AssalamualaikumWr. Wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah Psikologi Pendidikan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, umumnya bagi pembaca. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan guna menyempurnakan makalah makalah kami selanjutnya. Wassalamualaikum Wr. Wb
Padang ,04 September 2014 Penyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian : Upaya guru untuk membangkitkan yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992) Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar. (Hasibuan J.J,1992) Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku. (Gagne) Dan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Terjadinya perubahan tersebut karena adanya pertumbuhan dan perkembangan. Untuk itulah kami membuat makalah yang berjudul pertumbuhan dan perkembangan dalam proses pembelajaran . 1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang telah kami rumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan Pertumbuhan dan Perkembangan ? 2. Apa saja factor factor yang mempengaruhi perkembangan ? 3. Apa yang di maksud hukum dalam perkembangan? 4. Apa prinsip perkembangan ? 1.3 Tujuan Masalah Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengertian pertumbuhan dan Perkembangan 2. Faktor yang dapat mempengaruhinya 3. Hukum dalam perkembangan 4. Prinsip perkembangan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan- perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik. Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbukan perbedaan dalam fungsinya. Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957 (Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap". Dapat dikata konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas) dan berkesinambungan yang berlangsung secara bertahap. Selanjutnya Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan". Selain itu perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman. Istilah perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak. Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan dimaksud dapat dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam ukuran; (2) perubahan dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal yang lama; dan (4) berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru. Soesilo Windradini (1995: 2) menyatakan bahwa perkembangan individu tidak berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu: (1) heriditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis, dan (4) aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, dalam arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui serta mempunyai emosi. Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri terhadap lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri aktualisasi diri sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya. Tetapi pada saat yang sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima. Kurangnya kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya. Perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak semua orang menyadarinya, kecuali terjadinya perubahan itu secara mendadak, cepat, dan mempengaruhi pola kehidupan mereka. Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap masa pubertas, pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa remaja. Sama halnya dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus berlangsung seseorang telah menyadari bahwa kesehatan mulai berkurang dan pikiran mulai mundur sehingga perlu ada penyesuaian baru terhadap perubahan dalam pola kehidupan mereka. Beberapa pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan perkembangan diantaranya adalah: 1. Seifert dan Hoffnung mengartikan perkembangan sebagai long-term changes in a persons growth, feelings, pattents of thinking, sosial relationship and motor skills. 2. C.P. Chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan. 3. A.E. Sinolungan mengartikan pertumbuhan menunjuk pada kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. 4. Ahmad Thonthowi mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel. 5. Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. 6. F.J. Monks menyatakan perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Dari beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian- bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan 1. Faktor internal Yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian factor internal bisa dibagi menjadi 2 macam factor pisik dan factor psikis a. Faktor pisik Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam macam. Ada yang tinggi ceking, ada yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas, masing masing mmpunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak b. Faktor psikis Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri
2. Faktor Eksternal Yaitu hal hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Factor eksternal dibagi menjadi 6 macam : factor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, dan religious a. Faktor biologis Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah factor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Factor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah. b. Factor phyis Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb. Semua ini jelas membawa dampak masing masing terhadap perkembangan anak anak yang lahir dan dibesarkan disana. c. Faktor ekonomis Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli alat alat sekolah d. Faktor cultural Di Indonesia ini saja dari aceh sampai Irian jaya, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkemangan anak anak. e. Faktor edukatif Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia. Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara teratur, faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya disbanding factor yang lain manapun juga f. Faktor religious Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya.
