani
Massa feses keras dan terlalu
lama di usus dan rektum
Perubahan bakteri di
usus,sehingga bakteri
memecah garam empedu
karsinogen
Polip menjadi besar
Terjadi kerusakan DNA
Penggabungan DNA asing dan DNA induk
Mitosis
Pertumbuhan liar sel ganas
Ca. Rektum
Perubahan
defekasi
kontsipasi diare
Obstruksi rektum
Iritasi saat BAB
nyeri perdarahan
anemia
pucat
Adanya massa di
usus dan rektum
Rasa penuh
di perut
Kram
abdomen
Respon
refluks
anoreksi
BB
pembedahan
Pembuatan
stoma
MK : ggn.rasa
nyaman ; nyeri
MK :
perubahan
nutrisi
MK :
kerusaka
n
integritas
kulit
MK :
ggn.citra
tubuh
MK :
resiko
kekura
ngan
volume
cairan
MK :
ggn.p
ola
elimin
asi
fekal
MK :
kelemahan
Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 7

F. Manifestasi klinis
1. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah segar
maupun yang berwarna hitam.
2. Diare, konstipasi atau merasa keadaan perut tidak benar-benar kosong saat BAB
3. Feses yang lebih kecil dari biasanya
4. Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh pada perut,
nyeri.
5. Penurunan berat badan yang tiak diketahui sebabnya
6. Mual dan muntah
7. Rasa letih atau lesu
8. Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada daerah
gluteus

G. Komplikasi
1. obstruksi usus parsial
Obstruksi usus adalah penyumbatan parsial atau lengkap dari usus yang menyebabkan
kegagalan dari isi usus untuk melewati usus.
2. Perforasi atau perlobangan
3. Perdarahan
4. Syok
Syok merupakan keadaan gagalnya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat gangguan
peredaran darah atau hilangnya cairan tubuh secara berlebihan.

H. Pencegahan
1. Hindari makanan junk food dan daging merah, perbanyak makan sayuran dan buah-
buahan serta ikan
2. Berhenti merokok dan minumana alcohol
3. Perbanyak aktifitas atau olahraga
4. Hindari makanan yang mengandung pengawet dan zat pewarna


Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 8

I. Pemerikasaan Diagnostik
1. Dengan RECTAL TOUCHER biasanya diketahui :
a. Tonus sfingterani keras/lembek.
b. Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
c. Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor yang dapat teraba ataupun
tidak.
2. Foto sinar X Pemeriksaan radiologis dengan barium enema dianjurkan sebagai
pemeriksaan rutin sebelum dilakukan pemeriksaan lain. Pada pemeriksaan ini akan
tampak filling defect biasanya sepanjang 5 6 cm berbentuk anular atau apple core.
Dinding usus tampak rigid dan gambaran mukosa rusak.
3. Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA)Pemeriksaan CEA dapat dilakukan,
meskipun antigen CEA mungkin bukan indikator yang dapat dipercaya dalam
mendiagnosa kanker karena tidak semua lesi menyekresi CEA.
4. Tes-tes Khusus
a. Proktosigmoidoskopi Dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai menderita
karsinoma usus besar. Jika tumor terletak di bawah, bisa terlihat langsung. Karsinoma
kolon di bagian proksimal sering berhubungan dengan adanya polip pada daerah
rektosigmoid.
b. Sistoskopi Indikasi sistoskopi adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang mencurigai
invasi keganasan ke kandung kencing.
5. Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test FOBT):Terkadang
kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat mendeteksi jumlah darah yang
sangat sedikit dalam kotoran. Karena tes ini hanya mendeteksi darah, tes-tes lain
dibutuhkan untuk menemukan sumber darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid),
juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran.
6. Sigmoidoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan bagian bawah kolon dengan tabung
cahaya (sigmoidoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadi
kanker), maka polip bisa diangkat.
7. Kolonoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan seluruh kolon dengan menggunakan
tabung panjang bercahaya (kolonoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang
dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 9

8. Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema): Prosedur ini mencakup
pengisian kolon dan rektum dengan bahan cair putih (barium) untuk meningkatkan
kualitas gambar sinar X. Dengan demikian, ketidaknormalan (seperti polip) dapat terlihat
dengan jelas.
9. Pemeriksaan rektal secara digital: Pemeriksaan rektal seringkali menjadi bagian
pemeriksaan (check-up) fisik rutin. Dokter akan memasukkan jari dengan sarung tangan
yang telah dilumasi ke dalam rektum, untuk merasakan ketidaknormalan.

J. Penatalaksanaan Medis
Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah, dengan tujuan utamanya
memperlancar saluran cerna. Kemotrapi dan raiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan
manfaat kuratif.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, prosedur pembedahan pilihan
adalah :
Reseksi segmental dengan anastomosis ( pengangkatan tumor dan porsi usus pada
sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).
Reseksi abdominoperenial dengan kolostomi sigmoid permanen (prngangkatan tumor
dan porsi sigmoid dan semua rektumm serta sfingter anal ).
Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekomresi usus awal dan
persiapan usus sebelum reseksi)
Prinsip prosedur untuk karsinoma rektum
1. Pilihan utama adalah pembedahan
2. Radiasi pasca bedah diberikan jika:
a.sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria
b.ada metastasis ke kelenjar limfe regional
c.masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis .(Radiasi
pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).
Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 10

3. Obat sitostatika diberikan bila:
a.inoperabel
b.operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika
muskularis propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali. Obat yang dianjurkan
pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:
a) Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut. Pemberian
berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.
b) Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
c ) Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya
lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama pemberian, harus
diawasi kadar Hb, leukosit dan trombosit darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak
meberikan hasil yang memuaskan.

