Anda di halaman 1dari 15

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA


HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :

Yony Utami ( pend. Mat)
Sella ARTISNA (PEND. GEOGRAFI)
Lina( pend. Mat )


2014/ 2015

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya kami
dapat menyusun makalah Psikologi Pendidikan.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun,
umumnya bagi pembaca. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan
guna menyempurnakan makalah makalah kami selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Padang ,04 September 2014
Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang
dipelajari.
Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian :
Upaya guru untuk membangkitkan yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang
(siswa) belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992)
Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar. (Hasibuan J.J,1992)
Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah
laku. (Gagne)
Dan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata dasar ajar
yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan
awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara
mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Terjadinya perubahan tersebut karena adanya pertumbuhan dan perkembangan. Untuk itulah
kami membuat makalah yang berjudul pertumbuhan dan perkembangan dalam proses
pembelajaran .
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang telah kami rumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Pertumbuhan dan Perkembangan ?
2. Apa saja factor factor yang mempengaruhi perkembangan ?
3. Apa yang di maksud hukum dalam perkembangan?
4. Apa prinsip perkembangan ?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian pertumbuhan dan Perkembangan
2. Faktor yang dapat mempengaruhinya
3. Hukum dalam perkembangan
4. Prinsip perkembangan







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai
meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-
perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan secara
bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan lainnya
bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan
tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat,
panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin
sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan
demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi besar.
Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam
pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya,
pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa anak-anak tetapi mengalami
percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada
akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing
bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga
menimbukan perbedaan dalam fungsinya.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957
(Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan prinsip
orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di
mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap". Dapat dikata konsep
perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas) dan berkesinambungan yang
berlangsung secara bertahap. Selanjutnya Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31)
merumuskan arti perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungan". Selain itu perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman. Istilah
perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang
menampak.
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan
dimaksud dapat dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam ukuran; (2) perubahan
dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal yang lama; dan (4) berubah untuk
memperoleh hal-hal yang baru.
Soesilo Windradini (1995: 2) menyatakan bahwa perkembangan individu tidak
berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa
faktor, yaitu: (1) heriditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis, dan (4) aktivitas anak
sebagai subyek bebas yang berkemauan, dalam arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak
dan menyetujui serta mempunyai emosi.
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri terhadap
lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri aktualisasi diri sangat
penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam kesehatan mental, maka
seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi dan sosial harus
mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan keinginannya dengan cara
memuaskan dirinya. Tetapi pada saat yang sama harus menyesuaikan dengan standar-standar
yang diterima. Kurangnya kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif
terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya.
Perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak semua orang
menyadarinya, kecuali terjadinya perubahan itu secara mendadak, cepat, dan mempengaruhi
pola kehidupan mereka. Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap masa pubertas,
pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa remaja. Sama halnya dengan
usia lanjut ketika proses penuaan terus berlangsung seseorang telah menyadari bahwa kesehatan
mulai berkurang dan pikiran mulai mundur sehingga perlu ada penyesuaian baru terhadap
perubahan dalam pola kehidupan mereka.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan perkembangan diantaranya
adalah:
1. Seifert dan Hoffnung mengartikan perkembangan sebagai long-term changes in a
persons growth, feelings, pattents of thinking, sosial relationship and motor skills.
2. C.P. Chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan
dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan.
3. A.E. Sinolungan mengartikan pertumbuhan menunjuk pada kuantitatif, yaitu yang
dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh.
4. Ahmad Thonthowi mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang
meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
5. Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan,
sifat dan ciri-ciri yang baru.
6. F.J. Monks menyatakan perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.

Dari beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan
sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-
bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk
bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila
pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan
perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya
pertumbuhan.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Faktor internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan
dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian
factor internal bisa dibagi menjadi 2 macam factor pisik dan factor psikis
a. Faktor pisik
Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam macam. Ada yang tinggi ceking,
ada yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas,
masing masing mmpunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak
b. Faktor psikis
Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula yang
selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri

2. Faktor Eksternal
Yaitu hal hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya
pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Factor eksternal
dibagi menjadi 6 macam : factor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, dan religious
a. Faktor biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah factor yang berkaitan dengan keperluan
primer seorang anak pada awal kehidupanya: Factor ini wujudnya berupa pengaruh yang
datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b. Factor phyis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam,
tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb. Semua ini jelas membawa
dampak masing masing terhadap perkembangan anak anak yang lahir dan dibesarkan disana.
c. Faktor ekonomis
Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan
biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli alat alat sekolah
d. Faktor cultural
Di Indonesia ini saja dari aceh sampai Irian jaya, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus
kelompok masyarakat yang masing masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan
tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkemangan anak anak.
e. Faktor edukatif
Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia.
Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara teratur, faktor pendidikan ini
relatif paling besar pengaruhnya disbanding factor yang lain manapun juga
f. Faktor religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak
menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih lebih yang memang tidak
beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya
prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya.