2.3 Hukum Perkembangan Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum dalam dunia peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu.secara spesifik,hukum perkembangan dapat diartikan sebagai kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan. Dapat juga dikatakan, hukum perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia. 1. Hukum Konvergensi Perkembangan manusia pada dasarnya tida hanya di pengaruhi oleh factor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan pendidikan. Hal ini berarti masa depan kehidupan manusia, tak terkecuali para siswa, bergantung pada potensi pembawaan yang mereka warisi dari orangtua pada proses pematangan, dan pada proses pendidikan yang mereka alami. Seberapa jauh perbedaan pengaruh antara pembawaan dengan lingkungan, bergantung pada besar kecilnya efek lingkungan yang di alami siswa. 2. Hukum Perkembangan Dan Pengembangan Diri Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau teriakan yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang yang ada disekelilingnya. Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain memanifestasikan dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak anak biasanya tampak keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali kali. Alhasil, manusia berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk bertahan dan mengembangkan diri di muka bumi ini. 3. Hukum Masa Peka Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus. Masa peka adalah masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan untuk menulis, dan sebagainya. Masa mudah dirangsang ini sangat menentukan cepat dan lambatnya siswa dalam menerima pelajaran. Artinya, jika seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari suatu materi pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh system memorinya. 4. Hukum Keperluan Belajar Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit. Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan sendirinya ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ kaki anak yang sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu. 5. Hukum Kesatuan Anggota Badan Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya. Jadi, perkembangan panca indera misalnya, tidak terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan merasa. Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan berperasaan. 6. Hukum Tempo Perkembangan Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain. Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing. Tempo-tempo perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori : cepat, sedang, dan lambat. Tempo perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambvat biasanya menjukkan kelainan yang relative sangat jarang terjadi.
7. Hukum Irama Perkembangan Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naik-turunnya proses perkemabangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yangh tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan. 8. Hukum Rekapitulasi Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi doktrin yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah sebuah mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).
2.4 Prinsip Perkembangan Setiap fase atau periode perkembangan saling berkaitan satu sama lain. Dengan tujuan yang terkandung di dalamnya adalh menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri. Bila kita mengamati dua anak pastilah kita akan menemukan perbedaan dalam perkembangan anak-anak itu. Walaupun kita menemukan perbedaan perkembangan yang bersifat individual, kita tetap dapat melihat adanya hukum atau cara tertentu bagi perkembangan individu sejenis. Istilah hukum dalam psikologi sebenarnya merupakan kecenderungan atau tendensi (Kartono, 1979) Dalam ilmu psikologi pada dasarnya menghindari istilah hukum karena berbagai gejala psikis tidak menunjukkan ulangan peristiwa yang mantap dan identik sama dengan peristiwa yang mendahului, melainkan hanya menampakkan adanya kecanderungan. Oleh sebab itu, dalam psikologi lebih sering menggunakan istilah patokan, kaidah aturan, atau prinsip. Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan. Bisa pula dikatakan, prinsip perkembangan adalah patokan generalisasi mengenai sebab akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia Secara garis besar, peristiwa perkembangan mempunyai atau mengikuti prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut. Prinsip perkembangan yang pertama adalah perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh besar, namun mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren dan bekesinambungan. Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan integrasi. Proses integrasi artinya ada prinsip totalitas pada anak merupakan prinsip perkembangan yang kedua. Prinsip perkembangan yang ketiga adalah perkembangan dimulai dari respons-respons yang sifatnya umum menuju yang khusus. Prinsip perkembangan yang keempat adalah setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai. Setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri merupakan prinsip perkembangan yang kelima. Prinsip perkembangan yang keenam adalah adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan, artinya perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik terkadang turun. Prinsip perkembangan yang ketujuh adalah setiap anak memiliki dorongan dan hasrat mempertahankan diri dari hal-hal negatif, seperti rasa sakit, rasa tidak nyaman, kematian dan seterusnya. Prinsip perkembangan yang kedelapan adalah dalam perkembangan terdapat masa peka. Prinsip perkembangan yang terakhir adalah tiap-tiap anak pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan sejak lahir tetapi juga oleh lingkungan.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju kearah yang lebih maju dan sempurna. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Faktor Intern, yaitu yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Faktor Eksternal, yaitu hal-hal yang dating atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu, seperti : Hukum konvergensi Hukum perkembangan dan pengembangan diri Hukum masa peka Hukum keperluan belajar Hukum kesatuan anggota badan Hukum tempo perkembangan Hukum irama perkembangan Hukum rekapitulasi 3.2 Saran Fenomena yang terjadi sehari-hari tentang macam sifat anak-anak peserta didik yang beraneka ragam, maka dari itu mengingat petingnya mata kuliah ini diharapkan para pendidik harus bisa mempelajari sifat-sifat anak didik mereka, dan memantau perkembangan sejauh mana anak didiknya belajar di dalam kelas. DAFTAR PUSTAKA Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Makmun, Abin Syamsuddin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Iskandar, 2009. Psikologi pendidikan sebuah orientasi baru, jakarta: gaung persada press. Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.