Anda di halaman 1dari 1

GD 4107 KAPITA SELEKTA

SIMPUL JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL DAN KAITANNYA DENGAN ONE MAP POLICY

Angga Fauzi Rohman
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian , Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
angga.fauzi@students.itb.ac.id

Adanya keput us an one map policy di kar enakan terkait dengan 4 hal yaitu: referensi, standar, database, geoportal.
Referensi sangat berpengaruh terhadap perencanaan karena tidak seragamnya referensi yang dipaka setiap instansi.
Contohnya luas wilayah hutan yang berbeda yang dikeluarkan setiap instansi. Standar diperlukan agar informasi geospasial (IG)
setiap lembaga dapat di overlay dengan sesuai. Database diperlukan agar terintegrasi antara informasi spasial & non-spasial.
Sebuah geoportal yang dapat menintegrasikan data-data spasial diperlukan agar setiap IG yang diproduksi setiap instansi dapat
diakses oleh instansi lain yang membutuhkan IG tersebut.















Gambar 1. Diagram alir jaringan dalam Jarngan Informasi Geospasial Nasional (JIGN)


Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) menjadi landasan hukum
baru bagi penyelenggaraan jaringan informasi geospasial di pusat dan daerah, khususnya untuk pengelolaan dan penyebarluasan
IG. Infrastruktur informasi geospasial sebagai sarana pengelolaan dan penyebarluasan IG terus dikembangkan dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi terkini sehingga membantu mewujudkan IG yang dapat diakses secara mudah dan cepat.
Sejalan dengan visi JIGN yaitu Tersedianya digitasi informasi geospasial berkualitas yang mudah diakses dan terintegrasi
untuk pembangunan nasional. Data spasial memiliki peran penting dalam aktivitas pemerintahan. 90% aktivitas pemerintahan
berkaitan dengan aspek spasial. 65% aktivitas pemerintahan menggunakan elemen spasial sebagai identifier utama.

Tantangan data spasial untuk Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN):
Data spasial yang akurat dan up to date tidak tersedia pada level yang dibutuhkan.
Belum menggunakan standar yang disepakati
Tidak ada informasi ketersediaan data (metadata).
Sulit untuk mendapatkan data yang lengkap dan up to date.
Harus bayar dan mahal untuk IG. (RBI bersifat public domain).
Kurangnya sumber daya untuk melakukan penambahan data di seluruh Indonesia.
Aksi Pemetaan
Pengolahan
Pengambila
n keputusan
Analisis
Perencana
an

Visualisasi

Anda mungkin juga menyukai