2.3 Hukum Perkembangan
Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum dalam dunia
peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau
patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu.secara spesifik,hukum perkembangan dapat
diartikan sebagai kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam
perkembangan. Dapat juga dikatakan, hukum perkembangan adalah patokan generalisasi,
mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
1. Hukum Konvergensi
Perkembangan manusia pada dasarnya tida hanya di pengaruhi oleh factor pembawaan sejak
lahir, tetapi juga oleh lingkungan pendidikan. Hal ini berarti masa depan kehidupan manusia, tak
terkecuali para siswa, bergantung pada potensi pembawaan yang mereka warisi dari orangtua
pada proses pematangan, dan pada proses pendidikan yang mereka alami. Seberapa jauh
perbedaan pengaruh antara pembawaan dengan lingkungan, bergantung pada besar kecilnya efek
lingkungan yang di alami siswa.
2. Hukum Perkembangan Dan Pengembangan Diri
Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau teriakan yang
disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang yang ada disekelilingnya.
Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri. Naluri
pengembangan diri pada anak, antara lain memanifestasikan dalam bentuk bermain untuk
mengetahui yang ada di sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak anak biasanya tampak
keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali kali. Alhasil, manusia berkembang karena
adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk bertahan dan
mengembangkan diri di muka bumi ini.
3. Hukum Masa Peka
Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus. Masa peka adalah masa yang
tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi
mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan untuk menulis, dan sebagainya. Masa
mudah dirangsang ini sangat menentukan cepat dan lambatnya siswa dalam menerima
pelajaran. Artinya, jika seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari
suatu materi pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh system
memorinya.
4. Hukum Keperluan Belajar
Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi psikis tak
dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit. Bahkan,
kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan sendirinya
ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ kaki anak yang
sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu.
5. Hukum Kesatuan Anggota Badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses
perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak
terlepas dari tahapan perkembangan lainnya. Jadi, perkembangan panca indera misalnya, tidak
terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan merasa. Selanjutnya
kemampuan-kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan
berperasaan.
6. Hukum Tempo Perkembangan
Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain. Dengan
kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing. Tempo-tempo
perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori : cepat, sedang, dan lambat. Tempo
perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambvat biasanya menjukkan kelainan yang relative
sangat jarang terjadi.

7. Hukum Irama Perkembangan
Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naik-turunnya
proses perkemabangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik
terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yangh tenang,
sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan.
8. Hukum Rekapitulasi
Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi doktrin yang
mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah sebuah
mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk
hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang
digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).

2.4 Prinsip Perkembangan
Setiap fase atau periode perkembangan saling berkaitan satu sama lain. Dengan tujuan yang
terkandung di dalamnya adalh menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri.
Bila kita mengamati dua anak pastilah kita akan menemukan perbedaan dalam perkembangan
anak-anak itu. Walaupun kita menemukan perbedaan perkembangan yang bersifat individual,
kita tetap dapat melihat adanya hukum atau cara tertentu bagi perkembangan individu sejenis.
Istilah hukum dalam psikologi sebenarnya merupakan kecenderungan atau tendensi (Kartono,
1979)
Dalam ilmu psikologi pada dasarnya menghindari istilah hukum karena berbagai gejala psikis
tidak menunjukkan ulangan peristiwa yang mantap dan identik sama dengan peristiwa yang
mendahului, melainkan hanya menampakkan adanya kecanderungan. Oleh sebab itu, dalam
psikologi lebih sering menggunakan istilah patokan, kaidah aturan, atau prinsip.
Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai kaidah atau patokan yang
menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan. Bisa pula dikatakan, prinsip
perkembangan adalah patokan generalisasi mengenai sebab akibat terjadinya peristiwa
perkembangan dalam diri manusia
Secara garis besar, peristiwa perkembangan mempunyai atau mengikuti prinsip-prinsip
perkembangan sebagai berikut. Prinsip perkembangan yang pertama adalah perkembangan tidak
terbatas dalam arti tumbuh besar, namun mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif,
teratur, koheren dan bekesinambungan. Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan
integrasi. Proses integrasi artinya ada prinsip totalitas pada anak merupakan prinsip
perkembangan yang kedua. Prinsip perkembangan yang ketiga adalah perkembangan dimulai
dari respons-respons yang sifatnya umum menuju yang khusus. Prinsip perkembangan yang
keempat adalah setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara
berantai. Setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri merupakan
prinsip perkembangan yang kelima. Prinsip perkembangan yang keenam adalah adanya irama
atau naik turunnya proses perkembangan, artinya perkembangan manusia itu tidak tetap,
terkadang naik terkadang turun. Prinsip perkembangan yang ketujuh adalah setiap anak memiliki
dorongan dan hasrat mempertahankan diri dari hal-hal negatif, seperti rasa sakit, rasa tidak
nyaman, kematian dan seterusnya. Prinsip perkembangan yang kedelapan adalah dalam
perkembangan terdapat masa peka. Prinsip perkembangan yang terakhir adalah tiap-tiap anak
pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan sejak lahir tetapi juga oleh
lingkungan.















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju kearah
yang lebih maju dan sempurna.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Faktor Intern, yaitu yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan
potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
Faktor Eksternal, yaitu hal-hal yang dating atau ada diluar diri siswa yang meliputi
lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan
lingkungan.
Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa
tertentu, seperti :
Hukum konvergensi
Hukum perkembangan dan pengembangan diri
Hukum masa peka
Hukum keperluan belajar
Hukum kesatuan anggota badan
Hukum tempo perkembangan
Hukum irama perkembangan
Hukum rekapitulasi
3.2 Saran
Fenomena yang terjadi sehari-hari tentang macam sifat anak-anak peserta didik yang beraneka
ragam, maka dari itu mengingat petingnya mata kuliah ini diharapkan para pendidik harus bisa
mempelajari sifat-sifat anak didik mereka, dan memantau perkembangan sejauh mana anak
didiknya belajar di dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Makmun, Abin Syamsuddin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Iskandar, 2009. Psikologi pendidikan sebuah orientasi baru, jakarta: gaung persada press.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai