Anda di halaman 1dari 4

Al Qur'an Dan Hadits Rasulullah S.A.

W
Kemarin
Dosa Yang Terus Mengalir

Assalamualaikum, dosa apa yg trus mengalir meski qt sudah meninggal??

Dari: Devi Suherna

Jawaban:

Wa alaikumus salam

Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, amma badu,

Kita sering mendengar istilah sedekah jariyah. Itulah sedekah yang pahalanya akan terus
mengalir, meskipun kita telah meninggal dunia. Kita akan tetap terus mendapatkan kucuran
pahala, selama harta yang kita sedekahkan masih dimanfaatkan oleh kaum muslimin untuk
melakukan ketaatan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,


Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal: Sedekah Jariyah, Ilmu yang
bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya. (HR. Nasai 3651, Turmudzi 1376, dan
dishahihkan Al-Albani).

Sebagai orang beriman, yang sadar akan pentingnya bekal amal di hari kiamat, tentu kita sangat
berharap bisa mendapatkan amal semacam ini. Di saat kita sudah pensiun beramal, namun
Allah tetap memberikan kucuran pahala karena amal kita di masa silam.

Dosa Jariyah

Disamping ada pahala jariyah, dalam islam juga ada dosa yang sifatnya sama, dosa jariyah.
Dosa yang tetap terus mengalir, sekalipun orangnya telah meninggal. Dosa yang akan tetap
ditimpakan kepada pelakunya, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.

Betapa menyedihkannya nasib orang ini, di saat semua orang membutuhkan pahala di alam
barzakh, dia justru mendapat kucuran dosa dan dosa. Anda bisa bayangkan, penyesalan yang
akan dialami manusia yang memiliki dosa jariyah ini.

Satu prinsip yang selayaknya kita pahami, bahwa yang Allah catat dari kehidupan kita, tidak
hanya aktivitas dan amalan yang kita lakukan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas
dan amalan itu. Allah berfirman di surat Yasin,


Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah
mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Yasin: 12)

Orang yang melakukan amal dan aktivitas yang baik, akan Allah catat amal baik itu dan dampak
baik dari amalan itu. Karena itulah, islam memotivasi umatnya untuk melakukan amal yang
memberikan pengaruh baik yang luas bagi masyarakat. Karena dengan itu dia bisa
mendapatkan pahala dari amal yang dia kerjakan, plus dampak baik dari amalnya.

Sebaliknya, orang yang melakukan amal buruk, atau perbuatan maksiat, dia akan mendapatkan
dosa dari perbuatan yang dia lakukan, ditambah dampak buruk yang ditimbulkan dari kejahatan
yang dia kerjakan. Selama dampak buruk ini masih ada, dia akan terus mendapatkan kucuran
dosa itu. waliyadzu billah.. , itulah dosa jariyah, yang selalu mengalir. Sungguh betapa
mengerikannya dosa ini.

Mengingat betapa bahayanya dosa jariyah ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
mengingatkan umatnya agar berhati-hati, jangan sampai dia terjebak melakukan dosa ini.

Sumber Dosa Jariyah

Diantara sumber dosa jariyah yang telah diperingatkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,

Pertama, mempelopori perbuatan maksiat.

Mempelopori dalam arti dia melakukan perbuatan maksiat itu di hadapan orang lain, sehingga
banyak orang yang mengikutinya. Meskipun dia sendiri tidak mengajak orang lain untuk
mengikutinya. Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,


Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa
keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa
dikurangi sedikitpun dosa mereka. (HR. Muslim).

Orang ini tidak mengajak lingkungan sekitarnya untuk melakukan maksiat yang sama. Orang ini
juga tidak memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan dosa seperti yang dia lakukan.
Namun orang ini melakukan maksiat itu di hadapan banyak orang, sehingga ada yang
menirunya atau menyebarkannya.

Karena itulah, anak adam yang pertama kali membunuh, dia dilimpahi tanggung jawab atas
semua kasus pembunuhan karena kedzaliman di alam ini. Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,


Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali
membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu. (HR. Bukhari 3157, Muslim
4473 dan yang lainnya).

Anda bisa bayangkan, orang yang pertama kali mendesain rok mini, pakaian you can see,
kemudian dia sebarkan melalui internet, lalu ditiru banyak orang. Sekalipun dia tidak ngajak
khalayak untuk memakai rok mini, namun mengingat dia yang mempeloporinya, kemudian
banyak orang yang meniru, dia mendapatkan kucuran dosa semua orang yang menirunya, tanpa
dikurangi sedikitpun.

Tak jauh beda dengan mereka yang memasang video parno atau cerita seronok di internet, tak
terkecuali media massa, kemudian ada orang yang nonton atau membacanya, dan dengan
membaca itu dia melakukan onani atau zina atau bahkan memperkosa, maka yang memasang
di internet akan mendapat aliran dosa dari semua maksiat yang ditimbulkan karenanya.

Termasuk juga para wanita yang membuka aurat di tempat umum, sehingga memancing lawan
jenis untuk menikmatinya, maka dia mendapatkan dosa membuka aurat, plus dosa setiap
pandangan mata lelaki yang menikmatinya. Meskipun dia tidak mengajak para lelaki untuk
memandanginya.

Kedua, mengajak melakukan kesesatan dan maksiat

Dia mengajak masyarakat untuk berbuat maksiat, meskipun bisa jadi dia sendiri tidak melakukan
maksiat itu. Merekalah para juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan
kemaksiatan.

Allah berfirman, menceritakan keadaan orang kafir kelak di akhirat, bahwa mereka akan
menanggung dosa kekufurannya, ditambah dosa setiap orang yang mereka sesatkan,


Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa
orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan).
(QS. an-Nahl: 25)

Imam Mujahid mengatakan,

:
Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka
sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya. (Tafsir Ibn
Katsir, 4/566).

Ayat ini, semakna dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,


Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang
mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun. (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Anda bisa perhatikan para propagandis yang menyebarkan aliran sesat, menyebarkan pemikiran
menyimpang, menyerukan masyarakat untuk menyemarakkan kesyirikan dan bidah,
menyerukan masyarakat untuk memusuhi dakwah tauhid dan sunah, merekalah contoh yang
paling mudah terkait hadis di atas.

Sepanjang masih ada manusia yang mengikuti mereka, pelopor kemaksiatan dan penghasung
pemikiran menyimpang, selama itu pula orang ini turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun
dia sudah dikubur tanah. Merekalah para pemilik dosa jariyah.

Termasuk juga mereka yang mengiklankan maksiat, memotivasi orang lain untuk berbuat dosa,
sekalipun dia sendiri tidak melakukannya, namun dia tetap mendapatkan dosa dari setiap orang
yang mengikutinya.

Semoga Allah memudahkan kita untuk melakukan amal jariyah dan menjauhkan kita dari dosa
jariyah. Amin

Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan PembinaKonsultasisyariah.com)

Anda mungkin juga menyukai