Anda di halaman 1dari 2

Menkeu: Kerja Sama Pemerintah & Swasta

Masih Banyak Masalah


Liputan 6
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB8QFjAA&url=http%
3A%2F%2Fbisnis.liputan6.com%2Fread%2F712189%2Fmenkeu-kerja-sama-pemerintah-swasta-masih-
banyak-masalah&ei=bYtFVMLSF8PXmgXQ4IKwCA&usg=AFQjCNGXtRPRD6co-
QgccIsds1fXND6OqQ&bvm=bv.77880786,d.dGY&cad=rja
Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan Indonesia akan menjadi pilot project untuk Kerjasama
Pemerintah dan Swasta (Public Privat Partnership/PPP) yang dapat diterapkan di negara-negara
berkembang.

"Harus diakui PPP di Indonesia masih bermasalah, sehingga kami ingin bisa menjadikan skema ini
menjadi show case bagaimana menyelesaikan proyek PPP di Indonesia dan bisa diterapkan di emerging
market lain, termasuk APEC Member Economy," ungkap dia saat ditemui usai acara Indonesia Business
Launcheon di Jimbaran, Bali, Sabtu (25/10/2013).

Chatib menambahkan, skema PPP tersebut baru dalam tahap memulai, dan belum sepenuhnya berjalan
efektif. Sehingga dalam pelaksanaan pilot project PPP memberi kesempatan bagi pihak-pihak terkait
untuk mencari model terbaik.

"Kalau Anda tanya sama saya sekarang, jawaban saya bahwa ini yang harus kami prepare sampai kami
melaporkannya dalam pertemuan Menteri Keuangan karena sistem yang saat ini masih menimbulkan
hambatan," lanjut dia.

Dengan demikian, kata dia, Indonesia akan dibantu oleh APEC Member Countries dalam pilot project-
nya, termasuk persiapannya sehingga pemerintah dapat menemukan skema PPP yang lebih baik.

"Sebetulnya kalau dari swasta maunya semua lebih mudah di garansi tapi kan dari pemerintah sendiri
ada isu garansi terkait bagaimana efek fiskalnya. Ini nanti akan dicari titik tengah seperti apa, kemudian
project preparation bagaimana sih mempermudah di satu sisi karena kami punya isu di dalam biding
yang tidak boleh terlalu complicated," papar Chatib.

Di sisi lain, dia mengaku infrastruktur menjadi konsen utama calon investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia, selain isu korupsi. "Tentu korupsi menjadi konsen mereka (investor) tapi yang
lebih jadi isu dalam pertemuan APEC mengenai infrastruktur, meskipun saya juga tidak
membenarkanhal itu," tambah dia.

Chatib bilang, angka investasi dua tahunlalu relatif lebih tinggi walaupun isu mengenai korupsi dan
hukum masih besar dan menjadi konsen investor, namun mereka tetap melihat infrastruktur sebagai
skala prioritas untuk berinvestasi. (Fik/Ndw)

Anda mungkin juga menyukai