K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesis
- Identitas pasien (nama, umur, pekerjaan, alamat, dll)
b. Riwayat keperawatan
- Aktivitas/istirahat :
Gejala : kelemahan, kelelahan/keletihan, perubahan pola istirahat dan tidur
- Sirkulasi :
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda : dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah
- Eliminasi :
Gejala : perubahan pola defekasi, darah dan feses, nyeri pada defekasi
Tanda : perubahan bising usus, distensi abdomen, teraba massa pada abdomen
kuadran bawah
- Nyeri/ketidak nyamanan :
Gejala : gejala nyeri bervariasi dan tergantung penyakit
c. Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat psikologis keluarga
Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 11

e. Pemeriksaan fisik
- Palpasi : nyeri tekan
2. Diagnosa Keperawatan (Preoperatif dan praoperatif)
Pre Operatif
1) Nyeri b/d adanya kanker pada daerah rectal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri
b. Berikan tekhnik distraksi dan relaksasi
c. Berikan lingkungan yang nyaman pada pasien
d. Berikan analgetik sesuai prosedur/instruksi dokter
Rasional :
a. Untuk mengetahui seberapa dalam nyeri yang dirasakan
b. Agar membantu mengurangi rasa sakit
c. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
Evaluasi :
Nyeri yang dirasakan pasien tidak dirasakan lagi
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hipermetabolik akibat kanker
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan berat badan pasien kembali normal
Intervensi :
a. Pantau masukan makanan tiap hari
b. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan
cairan yang adekuat
c. Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan
d. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia
Rasional :
a. Mengidentifikasikan kekuatan/defisiensi kekuatan
b. Kebutuhan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan
Evaluasi :
Berat badan stabil dan pasien mampu berpartisipasi dalam intervensi spesifik
untuk merangsang nafsu makan
Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 12

Post operatif
1) Nyeri post operatif b/d pembedahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri pasien berkurang bahkan tidak
dirasakan lagi
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
d. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian analgetik
Rasional :
a. Bermanfaat dalam evaluasi
b. Nyeri menentukan efektifiras terapi
c. Meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping pasien
d. Membantu memfokuskan perhatian dan membntu pasien mengatasi nyeri
Evaluasi :
Pasien mengungkapkan tidak nyeri lagi, nyeri berkurang dan pasien tidak tampak
meringis dan menahan sakit lagi

2) Resiko infeksi b/d adanya luka akibat pembedahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak mengalami infeksi akibat
mikroorganisme melalui luka pembedahan
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda infeksi
b. Gunakan tehknik septik dalam setiap tindakan keperawatan terhadap luka
pembedahan
c. Tekankan hygiene personal
Rasional :
a. Pengontrolan tanda-tanda infeksi sejak dini
b. Mencegah masuknya mikroorganisme melalui luka pembedahan
c. Membantu potensial sumber infeksi dan atau pertumbuhan sekunder

Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 13

Evaluasi :
Tanda-tanda infeksi tidak terjadi

3) Defisit perawatan diri b/d keterbatasan aktivitas fisik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan defisit keperawatan diri
pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil kuku dan kulit pasien tidak kotor
Intervensi :
a. Ajarkan pada keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar pasien
seperti mandi dan makan
b. Bantu perawatan diri/personal hygiene pasien seperti kuku, rambut, dan kulit
Rasional :
Salah satu pemenuhan rasa nyaman
Evaluasi :
Kebutuhan dasar aktifitas pasien terpenuhi











Makalah Kanker Rektal kelompok 3 Sistem pencernaan Page 14

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
kanker rektal adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum. kanker rektal adalah
keganasa jaringan epitel pada daerah rectal. karsinoma rektal merupakan salah satu dari
keganasaan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian rekti yang terjadi akibat
gangguan ploliferasi sel epitel yang tidak terkendali.karsinoma rekti merupakan keganasan
viseral yang terjadi yang biasanya berasal dari kelenjar sekretore lapisan mukosa sebagian besar
kanker kolostomi berawal dari polip yang sudah ada sebelumnya,karsinoma rektum merupakan
tumor ganas yang berupa masa polifoid besar,yang tumbuh kedalam lumen dan dapat dengan
cepat meluas ke bsekitar usus anular
Insiden karsinoma rektum di Indonesia cukup tinggi demikian juga angka kematiannya.
Insiden pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada orang muda. Sekitar 75 %
ditemukan di rektosigmoid. Di negara barat, perbandingan insiden pria : wanita = 3 : 1 dan
kurang dari 50 % ditemukan di rektosigmoid dan merupakan penyakit orang usia lanjut.
Pemeriksaan cocok dubur merupakan penentu karsinoma rektum.Penyebab nyata dari kanker
kolon dan rektal tidak diketahui secara pasti, tetapi faktor resiko telah teridentifikasi termasuk
riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, rowayat penyakit usus inflamasi kronisndan diet
tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.

Anda mungkin juga menyukai